Anda di halaman 1dari 34

Kerangka Konseptual Manajemen

dan Pengukuran Kinerja APBN


Dr. Bilmar Parhusip

Kuliah Manajemen dan Pengukuran Kinerja


Keuangan Negara
Sesi

Topik/Pokok Bahasan

Kerangka Konseptual Manajemen dan Pengukuran Kinerja


Keuangan Negara

Siklus dan Pengelolaan APBN di Indonesia

Komparasi Manajemen dan Pengukuran Kinerja di Berbagai


Negara

Pendekatan terhadap Analaisis Manajemen dan Pengukuran


Kinerja Keuangan Negara

Penganggaran Berbasis Kinerja : Fokus pada Output dan Outcome

Pengukuran Kinerja Keuangan Negara: Efisiensi, Efektivitas dan


Kesinambungan Fiskal

Contoh Metodologi Pengukuran Kinerja Keuangan Negara :


Balanced Scorecard dan Logical Framework Analysis

UJIAN
2

Pokok Bahasan Sesi 1


1. Manajemen dan Pengukuran Kinerja Keuangan Negara
2. Manajemen Kinerja

Pengertian Kinerja
Jenis Kinerja
Skor Kinerja/Efektivitas Pemerintah

3. Penganggaran Berbasis Kinerja


4. Kerangka Konseptual Manajemen dan Pengukuran
Kinerja
5. Teori Kinerja
6. Tantangan APBN di Indonesia
7. Pertanyaan Kritis

Manajemen dan Pengukuran Kinerja


Keuangan Negara

Keuangan Negara

Semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta
segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan
milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut
Pendekatan yang digunakan dalam merumuskan keuangan negara adalah dari
sisi objek, subjek, proses, dan tujuan.

Dari sisi objek, yang dimaksud dengan keuangan negara meliputi semua hak dan
kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebijakan dan kegiatan
dalam bidang fiskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta
segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik
negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
Dari sisi subjek, yang dimaksud dengan keuangan negara meliputi seluruh subjek yang
memiliki/menguasai objek sebagaimana tersebut di atas, yaitu: pemerintah pusat,
pemerintah daerah, perusahaan negara/daerah, dan badan lain yang ada kaitannya
dengan keuangan negara.
Dari sisi proses, keuangan negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan
dengan pengelolaan objek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan kebijakan
dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggunggjawaban.

Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja adalah program atau aktivitas dalam rangka
mengelola kinerja dimana informasi kinerja secara sistematis dan
koheren dihasilkan, diintegrasikan dan digunakan.
Manajemen kinerja meliputi :
1. pengukuran kinerja,
2. pengintegrasian informasi kinerja,
3. Penggunaan informasi kinerja dalam pengambilan keputusan
Di beberapa negara, mindset kinerja masih berkembang lambat
(misalnya Belgia dan Itali), namun di negara lain terdapat tingkat
intensitas tinggi dan kompleks terkait kinerja (misalnya Australia dan
Inggris)
Di Indonesia, fokus pada kinerja mulai diperkenalkan pada momentum
reformasi manajemen keuangan negara (2003/2004) yang diikuti
dengan reformasi birokrasi

Pengertian Kinerja

Kinerja adalah salah satu isu inti dalam reformasi berbasis New Public Management
(NPM)
NPM adalah paradigma yang muncul di tahun 1980- and 1990- an, yang bertujuan
memperbaiki pelayanan sektor publik. NPM dimanifestasikan dalam model-model yang
berbeda antara lain melalui reformasi manajemen keuangan negara melalui pergeseran fokus
pengelolaan keuangan negara dari fokus pada input menjadi orientasi output dan outcome.

Kinerja memiliki berbagai dimensi seperti akuntabilitas, pelayanan publik, efisiensi,


efektivitasm alokasi sumber daya dan menciptakan nilai publik.
Dalam rangka membandingkan kinerja pemerintahan secara internasional, sejak tahun
1990-an, World Bank menerbitkan kumpulan indikator governance seluruh dunia
(Worldwide Governance Indicators) yang dibagi dala 6 indikator/skor yakni:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Efektivitas pemerintahan
Suara dan akuntabilitas
Stabilitas politik
Tidak adanya kekerasan
Kualitas peraturan/regulasi
Hukum

Teori Kinerja (1)


