STRESS
BY
ARIANI NURFAKHIRAH
I0213012
DENSITY (Kepadatan)
Pengertian dari density adalah:
Menurut Sundstorm :
Sejumlah manusia dalam setiap unit ruangan.
Menurut Sarwono :
Suatu keadaan akan dikatakan semakin padat bila jumlah manusia pada
suatu batas ruang tertentu semakin banyak dibandingkan luas ruangan.
Menurut Joyce Marcella :
Banyaknya jumlah manusia di dalam suatu batas ruang tertentu.
DENSITY (Kepadatan)
Indikator kepadatan menurut Altman (1920):
1. Jumlah individu dalam sebuah kota
2. Jumlah Individu pada daerah sensus
3. Jumlah individu pada unit tempat tinggal
4. Jumlah ruangan pada unit tempat tinggal
5. Jumlah bangunan pada lingkungan sekitar
DENSITY (Kepadatan)
Tingkat kepadatan menurut Jain (1987) dipengaruhi oleh
unsur-unsur:
a. Jumlah individu pada setiap ruang
b. Jumlah ruang pada setiap unit rumah tinggal
c. Jumlah unit rumah tinggal pada setiap struktur
hunian
d. Jumlah struktur hunian pada setiap wilayah
pemukiman
DENSITY (Kepadatan)
Teori kepadatan menurut Halohan:
1. Kepadatan Spasial (Spasial Density)
DENSITY (Kepadatan)
Teori kepadatan menurut Altman:
1. Kepadatan Dalam (Inside Density)
Jumlah individu dalam suatu ruangan atau tempat tinggal.
2. Kepadatan Luar (Outside Density)
Sejumlah individu yang berada pada suatu wilayah
tertentu
DENSITY (Kepadatan)
Teori kepadatan menurut Altman:
1. Kepadatan Dalam (Inside Density)
Jumlah individu dalam suatu ruangan atau tempat tinggal.
2. Kepadatan Luar (Outside Density)
Sejumlah individu yang berada pada suatu wilayah
tertentu
DENSITY (Kepadatan)
DENSITY (Kepadatan)
B. Kepadatan pemukiman
mewah di kota besar.
Kepadatan di dalam rumah
rendah tetapi di luar tinggi.
CROWDING (Kesesakan)
Kesesakan merupakan bentuk lain dari persepsi terhadap
lingkungan. (Joyce, 2004)
Contoh:
CROWDING (Kesesakan)
Kesesakan menurut para ahli:
Menurut Altman adalah suatu proses interpersonal pada
tingkatan interaksi manusia dalam suatu pasangan.
Menurut Morris, kesesakan sebagai devisit suatu ruang.
Menurut Ancok, kesesakan timbul dari besar-kecilnya
ukuran rumah yaitu menentukan besarnya rasio antara
penghuni dan tempat (space) yang tersedia.
CROWDING (Kesesakan)
Kesesakan menurut para ahli:
Menurut Rapoport, kesesakan adalah suatu evaluasi
subjektif dimana besarnya ruang dirasa tidak mencukupi.
Batasan kesesakan melibatkan persepsi seseorang
terhadap keadaan ruang yang dikaitkan dengan
kehadiran sejumlah manusia. Dimana ruang yang
tersedia dirasa terbatas atau jumlah manusianya yang
dirasa terlalu banyak.
Dan lain-lain.
CROWDING (Kesesakan)
Teori-Teori Kesesakan
Teori Beban
Stimulus
Teori Ekologi
Teori Kendala
Perilaku
CROWDING (Kesesakan)
Teori Beban Stimulus
Kesesakan akan terjadi bila stimulus yang diterima individu terlalu banyak (melebihi
kapasitas kognitifnya) sehingga timbul kegagalan dalam memproses stimulus atau info dari
lingkungan.
Menurut Keating, Stimulus adalah hadirnya banyak orang dan aspek-aspek interaksinya,
kondisi lingkungan fisik yang menyebabkan kepadatan sosial.
