Eksaserbasi Akut
(Serangan Berat)
Agrippina Perdiani
102010264
anamnesis
Identitias
Keluhan
o
o
o
o
o
Lama keluhan
Intensitas keluhan
Keluhan lokal: lokasi, menetap, pindah-pindah, menyebar
Bertambah berat/ berkurang
Upaya yang dilakukan dan hasilnya
Pemeriksaan Fisik
Ttv
Kesadaran
Inpeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Somnolen
TD 110/70 mmHg, HR 120 kali/menit, RR 60 kali/menit, suhu febril
Pasien pucat
Bisa berbicara sepatah kata
Ditemukan sianosis perioral
Capilary refill time 2s
Retraksi dinding dada dan wheezing (+)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi
o Foto thoraks
Definisi Asma
GINA (Global Initiative for Asthma)
o gangguan inflamasi kronis saluran nafas dengan banyak sel berperan,
khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit T
o Pada orang yang rentan inflamasi tersebut menyebabkan episode mengi
berulang, sesaknafas, rasa dada tertekan, dan batuk, khususnya pada malam
atau dini hari.
Diagnosis Asma
Klasifikasi
Klasifikasi
Klasifikasi
Working Diagnosis
Asma persisten eksaserbasi akut (serangan berat)
Etiologi
Faktor predisposisi
o Genetik
Faktor presipitasi
o
o
o
o
o
Alergen
Perubahan cuaca
Stress
Lingkungan
Olahraga/aktivitas yang berat
Epidemiologi
Di Indonesia prevalensi asma pada anak sekitar 10%
pada usia sekolah dasar dan sekitar 6,5% pada usia
sekolah menengah pertama.
Prevalensi pada anak menderita asma meningkat 8-10
kali di Negara berkembang dibanding negara maju.
National Center for Health Statistics(NCHS):
o prevalensi serangan asma pada anak usia 0-17 tahun adalah 57 per 1000 anak
(jumlah anak 4,2 juta) dan pada dewasa > 18 tahun adalah 38 per 1000 (jumlah
dewasa 7,8 juta).
o Sebelum masa pubertas, prevalensi asma pada laki-laki 3 kali lebih banyak
dibanding perempuan
o selama masa remaja prevalensinya hampir sama
o pada dewasa laki-laki lebih banyak menderita asma dibanding wanita.
Manifestasi Klinis
Patofisiologi
Inflamasi hiperreaktifitas bronkus (dengan respon
hipersensitivitas tipe 1 (dimedisi 1gE) sebagai pemicu)
obstruksi saluran napas edema mukosa, kontraksi
otot polos dan produksi mukus
Obstruksi terjadi selama ekspirasi ketika saluran napas
mengalami volume penutupan dan menyebabkan gas
di saluran napas terperangkap.
Bahkan, pada asma yang berat dapat mengurangi
aliran udara selama inspirasi.
Patofisiologi
Penatalaksanaan (serangan)
Tatalaksana dirumah
o Untuk serangan ringan dapat digunakan obat oral golongan beta 2 agonis atau
teofilin.
o Bila tersedia, lebih baik digunakan obat inhalasi karena onsetnya lebih cepat
dan efek samping sistemiknya minimal.
o Obat golongan beta 2 agonis inhalasi yang dapat digunakan yaitu MDI dengan
atau tanpa spacer atau nebulizer. Bila dalam waktu 30 menit setelah inhalasi
tidak ada perbaikan atau bahkan terjadi perburukan harus segera dibawa ke
rumah sakit.
Tatalaksana emergensi
o Lihat gambar
Penatalaksanaan (serangan)
Pencegahan
Lakukan pengobatan dengan baik
Hindari faktor pencetus
Komplikasi
Status asmatikus
Atelektasis
Hipoksemia
Pneumothoraks
Emfisema
Deformitas thoraks
Gagal nafas
Prognosis
Jika didiagnosis secara tepat, penyakit asma dapat
sembuh total.
Prognosis buruk jika pasien datang ke dokter sudah
dalam kondisi asma berat.