Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS SEKTOR

BASIS
ANDI REZA EFP IRGAN
A11112273
ILMU EKONOMI

Latar Belakang
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana

pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber


daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara
pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan
suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan
pertumbuh-an ekonomi dalam wilayah tersebut. (Arsyad,
1999)
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004 menuntut pemerintah daerah untuk
melaksanakan desentralisasi dan memacu pertumbuhan
ekonomi guna peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Ekonomi basis dan non basis dapat memberikan gambaran
yang jelas mengenai arah pembangunan ekonomi daerah
dalam menunjang pertumbuhan ekonomi daerah.

Landasan Teori
Teori Pertumbuhan Ekonomi

Penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan


kenaikan output perkapita dalam jangka panjang, dan penjelasan
mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut sehingga terjadi
proses pertumbuhan (Boediono, 1999)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Menurut Badan Pusat Statistik (2004) yaitu jumlah nilai tambah


yang dihasilkan untuk seluruh unit usaha dalam suatu wilayah
atau merupakan seluruh nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan seluruh unit ekonomi di suatu wilayah.

Teori Pembangunan Ekonomi Daerah

Suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya


mengelola sumber daya-sumber daya yang ada dan membentuk
suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor
swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan
merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah
tersebut (Arsyad, 1999)

Teori Ekonomi Basis

Laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh


besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut.
Sektor basis adalah sektor yang menjadi tulang punggung
perekonomian daerah karena mempunyai keunggulan kompetitif
yang cukup tinggi. Sedangkan sektor non basis adalah sektorsektor lainnya yang kurang potensial tetapi berfungsi sebagai
penunjang sektor basis (Sjafrizal, 2008)

Perubahan Struktur Ekonomi

Faktor penyebab terjadinya perubahan struktur


perekonomian antara lain ketersediaan sumber daya
alam, sumber daya manusia, sarana dan prasarana
serta modal dan investasi yang masuk ke suatu daerah
(Kusnadi, 2012)

Model Ekonomi Basis


Di dalam model ekonomi basis menjelaskan tentang struktur
perekonomian suatu daerah terbagi atas dua sektor, yaitu
sektor basis dan sektor non basis.

1. Sektor Basis (non lokal)


Sektor basis yaitu sektor atau kegiatan ekonomi yang melayani
baik pasar domestik maupun pasar luar daerah itu sendiri.
Sektor basis mampu menghasilkan produk atau jasa yang
mendatangkan uang dari luar wilayah. Itu berarti daerah
secara tidak langsung mempunyai kemampuan untuk
mengekspor barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor
tersebut ke daerah lain. Artinya, sektor ini dalam aktivitasnya
mampu memenuhi kebutuhan daerah sendiri maupun daerah
lain dan dapat dijadikan sektor unggulan.

2. Sektor Non Basis (lokal)


Sektor non basis yaitu sektor atau kegiatan yang
hanya mampu melayanipasar daerah itu sendiri
sehingga permintaannya sangat dipengaruhi
kondisiekonomi setempat dan tidak bisa berkembang
melebihi pertumbuhanekonomi wilayah. Sektor seperti
ini dikenal sebagai sektor non unggulan. (Tarigan 2007)

Teori basis ekonomi menyatakan bahwa cara


untuk memperkuat dan menumbuhkan
ekonomi lokal adalah dengan
mengembangkan dan meningkatkan sektor
basis
Oleh karena itu sektor basis diidentifikasi
sebagai " mesin " dari ekonomi lokal dan
disebut sebagai basis ekonomi dari ekonomi
lokal
Model basis ekonomi secara sederhana dapat
digambarkan sebagai berikut:
Total Economy = Basis + Non Basis

Adapun sebab-sebab kemajuan sektor basis adalah :

Perkembangan jaringan komunikasi dan transportasi


Perkembangan pendapatan dan penerimaan daerah
Perkembangan teknologi
Pengembangan prasarana ekonomi dan social

