Perencanaan Persimpangan
Perencanaan Persimpangan
PENGATURAN
PERSIMPANGAN JALAN
PERENCANAAN DAN
PENGATURAN
PERSIMPANGAN JALAN
Secara umum ada tiga macam persimpangan jalan
antara lain persimpangan jalan sebidang
(intersection at grade), persilangan jalan (grade
separations without ramps), dan persimpangan
jalan tak sebidang (interchanges).
PERENCANAAN DAN
PENGATURAN
PERSIMPANGAN JALAN
Dalam semua aspek pada rekayasa lalu lintas,
perencanaan suatu persimpangan mempunyai dua
tujuan utama yaitu untuk menjamin keselamatan dan
untuk meningkatkan efisiensi pergerakan dari semua
pengguna jalan (the road user)
PERENCANAAN DAN
PENGATURAN
PERSIMPANGAN JALAN
PERENCANAAN DAN
PENGATURAN
PERSIMPANGAN JALAN
1. Faktor manusia
Desain suatu persimpangan harus memperhatikan
aspek psikologis dan fisiologis manusia yakni
seperti waktu PIET atau waktu respons pengemudi
(driver response time) dan estimasi kecepatan
pendekatan (estimating approach speeds).
2. Pertimbangan lalu lintas eksisting (traffic existing
considerations)
Hal ini meliputi peninjauan pada kapasitas jalan
yang menunjang terhadap kebutuhan pengguna
jalan, penyebaran dari tipe kendaraan dan
penyediaan kebutuhan khusus bagi pejalan kaki
dan pengendara sepeda.
PERENCANAAN DAN
PENGATURAN
PERSIMPANGAN JALAN
PERENCANAAN DAN
PENGATURAN
PERSIMPANGAN JALAN
PERENCANAAN DAN
PENGATURAN
PERSIMPANGAN JALAN
PERENCANAAN DAN
PENGATURAN
PERSIMPANGAN JALAN
Macam-macam persimpangan jalan :
1. Persimpangan jalan sebidang (grade
intersection):
Bentuk pertemuan sebidang ini berfungsi
untuk melayani komposisi arus lalu lintas
yang menerus dan membelok, disesuaikan
dengan letak jalan lokal dan jalan kolektor
yang ada.
PERENCANAAN DAN
PENGATURAN
PERSIMPANGAN
JALAN
a. Persimpangan jalan sebidang bercabang tiga biasa :
CL
CL
III
II
CL
Bentuk T :
Pada keadaan ini, arus lalu lintas di jalan III dapat membelok
ke kiri, sedang arus lalu lintas di jalan II dapat membelok ke
jalan I. Jika arus lalu lintas dari jalan III membutuhkan untuk
langsung terus menuju jalan I dan arus lalu lintas dari jalan II
membutuhkan untuk belok kanan ke arah jalan III, maka
diperlukan lampu pengatur lalu lintas (traffic light).
PERENCANAAN DAN
PENGATURAN
PERSIMPANGAN JALAN
Bentuk Y :
PERENCANAAN DAN
PENGATURAN
PERSIMPANGAN
JALAN
III
Pada keadaan ini, arus lalu lintas dari jalan I ke jalan II dan
dari jalan II menuju ke jalan III adalah besar, sehingga
direncanakan jalur tambahan pada sisi dalam bagian jalan II.
Sehingga kendaraan dari jalan I yang akan membelok ke
jalan II dan kendaraan dari jalan II yang akan membelok ke
jalan III harus masuk ke jalur tambahan.
