Anda di halaman 1dari 39

MELENA ET CAUSA GASTROPATI NSAID + ANEMIA +

SUSPEK VESIKOLITHIASIS

Disusun Oleh:
Mulya Ito Astari, S.Ked
11310244

Pembimbing:
Dr. Rina Kriswiastiny, Sp.PD

IDENTIFIKASI PASIEN

Nama lengkap : Ny.MS


No. RM : 06.36.60
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 58 thn
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Pekerjaan: IRT
Alamat : Gedung Harta Lampung Tengah

ANAMNESIS

Diambil dari : Autoanamnesa dan Alloanamnesa


Tanggal : 19 Maret 2016
Jam : 10.18 WIB
Keluhan utama :
BAB berwarna hitam sejak 1 bulan yang lalu
Keluhan tambahan :
Lemas, pusing, berkeringat dingin dan nafsu
makan turun

Riwayat perjalanan penyakit :


Pada akhir bulan Oktober 2015, Os merasa lemas dan
mata berkunang-kunang sehingga Os berobat ke klinik
dokter spesialis penyakit dalam Kotabumi dan saat di
cek Hb didapatkan 6,2 dan dirontgen terdapat batu di
kandung kemih. Os juga mengeluh pusing dan nafsu
makan turun. BAK dan BAB tidak ada keluhan. Os
disarankan untuk dirawat selama 3 hari dan
ditransfusi 3 kantong darah dengan Hb terakhir 9,5.
Lalu Os merasa segar badannya dan diizinkan pulang.
Empat bulan setelah keluar dari rumah sakit Os
merasa sehat, keluarga Os juga mengatakan bahwa
Os menjadi gemuk, nafsu makan baik dan aktivitas
lancar.

Namun, pada akhir bulan Februari 2016, keluhan timbul


kembali. Os merasa lemas, berkeringat dingin, pusing dan
nafsu makan menurun. Os juga mengeluh BAB tidak lancar,
sedikit dan berdarah. BAK normal. Dicek Hb kembali hasilnya
7,3 dan akhirnya Os dirawat di rumah sakit umum Kotabumi
selama 2 hari, Os ditransfusi 2 kantong darah dengan Hb
9,9, Os merasa membaik dan tidak ada keluhan sehingga Os
diperbolehkan pulang.
Satu minggu kemudian setelah keluar dari rumah sakit, Os
kembali mengeluh lemas, pusing, mata berkunang-kunang,
keluar keringat dingin dan nafsu makan turun. Os juga
mengeluh mual yang dirasakan ketika makan dan nyeri pada
ulu hati. BAB juga yang tadinya berdarah segar sekarang
menjadi hitam. Os dirawat dirumah sakit Handayani
Kotabumi dengan Hb 8,5 dan Os ditransfusi 2 kantong darah.
Hb setelah transfusi menjadi 10,5. Setelah boleh pulang Os
hanya berobat ke klinik dokter atau puskesmas jika os
merasa lemas dan hanya diberi obat penambah darah.

Namun, Os merasa keluhan masih sama selama


sebulan ini. Sehingga Os berobat ke IGD RSPBA
dengan keluhan BAB berwarna hitam, sedikit-sedikit
cair disertai lendir dan tidak keras. BAB sehari bisa
lebih dari tiga kali. Os juga mengeluh nyeri di bagian
ulu hati terutama ketika perut kosong, namun ketika
diberi makan pasien merasa mual. BAK normal tidak
ada gangguan.

Riwayat Pengobatan :
Pasien mengkonsumsi obat asam urat sejak 5 tahun
terakhir. Namun, sekarang stop.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


- Cacar

Malaria

Batu kandung kemih

- Cacar air

Disentri

Burut (hernia)

- Difteri

Hepatitis

Penyakit prostat

- Batuk rejan

Tifus abdomen

Wasir

- Campak

Skirofula

Diabetes

- Influenza

Sifilis

Alergi

- Tonsilitis

Gonore

Tumor

- Kholera

Hipertensi

Penyakit pembuluh
darah

- Demam rematik akut

Ulkus ventrikulus

- Pneumonia

Ulkus duodeni

- Pleuritis

Magh

- Tuberkulosis

Batu empedu

RIWAYAT PENYAKIT DULU


-

Cacar

Malaria

Batu ginjal/saluran kemih

Cacar air

Disentri

Burut (hernia)