Sedangkan penyebab kemunduran sektor basis

adalah :
Adanya penurunan permintaan di luar daerah
Kehabisan cadangan sumberdaya

Teori-Teori Keunggulan (Advantage)

Ada empat jenis keunggulan yang dimiliki suatu daerah dalam hal
keunggulan produk barang dan jasanya, yaitu sebagai berikut:

1. Absolute Advantage (Adam Smith)


Absolute advantage atau keunggulan mutlak menjelaskan bahwa
adanya endowment factor atau hadiah alam (sda) yang dimilki
suatu wilayah terhadap produk yang dihasilkannya sehingga
keunggulan tersebut tidak dimilki oleh wilayah lain.

2. Comparative Advantage (David Ricardo)


Comparative advantage atau keunggulan komparatif/perbandingan
menjelaskan bahwa adanya efisiensi yang dimiliki suatu wilayah
dalam hal biaya produksi yang lebih rendah dibandingkan wilayah
lain sehingga produknya lebih unggul.

3. Competitive Advantage
Competitive advantage adalah keunggulan yang
dipengaruhi oleh tata kelolanya sehingga wilayah yang
memiliki pengelolaan produk lebih baik akan
mengalahkan mutu produk wilayah lainnya.

4. Collaborative Advantage
Collaborative advantage adalah keunggulan yang
dimilki suatu wilayah dalam produksi barang dan jasa
dikarenakan wilayah tersebut bekerja sama dengan
wilayah lainnya.

Sektor-Sektor Ekonomi Di Indonesia (2010)


Ada 17 sektor ekonomi yang berada di Indonesia, yaitu:
Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
Sektor pertambangan dan penggalian
Sektor aktivitas industry
Sektor listrik dan gas
Sektor air, pengelolaan limbah dan daur ulang
Sektor konstruksi
Sektor perdagangan dan retail grosir, mobil dan reparasi motor
Sektor tranportasi dan pergudangan
Sektor akomodasi, makanan dan minuman
Sektor informasi dan komunikasi
Sektor keuangan dan asuransi
Sektor perumahan
Sektor layanan bisnis
Sektor administrasi publik, pertahanan dan keamanan masyarakat
Sektor pendidikan
Sektor kesehatan dan aktivitas sosial
Sektor jasa lainnya

Metode Pengukuran Sektor Basis


Untuk mengetahui yang manakah sektor basis dan non
basis dapat digunakan berbagai cara, yaitu metode
pengukuran langsung dan tidak langsung.

1.Metode Pengukuran Langsung


Di dalam metode pengukuran langsung penentuan
sektor basis dan non basis dilakukan melalui survei
langsung di daerah yang bersangkutan. Adapun
kelemahan metode ini yaitu: (1) pertanyaan yang
berhubungandengan pendapatan data akuratnya sulit
diperoleh, (2)dalam kegiatan usahasering tercampur
kegiatan basis dan non basis

2. Metode Pengukuran Tidak Langsung


Di dalam metode pengukuran tidak langsung
penentuan sektor basis dan non basis dilakukan
dengan menggunakan data PDB/PDRB dan tenaga
kerja per sektor.
Adapun beberapa metode yang digunakan dalam
pengukuran tidak langsung, yaitu:
Metode Asumsi
Metode Location Quotient (LQ)
Metode kombinasi Antara pendekatan asumsi
dengan metode LQ
Metode pendekatan Kebutuhan Minimun

Metode Location Quotients (LQ)


Dalam pembahasan kali ini membahas tentang bagaimana
metode LQ mampu membedakan antara sektor basis dan
non basis di suatu daerah.
Metode LQ digunakan untuk mengidentifikasi komoditas
unggulan, yang diakomodasi dari Miller & Wright (1991),
Isserman (1997), dan Ron Hood (1998). Menurut Hood
(1998), Loqation Quotient adalah suatu alat pengembangan
ekonomi yang lebih sederhana dengan segala kelebihan dan
keterbatasannya. Teknik LQ merupakan salah satu
pendekatan yang umum digunakan dalam model ekonomi
basis sebagai langkah awal untuk memahami sektor
kegiatan yang menjadi pemacu pertumbuhan. LQ
mengukur konsentrasi relatif atau derajat spesialisasi
kegiatan ekonomi melalui pendekatan perbandingan.

