Anda di halaman 1dari 138

Modalitas radiologi

+
diagnostik dan
radiologi intervensi
dalam dunia medis
Pembimbing:
dr. Donny Sulifan, Sp. Rad
Cecile
2013 061 142
Eddy
2014 061 111
Cicilia Asali
2014 061 112

+
Pendahuluan

Radiologi diagnostik
Radiologi intervensi

+
Tujuan
Mengetahui berbagai macam
modalitas radiologi diagnostik dan
radiologi intervensi

Indikasi, kontraindikasi, kelebihan


dan kekurangan dari setiap
penggunaan modalitas radiologi
Berbagai macam penyakit yang bisa
didiagnosis dan dievaluasi dengan
menggunakan masing-masing
modalitas radiologi.

+
Manfaat

Masyaraka
t

Akademik

Mengetahui
modalitas

Mengetahui
guna dan
indikasi

Meningkatka
n
pengetahuan

Drag picture to
placeholder or
click icon to add

Sinar X

+
Mammografi(1)

Skrining

Diagnostik

+
Mammografi (2)
Indikasi:

Benjolan

Rasa tidak nyaman

Risiko tinggi, genetik (BRCA1 dan BRCA 2)

Pembesaran kelenjar aksiler

Penyakit Paget

Metastasis

Cancer-phobia

+
Mammografi(3):
Faktor risiko:

Usia > 35 tahun

Riwayat keluarga dengan riwayat keganasan, maternal

Melahirkan anak pertama >35 tahun

Menikah < 20 tahun

Riwayat kesulitan saat menyusui

Riwayat memiliki benjolan pada payudara sebelumnya

Menarke dini, menopause terlambat

Merokok

+
Mammografi

+
Mammografi (4)
Payudara ditekan pipih foto.

Kraniokaudal :
Hampir seluruh jaringan mammae bisa didapatkan.

Medio-lateral oblik :
Kuadran superolateral

Otot pektoralis

+
Mammografi (5)
Kriteria layak baca:

Semua jaringan glandula mammae terlihat.

Identitas foto (identitas, nomor foto, marker)

Eksposure yang tepat.

Kompresi yang adekuat.

Tidak adanya gerakan.

Tidak ada artefak.

Tidak ada lipatan jaringan kutis yang dapat


mengganggu gambaran.

Gambar simetris.

+
Mammografi (6)
Kelainan yang mungkin tampak pada
mammografi:
Tanda primer

Peningkatan densitas, batas tidak teratur

Perbedaan besar tumor

Mikrokalsifikasi spesifik.

Tanda sekunder

Penebalan dan retraksi kulit.

Asimetris.

Tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur.

Bertambahnya vaskularisasi asimetris.

Pembesaran kelenjar aksiler.

Pada tumor jinak

Peningkatan densitas, batas tegas, licin, dan teratur.

Kalsifikasi yang kasar dan umumnya dapat dihitung.

+
Skeletal (1)
Indikasi:

Congenital:

Patologi tulang primer


Sindroma kongenital dan
kelainan perkembangan
Suspek kekerasan fisik yang
terjadi pada bayi dan anak-anak

Infection:

Penyakit metabolic, defisiensi


nutrisi, dan perebuhan skeletal
akibat penyakit sistemik

Neoplasma

Trauma:

Trauma

Instabilitas

Impingement

Another:

Artropati

Evaluasi pre/post operasi

Lesi pembuluh darah

Evaluasi jaringan
lunak(contoh: benda asing)

Korelasi mengenai penemuan


abnormal

Nyeri

+
Skeletal (2)
Hal yang perlu diperhatikan:

Perkembangan tulang (osifikasi intramembran dan


enkondral)

Struktur tulang (Epifisis fisis ZPC Metafisis


Diafisis, Kortex Medulla Periosteum Endosteum)

Metabolisme tulang (kepadatan tulang)

+
Toraks (1)
Cara pengambilan foto

Postero - anterior
Posisi paling baik:

Berdiri

Menghadap ke arah film

Dagu diangkat

Bahu diarahkan ke depan

Menarik nafas dalam

Antero - poterior

Dilakukan jika pasien tidak


dapat berdiri, pada kasus
emergensi, ICU (immobile)

Pasien dapat duduk,


duduk, dan tidur

Pasien diminta untuk


menarik nafas dalam.

+
Toraks

+
Toraks (2)
Indikasi:

Evaluasi dari gejala yang timbul

Proses yang terjadi pada toraks akibat sekunder

Follow up dari perbaikan, resolusi, atau progresi dari


penyakit toraks.

Monitor dari pasien dengan alat bantu hidup

Evalusi pre operasi mengenai mortalitas dan morbiditas


yang mempengaruhi jalannya operasi dan teknik
anestesi.

+
Toraks (4)
Kriteria layak baca:

Identitas foto (identitas, marker, nomor foto)

Inspirasi penuh, 6 costae anterior dan atau 10 costae


posterior.

Terdapat apeks paru dan sulkus kostofrenikus.

Daya tembus (kV < 120p) dan daya hambur ( <


12mAs).

Foto simetris.

+
Toraks (3)
Hal hal yang perlu dinilai

Trakea, berada di tengah


vertebra, lusen
Jantung dan mediastinum

Bayangan jantung normalnya


berada pada 2/3 kiri dari garis
tengah, dan 1/3 pada bagian
kanan dari garis tengah. Cardiotorakal ratio <50%

Timus, pada bayi dan anak


anak, berbentuk seperti layar
kapal.
Diafragma, hemidiafragma
kanan lebih tinggi daripada kiri.

Fisura dan sinus kostofrenikus

Fisura seperti goresan pensil.


Sinus kostofrenikus tajam.

Paru,

Hilus, kiri > tinggi dari kanan

Fisura

Corakan bronkovaslkuler

Perselubungan/perbercakan

Nodus limfatikus, tidak terlihat

Tulang tulang yang terekspos

+
Panoramic
Langkah langkah dalam membaca sebuah
foto panoramic:
1.

