Anda di halaman 1dari 66

FILSAFAT

KETUHANAN DALAM
ISLAM

Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu
menjelaskan tentang
konsep Ketuhanan
dalam Islam dan
mampu melaksanakan
ajaran Islam secara
utuh serta mampu
menulis dan membaca
Al-Quran dengan baik
dan benar

POKOK BAHASAN
Siapakah Tuhan itu ?
Sejarah Pemikiran
Manusia tentang Tuhan
Tuhan Menurut Agama
agama
Pembuktian Wujud
Tuhan

Siapakah Tuhan itu ?

Tuhan dalam bahasa Arab disebut dengan


(ILAAHUN ILAAHAINI
AALIHATUN) terjemahan dari kalimat Rab ()

Asal kata ilah selalu diterjemahkan Tuhan, dalam Al-Quran


dipakai untuk menyatakan obyek yang dibesarkan atau
dipentingkan manusia, Misalnya dalam surat Al Jatsiyah : 23 dan
Al-Qashas ayat 38. pada kedua ayat tersebut, Ilah bisa diartikan
benda, baik abstrak yakni nafsu atau keinginan pribadi maupun
benda nyata.
Menurut logika Al-Quran ilah (Tuhan), sesuatu yang
dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian rupa,
sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai olehNya. Oleh
sebab itu sangat tidak mungkin jika manusia menyebutkan
dirinya tidak bertuhan.

Yang dipentingkan oleh manusia


dapat juga diartikan dengan:

Yang dipuja / disembah


Yang dicintai / diagungkan
Yang diharap kebaikannya
Yang diharap pertolongannya
Yang ditakuti bahayanya, dll.

Dengan demikian makna tuhan itu dapat


berbentuk apa saja, asal ia diperankan atau
diposisikan sebagaimana di atas.

Menurut Ibnu Taimiyah,

ilah adalah Yang dipuja dengan penuh kecintaan


hati, tunduk kepada-Nya, merendahkan diri di
hadapannya,
takut
dan
mengharapkannya,
kepadanya, tempat berpasrah ketika berada dalam
kesulitan, berdoa dan bertawakkal kepadanya,
untuk kemashlahatan diri, meminta perlindungan
dari padanya dan menimbulkan ketenangan di saat
mengingatnya dan terpaut cinta kepadanya. (M.
Imaduddin, 1989: 56)

Makna Ilah (Makna Ilah ())


lha

- :

yang Dipuja

yang Dimuliakan

yang Ditinggikan

yang Diagungkan

yang Diabdi

yang Dilayani

yang Diperturutkan

yang Disembah

Dalam

Islam diajarkan kalimat la ilaha illa


Allah yang susunan kalimatnya dimulai
dengan peniadaan (nafi) yaitu tidak ada
tuhan, kemudian baru diikuti dengan
penegasan(itsbat) selain Allah. Yang
maksudnya adalah seorang muslim harus
membersihkan diri dari segala macam
Tuhan, sehingga yang ada didalam hatinya
hanya ada satu Tuhan yakni Allah SWT.

Macam-macam ilah palsu


25:43
Tidakkah kau perhatikan orang yang
menjadikan sebagai ilhnya adalah
hawnya?

Ilh Palsu: Figur Tokoh


= dua ilh


Allah berkata: Wahai Isa putera Maryam,
engkaukah yang mengajarkan kepada manusia:
Jadikanlah diriku dan ibuku sebagai dua ilh
selain Allah?
<al-Midah 5:116>

47:19


37:35

Sejarah Pemikiran Manusia


tentang Tuhan
Konsep

ketuhanan adalah pemikiran


manusia yang didasarkan atas hasil
pemikiran baik melalui pengalaman lahiriah
maupun batiniyah, baik yang bersifat
penelitian rasional maupun pengalaman
batin.

