Anda di halaman 1dari 40

TEORI BELAJAR DAN PRINSIPPRINSIP PEMBELAJARAN YANG

MENDIDIK

Belajar merupakan aktivitas sadar dan


Definisi
menetap yang dilakukan oleh manusia
sebagai individu dalam berinteraksi dengan
lingkungannya yang mengakibatkan
perubahan perilaku meliputi perubahan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ciri
dari individu yang telah mengalami proses
belajar adalah adanya perubahan perilaku
yang lebih baik dan relatif menetap akibat
interaksi aktif individu tersebut dengan
lingkungannya.
Pembelajaran merupakan proses interaksi
antar peserta didik, peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.

Prinsip-prinsip
Prinsip keterlibatan siswa secara
Pembelajaran
aktif
Prinsip kontekstual
Prinsip keragaman media dan
sumber belajar
Prinsip pengembangan
kemampuan berpikir kritis,
kreatif dan inovatif
Prinsip pembiasaan

Prinsip-prinsip Pembelajaran
yang Mendidik

Peserta didik mencari tahu


Sumber belajar bervariasi
Menggunakan pendekatan proses dan ilmiah
Berbasis kompetensi
Terpadu
Pembelajaran dengan jawaban muliti dimensi
Pembelajaran dengan keterampilan aplikatif
Seimbang antara keterampilan fisik dan mental
Mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
sebagai pembelajar sepanjang hayat
Pembelajaran dengan menerapkan nilai-nilai melalui keteladanan
Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya
peserta didik
Pembelajaran tidak hanya berlangsung di kelas tetapi di sekolah,
di rumah dan di masyarakat
Pembelajaran menerapkan prinsip siapa saja adalah guru, siapa
saja adalah siswa, dimana saja adalah kelas
Pembelajaran memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Aliran Behaviorisme
Aliran
Teori
Belajar
Merupakan salah satu aliran yang
mendeskripsikan bahwa belajar merupakan
aktivitas yang dapat mengubah perilaku
individu, dan perilaku tersebut dapat dipelajari
dan dijelaskan secara ilmiah sebagai repon
terhadap stimulus yang diberikan Tokoh-tokoh
dalam teori belajar ini: Edward L. Thorndike,
Burhus Frederic Skinner, Gagne, Baruda, Ivan
Pavlov, John B. Watson dan Davis Ausubel.
Aliran Konstruktivisme
Merupakan aliran belajar yang mendeskripsikan
bahwa belajar merupakan proses dimana
pebelajar secara aktif mengkonstruksi atau
membangun pengetahuan, gagasan, atau
konsep baru didasrkan atas pengetahuan awal
yang telah dimilikinya. Tokoh-tokoh dalam
teori belajar ini: Jean Piaget dan Vygotsky

Merupakan salah satu aliran yang


mendeskripsikan bahwa belajar merupakan
proses berpikir dibalik tingkah laku yang terjadi
atau perubahan persepsi dan pemahaman.
Menurut teori ini, setiap orang telah
mempunyai pengalaman dan pengetahuan
dalam dirinya yang tertata dalam bentuk
struktur kognitif. Tokoh-tokoh dalam teori
belajar ini: Jean Piaget, Gagne, Bruner, David
Ausubel, Dienes, Van Hiele, Brownell dan Van
Engen
Aliran Humanisme
Merupakan aliran belajar yang mendeskripsikan
bahwa belajar merupakan usaha untuk
memanusiakan manusia. Proses belajar
dianggap berhasil jika pebelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Tokoh-tokoh
dalam teori belajar ini: Arthur Combs, Maslow,
Carl Rogers

Aliran Teori Belajar

Aliran Teori Belajar


Belajar merupakan peristiwa terbentuknya
(Thorndike)
asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa
yang disebut Stimulus (S) dengan Respon
(R) atau upaya untuk membentuk
hubungan stimulus dan respon sebanyakbanyaknya (paham koneksionisme)
Hukum belajar Thorndike terdiri dari
Hukum Kesiapan, Hukum Latihan, dan
hukum akibat
Implementasi teori belajar Thorndike
Fase kesiapan
Fase latihan
Fase pemberian penghargaan