Mulai dari perifer untuk menghindari kealpaan


membaca foto.

2.

Evaluasi os mandibula, os maxilla, os zigomatikus.

3.

Evaluasi sinus maksilaris.

4.

Evaluasi kepadatan tulang dari os mandibula dan os


maxilla.

5.

Evaluasi kelengkapan gigi dan artefak tambahan


pada gigi

6.

Evaluasi kelainan pada gigi, seperti karies

+
Panoramic

+
Abdomen/BNO (1)Another
Indikasi:

Evaluasi perforasi usus dan


fraktur pada pasien yang tidak
stabil setelah trauma tumpul.

Evaluasi dari massa yang


terpalpasi pada anak.

Studi awal sebelum pemeriksaan


lainnya, seperti fluoroskopi.

Evaluasi posisi dari alat alat


kedokteran.

Evaluasi dan follow up distensi


abdomen, non/obstruksi usus,

Konstipasi

Congenital:

Hirschprung disease, toksik


megakolon

Infection

Evaluasi enterokolitis nekrotika,


terutama pada neonatus.

Neoplasma
Trauma

Evaluasi pneumoperitoneum.

Follow up post operasi yang


sesuai.

Evaluasi dari batu saluran


urinarius.

Pencarian benda asing.

+
Abdomen/BNO (2)
Pasien harus mepertahankan posisi selama 15 20
menit

+Abdomen/BNO (3)

\\

Knee chest position, terutama untuk menilai derajat dari atresia ani,
pasien tiduran dengan sisi kiri di bawah, lalu diletakkan marker pada
anal dimple dari pasien. Sinar ditembakkan secara vertikal ke bawah
Digunakan untuk menilai derajat dari atresia ani.
Jarak antara udara dengan marker <1 cm = letak rendah, > 1cm =

+
Abdomen/BNO
Pronasi

+
Abdomen/BNO
Supinasi

+
Abdomen/BNO
Berdiri

+
Abdomen/BNO (4)
Preperitoneal
Hati
M.

fat

dan limpa

psoas

Ginjal

Udara,

distribusi
udara dalam usus

Tulang
Konkremen

opak

+
Pyelografi intravena (1)
Syarat yang harus dipenuhi:

Kadar ureum dan kreatinin dalam batas normal (ureum:


20 40 mg/dl, kreatinin : 0,5 1,5 mg/dl)

Diet rendah serat : selama satu atau dua hari

Malam sebelum pemeriksaan : laksatif untuk


mengurangi feses dan puasa selama 6- 10 jam
(dehidrasi ringan)

Tidak merokok dan tidak banyak bicara sebelum


pemeriksaan dilakukan

Melakukan Skin Test

+
Pyelografi intravena (2)
Indikasi

Evaluasi pasien dengan kecurigaan obstruksi ureter.

Penilaian integritas dari sistem urinarius.

Penilaian dari kemungkinan adanya kelainan


kongenital.

Penilaian terhadap kemungkinan terjadinya lesi traktus


urinarius bagian atas yang mungkin merupakan
penyebab terjadinya hematuria.

Evaluasi mengenai batu pada traktus urinarius.

+
Pyelografi intravena (3)
Teknik pembacaan:
1.

Foto polos abdomen / BNO: Menilai persiapan, kontur ginjal dan


bayangan

2.

Foto menit ke 5 dan ke 10 (fase nefrogram-opasifikasi


pelviokalises):
- Menilai anatomi pelviokalises dan fungsi sekresi - ekskresi ginjal
- Pasien dikompresi diatas simfisis pubis
Tidak dilakukan kompresi ureter pada :
- Akut abdomen
- Post operasi abdomen
- Massa abdomen yang besar
- Aneurisma aorta

+
Pyelografi intravena (4)
Teknik pembacaan:

Menit ke 5

Menit ke 10

+
Pyelografi intravena (5)
Teknik pembacaan:

Tanpa kompresi

Dengan kompresi

+
Pyelografi intravena (6)
Teknik pembacaan:
3.

Foto menit ke 20 :
- Melihat aliran ureter dan pengisian vesika urinaria
- Jika kedua atau salah satu sistem pelviokalises belum terlihat
ditunggu sampai menit ke 60 dan kemudian menit ke 120 sampai
24 jam.

Pengisian pelviokalises yang terlambat pada : ovehidrasi, penurunan


fungsi ginjal, hipotensi, jumlah kontras yang kurang.
4.

Foto menit ke 30 :
- Melihat ureter secara keseluruhan, dinding anterior vesika urinaria
- Pasien posisi pronasi

+
Pyelografi intravena (7)
Teknik pembacaan:

Menit ke 20

Menit ke 30

+
Pyelografi intravena (8)
Teknik pembacaan:
5.

Foto vesika urinaria penuh (full blast) :


Keadaan ureter distal dan vesika urinaria

6.

Foto setelah miksi (post voiding/post miksi) :

Bendungan / refluks pada ureter yang ditandai


dengan
adanya sisa kontras dan adanya gangguan
pengeluaran
urin (stasis urin).

+
Pyelografi intravena (9)
Teknik pembacaan:

Full blast

Post voiding

+
Barium enema (1)
Untuk menilai lumen, dinding, dan massa
dalam usus

Double-contrast study

Single-contrast study

Water-soluble contrast media, dapat diserap oleh tubuh

Kosongkan kolon sebelum dilakukan pemeriksaan.

+
Barium enema (2)
Syarat yang harus dipenuhi:

Kadar ureum dan kreatinin dalam batas normal (ureum:


20 40 mg/dl, kreatinin : 0,5 1,5 mg/dl)

Melakukan Skin Test

+
Barium enema (3)

single-contrast

double-contrast

+
Barium enema (4)
Indikasi
Congenital:

Penyakit Crohn

Divertikulosis

Neoplasma

Massa dan obstruksi kolon,


Penurunan berat badan
yang sulit dijelaskan

Another

Perubahan pola pergerakan


usus
Irritable bowel syndrome.