Informasi yang berlebihan dapat terjadi karena :
a. Kondisi lingkungan fisik yang tidak menyenangkan
b. Jarak antar individu (dalam arti fisik) yang terlalu dekat
c. Suatu percakapan yang tidak dikehendaki
d. Terlalu banyak mitra interaksi
e. Interaksi yang terjadi dirasa terlalu dalam atau terlalu lama
CROWDING (Kesesakan)
Teori Ekologi
(Membahas kesesakan dari sudut proses sosial)
A. Menurut Micklin :
Sifat-sifat umum model pada ekologi manusia :
1.Teori ekologi perilaku : Fokus pada hubungan timbale balik antara manusia dan
lingkungan.
2.Unit analisisnya : Kelompok social, bukan individu dan organisasi social
memegang peranan penting.
3.Menekankan pada distribusi dan penggunaan sumber-sumber material dan sosial
B. Menurut Wicker :
Teori Manning : Kesesakan tidak dapat dipisahkan dari factor setting dimana hal itu
terjadi.
CROWDING (Kesesakan)
Teori Kendala Perilaku
Kesesakan terjadi karena adanya kepadatan sedemikian rupa
sehingga individu merasa terhambat untuk melakukan sesuatu.
Kesesakan akan terjadi bila sistem regulasi privasi seseorang
tidak berjalan secara efektif lebih banyak kontak social yang
tidak diinginkan. Kesesakan timbul karena ada usaha-usaha
yang terlalu banyak, yang butuh energi fisik maupun psikis,
guna mengatur tingkat interaksi yang diinginkan.
CROWDING (Kesesakan)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kesesakan:
1 Faktor Personal
2
Faktor Sosial
Faktor Fisik
CROWDING (Kesesakan)
Faktor Personal
a. Kontrol Pribadi dan Locus Of Control; Selligman, dkk :
Kepadatan meningkat bias menghasilkan kesesakan bila individu sudah tidak punya control
terhadap lingkungan sekitarnya. Kontrol pribadi dapat mengurangi kesesakan. Locus Of Control
(Locus Pengendalian) : Kecenderungan individu untuk mempercayai (atau tidak mempercayai)
bahwa keadaan yang ada di dalam dirinya lah yang berpengaruh kedalam kehidupannya.
b. Budaya, pengalaman dan proses adaptasi
Menurut Sundstrom : Pengalaman pribadi dalam kondisi padat mempengaruhi tingkat toleransi.
Menurut Yusuf : Kepadatan meningkat menyebabkan timbulnya kreatifitas sebagai intervensi
atau upaya menekankan perasaan sesak.
c. Jenis kelamin dan usia
Pria lebih reaktif terhadap kondisi sesak
Perkembangan, gejala reaktif terhadap kesesakan timbul pada individu usia muda.
CROWDING (Kesesakan)
Faktor Sosial
a) Kehadiran dan perilaku
orang lain
b) Formasi koalisi
c) Kualitas hubungan
d) Informasi yang tersedia
Faktor Fisik
CROWDING (Kesesakan)
Perbedaan dari Kepadatan dan Kesesakan
a. Kepadatan (density) : Kendala kekurangan (bersifat
obyektif).
b. Kesesakan (crowding) : Respon subyektif terhadap ruang yang
sesak.
Kepadatan memang merupakan syarat yang diperlukan untuk timbulnya persepsi
kesesakan, tetapi bukanlah syarat yang mutlak.
Jadi kesesakan (crowding) ini ada hubungannya dengan kepadatan (density), yaitu
banyaknya jumlah manusia dalam suatu batas ruang tertentu. Makin banyak jumlah
manusia berbanding luasnya ruangan, makin padatlah keadaannya.