Aliran Teori Belajar


Unsur penting dalam belajar adalah penguatan,
(Skinner)
maksudnya pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan

stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan


dan dikenal dengan operant conditioning (pengondisian
yang disadari)
Skinner membagi penguatan menjadi penguatan positif
misalnya berupa hadiah atau penghargaan dan negatif
misalnya berupa pemberian tugas tambahan. Skiner juga
membedakan ganjaran dan penguatan. Ganjaran
merupakan respon yang sifatnya menggembirakan siswa,
sedangkan penguatan merupakan sesuatu yang
mengakibatkan meningkatnya kemungkinan suatu
respon.
Implementasi teori belajar Skinner
Prinsip penguatan
Prinsip hukuman
Prinsip pembentukan
Prinsip penghapusan
Prinsip diskriminasi
Prinsip generalisai

Aliran Teori Belajar


(Skinner)

Implementasi teori belajar Skinner


Fase pembentukan
Guru memberikan tugas kepada siswa secara
individual
Guru membimbing siswa secara individual
Fase penguatan dan hukuman
Siswa secara individual mengumpulkan hasil
kerja
Guru memberikan penghargaan bagi siswa yang
mengerjakan tugas dengan baik, dan memberikan
hukuman kepada siswa yang tidak dapat
mengerjakan tugasnya dengan baik
Fase penghapusan
Guru memberikan tugas yang sejenis secara
individual
Siswa secara individual dan mandiri mengerjakan
tugas
Fase generalisasi dan diskriminasi
Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran
Siswa bersama guru merefleksi pembelajaran
Guru memberikan evaluasi
Guru menutup pembelajaran

Aliran
Teori
Belajar
Teori ini terkenal
dengan teori pengondisian
klasik
(clasical conditioning). Teori ini lebih menekankan
bentuk pengondisian secara refleks atau ditemukan
(Pavlov)
secara kebetulan berbeda dengan teori belajar Skinner
yang lebih menekankan pengondisian secara sadar.
Implementasi teori belajar Pavlov
Fase akuisisi
merupakan fase belajar awal dari pengondisian respon
yang menggunakan stimulus kondisi selain stimulus
utama dengan memperhatikan urutan stimulus
tersebut dan selang waktu antara stimulus kondisi dan
stimulus utama. Contoh: ketika guru mengiming-imingi
siswa dengan hadiah kalau siswa dapat menjawab
pertanyaan dari guru dengan tepat. Sehingga dalam
pembelajaran siswa aktif dan tekun membaca buku
supaya dapat menjawab pertanyaan dari guru.
Stimulus utama pada kegiatan pembelajaran tersebut
adalah pemberian pertanyaan dari guru, sedangkan
stimulus kondisinya adalah iming-iming hadiah dari
guru. membaca buku dengan aktif dan tekun supaya
dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan selalu
tepat merupakan respon kondisi.

Aliran Teori Belajar


(Pavlov)

Fase eliminasi
merupakan fase belajar awal yang secara berangsur-angsur
mengurangi bahkan menghilangkan stimulus kondisi sehingga
yang tersisa adalah stimulus utama supaya respon tetap terjadi
meskipun tanpa stimulus kondisi. Contoh: ketika setelah
beberapa kali pembelajaran guru mengiming-imingi hadiah jika
siswa dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat,
kemudian pertemuan berikutnya siswa tidak diiming-imingi
hadiah tetapi langsung diberikan tugas oleh guru. Karena
motivasi belajar mulai tumbuh meskipun tidak diiming-imingi
hadiah, siswa tetap membaca buku dengan aktif dan tekun
supaya dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat.
Fase generalisasi
Generalisasi merupakan proses bahwa suatu perilaku akan
diperkuat dalam suatu situasi dan berlaku juga dalam situasi
lainnya. Contoh penerapan prinsip generalisasi dalam
pembelajaran di sekolah dasar adalah ketika suatu hari semua
siswa aktif dan tekun membaca buku karena diiming-imingi
hadiah kalau mereka dapat menjawab pertanyaan dari guru
dengan tepat. Pada pertemuan berikutnya, supaya semua siswa
aktif dan bersungguh-sungguh mengerjakan pekerjaan
rumahnya maka guru mengiming-imingi hadiah bagi siswa yang
mengerjakan pekerjaan rumahnya dengan bersungguh-sungguh.