Kontraindikasi
Dapat terjadi leakage ke dalam
rongga intraabdomen, dapat
dilakukan water-soluble
barium enema

Colitis ulserativa yang berat

Perforasi kolon

Kehamilan

Megakolon toksik

Sakit perut akut.

+
Angiografi (1)
Indikasi
Vaskuler

Evaluasi penyempitan atau hambatan pada pembuluh darah

Memulai terapi pada pembuluh darah

Mencari sumber dan menghentikan perdarahan

Mengembalikan peredaran darah yang tersumbat

Tatalaksana pada tumor jenis tertentu

Mengambil darah dari area yang spesifik

Membuat peta pembuluh darah sebelum operasi

Nonvaskuler:

Evaluasi duktus saluran empedu dan fistula

+
Angiografi (1)
Kontraindikasi

Hipersensitivitas terhadap kontras

Gangguan fungsi ginjal

Kelainan pada faktor pembekuan darah

Relatif:

Riwayat Diabetes Mellitus

Riwayat hipercholesterolemia

Demam

+
Angiografi (2)
Langkah langkah melakukan pemeriksaan:

Pasien berbaring

Pasien akan dipasangkan monitor

Anestesi lokal pada daerah inguinal / lokal

Baal kateter akan dimasukkan

kontras diinjeksikan ke dalam pembuluh darah

Foto akan langsung diambil.

+
Ultrasonography

Menggunakan energi akustik untuk melokalisasi dan


mengkategorikan jaringan tubuh manusia.

Bergantung dari 3 komponen mayor, yaitu:

Gelombang suara dengan frekuensi tinggi

Penerimaan gelombang yang direfleksikan (echo)

Konversi dari echo ke dalam gambaran yang sesungguhnya.

+
Ultrasonography

Jika pulsasi bertemu dengan cairan, kebanyakan energi


akustik akan ditransmisikan.

Jika pulsasi bertemu dengan udara atau tulang, maka energi


akustik kebanyakan akan direfleksikan kembali.

+
Ultrasonography

Jaringan yang merefleksikan banyak echo ekogenik


(hiperekoik) muncul sebagai warna terang atau
putih.

Jaringan yang mempunyai sedikit echo sonolusen


(hipoekoik atau anekoik) muncul sebagai warna
gelap atau hitam.

+
Penggunaan USG

USG kutis dan subkutis

USG tulang

USG Intrathoracal echocardiography

USG Intraabdominal untuk menilai lobus kanan dan kiri


hepar, pankreas, lien, ginjal, vesica urinaria, usus halus,
colon, appendix, gall bladder, ascites.

Menggambarkan vaskular secara non-invasif USG Doppler


untuk menilai arteri dan vena

+
Penggunaan USG

Womans imaging:

Menggambarkan fetus dan plasenta selama kehamilan.

Menilai adanya lesi kistik dan solid pada penyakit ginekologi.

Pemeriksaan khusus: payudara, nodul tiroid di daerah colli,


tendon dan dalam menilai otak, pinggang dan tulang
belakang dari neonatus (pasien pediatrik).

Guiding aspirasi cairan tubuh dan biopsi (seperti efusi


pleura, ascites, dan lainnya)

Tabel 2.2. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan USG


Keuntungan

Kerugian

Tidak menggunakan radiasi


Tidak mempunyai efek samping
jangka panjang
Memiliki gambaran ang
sesungguhnya pada saat itu (real
time)
Nyaman bagi pasien
Ukurannya kecil, dapat
dipindahkan, tidak mahal

Sulit menembus melalui


tulang
Struktur-struktur yang diisi
udara sulit dinilai
Pasien yang obesitas sulit
dinilai dengan menggunakan
USG
Bergantung pada
keterampilan operator dalam
menggunakan USG

+
USG Doppler

Efek doppler menentukan apakah suatu objek


bergerak menuju atau menjauhi dari transducer dan
berapa kecepatannya saat bergerak.

Warna merah mengindikasikan aliran menuju


transducer dan biru mengindikasikan aliran menjauhi
transducer.

+
USG Doppler

+
Indikasi Penggunaan USG
Doppler

Congenital: arteri-vena malformation

Pemasangan A-V shunt fistule (cimino)

Another: deep vein thrombosis, stenosis arteri carotis,


atherosclerosis pembuluh darah

+
Doppler spectral waveform

Doppler spectral waveform representasi grafik dari


kecepatan aliran dari waktu ke waktu pada area yang
difokuskan.

Dinilai berdasarkan nilai x (waktu) dan y (kecepatan).

Aliran menuju transducer akan berada di atas baseline,


aliran menjauhi akan berada di bawah baseline.

+
USG Abdomen

Sistem bilier

+
Indikasi USG abdomen

Infeksi: appendicitis, cholecystitis akut

Neoplasma: Massa pada hepar, lien, ginjal, pankreas,


vesica urinaria

Trauma: laserasi pada organ berongga, laserasi pada


organ-organ solid abdomen, menilai adanya
pneumoperitoneum dan perdarahan intraabdomen

Another: cholelithiasis, nephrolithiasis, vesicolithiasis,


hydronephrosis, chronic kidney disease,
glomerulonefritis, asciter, hepatomegali, splenomegali

+
Tanda-tanda Cholecystitis Akut

Adanya batu empedu, yang biasanya mengimpaksi leher


dari kantung empedu atau duktus cysticus

Penebalan dinding kantung empedu (> 3 mm)

Cairan pericholecystic (cairan di sekitar kantung empedu)

Murphy sign yang positif ketika kantung empedu dikompresi


dengan menggunakan probe USG

+
USG Ginjal

+
Hydronephrosis

+
USG Appendicitis

+
Echocardiography

Focused Assessment
Sonography in Trauma

Mengidentifikasi perdarahan atau potensi cedera organ


berongga

Mendeteksi adanya hemoperitoneum

Pemeriksaan diarahkan untuk mencari kantung


perikardial, fossa hepatorenal, splenorenal, pelvis atau
cavum douglasi.

Menilai adanya laserasi pada organ-organ abdomen.

+
Penggunaan USG dalam
Obsgyn

Congenital: uterus retofleksi, bicornu uterus

Infeksi: salphingitis, cervicitis

Neoplasma: Mengevaluasi massa dalam pelvis atau nyeri


pelvis pada wanita leiomyoma, karsinoma endometrium,
kista

Trauma pada organ reproduksi

Another:

Mengevaluasi fetus dalam uterus

Melihat waktu ovulasi untuk membantu kesuksesan proses


fertilisasi

Menilai kelainan lain di dalam organ reproduksi seperti


kehamilan ektopik, kehamilan mola, endometriosis

+
Ectopic Pregnancy

CT

menggunakan foton sinar X dan rekonstruksi digital


untuk memproduksi sebuah gambaran.

Scanner CT terdiri dari tube sinar X dan detektor.

Tube sinar X memproduksi pancaran sinar sinar X yang


menembus pasien, lalu ditangkap oleh detektor dan
direkonstruksi untuk membentuk gambaran 2D atau
3D.

CT

Cara kerja CT-scan yaitu dengan adanya sumber sinar


X yang diatur untuk berotasi di sekeliling pasien.

Data analog yang ditangkap oleh scanner akan


diproses dengan berbagai algoritma menjadi gambaran
yang sudah direkonstruksi yang merepresentasikan
potongan cross-sectional pasien tersebut.

Dapat dipakai media kontras untuk membedakan


struktur dengan densitas yang mirip. Kontras yang
paling banyak dipakai adalah kontras intravena dan
oral.

CT

Banyak abnormalitas yang menjadi lebih jelas setelah


perfusi kontras, contohnya perdarahan, ekstravasasi
atau neoplasma.

Selain itu, kontras oral dapat digunakan untuk


membuat kavitas organ GIT menjadi lebih opak
sehingga rongganya dapat lebih didiferensiasikan.

+
CT scan
Indikasi:

Another

Evaluasi perforasi usus dan


fraktur pada pasien yang tidak
stabil setelah trauma tumpul,
atherosclerosis

Evaluasi dari massa yang


terpalpasi pada anak.

Studi awal sebelum pemeriksaan


lainnya, seperti fluoroskopi.

Evaluasi dan follow up distensi


abdomen, non/obstruksi usus,

Konstipasi

Evaluasi dari batu saluran


urinarius.

Pencarian benda asing, emboli


pulmoner, fibrosis paru, ischemic
heart disease,

Congenital:

Hirschprung disease, toksik


megakolon, artery venous
malformation

Infection

Evaluasi enterokolitis nekrotika,


terutama pada neonatus, pneumonia,
osteomyelitis

Neoplasma
Intracranial tumour,
Trauma

Evaluasi pneumoperitoneum, cedera


kepala, penurunan kesadaran
Follow up post operasi yang sesuai,
fracture, dislokasi, cedera ligamen,

Aplikasi CT- Otak (dengan atau tanpa


kontras), kranial, kepala, leher

Biasa digunakan untuk medeteksi infak, tumor,


kalsifikasi, hemoragik, dan trauma tulang.

Struktur yang hipodens dapat mengindikasikan adanya


edema dan infak, sedangkan struktur hiperdens akan
mengindikasikan kalsifikasi, hemoragik, dan trauma
tulang yang dapat dilihat sebagai adanya putusnya
hubungan antar tulang pada bone windows.

Tumor dapat dideteksi dengan pembengkakan dan


perubahan anatomi maupun edema yang
mengelilinginya.

Aplikasi CT

CT Scan kepala juga dapat digunakan dalam


menuntun operasi stereotactic, dan radiosurgery untuk
pengobatan tumor intrakranial, malformasi arterivena
dan operasi lainnya dengan menggunakan alat Nlocalizer.

CT pulmonary angiogram

Untuk mendiagnosis emboli pulmoner dengan


mengandalkan CT dan kontras iodin untuk
menghasilkan gambar arteri pulmoner.

Dada/mediastinum/paru-paru

CT Scan paru untuk mendeteksi adanya perubahan


akut dan kronik pada parenkim paru. Terutama untuk
evaluasi perubahan pada interstisial seperti pada
emfisema, fibrosis, dll.

Ada pula High resolution CT yang berisikan gambar


pada saat inspirasi dan ekspirasi. Penemuan secara
tidak sengaja akan adanya nodul namun tanpa gejala
biasa disebut incidentaloma yang bisa memungkinkan
adanya tumor baik itu jinak ataupun kanker.

Abdominal
CT

merupakan alat sensitif untuk mendiagnosis


penyakit abdomen. Biasa digunakan untuk menentukan
stadium kanker dan untuk mengikuti
perkembangannya.

Dapat

juga digunakan pada nyeri akut abdomen.

Pelvis
Urografi
Kolonografi
Kardiak

-Untuk melihat pencitraan arteri koroner.

Angiografi CT

adalah teknik pencitraan pembuluh darah tubuh yang


penting menggunakan modalitas CT, seperti otak,
ginjal, pelvis, dan paru-paru.

Arteri koronaria juga dapat digambarkan menggunakan


angiografi CT, karena Angiografi CT dapat mendeteksi
penyempitan pembuluh darah lebih mendetail daripada
MRI atau USG.

Angiografi CT adalah modalitas utama untuk skrining


penyakit pembuluh darah arteri karena lebih aman,
cepat, nyaman, dan lebih efisien biaya dibandingkan
angiografi kateter.