Inti dari model ekonomi basis menerangkan bahwa


arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh
ekspor wilayah. Ekspor itu sendiri tidak terbatas pada
bentuk barang-barang dan jasa, akan tetapi dapat
juga berupa pengeluaran orang asing yang berada di
wilayah tersebut terhadap barang-barang tidak
bergerak.

Location Quotients (LQ) selalu melihat secara relative


dari satu daerah dengan daerah lain dilihat dari
keunggulan-keunggulan komparatifnya (comparative
advantage). Keunggulan komparatif (David Ricardo
1917) dalam menggunakan metode LQ dengan
membandingkan daerah wilayah secara keseluruhan.

Untuk menghitung data menggunakan metode LQ


memerlukan beberapa pendekatan, seperti

Pendekatan Nilai Tambah


LQ= Vi/Vt
Yi/Yt
dimana
Vi = Jumlah PDRB suatu sektor i Kabupaten / Kota
Vt = Jumlah total PDRB Kabupaten / Kota
Yi = Jumlah PDRB suatu sektor i Propinsi
Yt = Jumlah total PDRB Propinsi

Pendekatan Tenaga Kerja


LQ=Li/Lt
Ni/Nt
dimana :
Li = Jumlah tenaga kerja suatu sektor i Kabupaten /
Kota
Lt = Jumlah total tenaga kerja Kabupaten / Kota
Ni = Jumlah tenaga kerja suatu sektor i Propinsi
Nt = Jumlah total tenaga kerja Propinsi

Pendekatan Komoditas
LQ=pi/pt
Pi/Pt
dimana :
pi = Jumlah komoditas suatu sektor i
Kabupaten / Kota
pt = Jumlah total komoditas Kabupaten / Kota
Pi = Jumlah komoditas suatu sektor i Propinsi
Pt = Jumlah total komoditas Propinsi

Interpretasi Nilai LQ
Hasil perhitungan LQ menghasilkan tiga (3) kriteria yaitu :
Bila LQ > 1 menunjukkan sektor tersebut tergolong sektor
basis di suatu daerah.
Bila LQ < 1 menunjukkan sektor tersebut tergolong sektor
non basis di suatu daerah.
Bila LQ = 1 menunjukkan keswasembadaan (self-sufficiency)
sektor tersebut di suatu daerah, dan ada kecenderungan
sektor tersebut bersifat tertutup karena tidak melakukan
transaksi ke dan dari luar wilayah
Asumsi:
* kualitas buruh di setiap jenis industri sama
* tingkat pendapatan di tiap-tiap daerah yang dibandingkan
sama
* tiap industri menghasilkan produk tunggal

Pada hakekatnya rumus LQ tersebut didasarkan pada


asumsi :
(a) bahwa penduduk di setiap daerah mempunyai pola
permintaan yang sesuai dengan pola permintaan
tingkat nasional.
(b) bahwa permintaan daerah akan sesuatu barang
pertama-tama dipenuhi dengan hasil daerah itu sendiri
dan jika jumlah yang diminta melebihi jumlah produksi
daerah ini, baru kekurangannya diimpor dari luar
daerah tersebut.

Contoh Kasus
Dik: Dalam PDRB 2007
Sektor pertanian Bengkayang = 454.653,35
Total seluruh sektor Bengkayang = 1.010.343,54
Sektor pertanian Kal-Bar = 6.620.792,35
Total seluruh sektor Kal-Bar = 26.260.648,20
Dit: LQ ?
Jawab: LQ= Vi/Vt
Yi/Yt
= 454.653,35 / 1.010.343,54
6.620.792,35 / 26.260.648,20
= 1,78
Ini menunjukkan bahwa sektor pertanian di Kabupaten
Bengkayang adalah sektor basis.

Anda mungkin juga menyukai