Penyebab pasti NASH tidak diketahui dengan jelas. Perlemakan hepar dan NASH
diasosiasikan dengan faktor risiko obesitas, diabetes mellitus tipe 2, dislipidemia,
resistensi insulin, DM tipe 2, dan sindrom metabolic, diabeter, pola makan tidak sehat.
2. Patogenesis?
Hipotesis patogenesis NASH yang sampai saat ini banyak diterima adalah the two hit
theory yang diajukan oleh Day dan James :
a. Hit pertama
Di hepar, asam lemak bebas akan mengalami metabolisme lebih lanjut, seperti
proses re-esterifikasi menjadi trigliserida atau digunakan untuk pembentukan
lemak lainnya. Adanya peningkatan massa jaringan lemak tubuh, khususnyapada
obesitas sentral akan meningkatkan pelepasan asam lemak bebas yang kemudian
menumpuk di dalam hepatosit.
Peningkatan stres oksidatif sendiri dapat juga terjadi karena resistensi insulin,
peningkatan kadar endotoksin dalam hepar, peningkatan aktivitas uncoupling
protein mitokondria, peningkatan aktivitas sitokrom P-450 zEI, peningkatan
cadangan besi, dan menurunnya aktivitas antioksidan. Ketika stres oksidatif yang
terjadi di hepar melebihi kemampuan perlawanan antioksidan, aktivasi sel stelata
dan sitokin proinflamasi akan berlanjut dengan inflamasi progresif,
pembengkakan hepatosit dan berujung pada kematian sel, pembentukan badan
Mallory, serta fibrosis.
Penjelasan gambar.
proses kedua yakni steatohepatitis, dimana terjadi inflamasi yang diperantarai oleh
stres oksidatif dan sitokin (utamanya oleh TNF-α/tumor necrosis factor alpha).
FFA akan menghasilkan oksidan spesies yang akan mengaktivasi Iκ Kinase β (IκKβ)
yang selanjutnya akan mengaktivasi Nuclear factor κβ (NF-κβ) yang akan berakibat
terjadinya gangguan fosforilasi tirosin pada insulin receptor substrate (IRS-1) yang
berakibat terjadinya resistensi insulin.
TNF-α akan mengaktivasi c-junk NH2-terminal kinase (JNK) yang akan berakibat
terjadinya gangguan fosforilasi tirosin pada insulin receptor substrate (IRS-1) yang
berakibat terjadinya resistensi insulin.
TNF-α akan mengaktivasi protein kinase C theta (PKC-θ) yang bertindak serine
kinase sehingga menyebabkan inaktivasi IRS1 sehingga terjadi resistensi insulin.
Ketika terjadi penumpukan lipid (asam lemak) di dalam hepar, akan menimbulkan
peningkatan oksidasi dan esterifikasi lemak. Proses ini terfokus pada mitokondria sel
hepar sehingga akhirnya akan mengakibatkan kerusakan mitokondria dapat juga
menyebabkan kematian pada mitokondria yang akan berakibat pada kerusakan atau
kematian sel pada jaringan akan mengakibatkan terlepasnya enzim SGOT / SGPT ke
sirkulasi sehingga terjadinya peningkatan pada enzim tersebut.
Anamnesis
Penting sekali untuk menggali riwayat obesitas pada pasien NAFLD dan NASH
sebab bisa saja saat pasien datang, telah terjadi perubahan pada berat badan akibat
penuaan maupun sirosis sehingga riwayat obesitas di masa dahulu tertutupi.
Kondisi-kondisi lain yang dapat ditemukan antara lain, sleep apnea pada obesitas,
lipodistrofi, penyakit peroksisomal, mitokondrialopati, penyakit Weber-Christian,
sindrom Mauriac, lipomatosis Made-Lung, penyakit Wilson, paparan terhadap zat
pelarut industri, paparan terhadap obatobatan (amiodaron, tamoxifen, analog
nukleosida, serta methotrexate), penyakit celiac serta abetalipoproteinemia.
Kondisi-kondisi diatas banyak memiliki kesamaan dalam hal terjadinya kelainan
metabolisme lemak dan atau injuri/disfungsi mitokondrial.
Biasanya pasien dengan NASH datang dengan peningkatan kadar enzim hati di
atas normal pada saat pemeriksaan kesehatan rutin atau saat pemantuan
pemberian obat antihiperlipidemia.
a. Laboratorium
Kenaikan enzim hati (SGOT dan SGPT). Peningkatan ini jarang mencapai 10 kali
lipat dari batas atas normal dan lebih sering < 1,5 kali batas atas normal. Biasanya
kadar SGPT lebih tinggi dibanding SGOT. Peningkatan kadar SGOT yang lebih
besar dari SGPT memberikan kecurigaan telah terjadi fibrosis atau bahkan sirosis
(namun hal ini dapat berubah sejalan dengan pemberian obat antidiabetes)
Hiperglikemia dapat terjadi berkaitan dengan diabetes pada kurang lebih 1/3
pasien.
b. Pemeriksaan Pencitraan
c. Biopsi Hati
Gambaran biopsi hepar antara lain berupa steatosis, infiltrasi sel radang,
hepatocyte ballooning dan nekrosis, nucleus glikogen, Mallory's hyaline, dan
fibrosis.
5. Penatalaksanaan ?
b. Diet
Panduan rekomendasi diet lain untuk pasien NAFLD adalah pengurangan kalori
sebanyak 600-800 kalori per hari atau retraksi kalori menjadi 25-30/kkal/kg/hari
dari BB ideal
c. Suplementasi diet
Metfurmin meningkatkan kerja insulin pada sel hati dan menurunkan produksi
glukosa hati sehingga terjadi penghambatan TNF-u dan perbaikan insuli
e. Thiazolidinediones
f. Vitamin E