Angiografi CT

Pada angiografi CT, kateter tidak diinsersikan kedalam


pembuluh darah, namun hanya diinjeksikan agen
kontras CT secara intravena.

Angiografi CT menurunkan risiko perforasi arterial dan


infeksi pada situs pemasukkan kateter.

Angiografi CT dapat merekonstruksi gambar menjadi


3D sehingga dapat dipelajari di komputer, mempelajari
ukuran ventrikel jantung, dan dapat melihat area infark
dan atherosklerosis.

Angiografi (gambar kiri), CT (gambar tengah), dan CT


rekonstruksi 3D (gambar kanan) menunjukkan lesi
total oklusi kronis di arteri koronaria kiri anterior dan

Indikasi angiografi CT

Memeriksa arteri pulmonal di paru-paru untuk


menyingkirkan diagnosis emboli pulmoner, suatu kondisi
yang serius dan dapat diterapi.

Memvisualisasikan peredaran darah ginjal pada pasien


hipertensi dan gangguan ginjal. Penyempitan arteri ginjal
adalah penyebab hipertensi pada beberapa pasien, dan
kondisi ini dapat dikoreksi.

Mengidentifikasi aneurisma di aorta atau pembuluh darah


besar lainnya. Aneurisma adalah penyakit pada pembuluh
darah yang sudah dindingnya melemah sehingga terjadi
penonjolan keluar dari dinding. Aneurisma adalah kondisi
yang serius karena dapat ruptur.

Mengidentifikasi

diseksi aorta atau percabangan


besarnya. Diseksi adalah lapisan dinding arteri
yang terlepas dari dinding pembuluh darah.
Diseksi dapat mengakibatkan nyeri dan dapat
mengancam nyawa.

Mengidentifikasi

aneurisma kecil atau malformasi


arteriovena didalam otak yang dapat
mengancam nyawa.

Mendeteksi

penyakit atherosklerotik yang


menyempitkan arteri ke ekstremitas inferior.

Mengeksklusi

penyakit arteri koronaria, terutama


pada pasien berisiko rendah sampai sedang.

CT Ekstremitas

Untuk melihat pencitraan dari fraktur terutama sekitar


sendi, karena kemampuannya untuk rekonstruksi area
tersebut dalam potongan multipel. Fraktur, cedera
ligamen dan dislokasi dapat dengan mudah dikenali
dengan resolusi 0,2 mm

CT

juga menggunakan radiasi untuk


memproduksi gambaran, namun
dosisnya lebih tinggi dibandingkan
dengan foto polos biasa karena
adanya pajanan multipel.

Penggunaan

bagi wanita hamil dan


anak-anak, dan prosedur yang bersifat
intervensi harus lebih berhati-hati.

Indikasi akut CT

Menurut Mahdi S. et al., indikasi CT-scan untuk cedera kepala


ringan (CKR) adalah sakit kepala, vomitus, penghilangan
kesadaran atau amnesia, dan intoksikasi alkohol.

Haydel et al., menambahkan beberapa kriteria yaitu usia > 60


tahun, defisit pada memori jangka pendek, bukti adanya trauma
di atas klavikula, dan kejang-kejang.

Stiell et al. mengembangkan 5 kriteria termasuk usia > 65


tahun, fraktura tengkorak terdepresi atau terbuka, vomitus lebih
dari 2 kali, tanda-tanda fraktura basal tengkorak dan nilai GCS <
15 2 jam post-trauma.

+Magnetic Resonance
Imaging

MRI
Magnetic

resonance imaging (MRI)


melibatkan penggunaan medan magnet
yang sangat kuat untuk memanipulasi
aktivitas nukleus atom,

dengan

cara melepaskan energi dalam


bentuk sinyal radiofrekuensi, yang direkam
oleh kumparan penerima pemindai
(scanner) dan kemudian diproses komputer
untuk membentuk suatu gambaran.

MRI
Salah

satu fitur penting dari MRI


adalah kemampuannya untuk
meniadakan atau menekan sinyal
dari jaringan tertentu,

sehingga

membuat jaringan tersebut


tampak gelap pada gambar, dan
membuat struktur dan jaringan
patologis lainnya lebih nyata.

Kontras MRI

Gadolinium merupakan kontras intravena (IV) yang paling umum


digunakan dalam prosedur MRI klinis.

Kontras berbahan dasar gadolinium pada dasarnya digunakan


selayaknya kontras iodium pada pemeriksaan dengan CT: dapat
diberikan secara IV maupun intraartikuler.

Pasca injeksi Gd-DTPA IV, zat kontras memasuki aliran darah,


memberikan penyangatan pada parenkim organ, dan kemudian
diekskresi oleh ginjal melalui filtrasi glomerulus.

Beberapa kontral gadolinium dapat juga diekskresikan secara bilier.

Struktur yang tampak menyangat pada pencitraan pasca


gadolinium umumnya merupakan struktur vaskuler (seperti tumor)
dan inflamasi.

Tujuan MRI

mengetahui karakteristik morfologis (lokasi, ukuran,


bentuk, perluasan dan lain lain dari keadaan patologis.

Tujuan tersebut dapat diperoleh dengan menilai salah


satu atau kombinasi gambar penampang tubuh aksial,
sagital, koronal atau oblik tergantung pada letak organ
dan kemungkinan patologisnya.

Indikasi MRI- pemeriksaan


kepala

Modalitas ini untuk melihat kelainan pada : kelenjar pituitari,


lubang telinga dalam , rongga mata, sinus dan neuroimaging.

Pada neuroimaging, MRI adalah modalitas untuk melihat


kanker neurologik karena lebih sensitif ketimbang modalitas
lainnya.

Penambahan kontras antara daerah putih dan abu otak


membuat modalitas ini adalah pilihan optimal untuk banyak
kondisi seperti penyakit demielinisasi, demensia, penyakit
serebrovaskuler, penyakit infeksi dan epilepsi.