Menurut teori evolusi yang dikemukakan oleh Max Muller, yang


kemudian diteruskan EB Taylor (1877), Robertson Smith, Lubbock dan
Jevens, adalah sebagai berikut :

Menyatakan

bahwa Ketuhanan terjadi


melalui proses kepercayaan yang amat
sederhana, kemudian meningkat menjadi
sempurna
Proses evolusi tersebut melewati beberapa
proses/tahap : Dinamisme Animisme
Politeisme Henoteisme Monoteisme.

Pemikiran Barat

Dinamisme

Animisme
Teori
Evolusionisme oleh
Max Muller
Bahwa pemikiran
Tuhan terjadi akibat
evolusi

Henoteisme

Politeisme

Monoteisme

Dinamisme
Mengakui

pola kepercayaan manusia terhadap


adanya kekuatan yang maha dasat dalam benda
yang berpengaruh dalam kehidupan. Kekuatan
tersebut diyakini terdapat dalam benda-benda

Animisme
Mengakui

segala benda diyakini memiliki roh

gaib yang diyakini memiliki peran besar dalam


kehidupan manusia.
Sesuatu

tersebut seakan-akan selalu hidup


dan memiliki rasa batin (senang, sedih)
sehingga minciptakan kebutuhan

Politeisme
Pola kepercayaan pada roh-roh yang
unggul seperti terhadap dewa-dewa

Memiliki

Henoteisme
Pola

kepercayaan atas satu tuhan untuk satu

bangsa dan mengakui tuhan bangsa lain


Hal

ini diusung atas motif ketidak puasan atas


keberadaan dewa-dewa yang jumlahnya banyak
sehingga diperlukan pengkultusan terhadap
beberapa dewa saja.

Monoteisme
Hanya

megakui satu tuhan untuk semu


bangsa dan bersifat internasional

Menentang Teori Evolusi


Teori

Evolusi ditentang boleh Andrew


Lang yang menyatakan bahwa dalam
masyarakat primitifpun sudah dikenal
monoteisme. Ia menyatakan bahwa ide
atau penentuan tentang tuhan itu tidak
datang secara evolusi, tetapi datang
dengan relevansi atau wahyu. Zaglul
Yusuf, 1993, 26-27

Pemikiran dan Teologis Islam

Pemikiran tentang tuhan itu tertuang dalam bidang ilmu


tauhid, ilmu kalam, atau ilmu ushuluddin
Semua sepakat bahwa tuhan itu hanya satu yaitu ALLAH
SWT
Perbedaannya hanya terjadi dalam memandang masalah
tertentu yang berkaitan dengan ketentuan-ketentuan tuhan:
seperti masalah mukmin dan kafir, masalah baik dan
buruk, masalah keterpakasaan atau kekuasaan manusia,
masalah status al quran, dll

Pemikiran Islam

Aliran
Muktazillah

Aliran
Qodariyah
Berasal dari Ilmu
kalam, Ilmu tauhid,
dan Ilmu
usluhuddin
Jabariyah

Asyariyah atau
Maturidiyah

Aliran
Muktazillah

Dalam menganalisis Ketuhanan


menggunakan bantuan ilmu logika guna
mempertahankan keimanan

Aliran
Qodariyah

Berpendapat bahwa manusia memiliki


kebebasan berkehendak dan berbuat
termasuk menentukan apakah dirinya kafir
atau tidak

Jabariyah

Berpendapat manusia tinggal menjalankan


perbuatannya karena semua sudah
ditentukan Tuhan.
Ikhtiar jadi tak berarti

Asyariyah atau
Maturidiyah

Mengambil jalan tengah antara Qodariyah


dan Jabariyah.
Berpendapat bahwa manusia wajib
berusaha semaksimal mungkin. Akan
tetapi Tuhanlah yang menentukan

Beberapa aliran dalam teologis Islam


antara lain:

Mutazilah: Di antara pendapatnya, muslim yang berdosa


besar itu tidak kafir dan tidak mukmin, Al-Quran adalah
makhluk, mengutamakan akal dalam memahami Islam
Qadariyah: Di antara pendapatnya: Manusia itu punya
kebebasan/ kekuasaan dalam berkehendak, apakah ia jadi
kafir atau mukmin, semua tergantung ia sendiri, sehingga
ia harus mempertanggungjawabkannya.
Jabbariyah: Manusia itu tidak punya kemerdekaan dan
kekuasaan apa-apa, semua tingkah lakunya adalah sudah
ditentukan atau dipaksakan oleh Allah.
Asyariyah dan Maturidiyah: Memadukan pendapat
Qadariyah dan Jabbariyah

Tuhan menurut agama-agama


wahyu

Pada dasarnya semua agama wahyu mengajarkan bahwa tuhan


yang benar itu hanyalah satu (esa), namun dalam
perkembangannya ada yang melakukan penyimpanganpenyimpangan sehingga menganggap adanya tuhan lain selain
Allah
Hal ini ditegaskan dalam Al-Quran antara lain: QS. 2:75, QS.
21:92, QS. 5:72, QS. 112: 1-4, QS. 3:62, QS. Shaad: 4, 35, 65,
QS. Hud: 84, QS. Thoha: 98, QS. Al-Ankabut: 46, dll.
Agama Yahudi juga mengakui tuhan itu esa, tapi karena tidak
beriman pada Nabi Muhammad, sehingga tergolong kafirin
Agama Nasrani di samping tidak beriman pada Nabi Muhammad
juga menganggap bahwa tuhan itu sebagai trinitas yaitu Allah,
Yesus Kristus, dan Roh Kudus. Jadi termasuk kafir nan musyrik.

Eksistensi di Al Quran
tentang ke-esa-an Allah
Surat Al Anbiya Ayat 92


Sesungguhnya (agama Tauhid) ini
adalah agama yang satu dan Aku
adalah Tuhanmu, maka sembahlah
Aku

Surat Al Anbiya Ayat 25



Dan kami tidak mengutus seorang
Rasulnya sebelum kamu, melainkan
kami wahyukan kepadaNya, bahwa
hanya tidak ada Tuhan selain Allah,
maka sembahlah olehmu sekalian
akan Aku

INTI

Ajaran Ketuhanan sejak Nabi Adam


Nabi Muhammad sama
Yaitu ajaran Tauhidullah (Tauhid)
Atau Monoteisme Murni

Namun apabila terjadi perbedaan


Dikarenakan manusia yang mengubah
ajaran tersebut

Kebohongan Besar
(Dhulmun Adhim)

Kristen

Katolik
Protestan

Ortodoks
Berdasar
Kristen
Katolik

Tuhan =
TuhanBapa
(Roh Kudus)

Ini berlandaskan pada Ajaran Petrus (murid


Nabi Isa paling senior) yang menyatakan
bahwa Tuhan Bapa dan Anak secara
bersamaan menghasilkan Roh kudus

Berdasar
Kristen
Ortodoks

Tuhan =
Tuhan bapa
(Roh Kudus)

Ini berlandaskan pada ajaran turun temurun


yang diwariskan pada kitab Injil

Berdasar
Kristen
Protestan

Tuhan =
Allah melalui Yesus
(Nabi isa)
sebagai anak Tuhan

Ini berlandaskan pada ajaran Saulus (salah


seorang musuh besar Nabi Isa) yang
mengatakan bahwa mereka harus kembali ke
Injil walaupun Injil sudah banyak diubah dengan
memasukkan ajaran Trinitas yaitu Tuhan tidak
terdiri dari satu tapi 3 oknum

Berdasar Budha

Tuhan =
Ajaran Nibbana
Dimana 'Causa Prima sbg
Pembentuk alam semesta

Ini berlandaskan pada Kitab suci Tripitaka


agama Budha yang menyebutkan ajaran
Nibbana sebagai pembentuk alam semesta
melalui Causa Prima atau kehampaan

Berdasar
Hindhu

Tuhan =
Ida Sang Hyang Widhi wasa
Dalam perwujudan Trimurti yaitu
Dewa Siwa, Dewa Wisnu dan Dewa Brahma

Ini berlandaskan pada ajaran dlm agam


Hindhu yang disebut dengan Pancasradha.
Pancasradha merupakan keyakinan dasar
umat Hindu, a.l:
Widhi Tattwa, Atma Tattwa, Karmaphala Tattwa,
Punarbhava Tattwa, Moksa Tattwa

Mengkaji tentang Tuhan

Mengkaji tentang Tuhan hanya didasarkan atas pengamatan dan


pengalaman serta pemikiran manusia, tidak akan pernah benar. Sebab
tuhan adalah sesuatu yang ghaib, sehingga informasi tentang Tuhan
yang hanya berasal dari manusia meskipun dinyatakan sebagai hasil
renungan maupun pemikiran nasional, tidak akan benar.
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran
Surat Al-Anbiya: 92, surat Hud : 84 dan surat Al-Maidah : 72; bahwa
Allah SWT memperkenalkan diri melalui para nabi dan rasul
Surat Al-Maidah: 72, surat Ali Imran : 62, surat Shad : 35 dan 65, surat
Muhammad : 19; bahwa perbuatan syirik akan diharamkan oleh Allah
masuk surga dan tempat mereka adalah neraka
Surat Al-Ikhlas: 1-4, surat Al-Ankabut : 46, Taha : 98 dan Shad : 4;
bahwa Allah SWT adalah dzat yang Esa

Pembuktian Wujud Tuhan

Melalui pembuktian ilmiah:


Yaitu dengan menggunakan analogi-analogi ilmiah, karena
ilmiah itu tidak hanya harus bisa diamati dengan indera,
atau pengamatan mata, karena kenyataannya banyak
hakikat keberadaan itu yang tidak bisa diamati, seperti:
gaya, energi, setrum, dll.
Juga
dengan pendekatan fisika seperti Hukum
Termodinamika II yaitu hukum tentang keterbatasan energi.
Alam itu mula-mula panas kemudian mendingin, jadi alam
itu tidak mungkin bersifat azali, sebab kalau begitu berarti
ia telah kehilangan energinya, padahal energi alam masih
sangat tinggi.

Melalui dalil keberadaan dan keteraturan alam


Baik alam yang makrokosmos maupun mikrokosmos,
termasuk di sini meliputi pendekatan astronomi (adanya
ribuan sistem orbit benda-benda angkasa yang sangat
menakjubkan). Menurut Ibnu Rusyd disebut sebagai dalil
nidham/inayah wal ikhtira (keteraturan, pemeliharaan dan
penciptaan)

Dengan dalil-dalil naqli (Q.S. 4:82, 17:88)


Dengan dalil fitrah (Q.S. 7:172, 29:61)
Dalil akal / rasional (Q.S. 27:88, 41:53)
Dalil sejarah. (Q.S. 3:137, 7:176), dll.

Argumentasi wujud Tuhan ini terbagi


menjadi empat bagian :

Secara Ontologis

Plato (428-348 SM)


Ide bersatu dalam ide tertinggi yang disebut ide kabalikan (the
absolute good)
ST. Agustinus (354 - 430 SM)
Manusia mengetahui dari pengalamannya hidup bahwa alam
ini ada kebenarannya.
Al Farabi (872 - 950 SM )
Wujud yang sempurna dan yang paling awal, tidak harus
berwujud
ST. Anselm - Canterbury (1033 - 1109 M)
Manusia tidak dapat memikirkan sesuatu yang kebesarannya
tidak dapat melebihi dan diatasi oleh segala sesuatu yang ada.