Asumsi umum yang dipakai oleh teori-teori kinerja
adalah mencipatakan kondisi yang berorientasi pada
kinerja diperlukan untuk mencapai kinerja yang baik.
Asumsi 1. Asumsi tekanan (pressure assumption)pressure diperlukan untuk meningkatkan tingkat
kinerja, pressure diciptakan dengan mereformasi
fungsi manajemen yang relevan tergantung pada
fokusnya, dalam keuangan negara misalnya
pergeseran pada anggaran berbasis kinerja, sistem
akuntansi biaya dan audit kinerja

Teori Kinerja (2)


Asumsi 2. Asumsi masyarakat (citizen
assumption)- melibatkan masyarakat sebagai
pelanggan dalam proses penyediaan pelayanan
dapat meningkatkan/memperbaiki kinerja.
Alasannya adalah: keterlibatan dan komitmen
dalam perencanaan, implementasi dan evaluasi
memiliki dampak positif dalam kualitas dan
ekspektasi masyarakat dan pada gilirannya
kepuasan masyarakat.

Teori Kinerja (3)


Rational choice-based theory : individu didorong oleh self-interest
dan organisasi didorong oleh self-interest dari organisasi, yang
sama-sama memiliki fokus pada kinerja. Dengan demikian, sangat
memungkinkan untuk memiliki suatu self-interest individu dan
organisasi yang compatible.
Sociological neo-institutionalism : dalam sektor publik, nilai-nilai
dan budaya masih dianggap penting, dan memiliki kapasitas untuk
menginstitutionalisasi, membentuk perilaku individu dan
organisasi. Hal tersebut mengakibatkan penekanan kinerja
sebagai upaya yang dapat digunakan dalam melakukan reformasi.
Contingency-based theory: manajemen kinerja bergantung pada
berbagai variable seperti ukuran organisasi, nilai anggaran,
komplesitas lingkungan, tingatan pemerintahan dan sebagainya.

10

Kinerja Sektor Publik

Outcome dan Impact adalah kriteria utama dalam mengukur kinerja


pemerintahan/sektor publik.
Pengukuran outcome (efektivitas) dapat dilihat misalnya : suatu
kebijakan/organisasi yang efektif, namun tidak efisien tidaklah optimal.
Namun demikian, akan lebih buruk jika organisasi yang berfungsi secara
efisien namun tidak efektif.
Konsep kinerja sektor publik/pemerintahan (termasuk dalam keuangan negara)
adalah sulit dan mengalami tantangan dalam mengoperasionalisasikannya.
Contoh:
Kinerja WGI (kinerja pemerintahan) adalah contoh yang sederhana, namun
dalam kenyataannya kinerja lebih kompleks dari skor dimaksud.
Indikator agregat seperti WGI memiliki beberapa permasalahan seperti
ketidakpastian dalam metodologinya, dan sulit untuk diinterpretasikan.
Pengukuran seperti WGI tidak terkait dengan teori yang mendasari
efektivitas.
Dikarenakan kesulitan konseptual (conceptual difficulty) dalam manajemen
kinerja, diperlukan suatu kerangka dalam mengukur kinerja
11

Jenis Kinerja
1.

Kinerja operasional
- adalah bentuk hasil (result) yang paling sederhana dan konkrit
- dapat dihitung (quantifiable)
- Contoh: peningkatan penangkapan pencuri oleh kepolisian

2.

Kinerja yang merupakan perbaikan proses manajemen atau pengambilan


keputusan
-

Contoh: aplikasi berinvestasi diproses lebih cepat dari rata-rata waktu yang
diperlukan sebelumnya, pengurangan biaya transaksi dan red tape/birokrasi
- Perbaikan proses biasanya diikuti dengan peningkatan kinerja operasional

3.

Kinerja yang merupakan perubahan masif dalam kapasitas sistem sistem politik
dan pemerintahan
- Contoh : perubahan pengaturan institusi menjadi lebih fleksibel,
terbukanya kesempatan untuk menempati jabatan senior civil servant.

4.

Kinerja ideal atau diinginkan (desired and ideal)


- merupakan hasil yang bersifat strategis
- contoh: reformasi manajemen keuangan yang berhasil dapat dikatakan menuju pencapaian
kinerja strategis

12

Kerangka Konseptual Manajemen dan


Pengukuran Kinerja
Diperlukan untuk
mengembangkan
sistem kinerja
pemerintahan/keuan
gan negara/anggaran
termasuk
pengukurannya

13

Rentang Kinerja (Span of Performance)


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ekonomi
Efisiensi
Efektivitas
Cost effectivemess
Trust/Outcome
Trust/Input

Needs

Environment

Objective

Input

Activity

Output
3

2
1

Outcome

Trust
5

4
6
Sumber: Halligan, 2008 Managing
Performance: International Comparison

14

Kedalaman Kinerja (Depth of Performance)

Ekspektasi
Tingkat persepsi

Input
(kuantitas)

Aktivitas
(kuantitas)

Output
(kuantitas)

Input
(kualitas)

Aktivitas
(kualitas)

Output
(kualitas)

Ekspektasi
Tingkat persepsi

Kepuasan
terhadap
Dampak

Trust

Ekspektasi
Tingkat persepsi

Sumber: Halligan, 2008 Managing


Performance : International Comparison
15

Konsep Pengukuran Kinerja


Pengukuran kinerja adalah elemen sistem
pengendalian manajerial
Pengukuran kinerja adalah pengumpulan data
secara sistematis dengan mengamati dan
mencatat kinerja untuk tujuan terkait kinerja.
Terminologi kinerja dalam Pemerintahan:
ekonomis (penghematan), efisiensi, efektivitas,
dan kepuasan masyarakat.
Terminologi kinerja dalam APBN: efisiensi,
efektivitas dan kesinambungan fiskal.
16

Tantangan Pengelolaan APBN di


Indonesia

17

Ekspektasi Masyarakat atas Pengelolaan Anggaran Pemerintah


dan Kinerjanya

Kinerja
Anggara
n

18

Definisi Kinerja Anggaran

19

Sekilas Perkembangan
Pengukuran Kinerja Anggaran

20

Penganggaran Berbasis Kinerja

21

Pengukuran Kinerja Anggaran

22

Aspek Pengukuran Performa Anggaran

23

Indikator Kinerja Anggaran

Fairness/
Trust
Efektivitas

Efisiensi

Ekonomi

24

Perspektif terhadap Kinerja


Anggaran

25

Kinerja Anggaran berdasarkan Perspektif


Ekonom

26

Kinerja Anggaran berdasarkan Perspektif


Pegawai Publik

27

Kaitan Komponen dari Proses Pengeluaran

Apropriasi

Intervention
Logic

Program/aktivitas
belanja

Dampak

Pengukuran
Performa
Anggaran

Tidak ada masalah dalam mendefinisikan ketiga komponen


tersebut, namun kesulitan ada pada mengaitkan ketiga komponen
tersebut secara efektif
28

Konsep Indikator Kinerja/Performa Anggaran


Output dan Outcome adalah substansi pengukuran performa anggaran
dalam konteks Penganggaran berbasis Kinerja

Output

Outcome

Barang/jasa yang
dihasilkan/disediakan oleh
Pemerintah

Dampak yang diinginkan atas


program/kegiatan yang dilakukan
Pemerintah

Dapat tercapai/diukur dalam


jangka waktu yang lebih pendek

Dapat tercapai/diukur dalam


jangka waktu yang lebih panjang
dari 1 tahun anggaran

Lebih mudah dikelola oleh


manajer

Lebih sulit dikelola karena


memiliki banyak faktor pengaruh

Mudah untuk membedakan, yang sulit adalah membangun


koneksi logis di antara output dan outcome
29

Kinerja Keuangan Negara di


Indonesia Saat Ini
Sejak reformasi manajemen keuangan negara
diluncurkan (2003/2004), Pemerintah Indonesia telah
mampu menyusun laporan keuangan yang kualitasnya
semakin membaik (terlihat melalui opini BPK)
Namun demikian, laporan kinerja belum dapat secara
optimal dihasilkan
Saat ini, kinerja APBN baru dapat diukur dari tingkat
penyerapan saja
Tahun 2013, telah diluncurkan inisiatif Spending Review
yang mengembangkan metodologi dan kerangka
pengukuran kinerja APBN
30

Tantangan dalam Pengukuran Kinerja Anggaran : Isu


Konseptual

31

Pertanyaan Kritis
Mengapa manajemen kinerja sangat
menarik dalam teori, namun sulit dalam
implementasinya?
Mengapa konsekuensi/implikasi
manajemen kinerja sangat terbatas?

32

Referensi
Geert, Bouckaert and Halligan, John, 2008,
Managing Performance: International
Comparisons, Routledge
Pollitt, Christopher and Bouckaert, Geert,
Public Management Reform: A
Comparative Analysis: New Public
Management, Governance, and the NeoWeberian State
33

TERIMA KASIH

34

Anda mungkin juga menyukai