Aliran Teori Belajar


(Pavlov)

Fase diskriminasi
Diskriminasi merupakan proses belajar bahwa
suatu perilaku akan diperkuat dalam suatu situasi
dan tidak berlaku dalam situasi lainnya. Contoh
penerapan prinsip diskriminasi dalam
pembelajaran di sekolah dasar adalah ketika guru
mengiming-imingi hadiah pensil kalau siswa dapat
menjawab pertanyaannya dengan tepat. Pada
pembelajaran awal, siswa yang tidak memiliki
pensil masih termotivasi untuk membaca buku
dengan tekun supaya dapat menjawab pertanyaan
dari guru dengan tepat dan mendapatkan hadiah
pensil, tetapi pada pembelajaran berikutnya
setelah siswa memiliki pensil maka siswa tidak
termotivasi lagi untuk membaca buku dengan
tekun. Perubahan situasi pembelajaran terjadi dari
situasi dimana siswa tidak memiliki pensil menjadi
situasi pembelajaran dimana siswa telah memiliki
pensil.

Aliran Teori Belajar


(Watson)

Hasil penelitiannya menghasilkan proses belajar yang terdiri dari


empat fase yaitu fase akuisisi (acquisition), fase eliminasi
(extinction), fase generalisasi (generalization), dan fase
diskriminasi (discrimination). Perbedaannya adalah pada fase
eliminasi, John Watson menghadirkan stimulus khusus tertentu
untuk mengeliminasi stimulus kondisi dalam rangka mengubah
respon kondisi semula. Contoh implementasi teori belajar
Watson dalam pembelajaran di sekolah adalah ketika guru
bertanya pada salah satu siswa, kemudian siswa tersebut selalu
tidak berani mengemukakan pendapat atau jawabannya.
Kemudian guru menggunakan strategi undian menggunakan
kartu nama siswa yang dikocok dengan kesepakatan bahwa
yang namanya muncul harus menjawab pertanyaan dari guru.
Guru dengan sengaja telah menuliskan nama siswa yang tidak
memiliki keberanian menyampaikan pendapatnya tersebut pada
banyak kartu supaya kesempatan untuk mendapat giliran
menjawabnya besar. Ketika kartu nama siswa tersebut muncul,
maka siswa tersebut terpaksa untuk menyampaikan jawaban
dari pertanyaan guru, sehingga pada pertemuan berikutnya
siswa tersebut menjadi berani menyampaikan pendapatanya.
Stimulus kondisi dari ilustrasi di atas adalah pemberian
pertanyaan dari guru, respon kondisi semula adalah siswa tidak
berani mengemukakan pendapatnya, stimulus khusus dari
ilustrasi di atas berupa giliran seketika hasil undian untuk
menjawab pertanyaan dari guru, respon kondisi akhir setelah
stimulus khusus diterapkan berupa keberanian siswa dalam
menyampaikan pendapat atau jawaban atas pertanyaan guru.

Aliran Teori Belajar


(Watson)
Implementasi teori belajar Watson:

Fase akuisisi
Guru membentuk kelompok secara heterogen
Guru dan siswa membuat kesepakatan belajar bahwa
kelompok yang dapat melakukan percobaan dengan
tepat sesuai dengan langkah kerja pada LKS dan
waktu yang telah ditentukan akan diberikan bintang
(*) sesuai dengan banyaknya anggota kelompok
Setiap anggota kelompok membaca langkah kerja
pada LKS dengan seksama
Setiap kelompok melakukan percobaan kelompoknya
Setiap kelompok mengumpulkan LKS kelompoknya
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
Guru memberikan penilaian
Guru memberikan bintang (*) kepada kelompok
sebanyak anggota kelompok yang dapat melakukan
percobaannya dengan tepat sesuai dengan langkah
kerja pada LKS dan waktu yang telah ditentukan.

