Anda di halaman 1dari 30

Hukum & Adab

Seputar Walimah
Hatta Syamsuddin

Kajian IKADI Sragen, 17 Oktober 2010


Masjid Agung Kabupaten di Kauman Sragen

PEMBAHASAN :
A.
B.
C.
D.

Pengertian dan Hukum Walimah


Hikmah Seputar Walimah
Adab Menyelenggarakan Walimah
Adab Menghadiri Walimah

A. Pengertian dan
Hukum Walimah

Pengertian Walimah
Secara bahasa : al-jam atau berkumpul,
karena berkumpulnya dua orang yang
menikah
Secara istilah :

Jamuan/Hidangan pernikahan (khusus) atau


seluruh hidangan yang dibuat untuk
disajikan kepada orang yang diundang
(umum)

Hukum Penyelenggaraan*

Jumhur mengatakan : Sunnah Mustahabah wa


Muakkadah, sebagaimana jamuan secara
umum ( Hambali, Hanafi, sebagian Syafiiyah)

Sebagian mengatakan Wajib ( Malik, sebagian


SyafiI, dan Dzohiri), karena lafadz perintah
dalam hadits walimah Abdurrahman.

*fiqh islam wa adillatuhu (Dr. wahbah zuhaily)

Dalil Penyelenggaraan
Rasulullah SAW bersabda kepada
Abdurrahman bin Auf: "....Adakanlah
walimah sekalipun hanya dengan seekor
kambing." (HR. Abu Dawud)
" "
Ketika Ali ra mengkhitbah Fatimah,
rasulullah bersabda : sesunguhnya dalam
pernikahan harus ada walimah (HR
Ahmad)

Hukum Menghadiri
Walimah

Jumhur Ulama dari Malikiyah, Syafiiyah


danm Hanabilah mengatakan hukumnya
Wajib Ain (kewajiban secara khusus)
apabila tidak ada uzur dan kondisi tertentu

Sementara Hanafiyah mengatakan : sunnah


menghadir walimah

*fiqh islamiy wa adillatuhu

Dalil Menghadiri Walimah


Sabda Rasulullah SAW :

Barang siapa yang diundang walimah dan
tidak menjawab maka telah bermaksiat
kepadaku dalam riwayat : bermaksiat
kepada Allah dan rasul-Nya.

Jika seorang dari kalian diundang ke
walimah, maka hendaklah mendatanginya
(HR ahmad dan Muslim)

Bagaimana jika berpuasa ?


Pertama : Tetap berpuasa dan mendoakan


Jika seorang dari kalian diundang maka
datangilah, jika ia berpuasa maka doakanlah ,
jika ia berbuka maka makanlah (Muslim & Abu
Daud)
Kedua : membatalkan dan ikut makan ,
sebagaimana HR daruqutni menyebutkan :


Kewajiban hadir gugur jika

Jelas ada kemungkaran dan kemungkinan


besar tidak bisa ia ubah sama sekali.


Diriwayatkan bahwasanya Rasulullah
melarang untuk duduk dalam majlis yang
dihidangkan khomr di dalamnya (HR Abu
Daud)

B. Hikmah
Penyelenggaraan
Walimah

1. Istisyhad wal Ilan

Meminta kesaksian dari khalayak banyak


sekaligus pengumuman status baru
mempelai berdua. Rasulullah SAW bersabda
:
) (
Umumkanlah pernikahan ini (HR Ahmad)

Hal ini akan lebih menjaga dari fitnah dan


juga mengontrol perilaku mempelai berdua

2. Intifa bi ad-Dua

Mengambil kemanfaatan dari doa orang


banyak, agar hubungan yang ada bisa
berjalan dengan penuh keberkahan.

Meminta doa kepada orang yang masih


hidup termasuk akhlak rendah hati yang
baik serta tawassul yang dibenarkan.

3. Asy-Syukru wa
Tahadduts bin nimah
Bentuk syukur atas nikmat dalam Islam,
senantiasa diwujudkan dengan berbagi rezeki
atau makanan, seperti : zakat, infaq, aqiqoh,
kurban dan lain sebagainya.
Begitu pula anjuran untuk mensyiarkan nikmat
dari Allah SWT.

4. Taaruf antar Keluarga Besar

Salah satu hikmah dasar penciptaan


manusia berbeda suku, bangsa adalah
untuk lebih saling mengenal satu sama lain.

Rasulullah SAW menganjurkan menikahi


mereka yang jauh kekerabatan, salah satu
hikmahnya adalah agar memperluas
persaudaraan, di mulai dari saat walimah.

