Anda di halaman 1dari 50

KATARAK

Perdami Sulawesi Selatan

Dr.A.Afifudin SpM
PGPK = Penanggulangan Gangguan Penglihatan Dan Kebutaan

Vision 2020 : Right to Sight, artinya pada tahun 2020 setiap


penduduk berhak memperoleh penglihatan optimal
Right to Sight = melihat secara optimal adalah hak asasi setiap
individu

Indonesia sehat 2010

Renstranas PGPK :
Visi mata sehat 2020
Misi ada 4, salah satunya menanggulangi gangguan
penglihatan dan kebutaan di masyarakat
Angka kebutaan di Indonesia 1.5% (survey 1993-1996)

Penyebab utama kebutaan :


- katarak 0.78 %
- glaukoma 0.20 %
- kel. refraksi 0.14 %
- penyakit lain 0.38 %

Katarak merupakan penyebab kebutaan yg pertama didunia.


WHO (2000) 25 juta pend buta katarak diseluruh dunia
Buta katarak sbgn besar dinegara berkembang, Indonesia dgn
angka kebutaan katarak yg tertinggi
Meningkat usia harapan hidup meningkat prevalensi buta
katarak
Indonesia thn 2020 : - manula naik 400 %
- kl tdk ditanggulangi masalah besar
Indonesia buta katarak usia muda, 16 -22 % < 55 thn
Penyebab katarak degenerasi lensa : faktor yg berperanan
- usia
- penyinaran uv
- gisi
Definisi katarak : kekeruhan yg terjadi pd lensa sehingga
menghalangi jalannya sinar utk dpt diterima dgn baik di retina

Katarak sudah dikenal sejak 1000 SM

Istilah katarak (bahasa Junani) yang artinya waterfall= air


terjun, penglihatan pend katarak menjadi buram spt melihat
dari balik air terjun
Gejala katarak :
- penglihatan secara perlahan lahan
- mudah silau
- sering ganti kaca mata tetapi tetep kurangjelas
- kl lensa sdh sangat keruh penglihatan menjadi
sangat menurun dan menyebabkan kebutaan
Indikasi operasi katarak :
- fungsi sosial & pekerjaan sehari hari terganggu
- WHO : buta kl tajam penglihatan <3/60
- Indonesia pend katarak penglihatan < 3/60
WHO classification of visual impairment :
Normal : 6/6 to 6/18
Visual impairment : < 6/18 to 6/60
Severe v.impairment : < 6/60 to 3/60
Blind : < 3/60
Operasi katarak :
- lensa yg keruh dikeluarkan
- diganti dgn lensa tanam buatan
- kl tdk pakai lensa tanam, harus pakai kaca mata tebal
- k.m. tebal: berat, bayangan lbh besar
Analisis situasi

Epidemiologi :
- prevalensi katarak 0.78 % dari jumlah pddk
1.7 juta dari 210 juta pddk
- incidens 0.1% pertahun
210.000 kasus baru kebutaan katarak/thn
Jumlah dokter mata (2002)
- 800 dokter
- 200 residen
Rata-rata operasi katarak 70 000/thn
Setara dgn 2 kasus/minggu/SpM
insiden 210.000/thn cataract backlog 140.000 / thn
Tindakan operasi tergantung :
- jumlah dokter SpM
- distribusi SpM
- fasilitas RS
- pengetahuan serta tgkt ekonomi masyarakat
Masalah utama dlm menaikan jumlah operasi katarak adlah
segi biaya : - membutuhkan mikroskok
- set bedah mikro
- BHP : IOL, benang, viskoelastik yg cukup mahal
Agar dpt efektip mengatasi buta katarak:
- berapa jumlah pddk buta katarak didaerah anda
- proporsi pddk, berapa persen usia > 50 thn
kelompok ini 10 20 thn mendatang katarak
- tingkat kemampuan membaca dari pddk
status sosial, ekonomi & pendidikan
- utk menurunkan prevalensi buta katarak, berapa jumlah
kasus operasi katarak /thn
Infrasruktur :
- jumlah RS yg mempunyai fascilitas operasi katarak
- jumlah SpM
- jumlah Puskesmas yg melakukan pelayanan kes mata
sekaligus tempat operasi katarak
- jumlah dokter umum, refraksionis, perawat mahir
mata
Target :
- 80 % dokter mata melakukan operasi 12 operasi/mg
- 25 % kenaikan CSR (cataract surgical rate)
csr = jumlah operasi/ 1 juta penduduk
GLAUKOMA
Telah dikenal sejak zaman Hipokrates

Arti kata glaukoma = glaucos, antara biru dan hijau yang ke


abu-abuan

Glaukoma adalah penyakit mata yg ditandai dgn :


- Peninggian Tekanan Intra Okuler (TIO)
- TIO normal < 21 mm Hg
- Menyebabkan kebutaan secara perlahan-lahan yg
sifatnya permanen
Sudut bilik mata depan
Pembagian glaukoma :
Glaukoma simpel (kronis)
- TIO meningkat perlahan-lahan
- Penurunan visus perlahan, sering tdk disadari
Pencuri penglihatan
- Sudut terbuka
Glaukoma akut
- TIO meningkat secara mendadak
- Nyeri mata yg hebat, merah, kabur ( 1/300)
- Sakit kepala, mual muntah
- Sudut tertutup (sempit)
Penderita glaukoma :
- 90 % glaukoma simpel (kronis)
- 5 - 10 % glaukoma akut

Gejala : (glaukoma simpel)


Tahap awal - tidak ada keluhan
- TIO perlahan-lahan
- lapang pandangan menyempit
- ditemukan pd waktu pemeriksaan rutin
Diagnosis glaukoma

Glaukoma klasik ( simpel)


TRIAS GLAUKOMA
- TIO meningkat
- Kerusakan saraf optik
- Penyempitan lapang pandangan
Pengukuran TIO
Tonometer Schiotz
- Sebaiknya dilakukan pd penderita usia > 40 thn
secara rutin ( setahun sekali )
- TIO > 21 mmHg . Periksa funduskopi
. Periksa lapang pandangan
Papil glaukoma

Cup / /disc ratio ==0.8 0.9


Cup / disc
Cup
ratio disc
= 0.8
ratio
0.9 0.8 0.9
Cup
Cup / disc ratio = 0.8 0.9c
/ disc ratio = 0.8 0.9
Epidemiologi
Glaukoma : penyebab kebutaan no 2 setelah katarak
WHO (2000)
Cataract : 25.0 Millions (50%)
Glaucoma : 8.0 (16%)
Corneal scar / trachoma : 5.0 (10%)
Diabetic retinopathy : 3.0 ( 6%)
ARMD : 2.0 ( 4%)
Refractive errors : 2.0 ( 4%)
Vit. A deficiency : 0.5
Trauma : 1.0
Childhood blindness : 1.0
Others : 1.5
Indonesia
Survei kesehatan indera 1993-1996
Katarak 0.78%
Glaukoma 0.20%
Kelainan refraksi 0.14%
Lain-lain 0.38%
Faktor risiko
Genetika
Diabetes
Myopia
Hipertensi
Penggunaan obat-obat mengandung steroid
Usia > 40 tahun
Risiko menderita glaukoma 1.5%
Usia > 70 tahun
Risiko menjadi 15-20%
Penatalaksanaan
Tetes mata Timolol 0.5% 2 x sehari
Jika masih > 21 mmHg
Pilokarpin 2% 3-6 x sehari
Acetazolamide 1-3 x 250mg
Suplemen kalium 1-2 x sehari

Tindakan bedah trabekulektomi


Kl TIO tdk terkontrol dgn obat-obatan
Demografi
Berdasarkan survei nasional kebutaan
glaukoma 0.20%
Berapa perkiraan penderita glaukoma
didaerah masing-masing
Proporsi penduduk usia > 40 tahun dan
usia > 70 tahun
Infrastruktur
Sumber daya manusia
Jumlah dokter mata
Dokter umum
Perawat

Diagnosis glaukoma jauh lebih sulit


dibandingkan katarak
Deteksi dini lebih bermanfaat, karena kalau
sudah buta sifatnya permanen
Apakah perlu pelatihan singkat untuk diagnosis
glaukoma?
Infrastruktur
Fasilitas kesehatan
Jumlah RS, Puskesmas, Klinik
Apakah memiliki peralatan untuk diagnosis
glaukoma?
Tonometer schiotz
Funduskopi
Kampimeter (kalau ada, tetapi pemeriksaan bisa
dilakukan secara kasar dengan tes konfrontasi)
Masalah
Glaukoma menyebabkan kebutaan yang
permanen
Pencegahan kebutaan adalah satu-satunya jalan untuk
menurunkan angka kebutaan
Screening yang baik pada penderita usia > 40 tahun
Diagnosis lebih sulit
Memerlukan alat (tonometer) serta keterampilan
menggunakan funduskopi
Pengobatan
Penggunaan obat jangka panjang (mahal)
Kepatuhan penderita
Kondisi saat ini
Besaran masalah kebutaan glaukoma

Dampak ekonomi akibat kebutaan


glaukoma
Target
Menurunkan angka kebutaan glaukoma
menjadi 0.1%
Meningkatnya pemeriksaan penjaringan
(screening) pada kelompok usia > 50
tahun sebanyak 50% pada tahun 2010
Alternatif penanggulangan
Penyuluhan kesehatan untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai
kebutaan glaukoma
Pelatihan bagi petugas kesehatan & kader
Program untuk deteksi glaukoma pada
populasi usia > 40 tahun
Penyediaan obat-obat glaukoma bagi
penderita tidak mampu

Anda mungkin juga menyukai