Anda di halaman 1dari 12

INA-CBG

(Indonesia Case Based Group)

Merupakan
Sistem
Casemix
yang
di
Implementasikan di Indonesia saat ini
Dasar
Pengelompokan
dengan
menggunakan :
ICD 10 Untuk Diagnosa (14.500 kode)
ICD 9 CM Untuk Prosedur/Tindakan (7.500
kode)
Dikelompokkan menjadi menjadi 1077
kode group
INA-CBG (789 kode rawat inap dan
288 kode rawat jalan)
Dijalankan
dengan
menggunakan
UNUGrouper
dari
UNU-IIGH
(United
Nation
University Internasional Institute for Global

KOMPONEN YANG MEMPENGARUHI


GROUPING
Primary diagnosis
Secondary diagnosis
Procedure

CODE

Severity level

CMG

CMG: Caemix Major Group


CBG : Case Base Group

CBG grouping

Keuntungan sistem casemix:

Mendorong peningkatan mutu


Mendorong layanan berorientasi pasien
Mendorong efisiensi
Tidak memberikan reward thd provider yang
melakukan overtreatment, undertreatment
maupun melakukan adverse event
Mendorong
untuk
pelayanan
tim
(koordinasi/kerjasama antar provider)

ALUR KLAIM INA-CBGs DI RUMAH SAKIT

Problema teknik
Coding
Prosedur (tindakan) tidak ditulis dalam Case
Summary
Prosedur tidak ditulis lengkap.
Coding dari prosedur (tindakan) salah.
Tulisan Dokter tidak terbaca.
Prosedur (tindakan) tidak dilakukan tetapi di
Coding.
Prosedur (tindakan) ditulis tetapi tidak di Coding.

Sumber error (in general) :

Discharge summary (62%) terkait Dokter


Proses Coding (35%) terkait Coder
HIS (3%) terkait IT
(Indikasi Discharge Social discharge or
medical discharge)
hanya medical discharge yang terkait
dengan Case-Mix.

Prinsip Pelaksanaan BPJS


Pelayanan yang bermutu dan
tepat
Diagnosa yang tepat dan
terapi yang tepat
Pasien bisa sembuh dengan
lama rawat yang singkat.

TUGAS DAN
TANGGUNGJAWAB
DOKTER
menegakkan dan menuliskan diagnosis primer dan
diagnosis sekunder apabila ada sesuai dengan ICD 10 serta
menulis seluruh prosedur/tindakan yang telah dilaksanakan
dan membuat resume medis pasien secara lengkap dan
jelas selama pasien dirawat di rumah sakit

KODER.

MEMBERIKAN KODE DIAGNOSA DAN PROSEDUR/TINDAKAN


MELAKUKAN ENTRI KODE DIAGNOSA KE SISTEM HMIS
MENGIRIMKAN DATA DETAIL HASIL KODING PER PASIEN KE
PETUGAS PELAYANAN KLAIM

ADM KLAIM
MELAKUKAN PENGECEKAN KELENGKAPAN DOKUMEN (SKP
DLL)
MEMBUAT RINCIAN BIAYA TANPA NILAI KLAIM (DISUSULKAN
KEMUDIAN)
MELAKUKAN ENTRY DAN VERIFIKASI DATA PASIEN
MEMBUAT REKAP HARIAN KLAIM PASIEN
MEMBUAT DAFTAR GROUPABLE/UN-GROUPABLE DAN

UPAYA YANG SEBAIKNYA DILAKUKAN OLEH PROFESI


DOKTER YANG BEKERJA DI RS ERA BPJS

Kaji ulang proses pelayanan: lebih efisien dan


bermutu
Kaji
ulang
SOP
pelayanan
untuk:
LOS,
pemeriksaan penunjang, penggunaan obat dan
bahan habis pakai.
Standarisasi obat dan AMHP formularium
generik
Bijak dalam menggunakan sumber daya rs
Mengurangi variasi pelayanan Clinical
pathway
Terlibat
dalam
proses
manajemen
rs:
perencanaan sd monev, membangun tim rs
Memerbaiki mutu penulisan rekam medik

YANG SEBAIKNYA DILAKUKAN RUMAH


SAKIT

Beberapa upaya yang sebaiknya dilakukan


adalah :
1. Membangun tim rumah sakit
2. Meningkatkan efisiensi
3. Memperbaiki mutu rekam medis
4. Memperbaiki kecepatan dan mutu klaim
5. Melakukan standarisasi
6. Membentuk Tim Casemix/Tim INA-CBG
rumah sakit
7. Memanfaatkan data klaim.
8. Melakukan review post-claim
9. Pembayaran jasa medis

YANG SEBAIKNYA TIDAK


DILAKUKAN RUMAH SAKIT
Saran yang sebaiknya tidak dilakukan oleh rumah
sakit :
- Merubah atau membongkar software
- Menambah diagnosis yang tidak ada pada pasien
yang diberikan pelayanan untuk tujuan
meningkatkan tingkat keparahan atau untuk tujuan
mendapatkan grouping pada kelompok tariff yang
lebih besar.
- Menambah prosedur yang tidak dilakukan atau
tidak ada bukti pemeriksaan untuk tujuan
mendapatkan grouping pada kelompok tariff yang
lebih besar.
- Melakukan input diagnosis dan prosedur hingga
proses grouping berkali-kali dengan tujuan

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai