Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PEMBERIAN

METFORMIN PADA PENDERITA


DIABETES MELLITUS TIPE 2
USIA LANJUT

Oleh :
Kelompok 6
Pembimbing :
dr. Haryanto Husein, M.S, AFK, AKK

Anggota Kelompok 6

12700440
12700469
12700476
12700280
12700353

Desi Safira
Tri Pangesti Hayu W
Palupy Faradina
Ni Made Wahyu Surya A
Sistri Ajeng Gusti M

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut WHO (2011), sebanyak 346 juta orang di dunia


menderita DM dan perkirakan mencapai 380 juta jiwa pada
tahun 2025.
Menurut Oiknine dan Mooradian (2003), 95% DM tipe 2 terjadi
pada penderita lanjut usia.
Faktor penyulit pengobatan DM tipe 2 usia lanjut adalah adanya
komplikasi yang diderita oleh penderita.
Dalam konsensus ADA-EASD (2008), metformin dianjurkan
sebagai terapi obat lini pertama untuk semua pasien DM tipe 2
kecuali yang memiliki kontraindikasi terhadap metformin.
Pemberian obat antidiabetes pada lanjut usia perlu
mendapatkan perhatian khusus karena pasien lansia mengalami
kemunduran fungsi organ yang mempengaruhi aspek
farmakokinetik obat.

PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh pemberian metformin pada penderita DM
tipe 2 usia lanjut?
Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh pemberian metformin pada penderita
DM tipe 2 usia lanjut.
Manfaat
Dapat dijadikan sebagai penambah wawasan ilmu pengetahuan
ataupun referensi bagi penulis maupun pembaca.

TINJAUAN PUSTAKA
Metformin merupakan dasar dalam pengobatan diabetes.
Metformin paling sering digunakan sebagai terapi lini
pertama untuk individu dengan DM tipe 2.
Metformin merupakan salah satu dari beberapa
antihyperglycaemic agen.

TINJAUAN PUSTAKA

Golongan
Nama Kimia
Rumus Molekul
Berat Molekul
Pemerian
Kelarutan

: Derivat dimetil dari kelompok biguanida


: N,N-Dimethylimidodicarbonimidic diamide
: C4H11N5HCl
: 165,6 g/mol
: Serbuk putih, higroskopik dan serbuk kristal
: Dalam air 1 : 2
Dalam etanol 1 : 100
Tidak larut dalam kloroform dan eter.

TINJAUAN PUSTAKA
Sediaan dan Dosis Metformin
Bentuk sediaan oral metformin adalah sebagai
berikut :
500, 850, 1000 mg tablet
extended-release (XR) 500, 750, 1000 mg tablet
500 mg/mL solutio

TINJAUAN PUSTAKA
Strategi Penggunaan Metformin
Dimulai dengan dosis kecil (500 mg/hari) yang diberikan
1 dd atau 2 dd pada saat makan pagi atau malam.
Setelah 5-7 hari, jika tidak ada efek samping pada
gastrointestinal, dosis dapat ditingkatkan sampai 850
atau 1.000 mg sebelum makan pagi atau makan malam.
Jika timbul efek samping obat pada saluran pencernaan,
dosis obat dapat diturunkan pada dosis sebelumnya.
Dosis efektif maksimal biasanya 850 mg, 2 kali sehari,
akan lebih baik lagi kalau dinaikan dosisnya sampai
3.000 mg sehari.

TINJAUAN PUSTAKA
Farmakodinamik
Mekanisme Kerja Metformin adalah sebagai berikut :
menambah up-take (utilisasi) glukosa diperifer
dengan meningkatkan sensitifitas jaringan terhadap
insulin
menekan produksi glukosa oleh hati
menurunkan oksidasi Fatty Acid
meningkatkan pemakaian glukosa dalam usus
melalui proses non oksidatif

TINJAUAN PUSTAKA
Farmakokinetik
Pola ADME Metformin adalah sebagai berikut :
Absorpsi metformin berlangsung relatif lambat dan dapat
diperpanjang sampai sekitar 6 jam.
Obat metformin akan didistribusikan ke seluruh tubuh
melalui sirkulasi darah.
Metformin tak terikat protein plasma.
Metformin tidak mengalami metabolisme hepatik atau
ekskresi melalui kandung empedu.
Metformin diekskresikan dari tubuh dalam bentuk metabolit
hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya.

