Anda di halaman 1dari 25

NAFLD

(nonalcoholic fatty liver disesase)


Outline
1. Kondisi Klinik
2. Vital Sign
3. Biomarker Rutin
4. Biomarker Terbaru
5. Management Terapi
Outline
1. Kondisi Klinik
2. Vital Sign
3. Biomarker Rutin
4. Biomarker Terbaru
5. Management Terapi
Terminologi dan Definisi NAFLD
Spektrum kelainan hati dengan
gambaran khas berupa
steatosis (perlemakan)
makrovesikular yang muncul
pada pasien yang tidak
mengonsumsi alkohol dalam
jumlah yang dianggap
berbahaya bagi hati (kurang
dari 20 gram etanol per
minggu)
Prevalensi NAFLD
 Meningkat secara cepat di seluruh dunia dan sebanding
dengan peningkatan kejadian obesitas dan diabetes tipe 2
 Sebesar 20-30% di negara-negara Barat dan 15% di negara-
negara Asia.
 Prevalensi NAFLD berbeda tergantung usia, jenis kelamin
dan berat badan.
Faktor Resiko Non-Alcoholic Fatty Liver
Disease

 Obesitas,
 Hiperinsulinemia,
 resistensi insulin,
 diabetes,
 Hipertrigliserida
 hipertensi
Patogenesis
 Keadaan resistensi insulin
menyebabkan sel adiposa dan sel otot
cenderung mengoksidasi lipid, yang
menyebabkan pelepasan asam lemak
bebas.
 Asam lemak lalu diabsorbsi oleh hati,
menghasilkan keadaan steatosis.
 Asam lemak bebas di dalam hati dapat
terikat dengan trigliserida atau
mengalami oksidasi di mitokondria,
peroksisom atau mikrosom.
 Produk-produk hasil oksidasi sifatnya
berbahaya dan dapat menyebabkan
cedera pada hati yang selanjutnya
dapat berlanjut menjadi fibrosis.
Stadium histologis pada perjalanan ilmiah
NAFLD
Outline
1. Kondisi Klinik
2. Vital Sign
3. Biomarker Rutin
4. Biomarker Terbaru
5. Management Terapi
Gejala
dan
Tanda
Outline
1. Kondisi Klinik
2. Vital Sign
3. Biomarker Rutin
4. Biomarker Terbaru
5. Management Terapi
Biomarker Rutin
 Kenaikan enzim hati (SGOT dan SGPT). Peningkatan ini jarang
mencapai 10 kali lipat dari batas atas normal dan lebih sering < 1,5
kali batas atas normal.
 Peningkatan nilai gamma glumatiltransferase (γ GT) serta alkalin
fosfatase (ALP).
 Hiperglikemia dapat terjadi berkaitan dengan diabetes pada
kurang lebih 1/3 pasien.
 Hiperlipidemia (khususnya trigliserida) dapat terjadi pada 20-
25% pasien NASH.
 Pemeriksaan marker viral khususnya hepatitis C harus dilakukan
untuk mengeksklusi infeksi viral.
 Peningkatan kadar IgA serum meningkat pada 25% pasien NASH.
Hal ini sejalan dengan dapat ditemukannya deposisi IgA pada sediaan
histopatologi jaringan hati pasien dengan NASH
Biomarker Rutin
 Dapat dijumpai peningkatan marker autoimun seperti antibodi
antinuklear (ANA) dan pada sepertiga pasien. Jika positif, maka hal ini
memiliki kaitan dengan tingkat fibrosis yang lebih berat.
 Abnormalitas indeks besi serum (bukan dalam rangka hemokromasitosis
terkait genetik). Hal ini dilakukan dengan pemeriksaan kadar besi dan
ferritin serum, dan TIBC (total iron-binding capacity). Jika nilai feritin
signifikan meningkat, maka direkomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan
terhadap gen hemokromasitosis.
 Peningkatan MCV (mean cell volume) atau disebut juga makrositosis dapat
terjadi pada fatty liver yang disebabkan oleh alkohol (alcoholic liver
disease/ALD) membedakan NAFLD dan ALD
Pemeriksaan Non-Lab
 Ultrasonografi (USG),
 Comografi komputer (CT-Scan)
 resonansi magnetik (MRI)
 Biopsi Hati  Gold Standart
Outline
1. Kondisi Klinik
2. Vital Sign
3. Biomarker Rutin
4. Biomarker Terbaru
5. Management Terapi
Biomarker terbaru
Biomarker terbaru

Sahebkar, 2017
Biomarker terbaru
 Dari review artikel terdapat 6 molekul (α-
ketoglutarate, cytokeratin-18, hs-CRP, FGF-21, D3
[25(OH)D] dan adiponectin) yang terbukti signifikan
membedakan antara pasien NAFLD dan kontrol.
 α-ketoglutarate dan cytokeratin-18 memberikan
analisis yang paling akurat, dengan adanya nilai cut-off
untuk masing-masing molekul
α-ketoglutarate
 α-ketoglutarate adalah produk dari siklus asam sitrat
 Siklus asam sitrat adalah jalur metabolisme terpenting untuk suplai energi
dalam organisme, dan perubahan pada siklus asam sitrat mencerminkan
fungsi hati yang cacat.
 Rodríguez-Gallego et al, menemukan kenaikan nilai serum asam keto rantai
bercabang (3-methyl-2-oxobutyrate, 3-methyl-2-oxovalerate and 4-methyl-
2-oxopentanoate) dari plasma pasien dengan steatosis
 Mereka menduga steatosis mengambil asam lemak dari β-oksidasi dalam sel
hati menggunakan sumber energi alternatif, karena terjadi penurunan 3-
hidroksibutirrat yang signifikan serta terjadi peningkatan konsentrasi plasma
α-ketoglutarat dan suksinilitinin yang signifikan yang terbukti terjadi pada
pasien dengan steatosis
 Mereka mengidentifikasi α-ketoglutarate sebagai biomarker diagnostik
dengan luas di bawah kurva ROC berkisar antara 0,90 sampai 0,96 dengan
spesifisitas 0,93 pada sensitivitas 0,8