Aliran Teori Belajar


(Watson)

Fase eliminasi
Guru memberikan tugas yang sejenis untuk dikerjakan oleh siswa
secara kelompok
Siswa secara berkelompok mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
Guru memberikan hukuman positif atau negatif kepada siswa yang
tidak bersungguh-sungguh mengerjakan tugas kelompoknya
Siswa secara berkelompok mengumpulkan hasil kerjanya
Guru memberikan penilaian kelompok
Fase generalisasi
Guru merefleksi pembelajaran dengan cara membandingkan proses
pembelajaran pada fase 1 dan 2
Guru memberikan penghargaan berupa bintang (*) pada kelompok
yang masih aktif dan tepat dalam melakukan percobaan.
Fase diskriminasi
Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran
Siswa bersama guru merefleksi pembelajaran yang telah berlangsung
Guru bersama siswa menentukan kesepakan belajar untuk pertemuan
berikutnya terkait jenis penghargaan kelompok yang diharapkan oleh
siswa ketika kelompoknya dapat mengerjakan tugas dengan baik dan
tepat
Guru memberikan evaluasi
Guru menutup pembelajaran

Aliran Teori Belajar


(Gagne)

Gagne mengemukakan bahwa dalam belajar


terdapat dua hal yang dapat diperoleh siswa, yaitu;
objek langsung dan objek tidak langsung. Objek
langsung adalah fakta, keterampilan, konsep dan
aturan, sedangkan objek tidak langsung antara lain
ialah kemampuan menyelidiki dan memecahkan
masalah, belajar mandiri, bersikap positif, dan tahu
bagaimana semestinya belajar. Belajar merupakan
kegiatan yang kompleks yang dapat menghasilkan
sejumlah kemampuan berupa keterampilan,
pengetahuan, sikap dan nilai sebagai akibat dari
stimulus yang berasal dari lingkungan dan proses
kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Menurutnya,
kegiatan belajar meliputi tiga tahapan yaitu tahap
persiapan, tahap pemerolehan dan unjuk kinerja,
serta tahap pengulangan dan evaluasi

Implementasi teori belajar Gagne


Fase persiapan
Guru mengarahkan perhatian melalui
kegiatan mengkondisikan siswa secara fisik
dan psikis contoh dengan menayangkan
masalah yang tidak terstruktur (ill-structured
problem)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Guru memberikan apersepsi dengan
merangsang siswa untuk mengingat kembali
materi pembelajaran sebelumnya
Fase pemerolehan dan unjuk kinerja
Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan
tugas
Guru membimbing siswa dalam mengerjakan
tugas
Setiap siswa mempresentasikan hasil
kerjanya
Guru memberikan penguatan terhadap hasil
kerja siswa

Aliran Teori Belajar


(Gagne)

Aliran Teori Belajar


(Gagne)
Fase pengulangan dan evaluasi
Guru memberikan penilaian terhadap
proses dan hasil kerja siswa
Guru memberikan penguatan
terhadap materi yang dipelajari siswa
melalui tanya jawab (pengulangan)
Guru menyampaikan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya

Aliran Teori Belajar


(Gutrie)

Edwin R. Gutrie adalah penemu teori


pembiasaan asosiasi dekat. Teori ini
menyatakan bahwa belajar adalah
kedekatan hubungan antara stimulus dan
respon. Menurut Gutrie, peningkatan hasil
belajar secara berangsur-angsur dapat
dicapai oleh siswa karena kedekatan
asosiasi antara stimulus dan respon.
Contoh: mengasosiasikan ibukota negara
RI dengan Jakarta, 17 Agustus dengan hari
ulang tahun negara Indonesia.
Implementasi teori belajar Gutrie misalnya
agar siswa menguasai materi tertentu,
guru harus mencari kedekatan materi
tersebut dengan sesuatu yang akan
menjadi stimulus.