Secara kosmologis

Aristoteles (383 - 322 SM)


Benda yang ditangkapa oleh panca indera mempunyai materi (matter) dan bentuk (form)
Al Kindi (796 - 873 SM)
Alam ini diciptakan dan penciptanya adalah esa dari segala bentuk dia berbeda dengan
alam.
Hakekat benda :
- Hakekat particular aniah (tidak seperti alam)
- Hakekat universal mahiah (genus/ spesies)
Ibnu Sina (980 - 1037 SM)
Wujud dibagi menjadi dua, yaitu :
Wujud mungkin (mahiah bisa mempunyai wujud dan bisa pula tidak mempunyai wujud)
Wajib wujud (mahiah yang tidak dapat dipisahkan wujudnya)
Thomas Aquinas (122 - 1274 SM)
Keberadaan alam dengan dalil-dalil rasional

Secara theologis
William

Pacey (1743 - 1805)


Alam adalah struktur yang semua
bagiannya adalah struktur yang saling
bekerja sama

Secara moral

Immanuel Kant (1724 - 1804)


Manusia mempunyai perasaan moral yang tertanam dalam
jiwa
Menurut Ibnu Rusyd metode pembuktian wujud Allah
dengan pemahaman dan penghayatan keserasian alam
disebut dengan dalil ikhtira.
Dan juga bisa memalui metode pembuktian wujud Allah
melalui pemahaman dan penghayatan manfaat alam bagi
kehidupan manusia disebut dalil inayah. (Zakiyah Darajat,
1996)

Adanya Alam Semesta

Hk. Termodinamika II
yaitu
Hukum keterbatasan Energi
atau Teori Pembatasan
Perubabahan Energi Panas

Intinya berarti bahwa Alam


Semesta tidak tercipta sendiri atau
Tak bersifat azali

Pendekatan Fisika

Hukum tersebut menerangkan


Bahwa energi panas selalu
Berubah menjadi Energi tak
Panas yang dikendalikan oleh
Keseimbangan energi yang
Ada dan yang tak ada

Proses Fisika dan Kimia selalu bekerja secara kontinyu


Serta kehidupan tetap berjalan maka tak mungkin lah
Penciptaannya bersifat azali atau tercipta sendiri

Alam semesta terdiri


dari matahari dan
milyaran bintang.
Terdiri atas Jutaan
galaksi yang terdiri
dari ribuan planet.
Galaksi Bimasakti
terdiri dari 9 Planet
termasuk Bumi. Bumi
memiliki satelit alam
yaitu Bulan.

Pendekatan Astronomi

Oleh karena itu, para Ahli


berkesimpulan bahwa pasti ada
kekuatan yang membuat dan
mengendalikan semua itu yaitu
kekuatan maha besar Tuhan

Argumentasi Al Quran


Allah yang menciptakan dan


menyempurnakan, yang menentukan ukuranukuran ciptaannya dan memberi petunjuk
(Al ALA Ayat 2-3)

Menyatakan bahwa adanya alam semesta


tidak terjadi dengan sendirinya. Akan
tetapi, ada yang menciptakan dan
mengaturnya yaitu Allah SWT

Allah SWT

Dalam Menciptakan Hanya berfirman

Kun fayakun yang berarti jadilah


maka jadi

Berbeda dengan manusia yang


membutuhkan 6 periode mulai penelitian
hingga memperoleh hasil nantinya

Dalam Kajian Islam


Contoh

#1
Imam Abu Hanifah : membuktikan kekuasaan
Allah dengan adanya berbagai macam
kehendak manusia, tetapi kenyataannya
tidak sesuai dengan apa yang direncanakan.
Hal ini membuktikan adanya kekuasaan yang
Maha Tinggi, yang menguasai diri kita.

Contoh # 2
Imam Malik: membuktikan kekuasaan Allah dengan
adanya manusia yang beragam bentuk , rupa kulit,
suara, kemauan dan lain-lain. Namun tidak ada
yang serupa.
Kalau dipikirkan tentu ada yang mengaturnya diluar
batas kemampuan manusia, yaitu Zat Yang Maha
Kuasa yakni Allah SWT.