Cytokeratin-18
 Cytokeratin 18 fragmen (CK18-F) adalah protein
filamen utama di hati, dan pembelahannya oleh
caspases adalah karakteristik sel apoptotis hati,
sehingga CK18-F dapat meningkat pada pasien
NASH.
 Aida et al, secara tepat menentukan cut off yang
optimal dari serum CK18-F untuk NAFLD pada
230 U / L dan NASH pada 270 U / L.
 Serum CK18-F (<230 U / L) dapat dgunakan
sebagai tes skrining untuk NAFLD memberikan
sensitivitas tinggi (0,89) dan nilai prediksi negatif
yang tinggi (0,97), sedangkan spesifisitasnya
rendah (0,65) dan nilai prediksi positif rendah
(0,34). )
 Serum CK18-F (< 270 U / L) berkinerja baik
sebagai tes skrining untuk NASH (sensitivitas
0.64, nilai prediksi negatif 0,67)
Outline
1. Kondisi Klinik
2. Vital Sign
3. Biomarker Rutin
4. Biomarker Terbaru
5. Management Terapi
Management Terapi
 Tidak terdapat algoritma baku dalam pengelolaan
NAFLD
 Pengelolaan NAFLD meliputi modifikasi faktor resiko,
deteksi pasien dengan sirosis, pengelolaan kejadian
yang berhubungan dengan sirosis serta transplantasi
pada pasien dengan stadium akhir
 Secara umum dibagi menjadi terapi non-farmakologis
dan terapi farmakologis
A. Terapi Non-Farmakologis
 Modifikasi Gaya Hidup dan Reduksi Stres
 Strategi reduksi stres dinilai masuk akal berdasarkan
hipotesis patogenesis NAFLD yang meliputi respon
terhadap stres oksidatif.
 Modifikasi gaya hidup meliputi diet dan olahraga
mengurangi resiko berkembangnya diabetes tipe 2 secara
signifikan.
 Olahraga merupakan komponen penting kesuksesan
penurunan berat badan dan aktivitas fisik akan
meningkatan sensitivitas insulin
B. Terapi Farmakologis
1. Peningkat Sensitivitas Insulin (Insulin-
Sensitizing Drugs) (Thiazolidinedione)
2. Antioksidan (Vitamin E )
3. Obat Penurun Lipid (Lipid Lowering Drugs)
4. Ursodeoxycholic Acid (UDCA) dan Asam
Lemak Omega-3
Referensi
1. Medina J, Salazar LIF, Buey LG, Otero RM. Approach to the pathogenesis and treatment of nonalcoholic steatohepatitis. Diabetes
Care, vol 27, no 9:2057-2066, 2004.
2. Chalasani N et al. The diagnosis and management of non-alcoholic fatty liver disease: practice guideline by the american
association for the study of liver diasease, american collage of gastroenterology, and the american gastroenterological
association. Hepatology,vol. 55, no. 6, 2012. DOI 10.1002/hep.25762
3. Neuschwander-Tetri BA, Caldwell S: Nonalcoholic steatohepatitis: summary of an AASLD Single Topic Conference. Hepatology
37:1202-1219, 2003.
4. Niederau C. NAFLD and NASH. Dalam Mauss S, Berg T, Rockstroh J, Sarrazin C, Wedemeyer H.penyunting. Hepatology a clinical
textbook. Flying Publisher. Germany : 2009, 418-428.
5. Tendler DA. Pathogenesis of nonalcoholic fatty liver disease. Uptodate.2011.
6. Ramesh S, Sanyal AJ. Evaluation and management of non-alcoholic steatohepatitis. Journal of Hepatology 42 (2005) S2-S12.
doi:10.1016/j.jhep.2004.11.022
7. Sears D. Fatty Liver. Medscape refferance. 2012
8. Torres DM, Harrison SA. Diagnosis and therapy of nonalcoholic steatohepatitis. Gastroenterology. 2008;134:1682–1698
9. World Gastroenterology Organisation Global Guidelines. Nonalcoholic fatty liver disease and nonalcoholic steatohepatitis.
World Gastroenterology Organisation. 2012
10. Brunt EM, Janney CG, Di Bisceglie AM, Neuschwander-Tetri BA, Bacon BR. Nonalcoholic steatohepatitis : a proposal for grading
and staging the histological lession.
11. Kleiner DE, Brunt EM,Van Natta M, Behling C, Contos MJ, Cummings OW, et al. Design and validation of a histological scoring
system for nonalcoholic fatty liver disease. Hpatology, 2005; 41:1313–21. PMID: 15915461.
12. Angulo P, Hui JM, Marchesini G, Bugianesi E, George J, Farrell GC, et al. The NAFLD fibrosis score: a noninvasive system that
identifies liver fibrosis in patients with NAFLD. Hepatology 2007;45:846–854.
13. Machado MV, Pinto HC. Non-invasif diagnosis of nonalcoholic fatty liver disease. A critical appraisal. Journal of Hepatology 2013
vol. 58 j 1007–1019

Anda mungkin juga menyukai