Aliran Teori Belajar


(Piaget)

bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu


melalui interaksi terus-menerus dengan
lingkungan melalui proses asimilasi dan
akomodasi untuk menghasilkan pengetahuan
dengan tingkatan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pengetahuan awal
sebelumnya yang telah tersimpan pada
skemata.
Pemrosesan informasi dalam skemata siswa
terdiri dari asimilasi yang merupakan proses
masuknya informasi baru kedalam skemata
siswa dan akomodasi yang merupakan proses
bergabungnya informasi baru dengan
informasi awal dalam skemata siswa
membentuk struktur kognitif atau skema yang
lebih tinggi tingkatannya (ekuilibrasi). Dengan
kata lain, struktur kognitif yang lebih tinggi
akan terbentuk ketika terjadi keseimbangan
(ekuilibrasi) antara proses asimilasi dan
akomodasi

Piaget membagi empat tahap tingkat perkembangan


Aliran
kognitif individu Teori
menurut umur Belajar
rata-rata yaitu: 1) Tahap
Sensori Motor (0-2 tahun); 2) Tahap Pre Operasional (2-7
tahun); 3) Tahap Operasi Konkret (7-11 tahun); Tahap
(Piaget)
Operasi Formal (11 tahun ke atas)
Pada tahap sensori motor anak mengenal lingkungan
dengan kemampuan sensorik dan motorik menggunakan
penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan
gerakan. Pada tahap pra-operasional anak belum
mengenal operasi atau pikiran logis tetapi lebih
mengandalkan persepsi realitas dengan menggunakan
simbol, bahasa, konsep sederhana, gambar, dan
pengelompokan. Pada tahap operasional konkret anak
mulai mengenal operasi atau pikiran logis melalui bendabenda konkret. Sedangkan pada tahap operasional
formal anak mulai berpikir secara abstrak dan
menggunakan konsep yang rumit atau kompleks. Dengan
demikian menurut Piaget, siswa sekolah dasar tergolong
pada tahap operasional konkret. Sehingga dalam
pembelajaran di sekolah dasar, penyampaian materi
yang abstrak hendaknya dimulai dengan objek yang
konkret untuk menjembataninya.

Aliran
Teori
Belajar
Teori belajar Jeans Piaget menghasilkan tiga fase
pembelajaran yaitu fase eksplorasi, pengenalan konsep dan
(Piaget)
aplikasi
konsep

Fase eksplorasi
Fase eksplorasi merupakan fase pembelajaran dimana
siswa aktif menggali pengetahuan dengan cara
mengamati struktur materi pembelajaran berupa
pengetahuan faktual (fakta) yang terdiri dari peristiwa,
fenomena, simbol, dan fakta lainnya.
Fase pengenalan konsep
Fase pengenalan konsep merupakan fase dimana siswa
aktif melakukan konseptualisasi dari fakta yang
diamatinya sehingga pada fase ini akan terbentuk
struktur materi ajar berupa pengetahuan konseptual
yang terdiri dari konsep dan prinsip.
Fase aplikasi konsep
Fase aplikasi konsep merupakan fase dimana siswa
mengaplikasikan atau menggunakan konsep yang telah
dipelajarinya untuk mengeksplorasi gejala lain yang ada
kaitannya dengan konsep yang telah dipelajari tersebut.

Bruner mendefinisikan proses kognitif


sebagai alat bagi individu untuk
memperoleh, menyimpan, dan
mentransformasikan informasi. Bruner yang
merupakan pelopor utama teori
konstruktivisme menyatakan bahwa belajar
adalah proses pembentukan kategorikategori. Bruner mengemukakan tahapan
proses belajar siswa, yaitu tahap enaktif
dengan melibatkan tindakan siswa secara
langsung dalam memanipulasi objek, tahap
ikonik dengan mengamati gambar dari objek
yang diamatinya, dan tahap simbolik yang
melibatkan notasi, simbol, atau lambanglambang tanpa terikat dengan objek

Aliran Teori Belajar


(Bruner)

Aliran Teori Belajar


(Bruner)

Tahapan belajar dalam teori belajar Bruner:


Tahap enaktif
Tahap enaktif melibatkan tindakan siswa dalam memanipulasi
objek konkret, mengamati suatu fakta berupa gejala alam,
fenomena, peristiwa dan fakta lainnya secara langsung. Pada
tahap ini siswa berinteraksi dengan objek konkret untuk
menggali berbagai informasi tentang objek tersebut.
Tahap ikonik
Tahap ikonik melibatkan aktivitas siswa dalam mengamati
gambar dari objek yang diamatinya baik gambar yang semi
konkret maupun gambar yang semi abstrak. Tahap ini
merupakan tahap yang menjembatani antara objek konkret pada
tahap enaktif dan objek abtrak pada tahap simbolik.
Tahap simbolik
Tahap simbolik melibatkan aktivitas siswa dalam mengenal atau
membuat notasi, simbol, atau lambang-lambang tanpa terikat
dengan objek konkret, semi konkret atau semi abtrak. Objek
tersebut telah diwakili oleh notasi, simbol atau lambanglambang yang bersifat abstrak. Pada tahap ini dilakukan proses
konseptualisasi yang menghasilkan konsep-konsep yang bersifat
abstrak.

Vygotsky menyatakan
bahwa Belajar
proses kognitif tingkat tinggi
Aliran
Teori
individu merupakan hasil dari perkembangan sosial dan
interaksi dengan lingkungannya. Teori belajar Vygotsky
(Vygotsky)
disebut sebagai teori sosio-kultural yang melatar belakangi
munculnya pendekatan pembelajaran kooperatif dalam dunia
pendidikan. Menurutnya, interaksi anak-anak dengan orang
dewasa berkonstribusi dalam pengembangan berbagai
keterampilannya. Anak tidak mampu melakukan suatu
kegiatan belajar tanpa bantuan namun dapat melakukannya
secara baik di bawah bimbingan orang dewasa. Interaksi
tersebut dapat meningkatkan kemampuan potensialnya yaitu
kemampuan siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan
dibandingkan dengan kemampuan aktualnya yang
merupakan kemampuan siswa melalui belajar secara mandiri
tanpa berinteraksi dengan lingkungannya. Perbedaan atau
selisih antara kemampuan potensial dengan kemampuan
aktualnya menandakan adanya zona perkembangan kognitif
siswa yang selanjutnya dalam teori belajar Vygotsky disebut
Zone of Proximal Development (ZPD).

Aliran Teori Belajar


Implementasi teori belajar Vygotsky (Pembelajaran
(Vygotsky)
Kooperatif)
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
perlengkapan pembelajaran
Menyampaikan informasi
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompokkelompok belajar
Membantu siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok
Evaluasi atau memberikan umpan balik
Memberikan penghargaan kelompok.

Aliran Teori Belajar


(Gestalt)
Gestalt secara etimologis berasal dari
bahasa Jerman berarti bentuk yang utuh,
pola, kesatuan, dan keseluruhan. Teori
belajar Gestalt ini menganut aliran
kognitivisme yang menganggap bahwa
belajar merupakan aktivitas mengetahui
atau mencari tahu (knowing) bukan
aktivitas menghubungkan antara stimulus
dan respon seperti anggapan para pakar
behaviorisme. Teori belajar Gestalt ini lahir
di Jerman pada tahun 1912 dipelopori dan
dikembangkan oleh Max Wertheimer.
Pakar-pakar lainnya yang

Aliran Teori Belajar


(Gestalt)
Kohler dan pakar lainnya menyatakan bahwa
belajar adalah proses yang didasarkan pada
insight yaitu pengamatan dan pemahaman
mendadak terhadap hubungan antar bagian
dalam suatu situasi permasalahan
Implementasi dari teori belajar Gestalt ini dalam
pembelajaran adalah bahwa belajar harus melalui
pemahaman dan pemecahan masalah. Dalam
belajar melalui pemahaman siswa harus
memahami makna hubungan antara satu bagian
dengan bagian lainnya sehingga belajar penuh
dengan keterkaitan antarkonsep, keterkaitan
antarmata pelajaran, dan keterkaitan antara
konsep yang dipelajari dengan kehidupan siswa
sehari-hari. Dalam belajar melalui pemecahan