STRESS
Definisi stress
Istilah stres ditemukan oleh Hans Selye (dalam Sehnert,
1981) yang mendefinisikan stres sebagai respon yang
tidak spesifik dari tubuh pada tiap tuntutan yang
dikenakan padanya. Dengan kata lain istilah stres dapat
digunaan untuk menunjukkan suatu perubahan fisik yang
luas yang disulut oleh berbagai faktor psikologis atau
faktor fisik atau kombinasi kedua faktor tersebut.
STRESS
Karena banyaknya definisi mengenai stres, maka
Sarafino (1994) mencoba mengkonseptualisasikan ke
dalam tiga pendekatan, yaitu :
Stimulu
s
Respon
Proses
STRESS
Stimulus
Keadaan atau situasi dan peristiwa yang dirasakan mengancam
atau membahayakan yang menghasilkan perasaan tegang disebut
sebagaistressor.Beberapa ahli yang menganut pendekatan ini
mengkategorikan stresor menjadi tiga :
a. Peristiwa katastropik, misalnya angin tornado atau gempa bumi.
b. Peristiwa hidup yang penting, misalnya kehilangan pekerjaan
atau orang yang dicintai.
c. Keadaan kronis, misalnya hidup dalam kondisi sesak atau bising.
STRESS
Respon
Respon adalah reaksi sesorang terhadap stresor. Untuk itu dapat
diketahui dari dua komponen yang saling berhubungan, yaitu
komponen psikologis dan komponen fisiologis.
a) Komponen psikologis, seperti perilaku, pola pikir dan emosi
b) Komponen fisiologis, seperti detak jantung, mulut yang
mengering (sariawan), keringat dan sakit perut.
Kedua respon tersebut disebut denganstrainatau ketegangan.
STRESS
Proses
Stres sebagai suatu proses terdiri dari stesor dan strain
ditambah dengan satu dimensi penting yaitu hubungan
antara manusia dengan lingkungan. Proses ini
melibatkan interaksi dan penyesuaian diri yang kontinyu,
yang disebut juga dengan istilah transaksi antar manusia
dengan lingkungan, yang didalamnya termasuk perasaan
yang dialami dan bagaimana orang lain merasakannya.
STRESS
Jenis Stres
Holahan (1981) menyebutkan jenis stres yang dibedakan menjadi dua bagian,
yaitusystemic stress dan psychological stress.
1) Systemic Stress
Systemic stress didefinisikan oleh Selye (dalam Holahan, 1981) sebagai respon
non spesifik dari tubuh terhadap beberapa tuntutan lingkungan. Ia menyebut
kondisi-kondisi pada lingkungan yang menghasilkan stres, misalnya racun kimia
atau temperatur ekstrim, sebagai stressor.
2) Psychological stress
STRESS
Jenis Stres
Holahan (1981) menyebutkan jenis stres yang dibedakan menjadi dua bagian,
yaitusystemic stress dan psychological stress.
1) Systemic Stress
Systemic stress didefinisikan oleh Selye (dalam Holahan, 1981) sebagai respon
non spesifik dari tubuh terhadap beberapa tuntutan lingkungan. Ia menyebut
kondisi-kondisi pada lingkungan yang menghasilkan stres, misalnya racun kimia
atau temperatur ekstrim, sebagai stressor.
2) Psychological stress
STRESS
Sumber Stres
Lazarus dan Cohen (dalam Evans, 1982) mengemukakan bahwa terdapat tiga
kelompok sumber stress, yaitu :
1. Fenomenacatalismic, yaitu hal-hal atau kejadian-kejadian yang tiba-tiba, khas,
dan kejadian yang menyangkut banyak orang seperti bencana alam, perang,
banjir, dan sebagainya.
2. Kejadian-kejadian yang memerlukan penyesuaian atau coping seperti pada
fenomena catalismic meskipun berhubungan dengan orang yang lebih sedikit
seperti respon seseorang terhadap penyakit atau kematian.
3. Daily hassles, yaitu masalah yang sering dijumpai di dalam kehidupan sehari-hari
yang menyangkut ketidakpuasan kerja atau masalah-masalah lingkungan seperti
kesesakan atau kebisingan karena polusi.