5. Sarana Dakwah Menghidupkan


dan Mengenalkan Sunnah
Menyelenggarakan walimah adalah sarana
berdakwah baik secara langsung melalui khotbah
/ tausiyah nikah, maupun secara tidak langsung
melalui prosesi penyelenggaraan walimah.

dan demi Allah, sekiranya Allah memberikan


hidayah kepada sesorang melalui dirimu, maka
itu lebih baik dari onta merah (HR Bukhori)

C. Adab
Menyelanggarakan
Walimah

1. Menjauhi prosesi yang tidak


sesuai syariat



Barang siapa yang mengada-adakan (hal
baru) dalam urusan (agama ) kami, yang
bukan bagian darinya maka hal itu tertolak
(HR Bukhori)
Adapun Penjagaan dan pelestarian adat,
maka hendaknya tetap bertolak pada aturan
syariah yang disepakati.

2. Menjauhi ikhtilat /
percampuran
Tuan rumah adalah pihak yang sejak awal
mempunyai kemampuan untuk mencegah
kemungkaran ikhtilat

3. Tidak ada hidangan atau


pertunjukan yang Haram


Diriwayatkan bahwasanya Rasulullah
melarang untuk duduk dalam majlis yang
dihidangkan khomr di dalamnya (HR Abu
Daud)

4. Diperbolehkan hiburan berupa


senandung/nyanyian kebaikan


Dari Aisyah bahwasanya ia mengarak seorang


wanita menemui seorang pria Anshar. Nabi SAW
bersabda: "Wahai Aisyah, mengapa kalian tidak
menyuguhkan hiburan? Karena kaum Anshar
senang pada hiburan." (HR. Bukhari, Al-Hakim
dan Baihaqi)

5. Mengundang semua
kalangan*

Seburuk-buruk jamuan adalah walimah,


(ketika) yang diundang hanya orang-orang
kaya saja dan meninggalkan orang miskin
(HR Bukhori Muslim)
* Syariat juga menambahkan beberapa
anjuran lainnya tentang tamu undangan

6. Menyegerakan Jamuan
Menyegerakan jamuan termasuk dalam kategori
memuliakan tamu
Mengambil contoh dari jamuan Nabi Ibrohim kepada
tamunya :


Maka dia pergi dengan diam-diam menemui
keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi
gemuk (yang dibakar), lalu dihidangkannya kepada
mereka. Ibrahim berkata: "Silakan kamu makan (AdzDzariat 26-27)

D. Adab Menghadiri
Walimah

1. Meluruskan Niat

"


Sesungguhnya setiap amal bergantung
dengan niatnya (HR Bukhori Muslim)
Mengumpulkan niatan yang baik, seperti :
menjalankan kewajiban, membahagiakan
saudara seiman, dan meningkatkan ukhuwah
Termasuk meluruskan niat adalah : tidak
membedakan siapa yang mengundang (kaya
miskinnya)

2. Menjaga Adab Berpakaian



Rasulullah SAW bersabda : sesungguhnya


Allah maha Indah dan menyukai hal yang
indah, kesombongan adalah menolak
kebenaran dan meremehkan orang lain
(HR Muslim)

3. Tidak Makan berlebihan dan


Tidak Mencela Makanan

Dari Abu Hurairah r.a beliau mengatakan

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sama sekali tidak


pernah mencela makanan. Jika beliau menyukai satu
makanan, maka beliau memakannya. Jika beliau tidak suka,
maka beliau meninggalkannya. (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Mendoakan Keberkahan
Dari Abi Hurairah ra, bahwa Rasulullah SAW
jika mengucapkan selamat kepada seorang
mempelai, beliau mengucapkan doa:

"Mudah-mudahan Allah memberimu berkah.
Mudah-mudahahan Allah mencurahkan
keberkahan kepadamu dan mudah mudahan Dia mempersatukan kalian berdua
dalam kebajikan." (HR. Abu Daud dan
Tirmidzi)

5. Memberikan Hadiah jika


memungkinkan




Rasulullah SAW bersabda : salinglah
memberi hadiah, maka akan bertambah
kecintaan kalian (HR Baihaqi)
Inspirasi dari riwayat Anas bin malik tentang
Ummu Sulaim yang pernah menghadiahkan
kepada Rasulullah SAW berupa makanan
sejenis bubur, saat pernikahan beliau
dengan Zainab (HR Bukhori)

Sekian
Jazakumullah atas
perhatiannya
Hatta Syamsuddin
081329078646
sirohcenter@gmail.com
www.indonesiaoptimis.co
m

Anda mungkin juga menyukai