Anda di halaman 1dari 21

REFERAT

Efektivasi Metrformin pada Pasien


Sirosis Hepatis dengan Diabetes
Mellitus

Dosen Pembimbing : dr. Julwan P, Sp. PD


Nama : Satrio Fadlullah
NIM : 112015-091
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam
RSPAU. dr. Esnawan Antariksa
Periode 2016

Pendahuluan

Sirosis Hepatis
Sirosis hepatis merupakan penyakit kronis pada
hepar dengan inflamasi dan fibrosis hepar yang
mengakibatkan distorsi struktur hepar dan
hilangnya sebagian besar fungsi hepar.
Perubahan besar yang terjadi karena sirosis
adalah kematian sel-sel hepar, terbentuknya selsel fibrotik (sel mast), regenerasi sel dan jaringan
parut yang menggantikan sel-sel normal.
Perubahan ini menyebabkan hepar kehilangan
fungsi dan distorsi strukturnya.

Etiologi Sirosis Hepatis


Hepatitis C kronis
Alkohol.
Nonalcoholic fatty liver disease
(NAFLD) and nonalcoholic
steatohepatitis (NASH).
Hepatitis B dan Hepatitis D
Autoimmune hepatitis
Blocked bile ducts
Obat-obatan, racun, dan infeksi

Klasifikasi Sirosis
Hepatis

Diagnosis Sirosis Hepatis


Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan laboratorium: Urine,
Tinja, darah, Tes Faal hati.
Radiologi
Ultrasonography (USG)
Peritoneoskopi (laparoskopi)
Biopsi Hati

Diabetes Mellitus
Secara klinik Diabetes mellitus
adalah sindroma yang merupakan
gabungan kumpulan gejala-gejala
klinik yang meliputi aspek metabolik
dan vaskuler yaitu hiperglikemi puasa
dan post prandial, aterosklerotik dan
penyakit vaskuler mikroangiopati,
serta hampir semua organ tubuh
akan terkena dampaknya.

Kriteria penegakan
diagnosis DM

Patofisologi Sirosis Hepatis


dengan Diabetes Mellitus

Penatalaksanaan Sirosis
hepatis dengan Diabetes
Mellitus
Edukasi
Terapi Gizi Medis
Latihan Jasmani
Intervensi Farmakologis

Intervensi Farmakologis
OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL (OHO)
Pemicu sekresi insulin:
Sulfonilurea
Efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta
pancreas
Pilihan utama untuk pasien berat badan normal atau
kurang
Sulfonilurea kerja panjang tidak dianjurkan pada orang
tua, gangguan faal hati dan ginjal serta malnutrisi
Glinid
Terdiri dari repaglinid dan nateglinid Cara kerja sama
dengan sulfonilurea, namun lebih ditekankan pada
sekresi insulin fase pertama.
Obat ini baik untuk mengatasi hiperglikemia postprandial

Peningkat sensitivitas insulin:


Biguanid
Golongan biguanid yang paling banyak digunakan
adalah Metformin. Metformin menurunkan glukosa
darah melalui pengaruhnya terhadap kerja insulin
pada tingkat seluler, distal reseptor insulin, dan
menurunkan produksi glukosa hati.
Metformin merupakan pilihan utama untuk
penderita diabetes gemuk, disertai dislipidemia,
dan disertai resistensi insulin, dan pada sirosis
hepatis.
Tiazolidindion
Menurunkan resistensi insulin dengan
meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa
sehingga meningkatkan ambilan glukosa perifer.
Tiazolidindion dikontraindikasikan pada gagal
jantung karena meningkatkan retensi cairan.

Penghambat glukoneogenesis:
Biguanid (Metformin).
Selain menurunkan resistensi insulin, Metformin
juga mengurangi produksi glukosa hati.
Metformin dikontraindikasikan pada gangguan
fungsi ginjal dengan kreatinin serum > 1,5 mg/
dL gangguan fungsi hati, serta pasien dengan
kecenderungan hipoksemia seperti pada sepsis.
Metformin tidak mempunyai efek samping
hipoglikemia seperti golongan sulfonylurea.
Metformin mempunyai efek samping pada
saluran cerna (mual) namun bisa diatasi
dengan pemberian sesudah makan.

Penghambat glukosidase alfa :


Acarbose
Bekerja dengan mengurangi absorbsi
glukosa di usus halus.
Acarbose juga tidak mempunyai efek
samping hipoglikemia seperti golongan
sulfonylurea.
Acarbose mempunyai efek samping pada
saluran cerna yaitu kembung dan flatulens.
Penghambat dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4)
Glucagon-like peptide-1 (GLP-1) merupakan
suatu hormone peptide yang dihasilkan
oleh sel L di mukosa usus.

OBAT SUNTIKAN Insulin

Insulin
Insulin
Insulin
Insulin
Insulin

kerja cepat
kerja pendek
kerja menengah
kerja panjang
campuran tetap

Metformin dengan Sirosis Hepatis


Metformin salah satu jenis OHO ternyata bukan hanya
berfungsi untuk kendali glikemik, tetapi juga dapat
memperbaiki disfungsi endotel, hemostasis, stress oksidatif,
resistensi insulin, profil lipid dan redistribusi lemak.
Metformin terbukti dapat menurunkan berat badan,
memperbaiki sensitivitas insulin, dan mengurangi lemak
visceral. Pada penderita perlemakan hati (fatty liver),
didapatkan perbaikan dengan penggunaan Metformin.
Metformin juga terbukti mempunyai efek protektif terhadap
komplikasi makrovaskular. Selain berperan Metformin dalam
memperbaiki fungsi saraf, khususnya spatial memory
function15 dan peranan proteksi Metformin dalam
karsinogenesis.
Diabetes tipe-2 mempunyai risiko lebih tinggi untuk terkena
berbagai macam kanker terutama kanker hati, pankreas,
endometrium, kolorektal, payudara, dan kantong kemih.
Banyak studi menunjukkan penurunan insidens keganasan
pada pasien yang menggunakan Metformin.

Pembahasan
A.Formulasi Pertanyaan Ilmiah
Pertanyaan klinis yang
diformulasikan pada pembahasan
kasus berbasis bukti ini ialah
Bagaimana Efektivasi Metrformin
pada Pasien Sirosis Hepatis dengan
Diabetes Mellitus?

B. Pencarian Bukti iImiah

C. Telaah Kritis (Critical Appraisal)


Patient
Sirosis hepatis
dengan diabetes

Intervesion Comperasion
Metformin

Outcome

Non

Tingkat

Metformin

kelangsungan
hidup

Diskusi

Dari hasil pencarian bukti yang sudah dilakukan,


ditemukan 1 studi. Dari hasil tersebut, Zhang et al
yang mengatakan bahwa penggunaan Metformin
berhubungan dengan tingkat kelangsungan hidup
pasien sirosis hepatis dengan diabetes. Studi oleh
Zhang et al merupakan analisa retrospektif mencakup
250 pasien dengan sirosis hati dengan diabetes, 172
(68,8 %) menggunakan metformin dan 78 (31,2%)
pasien yang tidak menggunakan metformin, yang
dilakukan pada pasien sirosis hepatis dengan diabetes
anatara tahun 200 dan 2010. Setelah dilakukan
analisa univariat, didapatkan bahwa masih ada
beberapa variabel yang berbeda bermakna pada grup
Metformin dan non Metformin, yaitu usia, albumin,
jenis kelamin, bilirubin, skor MELD, tingkat AFP,
etiologi sirosis. Zhang mendapatkan metformin
meningkatkan kelangsungan hidup pada saat pasien
sirosis hepatis dengan diabetes mellitus dengan
Hazard rasio 0,43 (95% CI: 0,24-0,78, P = 0,005).

Anda mungkin juga menyukai