Aliran Teori Belajar


(Rogers)
Menurut teori belajar Rogers, manusia
yang lahir sudah membawa dorongan
untuk meraih sepenuhnya apa yang
diinginkan dan berperilaku dalam cara
yang konsisten menurut diri mereka
sendiri.
Implementasi teori belajar ini dalam dunia
pendidikan adalah bahwa guru sebaiknya
memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengerjakan tugas-tugas belajar
secara bebas, tanpa dipaksa, dan penuh
tanggung jawab. Selanjutnya, teori ini

Aliran Teori Belajar


(Rogers)
Rogers mengemukakan prinsip-prinsip pendidikan dan
pembelajaran sebagai berikut:
Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada
artinya
Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi
dirinya
Pengorganisasian bahan pengajaran berarti
mengorganisasikan bahan dan ide baru, sebagai bagian
yang bermakna bagi siswa
Belajar bermakna berarti belajar tentang proses-proses
belajar, keterbukaan belajar mengalami sesuatu, bekerja
sama dengan melakukan pengubahan diri terus menerus
Belajar yang optimal akan terjadi, bila siswa berpartisipasi
secara bertanggung jawab dalam proses belajar
Belajar mengalami (experiential learning) dapat terjadi,
bila siswa mengevaluasi dirinya sendiri. Belajar
mengalami dapat memberi peluang untuk belajar kreatif,

Aliran Teori Belajar


(Rogers)
Rogers mengemukakan langkah-langkah
pembelajaran sesuai dengan teori belajarnya
sebagai berikut:
Guru memberikan kepercayaan kepada kelas
agar kelas memilih belajar secara tersetruktur
Guru dan siswa membuat kontrak belajar
Guru menggunakan metode inkuiri atau
diskoveri
Guru menggunakan metode simulasi
Guru mengadakan latihan kepekaan agar siswa
mampu menghayati perasaan dan berpartisipasi
dengan kelompok lain
Guru bertindak sebagai fasilitator belajar
Sebaiknya guru menggunakan pengajaran

Aliran Teori Belajar


(Maslow)
Maslow mengemukakan teorinya bahwa semua
orang memiliki motivasi untuk memenuhi
kebutuhannya yang bersifat hierarkis mulai dari
hierarki terbawah sebagai berikut:
Kebutuhan-kebutuhan fisik seperti rasa lapar dan
haus.
Kebutuhan akan rasa aman
Kebutuhan akan rasa memiliki dan cinta
Kebutuhan akan status dan pencapaian
Ketika berbagai kebutuhan di atas terpenuhi,
individu akan meraih aktualisasi diri, suatu
dorongan untuk mengembangkan potensi secara
penuh

Aliran Teori Belajar


(Maslow)

Menurut teori belajarnya, setiap individu memiliki


potensi untuk dikembangkan. Implementasi teori belajar
Maslow dalam pendidikan adalah bahwa guru harus
memahami karakteristik setiap siswa dan memahami
kebutuhannya, sehingga setiap siswa mempelajari apa
yang dia butuhkan berdasarkan lintasan belajar dan
potensinya masing-masing.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru
untuk mengimplementasikan teori belajar Maslow dalam
pembelajaran adalah:
Guru mengidentifikasi kebutuhan belajar dan potensi
setiap siswa
Guru memberikan tugas yang beragam kepada setiap
siswa sesuai dengan kebutuhan dan potensinya
Guru memfasilitasi proses belajar dan memberikan
bimbingan kepada setiap siswa yang mengalami

Aliran Teori Belajar


(Konstruktivisme)
Menurut aliran ini, belajar merupakan proses dimana
pembelajar secara aktif mengkonstruksi atau membangun
pengetahuan, gagasan-gagasan, atau konsep-konsep baru
didasarkan atas pengetahuan awal yang telah dimilikinya
Implementasi teori belajar ini dalam pembelajaran di
sekolah melahirkan prinsip-prinsip pembelajaran sebagai
berikut:
Siswa telah memiliki pengetahuan awal
Belajar merupakan proses pengkonstruksian suatu
pengatahuan berdasarkan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa
Belajar adalah perubahan konsepsi siswa
Proses pengkonstruksian pengetahuan berlangsung
dalam suatu konteks sosial tertentu
Siswa bertanggung jawab terhadap proses belajarnya.