MRI dapat juga digunakan untuk menuntun operasi seperti


pada tumor intrakranial, malformasi arterivena, dan operasi
lainnya.

Brain tumour-MRI

Pemeriksaan otak

Modalitas ini untuk mendeteksi : stroke / infark,


gambaran fungsi otak, pendarahan, infeksi, tumor,
kelainan kongenital, kelainan pembuluh darah, seperti:
aneurisma, angioma, proses degeneratif, atrofi.

Pemeriksaan spine

Modalitas ini untuk melihat proses degeneratif, tumor,


infeksi, trauma, dan kelainan kongenital.

Musculoskeletal

Modalitas ini untuk organ: lutut, bahu , siku,


pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan kaki; untuk
mendeteksi robekan tulang rawan, tendon, ligamen,
tumor, infeksi, dll.

Dapat juga digunakan tumor jaringan lunak, dan


penilaian penyakit sendi.

Abdomen

Modalitas ini untuk melihat hati, ginjal, kantung dan


saluran empedu, pankreas, limpa, organ ginekologis,
prostat, dan buli-buli.

Hepatobiliary MR digunakan untuk mendeteksi dan


menentukan jenis lesi pada hati, pankreas, dan saluran
empedu.

Kelainan pada hati bisa dievaluasi dengan difussion


Weights, opposed phase imaging dan dynamic contrast
enhancement sequences. pencitraan anatomik dari
saluran empedu dengan T2 weighted sequence pada
magnetis resonance cholangiopancreatography.

Abdomen

Sedangkan untuk fungsi pankreas menggunakan


sekretin. MR enterography menyediakan penilaian non
invasi untuk inflammatory bowel disease dan tumor
usus halus.

MR colonography dapat mendeteksi polip besar pada


pasien dengan peningkatan risiko kanker kolorektal.

Thorax

Modalitas ini untuk melihat paru-paru dan jantung.

Cardiac MRI adalah teknik pencitraan pelengkap seperti


modalitas lainnya seperti Echocardiography, Cardiac
CT, dan Nuclear medicine lainnya.

Penggunaan modalitas ini mencakup penilaian iskemi


pada miokardium, kardiomiopati, miokarditis, kelebihan
besi, dan penyakit jantung bawaan.

Functional MRI

Modalitas ini untuk melihat menilai bagian otak yang


berbeda sebagai respons terhadap stimuli luar atau
aktivitas pasif saat keadaan istirahat.

Hal ini banyak digunakan dalam penelitian untuk


melihat bagian korteks mana yang berubah saat
aktivitas tertentu yang dijalankan manusia.

Onkologi
Pemeriksaan

dengan

MRI untuk
menginvestigasi stadium
dari kanker rektum dan
prostat sebelum operasi.

Breast MRI

MRI mammae seringkali dilakukan dengan kontras


gadolinium untuk mendapatkan pencitraan gambaran
jaringan abnormal mammae secara lebih mendetail.

MRI biasanya digunakan pada penderita kanker


mammae, untuk mengukur dimensi kanker dan
sekaligus mencari lokasi tumor lainnya pada kedua
mammae.

MRI juga dapat digunakan pada wanita yang beresiko


tinggi untuk terjadinya kanker mammae, namun tidak
dilakukan secara tunggal untuk skrining karena
tingginya angka false positive.

Kelebihan MRI dibanding CT

MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada


jaringan lunak seperti otak, sumsum tulang serta
muskuloskeletal.

Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih


jelas dan terperinci.

Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti


pemeriksaan difusi, perfusi, dan spektroskopi yang tidak
dapat dilakukan dengan CT Scan.

Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak,


dan miring tanpa merubah posisi pasien.

MRI tidak menggunakan radiasi pengion.

+
Nuclear Medicine

Scintigraphy

Modalitas ini merupakan bentuk metode diagnostik


yang digunakan dalam bidang Nuclear medicine.

Metode ini menggunakan radioisotop dari dalam tubuh


yang diberikan lewat radiopharmaceuticals dan radiasi
yang dikeluarkan akan ditangkap oleh detektor
eksternal atau gama cameras untuk membentuk
gambar dua dimensi.

Mesin bone scintigraphy

SPECT dan PET

Berbeda dengan SPECT dan Positron emission


tomography (PET) yang membentuk gambar 3 dimensi.

Kedua modalitas ini dianggap berbeda dengan


Scintigraphy walau menggunakan kamera gamma
yang sama untuk mendeteksi radiasi internal

Mesin SPECT-CT

Indikasi Scintigraphy- sistem


bilier

Digunakan untuk mendiagnosis obstruksi pada saluran


empedu oleh batu empedu (Cholelithiasis), adanya
tumor, atau penyebab lain. Bisa juga digunakan untuk
mendiagnosis penyakit gallbladder, fistula bilier.

Pada cholescintigraphy, larutan radioaktif kimia yang


diinjeksi akan diambil oleh hati dan disekresi ke
empedu. Lalu radiopharmaceutical akan masuk ke
saluran empedu, kantong empedu dan usus.

Kamera gama akan diletakan di atas abdomen untuk


menangkap gambar.

Lung scintigraphy

Indikasi tersering dari pemeriksaan ini adalah untuk


mendiagnosis emboli pulmoner dan
ventilation/perfusion Scan.

Indikasi lain seperti evaluasi transplantasi paru-paru,


evaluasi persiapan operasi, dan evaluasi Rights to left
shunt.

Pada fase ventilasi pada ventilator/perfusion Scan, gas


xenon atau technetium DTPA dalam bentuk aerosol
akan diinhalasi oleh pasien lewat mouthpiece atau
mask yang menutup hidung dan mulut. Sedangkan
fase perfusi melibatkan injeksi secara intravena
dengan macro aggregated albumin (Tc99m-MAA). Lalu
kamera gama akan menangkap gambarnya

Bone scintigraphy

Ada methylene-diphosponate (MDP) yang bisa ditangkap


tulang. Secara kimia dengan memasangkan technetium99m dengan DMP, maka akan bisa ditransportasi dan
menempel ke tulang lewat hydroxyapatite untuk
menghasilkan gambar.

Penambahan sedikitpun pada fungsi fisiologis seperti


fraktur pada tulang, maka akan meningkatkan
konsentrasi dari tracer,

Indikasi klinis mencakup mendeteksi dan follow-up


metastasis ke tulang akibat keganasan, deteksi fraktur,
osteomyelitis, refleks sympathetic dystrophy, dan
evaluasi dari protesa sendi panggul seperti saat infeksi

Benign neoplastic

Osteoid osteoma

Malignant neoplastic

Primary :osteosarcoma,

Inflammatory

secondary :metastasis
Inflammatory arthropathies

Infective

Osteomyelitis, discitis, septic

Neurovascular

arthritis
Avascular nekrosis, refleks

Metabolis

sympathetic dystrophy
Osteomalacia, Pagets

Trauma

disease
Fracture, insufficiency
fracture, Charcots Joint,

Post surgical

Shin splints
Post operatif periprosthetic
bor fixation device

Jantung

Ada thallium stress Test yang merupakan bentuk dari scintigraphy, di


mana sejumlah thallium 201 akan dideteksi di jaringan jantung yang
berkorelasi dengan suplai darah ke jaringan.

Sel jantung yang sehat akan memiliki pompa ion atrium kalium.
Thalium akan berikatan dengan pompa kalium dan akan
ditransportasi ke sel.

Olahraga atau dipyridamole akan menginduksi pelebaran dari arteri


koroner normal. Ini akan menghasilkan coronary steal dari area
iskemik di mana arteri sudah dilatasi maksimal.

Area yang infak atau iskemik akan tetap dingin. Pemeriksaan pre dan
Post stres thallium bisa memberitahu area yang akan membaik dari
revaskularisasi miokardial. Terdistribusi mengindikasikan adanya
coronary steal dan kehadiran dari iskemik coronary artery disease.

Parathyroid and Thyroid

Tc99m-sestamibi digunakan untuk mendeteksi adenoma


parathyroid.

Untuk mendeteksi metastasis/ fungsi dari tiroid, isotop iodin -131/


technetium 99m digunakan secara umum dan untuk tujuan ini
isotop iodide tidak perlu berikatan dengan protein atau molekul
karena jaringan tiroid menangkap iodide bebas secara aktif.

Biasa digunakan untuk mengevaluasi struktur umum dari kelenjar


tiroid seperti pada pembesaran nodular atau diffuse yang
berkaitan dengan fungsinya.

Hal ini sangat berguna untuk membedakan diagnosis hipertiroid,


membedakan Graves dari toxic nodular goiter, mencari perbedaan
signifikan dalam menentukan dosis terapi dari I-131 dan
memprediksi keluaran dan kemungkinan efek samping dari terapi.

Dapat juga digunakan untuk mencari korelasi dari


palpasi tiroid dengan penemuan scintigraphy untuk
menentukan derajat fungsi di dalam nodul yang
terpalpasi atau secara tidak sengaja ditemukan dalam
sebuah modalitas radiologi non-nuklir lainnya.

Hal lain seperti menentukan lokasi dari jaringan tiroid


ektopik, evaluasi dari hipotiroid kongenital (total
genesis atau hemiagenesis, dyshormogenesis,
penurunan tiroid inkomplit), evaluasi massa pada leher
atau substernal, dan membedakan tiroiditis apakah
viral atau autoimun dan hipertiroid karena Graves
disease

Positron Emission
Mammography

adalah modalitas radiologi nuklir yang digunakan untuk


mendeteksi kanker mamae dan kondisi metastasisnya
ke jaringan tulang.

PEM menggunakan sepasang detektor radiasi gamma


yang diletakkan diarah atas dan bawah mammae
secara kraniokaudal, mammae yang diperiksa akan
ditekan secara halus seperti prosedur pada
mammografi konvensional.

Foto PEM akan diambil setelah diinjeksikan zat


radionuklir fluorine-18 fluorodeoxyglucose (18F-FDG).

Scintimammography adalah modalitas radionuklir


untuk penggambaran mammae menggunakan agen
radioaktif technetium 99 sestamibi.

Jenis pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi sel


kanker pada mammae sebagian wanita yang memiliki
mammogram abnormal, jaringan mammae yang padat,
jaringan parut post operasi, memiliki implan payudara,
ataupun yang tidak dapat dideteksi dengan
mammografi dan USG.

Scintimammography tidak dilakukan untuk skrining

Antara mammogram vs PEM

Renal scintigraphy

Pemeriksaan ini terdiri dari dua sisi yaitu fungsi renal


dan kemampuan ekskresi dari renal.

Dengan pemeriksaan ini maka perubahan patologik


pada ginjal bisa dideteksi baik itu inflamasi, tumor,
retensi urin, dan kontrol tekanan darah tinggi setelah
transplantasi ginjal.

Renal Scintigraphy adalah pemeriksaan nuklir medis


untuk menilai fungsi ginjal sebagai clearance , dan
aliran urine ke kandung kemih. Namun bisa juga
digunakan untuk menentukan lokasi, bentuk, dan
ukuran dari ginjal

Indikasi renal scintigraphy

Data mengenai disfungsi ginjal setelah kelainan ginjal baik


karena inflamasi atau tumor.

Untuk pemeriksaan terpisah terhadap perfusi ginjal dan fungsi


seperti pada donor hidup ginjal atau pada operasi ginjal.

Diagnosis obstruksi pada sistem urinari.

Penilaian hubungan antara stenosis pembuluh darah ginjal


seperti pada hipertensi.

Monitor fungsi ginjal saat transplantasi ginjal.

Pada bayi dengan kelainan traktus urinari untuk mempelajari


aliran urin

Seluruh tubuh

Contohnya seperti galium Scan,indium White blood cell


Scan, iobenguane Scan (MIBG), dan octreotide Scan.
MIBG Scan mendeteksi jaringan adrenergik dan bisa
digunakan untuk identifikasi lokasi tumor seperti
phaeochromocytomas dan neuroblastomas.

+
SPECT

Indikasi

SPECT (Single Photon Emission Computed Tomography)


dapat dipakai sebagai pelengkap semua modalitas
yang menggunakan gamma sebagai penghasil gambar
dan menghasilkan gambar 3 dimensi yang sangat
membantu seperti pada tumor imaging, infection
imaging (leukocyte), thyroid imaging atau bone
scintigraphy.

Paling sering

Myocardial perfusion imaging merupakan bentuk


pencitraan fungsi jantung yang digunakan untuk
diagnosis ischemic heart disease.

Prinsip dasarnya adalah pada kondisi stres maka


miokardium yang rusak akan menerima lebih sedikit
aliran darah daripada miokardium yang normal. Cairan
radiofarmaka khusus jantung akan diberikan yaitu
99m
Tc-tetrofosmin, 99mTc-sestamibi .

Setelah itu maka denyut jantung akan ditingkatkan untuk


menginduksi stres pada otot jantung baik dengan olahraga
atau obat seperti adenosine, dobutamin atau dypridamole.

Lalu pencitraan akan diambil setelah stres yang akan


menunjukkan distribusi dari radiofarmaka dan akan
menunjukkan aliran darah pada area berbeda dari otot
jantung.

Diagnosis akan ditegakkan dengan membandingkan


gambar ketika stres dan gambar ketika beristirahat. MPI
memiliki sensitivitas 85%, spesifisitas 72% dan lebih baik
dibanding tes non invasi lainnya untuk penyakit jantung
iskemik.

Functional brain imaging

Pemeriksaan ini menggunakan 99mTc-HMPAO. Perpaduan


ini akan menyebabkan pengambilan oleh jaringan otak
sehingga memperlihatkan aliran darah otak dan oleh
karena itu bisa digunakan untuk menilai aliran darah
serebral.

Pemeriksaan ini sering digunakan untuk mendiagnosa


dan membedakan kausa berbeda dari banyaknya
penyebab demensia

+
PET

Positron emission tomography

sering digabungkan dengan CT X-ray Scan sehingga


menghasilkan gambar 3 dimensi pada waktu yang
sama.

Jika molekul biologi aktif yang digunakan adalah


flurodeoxyglucose (FDG) yang merupakan analog dari
glukosa, maka konsentrasi dari pewarna akan dapat
mengindikasikan aktivitas metabolisme jaringan
sebagaimana berhubungan dengan penggunaan
glukosa.

Penggunaan tracer ini akan dapat menelusuri


kemungkinan metastasis kanker. Namun kerugiannya
adalah harga yang mahal.

PET adalah alat medis dan penelitian. Alat ini banyak


digunakan dalam onkologi klinik dan untuk diagnosis
penyakit otak diffuse seperti berbagai tipe penyebab
demensia.

PET juga merupakan alat penting penelitian untuk


menggambarkan fungsi normal otak dan jantung
manusia dan mendukung pembentukan obat.

Dalam bidang onkologi PET scanning dengan tracer fluorin-18


flurodeoxyglucose banyak digunakan. Tracer ini akan dipakai
oleh sel yang memakai glukosa dan akan difosforilasi oleh
hexokinase yang merupakan bentuk mitokondria terbanyak
pada kanker yang bertumbuh dengan cepat.

Ini membuat pewarnaan pada jaringan dengan penggunaan


glukosa yang tinggi seperti pada otak, hati dan kebanyakan
kanker lainnya.

Oleh karena itu modalitas ini bisa digunakan untuk diagnosa,


staging, dan monitor pengobatan kanker seperti pada
Hodgkin lymphoma, non Hodgkin lymphoma, dan kanker
paru.

Neuroimaging

dengan konsep bahwa aktivitas otak tinggi sehingga


akan menghasilkan aktivitas radiologi yang tinggi juga.

Pemeriksaan ini akan dapat mengukur aliran darah ke


daerah berbeda dari otak. Pengukuran melibatkan
tracer oxygen-15 sehingga dapat pada penyakit
Alzheimers disease akan terjadi penurunan
penggunaan metabolisme glukosa dan oksigen.

Hal ini bisa membedakan penyakit alzheimer dengan


proses dementing lainnya. Bisa juga untuk menentukan
lokasi fokus kejang yang akan tampil sebagai daerah
hipometabolik ketika fase interictal.

Beberapa tracer lainnya juga banyak digunakan untuk


neuropsikiatri dan penyakit neurologis. Ada pula
steretactic surgery dan radiosurgery yang
menggunakan gambar yang dihasilkan dari PET untuk
menuntun operasi pada tumor intracranial, malformasi
arterivena dan prosedur operasi lainnya.

Kardiologi
atherosclerosis

dan penyakit pembuluh darah lainnya.


Bahkan alat ini dapat mendeteksi Hybernating
myocardium tetapi karena biaya sangat mahal maka
jarang digunakan. Dapat juga mendeteksi risiko stroke.

Dalam

penyakit infeksi terutama oleh bakteri dan


menggunakan tracer khusus seperti 18F maltose,
maltohexaose dan 2-fluorodeoxysorbitol.

Dalam

penelitian obat untuk menemukan bagaimana


sifat farmakokinetik saat percobaan pre-klinis. Alat ini
bisa melihat pengambilan obat di jaringan, dan bahkan
eliminasi dari obat dapat dimonitor

+
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai