MENDIDIK
Prinsip-prinsip
Prinsip keterlibatan siswa secara
Pembelajaran
aktif
Prinsip kontekstual
Prinsip keragaman media dan
sumber belajar
Prinsip pengembangan
kemampuan berpikir kritis,
kreatif dan inovatif
Prinsip pembiasaan
Prinsip-prinsip Pembelajaran
yang Mendidik
Aliran Behaviorisme
Aliran
Teori
Belajar
Merupakan salah satu aliran yang
mendeskripsikan bahwa belajar merupakan
aktivitas yang dapat mengubah perilaku
individu, dan perilaku tersebut dapat dipelajari
dan dijelaskan secara ilmiah sebagai repon
terhadap stimulus yang diberikan Tokoh-tokoh
dalam teori belajar ini: Edward L. Thorndike,
Burhus Frederic Skinner, Gagne, Baruda, Ivan
Pavlov, John B. Watson dan Davis Ausubel.
Aliran Konstruktivisme
Merupakan aliran belajar yang mendeskripsikan
bahwa belajar merupakan proses dimana
pebelajar secara aktif mengkonstruksi atau
membangun pengetahuan, gagasan, atau
konsep baru didasrkan atas pengetahuan awal
yang telah dimilikinya. Tokoh-tokoh dalam
teori belajar ini: Jean Piaget dan Vygotsky
Aliran
Teori
Belajar
Teori ini terkenal
dengan teori pengondisian
klasik
(clasical conditioning). Teori ini lebih menekankan
bentuk pengondisian secara refleks atau ditemukan
(Pavlov)
secara kebetulan berbeda dengan teori belajar Skinner
yang lebih menekankan pengondisian secara sadar.
Implementasi teori belajar Pavlov
Fase akuisisi
merupakan fase belajar awal dari pengondisian respon
yang menggunakan stimulus kondisi selain stimulus
utama dengan memperhatikan urutan stimulus
tersebut dan selang waktu antara stimulus kondisi dan
stimulus utama. Contoh: ketika guru mengiming-imingi
siswa dengan hadiah kalau siswa dapat menjawab
pertanyaan dari guru dengan tepat. Sehingga dalam
pembelajaran siswa aktif dan tekun membaca buku
supaya dapat menjawab pertanyaan dari guru.
Stimulus utama pada kegiatan pembelajaran tersebut
adalah pemberian pertanyaan dari guru, sedangkan
stimulus kondisinya adalah iming-iming hadiah dari
guru. membaca buku dengan aktif dan tekun supaya
dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan selalu
tepat merupakan respon kondisi.
Fase eliminasi
merupakan fase belajar awal yang secara berangsur-angsur
mengurangi bahkan menghilangkan stimulus kondisi sehingga
yang tersisa adalah stimulus utama supaya respon tetap terjadi
meskipun tanpa stimulus kondisi. Contoh: ketika setelah
beberapa kali pembelajaran guru mengiming-imingi hadiah jika
siswa dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat,
kemudian pertemuan berikutnya siswa tidak diiming-imingi
hadiah tetapi langsung diberikan tugas oleh guru. Karena
motivasi belajar mulai tumbuh meskipun tidak diiming-imingi
hadiah, siswa tetap membaca buku dengan aktif dan tekun
supaya dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat.
Fase generalisasi
Generalisasi merupakan proses bahwa suatu perilaku akan
diperkuat dalam suatu situasi dan berlaku juga dalam situasi
lainnya. Contoh penerapan prinsip generalisasi dalam
pembelajaran di sekolah dasar adalah ketika suatu hari semua
siswa aktif dan tekun membaca buku karena diiming-imingi
hadiah kalau mereka dapat menjawab pertanyaan dari guru
dengan tepat. Pada pertemuan berikutnya, supaya semua siswa
aktif dan bersungguh-sungguh mengerjakan pekerjaan
rumahnya maka guru mengiming-imingi hadiah bagi siswa yang
mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan bersungguh-sungguh.
Fase diskriminasi
Diskriminasi merupakan proses belajar bahwa
suatu perilaku akan diperkuat dalam suatu situasi
dan tidak berlaku dalam situasi lainnya. Contoh
penerapan prinsip diskriminasi dalam
pembelajaran di sekolah dasar adalah ketika guru
mengiming-imingi hadiah pensil kalau siswa dapat
menjawab pertanyaannya dengan tepat. Pada
pembelajaran awal, siswa yang tidak memiliki
pensil masih termotivasi untuk membaca buku
dengan tekun supaya dapat menjawab pertanyaan
dari guru dengan tepat dan mendapatkan hadiah
pensil, tetapi pada pembelajaran berikutnya
setelah siswa memiliki pensil maka siswa tidak
termotivasi lagi untuk membaca buku dengan
tekun. Perubahan situasi pembelajaran terjadi dari
situasi dimana siswa tidak memiliki pensil menjadi
situasi pembelajaran dimana siswa telah memiliki
pensil.
Fase akuisisi
Guru membentuk kelompok secara heterogen
Guru dan siswa membuat kesepakatan belajar bahwa
kelompok yang dapat melakukan percobaan dengan
tepat sesuai dengan langkah kerja pada LKS dan
waktu yang telah ditentukan akan diberikan bintang
(*) sesuai dengan banyaknya anggota kelompok
Setiap anggota kelompok membaca langkah kerja
pada LKS dengan seksama
Setiap kelompok melakukan percobaan kelompoknya
Setiap kelompok mengumpulkan LKS kelompoknya
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
Guru memberikan penilaian
Guru memberikan bintang (*) kepada kelompok
sebanyak anggota kelompok yang dapat melakukan
percobaannya dengan tepat sesuai dengan langkah
kerja pada LKS dan waktu yang telah ditentukan.
Fase eliminasi
Guru memberikan tugas yang sejenis untuk dikerjakan oleh siswa
secara kelompok
Siswa secara berkelompok mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
Guru memberikan hukuman positif atau negatif kepada siswa yang
tidak bersungguh-sungguh mengerjakan tugas kelompoknya
Siswa secara berkelompok mengumpulkan hasil kerjanya
Guru memberikan penilaian kelompok
Fase generalisasi
Guru merefleksi pembelajaran dengan cara membandingkan proses
pembelajaran pada fase 1 dan 2
Guru memberikan penghargaan berupa bintang (*) pada kelompok
yang masih aktif dan tepat dalam melakukan percobaan.
Fase diskriminasi
Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran
Siswa bersama guru merefleksi pembelajaran yang telah berlangsung
Guru bersama siswa menentukan kesepakan belajar untuk pertemuan
berikutnya terkait jenis penghargaan kelompok yang diharapkan oleh
siswa ketika kelompoknya dapat mengerjakan tugas dengan baik dan
tepat
Guru memberikan evaluasi
Guru menutup pembelajaran
Aliran
Teori
Belajar
Teori belajar Jeans Piaget menghasilkan tiga fase
pembelajaran yaitu fase eksplorasi, pengenalan konsep dan
(Piaget)
aplikasi
konsep
Fase eksplorasi
Fase eksplorasi merupakan fase pembelajaran dimana
siswa aktif menggali pengetahuan dengan cara
mengamati struktur materi pembelajaran berupa
pengetahuan faktual (fakta) yang terdiri dari peristiwa,
fenomena, simbol, dan fakta lainnya.
Fase pengenalan konsep
Fase pengenalan konsep merupakan fase dimana siswa
aktif melakukan konseptualisasi dari fakta yang
diamatinya sehingga pada fase ini akan terbentuk
struktur materi ajar berupa pengetahuan konseptual
yang terdiri dari konsep dan prinsip.
Fase aplikasi konsep
Fase aplikasi konsep merupakan fase dimana siswa
mengaplikasikan atau menggunakan konsep yang telah
dipelajarinya untuk mengeksplorasi gejala lain yang ada
kaitannya dengan konsep yang telah dipelajari tersebut.
Vygotsky menyatakan
bahwa Belajar
proses kognitif tingkat tinggi
Aliran
Teori
individu merupakan hasil dari perkembangan sosial dan
interaksi dengan lingkungannya. Teori belajar Vygotsky
(Vygotsky)
disebut sebagai teori sosio-kultural yang melatar belakangi
munculnya pendekatan pembelajaran kooperatif dalam dunia
pendidikan. Menurutnya, interaksi anak-anak dengan orang
dewasa berkonstribusi dalam pengembangan berbagai
keterampilannya. Anak tidak mampu melakukan suatu
kegiatan belajar tanpa bantuan namun dapat melakukannya
secara baik di bawah bimbingan orang dewasa. Interaksi
tersebut dapat meningkatkan kemampuan potensialnya yaitu
kemampuan siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan
dibandingkan dengan kemampuan aktualnya yang
merupakan kemampuan siswa melalui belajar secara mandiri
tanpa berinteraksi dengan lingkungannya. Perbedaan atau
selisih antara kemampuan potensial dengan kemampuan
aktualnya menandakan adanya zona perkembangan kognitif
siswa yang selanjutnya dalam teori belajar Vygotsky disebut
Zone of Proximal Development (ZPD).
Tugas Mandiri
Mempelajari berbagai teori belajar
lainnya
TERIMA KASIH