Difteri

Hepatitis

Penyakit prostat

Batuk rejan

Tifus abdomen

Wasir

Campak

Skirofula

Diabetes

Influenza

Sifilis

Alergi

Tonsilitis

Gonore

Tumor

Kholera

Hipertensi

Penyakit pembuluh darah

Demam rematik
akut

Ulkus ventrikulus

Asma

Pneumonia

Ulkus duodeni

Dispesia

Pleuritis

Gastritis

Tuberkulosis

Batu empedu

ANAMNESIS SISTEM
Abdomen (Lambung/Usus)
-

Rasa kembung

Perut membesar

Mual

Wasir

Muntah

Mencret

Muntah darah

Tinja berdarah

Sukar menelan

Tinja berwarna dempul

Nyeri ulu hati

Tinja berwarna hitam

BERAT DAN TINGGI BADAN


Berat badan rata-rata (kg) : 43 kg
Tinggi badan (cm) : 160 cm
Status Gizi : Kurang, IMT = 16,79
Tetap
(
)
Turun
()
Naik (
)
RIWAYAT MAKANAN
Frekuensi/ hari: 2x/ hari
Jumlah/ hari : 1/2 porsi
Variasi/ hari : Bervariasi
Nafsu makan : Turun

PEMERIKSAAN FISIK
19 Maret 2016 di IGD, 10.18 WIB
Keadaan : Tampak lemas
Kesadaran
: compos mentis
Tekanan darah: 120/80 mmHg
Nadi : 77 x/menit, irama reguler, isi dan tegangan
cukup
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu
: 36,2C
Sianosis : tidak sianosis
Cara berjalan : normal
Mobilitas (aktif/pasif) : aktif

MATA

Konjungtiva
: Pucat (+/+)
Oedem palpebra : (-/-)
Sklera
: Ikterik (-/-)
Strabismus
: (-/-)
Reflek cahaya
: (+/+)
Visus
: Normal
Pupil
: Isokor diameter 3mm/3mm

LEHER
Tekanan vena jugularis
: 5 - 2 cm H20

Pembesaran tiroid : (-)


Pembesaran kelenjar getah bening
DADA
Bentuk : normochest
Pembesaran KGB axilla : (-/-)
Buah dada : normal
KGB supraklavikuler : (-/-)
Sela iga : melebar (-)
KGB infraklavikuler : (-/-)
Retraksi intercostal : (-)
Spider nevi : (-)

: (-)

PARU-PARU
DEPAN
Inspeksi : normochest (+/+), simetris kanan kiri,
retraksi (-/-)
Palpasi
: simetris, sela iga tidak melebar, tidak ada
yang tertinggal, retraksi (-/-), Fremitus vocal kanan dan
kiri normal
Perkusi
: Sonor /Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi
: Kiri
: vesikuler (+), wheezing (-), rhonki
(-)
Kanan : vesikuler (+), wheezing (-), rhonki (-)
BELAKANG
Inspeksi : normochest (+/+), simetris kanan kiri,
retraksi (-/-)
Palpasi
: simetris, sela iga tidak melebar, tidak ada
yang tertinggal, retraksi (-/-), Fremitus vocal kanan dan

JANTUNG
Inspeksi : ictus kordis tidak tampak
Palpasi : ictus kordis teraba di SIC V, 2 cm medial
linea midclavicularis, sinistra, pulsus para sternal
(-), pulsus epigastrium (-)
Perkusi :
Kiri bawah : SIC V, 2 cm medial linea
midclavikularis sinistra
Kiri atas : SIC II linea sternalis sinistra
Kanan atas : SIC II linea sternalis dextra
Pinggang jantung : SIC III linea parasternal sinistra
Auskultasi
: bunyi jantung I-II intensitas normal,
regular, bising (-), gallop (-), murmur (-)

ABDOMEN
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada,
spider nevi (-) ,sikatriks (-) ,striae (-)
Palpasi : Dinding perut: nyeri tekan epigastrium
(+) ,Hati : tidak teraba ,Limpa: tidak teraba,
tugor kembali cepat, defans muskuler (-).
Perkusi : pekak alih (-), pekak sisi (-), tes undulasi
(-), timpani di semua kuadran abdomen
Auskultasi
: bising usus (+) normal
EKSTREMITAS
Atas : luka (-/-), pucat (+/+), kesemutan (-/-),
bengkak (-/-) , sakit sendi(-/-)
Bawah : luka (-/-), pucat (-/-), kesemutan (-/-),
bengkak (-/-) , sakit sendi(-/-)

Hasil Laboratorium
19 Maret 2016
HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN
Hemoglobin
Leukosit

HASIL
7,4
7.200

Hitung jenis leukosit


Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limposit
Monosit

0
0
2
20
67
11

Eritrosit

2,9

Hematokrit

21

Trombosit
MCV
MCH
MCHC

135.000
75
25
34

NORMAL
Lk: 14-18 gr%
Wn: 12-16 gr%
4500-10.700 ul
0-1 %
1-3%
2-6 %
50-70 %
20-40 %
2-8 %
Lk: 4.6- 6.2 ul
Wn: 4.2- 5,4 ul
Lk: 40-54 %
Wn: 38-47 %
159-400 ul
80-96
27-31 pg
32-36 g/dl

KIMIA DARAH
PEMERIKSAAN

HASIL

NORMAL

Urea

25

10-40 mg/dl

Creatinin

1,1

Lk 0,9-1,5 mg/dl
Wn 0,7-1,3 mg/dl

Gula Darah Sewaktu

110

<200 mg/dl

20 Maret 2016
HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN
Hemoglobin
Leukosit
Hitung jenis leukosit
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limposit
Monosit

HASIL
8,1
11.100
0
0
1
29
61
9

Eritrosit
Hematokrit

21

Trombosit
MCV

129.000

NORMAL
Lk: 14-18 gr%
Wn: 12-16 gr%
4500-10.700 ul
0-1 %
1-3%
2-6 %
50-70 %
20-40 %
2-8 %
Lk: 4.6- 6.2 ul
Wn: 4.2- 5,4 ul
Lk: 40-54 %
Wn: 38-47 %
159-400 ul
80-96

MCH

27-31 pg

MCHC

32-36 g/dl

URIN
PEMERIKSAAN

HASIL

NORMAL

Warna

kuning

kuning

Kejernihan

jernih

jernih

Berat Jenis

1.010

1.005-1.030

5-8

Lekosit/Lesis

negatif

Negatif (10 leuko/ul)

Nitrin

negatif

negatif

Protein

negatif

Negatif (<30 mg/dl)

Glukosa

negatif

Negatif (<30 mg/dl)

Keton

negatif

Negatif (<50 mg/dl)

Urobilinogen

negatif

Negatif(<1 mg/dl)

Bilirubin

negatif

Negatif (<2 mg/dl)

10

Negatif (<10 ery/dl)

pH

Darah samar
sedimen

Leukosit

3-6

10/LPB

Erytrosit

7-10

5/LPB

Feses
PEMERIKSAAN
Warna
Konsistensi

Epitel

Bakteri

Kristal

Silinder

Lain-Lain

HASIL
kecoklatan

beberapa

Lendir

Lembek
Positif

negatif

Darah

Negatif

negatif

Bau

negatif

Epitel

negatif

Khas
Beberapa

Telu Cacing

Tidak ditemukan

Amoeba

Tidak ditemukan

Bakteri

Sedikit

Leukosit

6-8

Eritrosit

3-5

Lain-Lain

Negatif

Hasil EKG 19 Februari 2016

Hasil BNO 30 Oktober 2015

DIAGNOSIS BANDING
Melena et causa Gastropati NSAID
Melena et suspek gastritis
Anemia
Suspek Vesikolithiasis
DIAGNOSIS KERJA
Melena et causa Gastropati NSAID + Anemia + Suspek
Vesikolithiasis

RENCANA PEMERIKSAAN TAMBAHAN :


Endoskopi
BNO ulang
USG Abdomen
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia

FOLLOW UP
Sabtu, 19 Maret 2016 Pukul 11.00 wib
S
BAB hitam sejak sebulan, mual, nyeri di ulu hati
O
Keadaan Umum
- Keadaan
: Lemas
- Kesadaran
: compos mentis
- Tekanan darah
: 120/80 mmHg
- Nadi
: 77 x/menit
- Pernapasan
: 22 x/menit
- Suhu
: 36,2C
- Hb
: 7,4
A
P

Obs melena + anemia + susp. vesikolithiasis


-

IVFD RL xx tpm
Omeprazole 1x1
As. Traneksamat (ekstra)
Ceftriaxone 1x1
Sakralfat sirup 3x1
As. Folat 3x1
Paracetamol 3x500mg
Rencana transfusi 2 kolf

Minggu , 20 Maret 2016 Pukul


05.30 wib
batuk berdahak, sesak

S
O

Keadaan Umum
: Compos mentis
- Kesadaran
- Tekanan darah : 140/60 mmHg
: 104 x/menit
- Nadi
- Pernapasan : 28 x/menit
- Suhu
: 37,6C

Obs melena + anemia + susp.


vesikolithiasis
IVFD RL xx tpm
Omeprazole 1x1
As. Traneksamat (ekstra)
Ceftriaxone 1x1
Sakralfat sirup 3x1
As. Folat 3x1
Paracetamol 3x500mg
Ambroxol 3x2 C