Aliran Teori Belajar


(Konstruktivisme)
Tahapan pembelajaran berdasarkan teori belajar konstruktivisme
terdiri dari empat tahap yaitu:
Tahap eksplorasi pengetahuan awal siswa
Pada tahap ini siswa didorong untuk mengungkapkan
pengetahuan awal tentang konsep yang akan dipelajari. Bila perlu
guru memancing dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
problematis tentang fenomena yang sering ditemui sehari-hari
dengan mengaitkan konsep yang akan dibahas. Siswa diberi
kesempatan untuk mengkomunikasikan, mengilustrasikan
pemahaman tentang konsep tersebut.
Tahap pemberian pengalaman langsung
Pada tahap ini siswa diajak untuk menemukan konsep melalui
penyelidikan, pengumpulan data, dan penginterpretasian data
melalui suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru. Pemberian
pengalaman langsung dapat berupa pengamatan, melakukan
percobaan, demonstrasi, mencari informasi melalui buku atau
surfing di internet secara berkelompok. Pada tahap ini dirancang
agar rasa ingin tahu siswa tentang fenomena alam di sekelilingnya
dapat terpenuhi secara keseluruhan. Pada tahap ini guru memberi

Aliran Teori Belajar


(Konstruktivisme)

Tahap pengaktifan interaksi sosial


Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk
berinteraksi sosial dengan guru maupun temannya
secara berkelompok untuk melakukan tanya jawab
maupun diskusi hasil observasi atau temuannya dalam
kegiatan pembelajaran atau pengalamannya.
Tahap pencapaian kepahaman
Pada tahap ini guru memberikan penguatan bukan
memberi informasi. Dengan demikian siswa sendiri
yang membangun pemahaman baru tentang konsep
yang sedang dipelajari. Bila konsepsinya/pengetahuan
awalnya benar, maka siswa menjadi tidak ragu-ragu
lagi tentang konsepsinya. Bila pengetahuan awalnya
salah, maka eksplorasi akan merupakan jembatan
antara konsepsi siswa dengan konsep baru. Dengan
demikian diharapkan konsep yang dipelajarinya akan

Aliran Teori Belajar


(Sosial)

Teori ini menyatakan bahwa manusia belajar melalui


pengamatannya terhadap perilaku orang lain sebagai model, dan
kemudian meniru perilaku model tersebut. Pakar pada teori belajar
sosial ini adalah Albert Bandura dan Bernard Weiner. Teori belajar
sosial ini disebut sebagai teori belajar imitasi.
Implementasi teori belajar sosial ini dalam pembelajaran di
sekolah melahirkan empat fase pembelajaran yaitu:
Tahap memperhatikan (attention)
Pada tahap ini siswa harus menaruh perhatian pada detail-detail
yang penting dari perilaku model. Guru harus dapat mengarahkan
pengamatan siswa pada hal-hal penting yang menjadi fokus
pengamatan. Guru dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan
pengarah untuk memeriksa fokus pengamatan siswa.
Tahap mengingat (retention)
Pada tahap ini siswa harus dapat mengingat atau menyimpan
semua informasi dalam memorinya. Guru harus memfasilitasi
supaya model dapat memberikan pengulangan-pengulangan
perilaku supaya perilaku tersebut mudah diingat oleh siswa.

Aliran Teori Belajar


(Sosial)
Tahap memotivasi (motivation)
Pada tahap ini siswa harus memiliki
motivasi untuk menirukan model. Guru
dapat mengiming-imingi hadiah atau
memberikan penguatan agar siswa
termotivasi untuk menirukan model.
Tahap mereproduksi (reproduction)
Pada tahap ini siswa harus memiliki
keterampilan dan koordinasi fisik yang
dibutuhkan. Guru dapat melatih siswa
secara berulang-ulang supaya mereka
dapat melakukan perilaku sesuai dengan

Tugas Mandiri
Mempelajari berbagai teori belajar
lainnya

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai