Anda di halaman 1dari 18

ALAT AGLOMERASI

KELOMPOK 9
NAMA KELOMPOK:
1.PRASTICHA ROSA NOVIANA (1531010056).
2.M.TANZULA (15310100).
3.ALFAUZI (1531010082).
4.LAURA OKTAVIA (1531010083).
1.PENGERTIAN
AGLOMERASI
Aglomerasi dapat diartikan secara luas sebagai
penyatuan partikel-partikel kecil yag berbentuk padat
atau cair menjadi bagian-bagian yang lebih besar
(aglomerat).
Mengaglomerisasikan berarti memperbesar, jadi
proses ini akan berlawanan dengan proses grinding.
2.TUJUAN AGLOMERASI
Tujuan aglomerisasi diantaranya adalah menghasilkan
aglomerat yang lebih baik dalam hal :
-Lebih mudah untuk diolah, ditakar dan diangkat
-Lebih mudah digunakan pada produk akhir
-Lebih mudah untuk digunakan dalam pengolahan
selanjutnya
3.CARA PEMBENTUKAN
AGLOMERAT
Pembentukan Aglomerat pada dasarnya terbentuk dari
tiga cara yakni :
-Pembentukan bagian yang lebih besar (misalnya
granula,pellet) dengan bantuan cairan ataupun zat-zat
pengikat
-Pemampatan dengan tekanan untuk menghasilkan
bongkahan yang mempunyai bentuk (misalnya briket,
tablet). Pemampatan dilakukan dengan atau tanpa zat
pengikat.
- Sintering (peleburan butiran padat, misalnya keramik
atau logam yang berpori) dengan proses thermal.
Proses aglomerisasi terpenting yang terutama dilakukan
adalah pada industri farmasi seperti pembuatan butiran
(granulasi), pembuatan tablet dan pembuatan pil berlapis gula
(drage). Proses-proses ini dimaksudkan untuk menghasilkan
bentuk penyajian yang khusus bagi produk farmasi.
4.MACAM-MACAM ALAT
AGLOMERASI
1.GRANULATOR
Granulasi merupakan suatu proses membesarkan
ukuran partikel-partikel kecil serbuk yang terikat satu
sama lain menjadi besar yang dapat mengalir bebas.
Tujuan granulasi adalah membuat massa mengalir
bebas, memadatkan campuran bahan, membuat
campuran seragam yang tidak memisah, memperbaiki
karakteristik kompresibilitas dari zat aktif,
mengendalikan kecepatan pelepasan zat aktif dari
sediaan, mengurangi debu dan meningkatkan
penampilan tablet.
Granulasi dibagi menjadi dua metode, yaitu metode granulasi
basah dan granulasi kering:

A.Granulasi Basah
Granulasi Basah yaitu memproses campuran partikel zat aktif
dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan
menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat
sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk
dengan suatu perekat sebagai pengganti pengompakan, tehnik
ini membutuhkan larutan,suspensi atau bubur yang
mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan
kecampuran serbuk atau dapat juga bahan tersebut dimasukan
kering ke dalamcampuran serbuk dan cairan dimasukan
terpisah.
Cairan yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup
penting dimana jembatan cair yang terbentuk diantara
partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah
cairan yangditambahkan meningkat, gaya tegangan
permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal
pembentukan granul.
Bila cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan
sampai tercapai dispersi yang merata dan semua bahan
pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah
atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi
tekanan dengan alat penggiling atau oscillating granulator
tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas
permukaanmeningkat dan proses pengeringan menjadi lebih
cepat.
setelah pengeringan granul diayak kembali ukuran ayakan
tergantung pada alat penghancur yangdugunakan dan ukuran
tablet yang akan dibuat.
Contoh obat yang digunakan dengan cara metode granulasi
basah :Paracetamol
Kegunaan : Analgesik
Alasan menggunakan : tablet parasetamol dengan
menggunakan amilum solani sebagai pelicin dengan
konsentrasi 1%, 3%, 6%, 8%, 10%, lalu dibandingkan dengan
talkum dan magnesium stearat dengan konsentrasi masing-
masing 1% dan amilum manihot dengan konsentrasi 1%,
dibuat dengan metode granulasi basah.
B.Granulasi Kering
Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses
partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran
bahan kering menjadi massa padat yangselanjutnya dipecah
lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar
dari serbuk semula (granul).
Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara
mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut,
ikatannya didapat melalui gaya.
Pada proses ini komponenkomponen tablet dikompakan
dengan mesincetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan
dikompakan dengan punch sehinggadiperoleh massa yang
disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses
selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk
mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari
campuran awal.
Contoh obat yang digunakan dengan cara metode granulasi
kering:Asetosal
Kegunaan : Zat Aktif
Alasan menggunakan : Dibuat dalam bentuk granulasi
kering karena Asetosal tidak tahan kelembapan dan
pemanasan, serta kandungan zat aktif yang lebih dari 50 %
dari bobot total tablet.
C.Metode Kempa Langsung
Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan
mengempa langsungcampuran zat aktif dan eksipien
kering,tanpa melalui perlakuan awal terlebihdahulu.
Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis,
dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat digunakan
pada kondisi zat aktif yang kecildosisnya, serta zat aktif
tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab.
Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl
yang mungkinlangsung dikempa, tetapi sebagian besar zat
aktik tidak mudah untuk langsungdikempa, selain itu zat aktif
tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan
tabletkebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan
tubuh).
BAGIAN-BAGIAN ALAT
GRANULATOR
Rangka mesin: Rangka mesin yang terbuat dari sebuah besi /
baja kanal U dengan ketebalan 50 mm atau lebih, tergantung dari
berapa besar kapasitas mesin, semakin tinggi kapasitasnya maka
akan semakin tebal juga besi yang kami pasang, begitu juga
sebaliknya.
Transmisi daya : yang kami maksud dengan transmisi daya
disini adalah penghubung dari sumber penggerak ( motor listrik /
mesin diesel ) menuju ke bak, kami menggunakan gabungan 2
buah transmisi daya , yakni dari mesin ke gearbox menggunakan
V-belt, kemudian dari gearbox menuju ke bak kami menggunakan
rantai.
Bak granulator: Tempat untuk membuat pupuk kompos menjadi
sebuah butiran pupuk ( kompos ) kami sebut saja sebuah bak yang
dimiringkan, dengan posisi yang dimiringkan, itulah yang akan
membuat kompos yang tadinya berukuran tidak beraturan diubah
bentuk menjadi butiran-butiran.
2. PELET
Pembuatanpeletterdiri dari proses pencetakan,
pendinginan dan pengeringan. Perlakuan akhir terdiri
dari proses sortasi, pengepakan dan pergudangan.
Menurut Parker (1988), proses penting dalam
pembuatan pelet adalah pencampuran (mixing),
pengaliran uap (conditioning), pencetakan (extruding)
dan pendinginan (cooling).
KOMPONEN ALAT PELET:
Kerangka alat berfungsi sebagai pendukung komponen
lainnya, terbuat dari besi plat. Alat ini berukuran
80x65x60 cm.
Motor listrik berfungsi untuk menggerakkan setiap
komponen alat pencetak pakan ikan bentuk pelet.
Pulleyberfungsi sebagai pereduksi putaran yang
dikehendaki.
V-belt berfungsi menghubungkan gerakan motor listrik
dengan gear box.
Gear Box/ Reducer gearberfungsi mengalihkan transmisi
putaran motor listrik dengan pencetak pelet.
Mesin gilingan daging berfungsi sebagai pencetak pelet.
Saluran Pemasukan adonan pakan ikan berfungsi sebagai
tempat adonan yang akan dibentuk oleh alat.

Anda mungkin juga menyukai