Anda di halaman 1dari 35

Keselamatan

, kesehatan
kerja di
bidang
Sumber, Daya
Air.
Nama : suherman muhamad
usman.
Alamat : bandung.
HOBI : Jalan Pagi dan tennis
lapangan.
Keluarga : istri satu dan anak dua .
Pendidikan : S2 itb

Penglaman kerja :
5 tahun wiraswasta dan 30 tahun
mengabdi pada Kemetrian PU dan
Pemerintah Prop jabar
Tenaga Ahli pada perusaan konsultan
perencanaan bidang SDA di Bandung.
Dosen Luar Biasa Pada universitas
Swasta Unwim DI Bandung.
Dosen Luar Biasa Pada universitas
Swasta Sain dan Teknologi Di
Bandung.
Konsultan pelatihan pdsa Kemen PU
& PR
Semua orang
memerlukan
keselamatan dan
kesehatan dalam
melaksankan kegiatan
kerjanya dimanapun
berada.
Undang-Undang no. 1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja .
Peraturan Presiden RI no. 54 tahun
2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
Peraturan Pemerintah no. 28 tahun
2000 tentang Usaha dan Peran
Serta Masyarakat Jasa Konstruksi .
Peraturan Menteri Tenaga Kerja no.
05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.
Sanksi dapat diberikan kepada
pihak yang terkait, baik
penyedia jasa, pengguna jasa
maupun pihak terkait lainnya .
Sedangkan bentuk sanksi dapat
berupa sanksi profesi, sanksi
administrative maupun
sanksi pidana.
. Pelaksanaan penerapan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) di
lingkungan Kementerian Pekerjaan
Umum adalah untuk memenuhi
keinginan terhindarnya dari kerugian
materi akibat kecelakaan kerja,
dengan catatan tanpa melanggar
aturan-aturan yang berlaku.
Penyelenggaraan K3 melalui Undang-
Undang Ketenagakerjaan belum terpenuhi
sepenuhnya, masih banyak anggapan
bahwa program K3 hanya akan menambah
beban biaya perusahaan. Rendahnya
tingkat kepentingan masyarakat untuk
melaporkan kejadian kecelakaan kerja
kepada pihak yang berwenang menjadi
kendala tersendiri khususnya
PT.JAMSOSTEK, tersendatnya
pelaporan ini mengakibatkan
rendahnya nilai klaim asuransi
Waktu pengelakan air pada saat
membuat waduk. atau bendung
sungai
Waktu pengelasan bangunan
pintu pintu hidrometikal
bendungan, pintu air di sungai dll.
Pengelasan pintu intake
bendungan atau bendung
K3 adalah Suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam upaya mencegah
kecelakaan, kebakaran, peledakan,
pencemaran, penyakit akibat kerja, lain-
lain.

Ahli K3 Konstruksi adalah ahli K3 yang


mempunyai kompetensi khusus dibidang
K3 konstruksi Pekerjaan umum dalam
merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi manajemen K3 konstruksi
ditempat penugasannya,.
Pekerja dibawah umur 18 tahun
harus mendapat pengawasan
khusus, meliputi pemeriksaan
kembali atas kesehatannya secara
teratur, organisasi untuk keadaan
darurat dan pertolongan pertama
harus dibuat sebelumnya untuk
setiap daerah tempat bekerja
meliputi seluruh pegawai/petugas
pertolongan pertama pada
kecelakaan dan peralatan, alat
komunikasi, alat jalur transportasi.
Peralatan/bahan/perlengkapan yang tidak
aman
prosedur dan iklim kerja yang tidak aman
Penerangan tidak sempurna
Tekanan udara yang tidak aman
Getaran yang berbahaya
Posisi alat berat saat operasi tidak tepat
Melakukan pekerjaan tanpa wewenang,
Bekerja dengan kecepatan berbahaya.
Membuat alat pengaman tidak berfungsi
pemakaian peralatan yang tidak aman, tanpa
peralatan.
Posisi atau sikap tubuh tidak aman
Bekerja pada objek yang berputar atau berbahaya
Mengalihkan perhatian, mengganggu, sembrono /
berkelakar, mengagetkan dan lain-lain.
Melalaikan penggunaan alat pelindung diri yang
ditentukan.
Operasi alat berat, antara lain excavator,
loader, grader, vibrator,compactor,scraper,
bulldozer, Crane, pompa, Generator Set, hand
stamper, dan lain sebagainya.
Alat transportasi, Dumptruck, Forklift,
Hammer .
Alat transmisi mekanik (rantai,
pulley,conveyor )
Perkakas kerja tangan.
Pesawat uap ,
Peralatan listrik dan Bahan kimia.
7) Bahan kimia.
8) Debu berbahaya.
9) Faktor lingkungan.
10) Bahan mudah terbakar dan benda
panas, detonator.
11) Binatang.
12) Permukaan lantai kerja.

1) Terbentur, kejatuhan benda.


2) Terpukul, terpotong, tertimpa.
3) Tertangkap pada, dalam atau diantara
benda.
4) Jatuh dari ketinggian yang sama.
5) Jatuh dari ketinggian yang berbeda.
6) Tergelincir, terpapar.
7) Penghisapan, penyerapan.
8) Tersentuh aliran listrik.
Luka-luka
Cacat tubuh,
meninggall.
Kerusakan sarana produksi
Gangguan terhadap
proses kegiatan.
Inefisiensi biaya operasi.
Nama Perusahaan
tercemar.
Tuntutan hukum.
Jenis Kecelakaan
Jenis kecelakaan yang sering terjadi pada
pelaksanaan konstruksi SDA :
Berkaitan dengan air, tenggelam,
terseret arus, pengalihan aliran sungai,
terjadinya peningkatan debit hulu secara
mendadak, dan lain-lain.
Longsor, akibat kemiringan yang
ekstrem, pekerja diatas tidak
memperhitungkan resiko bagi pekerja
dibawahnya.
Runtuhnya bebatuan/tanah akibat pelat
penyangga tidak cermat sewaktu
pemasangan, daya ledak disaat blasting yang
berlebihan mengakibatkan reruntuhan jatuh
pada tempat yang tidak semestinya.
Kebocoran sambungan pipa/slang gas akibat
prosedur sambungan tidak diikuti dengan baik,
pecahnya/retaknya pipa yang lolos dari
pengecekan kualitas material, sedangkan disisi
sebelahnya terdapat percikan api siap
menyambar.
Medan yang berbukit dengan
kemiringan curam banyak
menimbulkan kecelakaan lalu
lintas baik pada saat mobilisasi
peralatan dan bahan maupun saat
operasional.
Binatang yang berbisa berbahaya,
berbagai jenis ular, lipan, buaya
dll.
Pada prinsipnya, semua kecelakaan dapat
dicegah untuk melindungi semua tenaga
kerja dari bahaya kecelakaan yang mungkin
terjadi, dengan cara sebagai berikut :
a. Pengendalian proses dengan
menggunakan SOP
b. Operator yang kompeten diberikan
training SOP
c. Kerapihan dan kebersihan area kerja
dijaga
Sasaran utama K3 adalah
terhindarnya para pekerja
dan orang sekitar tempat
kerja dari bahaya kecelakaan.
Termasuk komitmen untuk
mencegah kecelakaan dan
penyakit, memenuhi
peraturan perundangan
Dalam Undang-Undang Jasa Konstruksi
nomor 18 tahun 1999 pasal 22 ayat (2)
berbunyi perlindungan sosial tenaga
kerja dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku wajib
dilakukan para pihak.
Demikian pula dalam Peraturan
Pemerintah nomor 29 tahun 2000
pasal 30 ayat(1), kewajiban para
pihak untuk melaksanakannya sesuai
peraturan/perundangan yang berlaku.
Berkewajiban memberikan.
Sedangkan pemerintah/pemerintah
daerah berkewajiban memberikan
pembinaan diantaranya adalah
perlindungan tenaga kerja.

Anda mungkin juga menyukai