Senin , 21 Maret 2016 Pukul 05.30 wib


S

Lemas, sering keluar keringat


dingin

O Keadaan Umum
- Keadaan: Baik
- Kesadaran : compos mentis
- Tekanan darah : 140/80 mmHg
: 116 x/menit
- Nadi
- Pernapasan : 24 x/menit
: 36,5C
- Suhu

A -

Obs melena + anemia + susp.


vesikolithiasis

P -

Endoskopi
Rujuk

BAB II
KONSEP DASAR

Pengertian
Melena adalah pengeluaran feses atau tinja
yang berwarna hitam seperti ter yang
disebabkan oleh adanya perdarahan saluran
makan bagian atas. BAB darah atau biasa
disebut hematochezia ditandai dengan
keluarnya darah berwarna merah terang dari
anus, dapat berbentuk gumpalan atau telah
bercampur dengan tinja.

2. Tanda dan gejala


a. Syok (denyut Jantung, Suhu Tubuh),
b. Penyakit hati kronis (sirosis hepatis),
c. Demam ringan 38-39C,
d. Nyeri di perut,
e. Hiperperistaltik,
f. Penurunan Hb dan Hmt yang terlihat setelah beberapa
jam,
g. Peningkatan kadar urea darah setelah 24-48 jam
karena pemecahan protein darah oleh bakteri usus.
3. Etiologi
a. Adanya luka atau pendarahan di lambung atau usus.
b. Tukak lambung .
c. Wasir.
d. Disentri.
e. Minuman beralkohol.

5. Pemeriksaan diagnosis

a. Laboratorium (pemeriksaan darah)


Hitung darah lengkap: penurunan Hb, Hmt, peningkatan leukosit.
Elektrolit : penurunan kalium serum, peningkatan natrium, glukosa
serum danlaktat.
b. Radiologi
Barrium Foloow through.
Barrium enema.
c. Colonoscopy
Pemeriksaan ini dianjurkan pada pasien yang menderita peradangan kolon.

6. Penatalaksanaan
a. Pengaturan diet
Bila terjadi konstipasi berikan makan dengan makanan tinggi serat.
Dianjurkan untuk menghindari susu.
b. Pengaturan obat-obatan
7. Komplikasi
a. Encelofati
b. Asites
c. Sirosis Hepatis

A. Pengertian Anemia
Anemia adalah keadaan zat gizi yang berlangsung lama yang
disebakan makanan yang dikonsumsi kurang mengandung
zat gizi atau suatu keadaan terganggunya sistem pencernaan
sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan penyerapan
makanan yang di konsumsi (Supandiman.1997).
B. Etiologi Anemia
Menurut Brunner dan Suddart (2001)
a. Secara fisiologis anemia terjadi bila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen
ke jaringan.
b. Akibat dari sel darah merah yang prematur atau
penghancuran sel darah merah yang berlebihan.
c. Produksi sel darah merah yang tidak mencukupi.
d. Faktor lain meliputi kehilangan darah, kekurangan
nutrisi, faktor keturunan, penyakit kronis dan kekurangan zat
besi.

C. Tanda dan Gejala Anemia


1. Pusing
2.Mudah berkunang-kunang
3.Lesu
4.Aktivitas kurang
5.Rasa mengantuk
6.Susah konsentrasi
7.Cepat lelah
8.prestasi kerja fisik/pikiran menurun
9.Konjungtiva pucat
10.Telapak tangan pucat
11.Anoreksia
Gejala khas masing-masing anemia:
1. Perdarahan berulang/kronik pada anemia pasca perdarahan,
anemia defisioensi besi
2. Ikterus, urin berwarna kuning tua/coklat, perut mrongkol/makin
buncit pada anemia hemolitik
3. Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena
keganasan.

PENATALAKSANAAN ANEMIA

Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan


mengganti darah yang hilang. Penatalaksanaan anemia berdasarkan
penyebabnya, yaitu :
1. Anemia aplastik:
Dengan transplantasi sumsum tulang dan terapi immunosupresif
dengan antithimocyte globulin ( ATG ) yang diperlukan melalui jalur
sentral selama 7-10 hari. Prognosis buruk jika transplantasi sumsum
tulang tidak berhasil. Bila diperlukan dapat diberikan transfusi RBC
rendah leukosit dan platelet ( Phipps, Cassmeyer, Sanas & Lehman,
1995 ).
2. Anemia pada penyakit ginjal
Pada paien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi
dan asam folat
Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak
memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan
penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang
dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.

4. Anemia pada defisiensi besi


Dengan pemberian makanan yang adekuat.Pada defisiensi besi
diberikan sulfas ferosus 3 x 10 mg/hari. Transfusi darah diberikan bila
kadar Hb kurang dari 5 gr %. Pada defisiensi asam folat diberikan asam
folat 3 x 5 mg/hari.
5. Anemia megaloblastik
Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12,
bila difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya
faktor intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus
diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau
malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan
penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan
gangguan absorbsi.
6. Anemia pasca perdarahan ;
Dengan memberikan transfusi darah dan plasma. Dalam keadaan
darurat diberikan cairan intravena dengan cairan infus apa saja yang
tersedia.
7. Anemia hemolitik ;
Dengan penberian transfusi darah menggantikan darah yang hemolisis.

KOMPLIKASI ANEMIA
1. Gagal jantung
2. Kejang dan parestesia (perasaan
yang menyimpang seperti rasa
terbakar , Kesemutan )
3.
Gagal ginjal

Pengertian Vesikolithiasis

Vesikolitiasis
adalah
penyumbatan
saluran
kemih
khususnya pada vesika urinaria atau kandung kemih oleh
batu penyakit ini juga disebut batu kandung kemih.
( Smeltzer and Bare, 2005).
Etiologi
a. Obstruksi kelenjar prostat yang membesar
b. Striktur uretra (penyempitan lumen dari uretra)
c. Neurogenik bladder (lumpuh kandung kemih karena
lesi pada neuron yang menginervasi bladder)
d. Benda asing,misalnya kateter
e. Divertikula,urin dapat tertampung pada suatu
kantung di dinding vesika urinaria
f. Shistomiasis, terutama oleh Shistoma haemotobium,
lesi mengarah keganasan

Manifestasi Klinis / Tanda Gejala

Batu yang terjebak di kandung kemih biasanya menyebabkan


iritasi dan berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan
hematuria, jika terjadi obstruksi pada leher kandung kemih
menyebabkan retensi urin atau bisa menyebabkan sepsis, kondisi
ini lebih serius yang dapat mengancam kehidupan pasien, dapat
pula kita lihat tanda seperti mual muntah, gelisah, nyeri dan perut
kembung (Smeltzer, 2005).
a. Dapat tanpa keluhan
b. Sakit berhubungan dengan kencing (terutama diakhir
kencing)
c. Lokasi sakit terdapat di pangkal penis atau suprapubis
kemudian dijalarkan ke ujung penis (pada laki-laki) dan klitoris
(pada wanita).
d. Terdapat hematuri pada akhir kencing
e. Disuria (sakit ketika kencing) dan frequensi (sering kebelet
kencing walaupun VU belum penuh).
f. Aliran urin berhenti mendadak bila batu menutup orificium
uretra interna.

Pemeriksaan Penunjang
a. Urinalisa
1) Warna kuning, coklat atau gelap.
2) pH lebih dari 7,6 biasanya ditemukan kuman areasplitting,
organisme dapat berbentuk batu magnesium amonium phosphat, pH
yang rendah menyebabkan pengendapan batu asam urat.
3) Sedimen : sel darah meningkat (90 %), ditemukan pada
penderita dengan batu, bila terjadi infeksi maka sel darah putih akan
meningkat.
4) Biakan Urin : Untuk mengetahui adanya bakteri yang
berkontribusi dalam proses pembentukan batu saluran kemih.
5) Ekskresi kalsium, fosfat, asam urat dalam 24 jam untuk
melihat apakah terjadi hiperekskresi.
b. Darah
1) Hb akan terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis.
2) Lekosit terjadi karena infeksi.
3) Ureum kreatinin untuk melihat fungsi ginjal.
4) Kalsium, fosfat dan asam urat.

c. Radiologis
1) Foto BNO/IVP untuk melihat posisi batu, besar
batu, apakah terjadi bendungan atau tidak.
2) Pada gangguan fungsi ginjal maka IVP tidak dapat
dilakukan, pada keadaan ini dapat dilakukanretrogad
pielografiatau dilanjutkan denganantegrad
pielografitidak memberikan informasi yang memadai.
3) PV (Pem Postvoid) : mengetahui pengosongan
kandung kemih
4) Sistokopi : Untuk menegakkan diagnosis batu
kandung kencing.
d. Foto KUB
Menunjukkan ukuran ginjal ureter dan ureter,
menunjukan adanya batu.
e. Endoskopi ginjal
Menentukan pelvis ginjal, mengeluarkan batu yang kecil.

THANK YOU,,,

Anda mungkin juga menyukai