TINJAUAN PUSTAKA
Waktu Paruh
: 3-6 jam
Ikatan Protein
: Metformin mengaktivasi enzim
Adenosin Monofosfat Protein Kinase (AMPK) yang akan
meningkatkan kadar adiponektin.
Bioavailabilitas : bioavailabilitas Metformin hidroklorida
jika diberikan secara peroral adalah 50 60%.
Bioavailabilitas metformin dapat ditingkatkan dengan
sistem penghantaran obat secara GRDDS
(gastroretentive drug delivery systems).

TINJAUAN PUSTAKA

Indikasi
Lebih sering digunakan sebagai terapi antidiabetik oral, oleh karena :
memiliki efek samping hipoglikemi yang rendah dibandingkan
dengan golongan lain
efektif menurunkan kadar glukosa darah dengan mekanisme
kerjanya tidak melalui perangsangan sekresi insulin tetapi
langsung terhadap organ sasaran.
Kontraindikasi
Penderita dengan gangguan fungsi hepar
Penderita dengan gangguan fungsi ginjal
Penderita dengan penyakit jantung kongesif
Wanita hamil
Keadaan gawat

TINJAUAN PUSTAKA
Toksisitas
Efek Samping Metformin
Mual muntah
Diare
Kecap logam (metalic taste)
Anoreksia
Perasaan tidak nyaman pada perut
Defisiensi vitamin B12.
Gejala Toksisitas
Asidosis laktat
Defisiensi vitamin B12.

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut WHO ada empat tahap batasan umur yaitu usia


pertengahan (middle age) antara 45 59 tahun, usialanjut (elderly)
antara 60 74 tahun, dan lanjut usia (old) antara 75 90 tahun,
serta usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.
Di Indonesia, batasan lanjut usia adalah 60 tahun keatas. Hal ini
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2.
Dalam konsensus ADA-EASD (2008), metformin dianjurkan sebagai
terapi obat lini pertama untuk semua pasien Diabetes Melitus Tipe 2
kecuali pada mereka yang memiliki kontraindikasi terhadap
metformin.

PEMBAHASAN

Efek samping gastrointestinal berupa anoreksia, mual, dan perasaan


tidak nyaman pada perut terjadi pada 30% pasien DM tipe 2.
Hal ini disebabkan karena kontrol glukosa darah yang tidak baik, serta
gangguan saraf otonom yang mengenai saluran pencernaan.
Gangguan ini dimulai dari rongga mulut yang mudah terkena infeksi.
Terjadi gangguan rasa pengecapan sehingga mengurangi nafsu
makan, mual, bahkan muntah. Diare juga bisa terjadi akibat dari
gangguan saraf otonom pada lambung dan usus.
Keluhan atau gangguan pada sistem pencernaan dapat timbul pada
saat mulai pertama kali penggunaan atau setelah lama penggunaan
metformin.
Namun, efek samping pada saluran gastrointestinal ini, akan membaik
setelah dosis metformin diturunkan atau pemberian metformin
dihentikan.

KESIMPULAN

Prevalensi penderita diabetes yang cenderung semakin meningkat


akan meningkatkan penggunaan obat anti diabetik. Salah satu
terapi yang sering digunakan adalah Metformin yang merupakan
derivat dimetil dari kelompok biguanida yang berkhasiat
memperbaiki sensitivitas insulin, terutama menghambat
pembentukan glukosa dalam hati serta menurunkan kolesterol-LDL
dan trigliserida. Metformin juga terbukti mempunyai efek protektif
terhadap komplikasi kardiovaskuler. Efek samping pada saluran
gastrointestinal akibat metformin dan multifarmasi merupakan salah
satu kendala yang sering mengganggu kepatuhan pasien dalam
pengobatan terutama pada pasien usia lanjut yang mengalami
penurunan fungsi organ sehingga rentan terhadap efek samping
obat-obatan, termasuk metformin.

SARAN
Sebaiknya perlu komunikasi, informasi, dan edukasi pada
penderita DM tipe 2 terutama pada pasien- pasien lanjut
usia mengenai efek terapi dari pemberian obat metforin.
Jika timbul efek samping metformin pada saluran
pencernaan, dosis obat dapat diturunkan pada dosis
sebelumnya.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai