Anda di halaman 1dari 20

TINJAUAN KOMPEREHENSIF

TERHADAP KESUKUAN PAPUA

KELOMPOK 2
MUTIARA NURMANITA : 16730251022
EMI RAMDANI : 16730251029
MARIYANI : 16730251036
TOLAK TOTOK : 16730251038
.Keberagaman
a Latar membentuk
belakang
Indonesia memiliki karakter
dengan nilai-nilai budaya berbeda satu sama lainnya.
keberagaman yang dianggap berbeda tersebut mampu
menjadi bagian kekyaaan yang utuh dalam sebuah negara
yang pluralistic. Kekhasan tiap-tiap daerah dengan
keberagamannya mampu membentuk satu identitas yang
terintegrasi dalam satu negara di Indonesia yang biasa
disebut sebagai identitas.
Identitas nasional diperkuat oleh keberagaman suku yang tersebar dari suku nias
paling barat hingga suku muyu yang berada paling timur papua.. Cara
meminimalisirka terjadinya disintegrasi keberagaman yang ada sangat dibutuhkan
budaya saling menghormati, sikap toleransi dan saling melindungi satu sama lain.
Basis dari identitas nasional diantaranya:

1. socially (yaitu identitas yang mengarah kepada peran sosial dalam masyarakat
berdasarkan proses sosialisasi dari individu yang berbeda),

2. culturally (yaitu identitas yang mengarah kepada atribut kebudayaan)

3. politically (identitas yang mengarah kepada sumber politik dari peran sosial dalam
masyarakat, contohnya sebagai pemilih dalam pemilu, atapun sebagai warga negara).
Salah satu suku yang menjadi bagian negara Indonesia
ialah suku papua. Papua memiliki banyak keberagaman
suku diantaranya meybrat, me, muyo, asmat dan dani.
Semua suku yang di Papua mempunyai sistem politik
dalam memilih seorang pemimpin.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud identitas nasional?
Bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi identitas nasional?
Bagaimana identitas etnisitas/kesukuan papua?
Bagaimana faktor penghambat kesukuan papua dalam upaya mencapai integrasi nasional?

Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui yang dimaksud dengan identitas nasional.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi identitas nasional.
Untuk mengetahui identitas etnisitas/kesukuan papua.
Untuk mengetahui faktor penghambat kesukuan papua dalam upaya mencapai integrasi nasional
Konsep Identitas Nasional

Identitas nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai


budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu
bangsa (nation) dengan ciri khas masing-masing. Kata identitas berasal
dari bahasa Inggris Identity yang memiliki pengertian harfiah ciri-ciri,
tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau suatu yang
membedakannya dengan yang lain. Secara termantropologi identitas
merupakan sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran
diri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau
Negara sendiri. Mengacu pada pengertian ini identitas tidak terbatas
pada individu akan tetapi berlaku pula pada suatu kelompok.
Sejarah Irian Menjadi Papua

Pada tahun 1969 melalui pemerintahan sementara, pemerintahan PBB dan United Nations
Temporary Authorty (UNTEA) dari wilayah jajahan belanda menjadi bagian dari republik
indonesia dengan status propinsi irian barat, yang kemudian diganti menjadi propinsi
irian barat. Penduduk di bagian barat disebut pulau new guinea atau orang irian
sedangkan bagian timur disebut dengan negara merdeka pulau new guinea sejak tahun
1975 atau disingkat PNG. Kedua nama tersebut mempunyai makna atau arti secara politik
yang diakui secara sah untuk membedakan masing-masing bagian pulau new guinea.
Orang irian dan PNG pada dasarnya terbentuk atas etnik-etnik yang berbeda sedangkan
nama untuk kesatuan sosial yang lebih besar seperti penduduk propinsi irian jaya atau
negara papua new guinea karena mereka tidak mengenal kesatuan sosial yang besar.
Dengan demikian, nama papua dipakai sekitar abad ke-16 karena mengandung unsur
menghina penduduk setempat sehingga tidak populer pada zaman belanda namun pada
saat sekarang, nama papua kembali di resmikan dengan pertimbangan politik.
A. Faktor-Faktor Terbentuknya Identitas Nasional