Contoh # 3
Imam SyafiI : membuktikan kekuasaan Allah
dengan memperhatikan dari sebuah jenis daun
tumbuh-tumbuhan yang dapat berubah menjadi
bermacam-macam benda,
umpamanya apabila daun dimakan ulat sutera maka
akan menjadi bahan kain yang halus (sutera) yang
indah dipakai. Kalau daun tadi dimakan oleh seekor
lembu maka ia akan menjadi susu yang enak
diminum dan besar manfaatnya untuk kesehatan
kita.

Contoh # 4
Imam Hambali : membuktikan Zat Yang Maha
Kuasa itu dengan kejadian makhluk-makhluk
terutama manusia, yang asalnya dari setitik sperma,
akhirnya setelah mengalami proses yang ditentukan
maka jadilah manusia yang sempurna (M. Noor
Matdawam, 1984, Pembinaan Aqidah Isamiyah
(Islamic Theologi)

Konsep Tauhid
Tauhid adalah suatu upaya dalam mengesakan dan
mempercayai Allah SWT (faith in the unity of God)
Tauhid Rububiyah : suatu kepercyaan yang
menegaskan bahwa Allah SWT zat yang
menciptakan, memberi hukum-hukum, mengatur
dan mengarahkan alam semesta ini.
Tauhid Uluhiyah : Allah SWT adalah satu-satunya
yang wajib disembah, dimohon pertolongannya,
serta yang harus ditakuti.

Istilah Tauhid memiliki makna yang


berlawanan dengan makna syirik

Surat An-Nisa 48 :
sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni perbuatan syirik, dan
akan mengampuni selain dari itu bagi siapa saja yang dia kehedaki.
Dan barang siapa yang menyekutukan Allah SWT (syirik) maka
sesungguhnya dia telah membuat dosa besar.
Surat Luqman : 13
sesungguhnya syirik itu merupakan kezaliman yang besar
Surat An-Nisa 101 :
Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh kamu yang paling
nyata
Tauhid adalah ajaran yang disampaikan oleh para nabi dan rasul, hal ini
dijelaskan dalam surat Al-Anbiya 25 :
Dan kami tidak mengutus seorang rasul sebelum engkau (Muhammad)
melainkan kami wahyukan kepadanya bahwa sesungguhnya tidak ada
Tuhan selain aku, karena itu sembahlah aku





()

Al-Jatsiyat

23. Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa


nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan
ilmu-Nya[1384] dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan
hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah
yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya
sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?

[1384] Maksudnya Tuhan membiarkan orang itu sesat, karena Allah


telah mengetahui bahwa Dia tidak menerima petunjuk-petunjuk yang
diberikan kepadanya.



()

38. Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku,


aku tidak mengetahui Tuhan bagimu selain aku.
Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat[1124]
kemudian buatkanlah untukku bangunan yang
Tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa,
dan Sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa
Dia Termasuk orang-orang pendusta".

[1124] Maksudnya: membuat batu bata.


()

82. Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau


kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka
mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.


()

88.

Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul


untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak
akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, Sekalipun
sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".



()

172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam


dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",




()

61. Dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang
menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" tentu
mereka akan menjawab: "Allah", Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan
(dari jalan yang benar).

()

88. Dan kamu Lihat gunung-gunung itu, kamu sangka Dia tetap di tempatnya,
Padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang
membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.



()

53. Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan)


Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi
mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa
Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?

()

137. Sesungguhnya telah berlalu sebelum


kamu sunnah-sunnah Allah[230]; karena itu
berjalanlah kamu di muka bumi dan
perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang
yang mendustakan (rasul-rasul).
[230] Yang dimaksud dengan sunnah Allah di
sini ialah hukuman-hukuman Allah yang berupa
malapetaka, bencana yang ditimpakan kepada
orang-orang yang mendustakan rasul.

()

176. Dan kalau Kami menghendaki, Sesungguhnya Kami


tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi Dia cenderung
kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah,
Maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya
diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya Dia
mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Maka
Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka
berfikir.

Anda mungkin juga menyukai