Anda di halaman 1dari 10

KELOMPOK

Perlindungan Profesi

Nama Kelompok
Annisa Hariningrum
Ayu Maulidina
Mita Putri Utami
Nurmaya Amelia
Nurul Silviyani
Nyi Mas Jihan Haswini Winahyu
Tiarno Prasetyo Wicaksono

Perlindungan profesi
Perlindungan profesi mencakup perlindungan
terhadap pemutusan hubungan kerja (PHK) yang
tidak sesuai dengan peraturan perundangundangan, pemberian imbalan yang tidak wajar,
pembatasan dalam penyampaian pandangan,
pelecehan terhadap profesi dan
pembatasan/pelarangan lain yang dapat
menghambat guru dalam melaksanakan tugas.

Prinsip Perlindungan profesi


prinsip perlindungan profesi merupakan hal yang
harus diatur dalam R KUHP. Beberapa kelompok
profesi telah terlindungi melalui berbagai peraturan
perundang-undangan seperti profesi dokter (UU No
29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran),
advokat (UU No 18 Tahun 2003 tentang Advokat),
dan Notaris (UU No 30 Tahun 2004 tentang Jabatan
Notaris). Meski telah dilindungi dalam peraturan
perundang-undangan yang mengatur profesi
tersebut tetapi ternyata R KUHP memuat juga
ancaman melalui Pasal 91 RKUHP tentang
pencabutan hak untuk menjalankan profesi.

Pengaruh terhadap perlindungan profesi


guru
Pengaruh positif tersebut ada yang bersifat intrinsik
(ke dalam) terhadap guru antara lain, suasana
kondusif dalam bekerja, adanya ketenangan dan
kenyamanan dalam menjalankan profesinya, serta
meningkatnya motivasi berkarya dan pengabdian.
Sedangkan, pengaruh yang bersifat ekstrinsik bagi
pihak luar, antara lain, penghargaan yang wajar
bagi profesi guru, mencegah tindakan semenamena dan sewenang-wenang terhadap guru, serta
dapat menjadi rangsangan bagi putra-putri terbaik
bangsa untuk memilih menjadi profesi pendidik.

A.Pengertian Pelanggaran Kode Etik


Profesi Guru
Etika profesi guru adalah seperangkat
norma yang harus diindahkan dalam
menjalankan profesi guru kemasyarakatan
atau dengan kata lain merupakan landasan
moral dan pedoman tingkah laku guru
warga PGRI dalam melaksanakan panggilan
pengabdiannya bekerja sebagai guru.

B.Faktor Penyebab terjadinya


Pelanggaran Kode Etik Profesi Guru

Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan anak bangsa.


Berbagai upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan
telah dilaksanakan walapun belum menunjukkan hasil yang
optimal. Tugas utama guru mendidik dan mengembangkan
berbagai potensi .Jika ada guru yang bersikap menyimpang
karena dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, adanya malpraktik
yaitu melakukan praktek yang salah. Guru salah dalam
menerapkan hukuman pada siswa. Apapun alasannya tindakan
kekerasan maupun pencabulan guru terhadap siswa merupakan
suatu pelanggaran.

Kedua, kurang siapnya guru maupun siswa secara fisik, mental,


maupun emosional. Kesiapan fisik, mental, dan emosional guru
maupun siswa sangat diperlukan. Jika kedua belah pihak siap
secara fisik, mental, dan emosional, proses belajar mengajar akan
lancar, interaksi siswa dan guru pun akan terjalin harmonis
layaknya orang tua dengan anaknya.

Ketiga, kurangnya penanaman budi pekerti di sekolah. Pelajaran


budi pekerti sekarang ini sudah tidak ada lagi. Kalaupun ada,
sifatnya hanya sebagai pelengkap, lantaran diintegrasikan

Contoh Kasus
Guru Dianiaya wali murid di
Makassar
Profesi guru akhir-akhir ini memang menjadi objek sasaran
baik kekerasan fisik maupun upaya kriminalisasi melalui jalur
hukum. Guru yang semestinya menjadi teladan dan panutan
menjadi tidak memiliki marwah. Pemerintah mengaku banyak
mendapat keluhan dan kekhawatiran dari para guru atas
fenomena kriminalisasi maupun aksi kekerasan fisik yang
menimpa para pekerja didik itu. Kriminalisasi guru dan aksi
kekerasan ini menurutnya jangan dianggap sepele. Karena ini
efeknya pada kualitas kegiatan belajar-mengajar (KBM). Di
samping juga, tentu peristiwa tersebut akan merepotkan dan
menyita waktu para guru karena turut serta melakukan aksi
sebagai bentuk solidaritas terhadap rekan guru yang menjadi
korban. Karena itu, pemerintah harus mengambil langkah
konkret untuk menyudahi praktik kriminalisasi dan tindakan

Sanksi yang diberikan


Dalam sejumlah kasus yang mencuat, aparat penegak hukum
menjerat para guru dengan UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas UU Nomor 23 tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak. Di satu sisi profesi guru juga diatur dalam
UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Di Pasal 39 ayat (2) UU Nomor 14 Tahun 2005 secara jelas
bahwa guru berhak mendapat perlindungan hukum,
perlindungan profesi dan perlindungan keselamatan kerja
serta kesehatan kerja. Atas dua UU tersebut, sebaiknya
seluruh stakeholder menyamakan persepsi agar peristiwa
yang muncul tidak terulang kembali.

Kesimpulan
apabila kejelasan dan ketegasan perlindungan
terhadap profesi guru mendapatkan perlakuan dan
jaminan yang sesuai dengan undang-undang yang
berlaku, secara nyata mutu pendidikan pun
berangsur-angsur akan semakin berkualitas pula.
Dalam hal ini akan banyak pengaruh positif yang
diperoleh seandainya perlindungan terhadap
profesi guru dapat diwujudkan.

Anda mungkin juga menyukai