PERENCANAAN DAN
PENGATURAN
PERSIMPANGAN JALAN
b.2 Penambahan jalur di sebelah luar :
II
III
PERENCANAAN DAN
PENGATURAN
PERSIMPANGAN
JALAN
b.3 Penambahan jalur di sebelah luar dan dalam :
II
III
Pada keadaan ini, jika arus lalu lintas yang membelok dari jalan I ke jalan II,
dari jalan II ke jalan III dan dari jalan III ke jalan II adalah besar, maka perlu
diadakan penambahan jalur di bagian luar dan di bagian dalam. Sehingga
dalam hal ini, arus lalu lintas menerus dari jalan III menuju ke jalan I tidak
mengalami gangguan karena dapat masuk ke jalur tambahan. Untuk arus
lalu lintas menerus dari jalan I menuju ke jalan III akan sedikit mengalami
hambatan yang disebabkan oleh arus lalu lintas yang membelok dari jalan III
menuju ke jalan II. Alternatif solusinya adalah dengan penempatan lampu
pengatur lalu lintas (traffic light) pada bagian jalan I dan pada bagian jalan
III.
PERENCANAAN DAN
PENGATURAN
PERSIMPANGAN
JALAN
c. Persimpangan jalan sebidang bercabang tiga dengan pemisahan jalur :
INTERCHANGE DIAMOND
PERTEMUAN FREEWAY-JALAN
KOLEKTOR
CLOVERLEAF
PERTEMUAN FREEWAY DG ARTERI
SEMIDIRECTIONAL INTERCHANGE
FREEWAY - FREEWAY
TRUMPET
(WITH ROUNDABOUT ACCESS)
Jangan ada lajur khusus belok kiri (LTOR) yang mengurangi lajur lurus
Jangan ada lajur khusus belok kanan yang mengurangi lajur lurus
STO
P
LAIN-LAIN
Freeway bertemu jl arteri (interchange); sangat
jarang bertemu jl kolektor
Jalan arteri jangan bertemu jl lokal
Simpang tak bersinyal bisa diterapkan pada
pertemuan jl kolektor jl lokal
Bundaran hanya disarankan pada antar
pertemuan sesama jl kolektor (atau pertemuan
sesama jl lokal)
BUNDARAN DI INDONESIA
Weaving
BUNDARAN DG PRIORITAS
ROUNDABOUT
Prioritas bagi yang
akan keluar dari
roundabout
CIRCLE
Tidak ada prioritas
Weaving section di 4
lokasi
Sangat mungkin terjadi
JUNCTION (ROUNDABOUT)
PERENCANAAN DAN
PENGATURAN
PERSIMPANGAN JALAN
2. Persilangan jalan (grade separation without
ramps) :
Merupakan dua jalan yang saling bersilangan
satu dengan yang lainnya dan tidak bertemu
pada satu bidang, sehingga arus lalu lintas dari
jalan yang satu tidak dapat berpindah jalur ke
jalan yang lain, karena tidak ada jalan yang
menghubungkannya (ramps).
PERENCANAAN DAN
PENGATURAN
PERSIMPANGAN JALAN
PERENCANAAN DAN
PENGATURAN
PERSIMPANGAN JALAN
3. Persimpangan jalan tak sebidang (interchange):
Apabila volume arus lalu lintas yang melalui suatu
pertemuan jalan atau persimpangan jalan sudah
mencapai kapasitas pelayanan jalannya, maka arus
lalu lintas tersebut harus dapat melewati pertemuan
jalan tanpa harus mengalami hambatan yang
disebabkan oleh arus lalu lintas dari jalan lain,
berupa arus lalu lintas menerus atau membelok
sehingga diperlukan suatu persimpangan jalan tak
sebidang (interchange).
PERENCANAAN DAN
PENGATURAN
PERSIMPANGAN JALAN
Pada persimpangan jalan tak sebidang ini, ujungujung jalan bertemu tidak secara langsung, tetapi
menggunakan suatu jalur-jalur penghubung
(ramps) yang terpisah sehingga ada kemungkinan
untuk berganti arah atau berpindah jalur dari jalan
yang satu ke jalan yang lain dengan melalui jalurjalur penghubung (ramps) tersebut.
PERENCANAAN DAN
PENGATURAN
PERSIMPANGAN
JALAN
Menurut fungsi jalur-jalur jalan di dalam daerah interchange
Diamond Interchange
Cloverleaf Interchange
79