1. Primordialisme
2. Keagamaan (Sakralitas Agama)
3. Pemimpin bangsa
4. Sejarah Bangsa
5. Perkembangan ekonomi
Suku suku di
papua

Suku Suku
muyu meybrat

Suku Suku Suku


dani mee asmat
Kondisi Ekologis dan Kebudayaan Masyarakat Papua

Secara tradisional, tipe pemukiman masyarakat Irian Barat dapat dibagi ke dalam empat kelompok di mana setiap tipe mempunyai
corak kehidupan sosial ekonomi dan budaya tersendiri.
1) Penduduk Pesisir Pantai; Penduduk ini mata pencaharian utama sebagai Nelayan disamping berkebun dan meramu sagu yang
disesuaikan dengan lingkungan pemukiman itu. Komunikasi dengan kota dan masyarakat luar sudah tidak asing bagi mereka.
2) Penduduk Pedalaman yang Mendiami Dataran Rendah; Mereka termasuk peramu sagu, berkebun, menangkap ikan disungai,
berburu dihuta disekeliling lingkungannya. Mereka senang mengembara dalam kelompok kecil. Mereka ada yang mendiami tanah
kering dan ada yang mendiami rawa dan payau serta sepanjang aliran sungai. Adat Istiadat mereka ketat dan selalu mencurigai
pendatang baru.
3) Penduduk Pegunungan Yang Mendiami Lembah; Mereka bercocok tanam, dan memelihara babi sebagai ternak utama, kadang
kala mereka berburu dan memetik hasil dari hutan. Pola pemukimannya tetap secara berkelompok, dengan penampilan yang
ramah bila dibandingkan dengan penduduk tipe kedua. Adat istiadat dijalankan secara ketat dengan "Pesta Babi" sebagai
simbolnya. Ketat dalam memegang dan menepati janji. Pembalasan dendam merupakan suatu tindakan heroisme dalam mencari
keseimbangan sosial melalui "Perang Suku" yang dapat diibaratkan sebagai pertandingan atau kompetisi. Sifat curiga tehadap
orang asing ada tetapi tidak seketat penduduk tipe 2 (kedua).
4) Penduduk Pegunungan yang Mendiami Lereng-Lereng Gunung; Melihat kepada tempat pemukimannya yang tetap di lereng-
lereng gunung, memberi kesan bahwa mereka ini menempati tempat yang strategis terhadap jangkauan musuh dimana sedini
mungkin selalu mendeteksi setiap makhluk hidup yang mendekati pemukimannya. Adat istiadat mereka sangat ketat, sebagian
masih "KANIBAL" hingga kini, dan bunuh diri merupakan tindakan terpuji bila melanggar adat karena akan menghindarkan
bencana dari seluruh kelompok masyarakatnya. Perang suku merupakan aktivitas untuk pencari keseimbangan sosial, dan curiga
pada orang asing cukup tinggi juga.
Pengaruh Agama dan Politik Terhadap Kesukuan Papua

Keagamaan merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi kehidupan
masyarakat di Papua dan dalam hal kerukunan antar umat beragama, Papua
dapat dijadikan contoh bagi daerah lain. Mayoritas penduduk Papua beragama
Kristen, namun demikian sejalan dengan semakin lancarnya transportasi dari
dan ke Papua maka jumlah orang yang beragama lain termasuk Islam juga
semakin berkembang. Banyak misionaris baik asing maupun Indonesia yang
melakukan misi keagamaannya di pedalaman-pedalaman Papua. Mereka
memainkan peran penting dalam membantu masyarakat baik melalui sekolah-
sekolah misionaris, pengobatan-pengobatan maupun secara langsung mendidik
masyarakat pedalamandalam bidang pertanian, mengajar bahasa Indonesia
maupun pengetahuan-pengetahuan praktis lainnya. Misionaris juga merupakan
pelopor dalam membuka jalur penerbangan ke daerah-daerah pedalaman yang
belum terjangkau oleh penerbangan reguler.
Perkembangan Kebudayaan di Papua

Pada umumnya Masyarakat kesukuan papua lebih pada nilai-nilai yang dikembangkan melalui kepercayaan, tradisi, dan ritual yang ada dan yang penulis
menarik membahas penanaman nilai-nilai pada suatu wilayah di papua yang akhirnya membentuk prilaku. Menurut Djojosoekarto, Agung (2012:45) ada
enam nilai yang dikembangkan dalam masyarakat papua:
Nilai budaya mengenai Penumpukan Modal atau Kekayaan
Konsep kekayaan bagi orang papua adalah apabila orang memiliki otoritas penguasaan tanah ulayat yang luas, karena dengan memanfaatkan tanah
komunal tersebut dia mendapat keuntungan yang banyak. Orang yang kaya disebut Mrum, artinya orang yang punya banyak barang. Disamping tanah,
pada masa lalu, babi menjadi simbol kekayaan karena dulu babi dipakai untuk membayar mas kawin dan pada pihak perempuan. Kalau berjanji untuk
memberi biaya untuk saudaranya, orang papua harus menepati janji itu. Kalau tidak ditepati maka tidak dihormati dan akan menerima sanksi sosial tidak
akan dimenggelar pesta. Jadi siapa yang punya banyak babi biasa ia dipanggil Mrum (orang kaya) tapi sekarang babi bukan jadi simbol kekayaan lagi.
Nilai budaya mengenai Pekerjaan
Semua orang memang harus bekerja karena hidup manusia mengada dalam pekerjaan. Artinya kalau orang tidak kerja ia tidak akan dapat makan. Jika dia
hanya meminta dari orang lain, seperti kerabatnya, perbuatan itu dianggap memalukan. Semua jenis pekerjaan dianggap penting karena jika tidak
bekerja tidak akan hidup Membantu penduduk lain dalam kampung seperti membangun rumah tetangga, membantu mempersiapkan pesta, dan lainnya
tidak dilihat sebagai pekerjaan yang menghasilkan upah Akan tetapi, saat ini telah terjadi pergeseran nilai di kalangan orang Papua. Gotongroyong sudah
mulai hilang, dimana hampir semua pekerjaan dinilai dengan imbalan.
Nilai budaya mengenai Waktu
Waktu juga berkaitan dengan janji yang harus ditepati kalau tidak tepati tidak dipercaya, diremehkan dan bisa menimbulkan permusuhan. Misalnya
tanggung jawab untuk bayar mas kawin harus diselesaikan sesuai dengan kesepakatan janji yang dibuat bantu kalau membutuhkan bantuan serta tidak
dipercaya dalasegala hal. Janji disini, termasuk tempo pembayaran hutang yang harus dibayar jika telah tiba waktu penulunasannya bagaimanapun
caranya.

Nilai budaya mengenai Hubungan Sosial
Pada dasarnya terdapat sikap kerjasama terutama dalam aktivitas gotong royong, meski nilai
tersebut sekarang telah luntur. Untuk membangun rumah atau mebuka kebun, harus kerja sendiri
atau jika minta bantuan harus membayar. Orientasi hubungan sosial telah bergeser berorientasi
pada manfaat terhadap diri sendiri ketimbang manfaat bagi komunitas atau orang lain.
Individualisme lebih ditonjolkan daripada orientasi nilai budaya komunalisme. Komunalisme hanya
berlaku terutama pada pesta perkawinan dalam bentuk curahan tenaga sukarela.

Nilai budaya mengenai Tanah
Keberadaan tanha bagi orang ppaua snagatlah dijunjung tinggi hal itu dikarenakan orang papua/
masyarakat papua menganggap bahwa hakikatnya tanah ialah Rahim ibu atau tempat asal
manusia, 2) Tanah sebagai rumah yang dimaknai bahwa tanah tempat mereka melakukan rutinitas
3) tanah sebagai tempat kembali atau kunci utama sehingga akan berakhir pada tanah. Karena
filosofis tersebut masyarakat papua menggunakan tanah untuk kehidupan klan mereka saat itu.
Tetapi saat ini malah masyarakat papua antar klan berebut hak terhadap tanah ulayat sehingga
tanah menjadi komersil

Nilai budaya mengenai Jaminan Sosial
Sistem orang papua memiliki mekanisme menjamin seseorang atau keluarga agar ia tetap dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya dengan sikap saling membantu atau tolong menolong secara
imbal balik. Dalam bahasa Arso disebut "Yaba-Gurak" artinya saling memberi atau timbal balik.
"Yaba-Gurak" di manifestasikan dalam bentuk bantuan seperti membayar mas kawin, membangun
rumah, membuat kebun. Membantu orang yang pernah menolongnya adalah kewajiban.
Sumber Daya Alam Papua

sebagaimana digariskan dalam UU Otsus Papua Patut disadari bahwa konflik agraria dan sumber
daya alam merupakan salah satu bentuk konflik sosial yang paling banyak terjadi di wilayah Papua
beberapa riset menunjukkan adanya permasalahan terkait pemanfaatan tanahmasyarakat adat
dalam mega proyek Merauke Integrated Food Estate (MIFEE). Permasalahan tersebut meliputi:
masyarakat hukum adat menjadi kelompok, perubahan komposisi demografis besar karena
kebutuhan tenaga buruh yang lebih memiliki keterampilan dari luar Papua, proses ini berpotensi
membuat masyarakat lokal berada di tingkat ekonomi paling rendah; dan, akses sumber ekonomi
akan lebih banyak diraih oleh kelompok migran. . Konsekuensinya sudah jelas. Orang-orang Papua
tidak merasakan manfaat pembangunan. Kegagalan pembangunan hanya menyuburkan keti
dakpercayaan orang-orang Papua terhadap pemerintah Indonesia yang selama ini sudah mereka
ekspresikan dengan beragam penolakan, dan sikap apatis terhadap program-program pemerintah.

Nilai budaya mengenai Hubungan Sosial
Pada dasarnya terdapat sikap kerjasama terutama dalam aktivitas gotong royong, meski nilai
tersebut sekarang telah luntur. Untuk membangun rumah atau mebuka kebun, harus kerja sendiri
atau jika minta bantuan harus membayar. Orientasi hubungan sosial telah bergeser berorientasi
pada manfaat terhadap diri sendiri ketimbang manfaat bagi komunitas atau orang lain.
Individualisme lebih ditonjolkan daripada orientasi nilai budaya komunalisme. Komunalisme hanya
berlaku terutama pada pesta perkawinan dalam bentuk curahan tenaga sukarela.
Nilai budaya mengenai Tanah
Keberadaan tanah bagi orang ppaua snagatlah dijunjung tinggi hal itu dikarenakan orang papua/
masyarakat papua menganggap bahwa hakikatnya tanah ialah Rahim ibu atau tempat asal
manusia, 2) Tanah sebagai rumah yang dimaknai bahwa tanah tempat mereka melakukan rutinitas
3) tanah sebagai tempat kembali atau kunci utama sehingga akan berakhir pada tanah. Karena
filosofis tersebut masyarakat papua menggunakan tanah untuk kehidupan klan mereka saat itu.
Tetapi saat ini malah masyarakat papua antar klan berebut hak terhadap tanah ulayat sehingga
tanah menjadi komersil
Nilai budaya mengenai Jaminan Sosial
Sistem orang papua memiliki mekanisme menjamin seseorang atau keluarga agar ia tetap dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya dengan sikap saling membantu atau tolong menolong secara
imbal balik. Dalam bahasa Arso disebut "Yaba-Gurak" artinya saling memberi atau timbal balik.
"Yaba-Gurak" di manifestasikan dalam bentuk bantuan seperti membayar mas kawin, membangun
rumah, membuat kebun. Membantu orang yang pernah menolongnya adalah kewajiban.
Jenis-jenis sistem politik

Jenis-jenis sistem politik menurut Mansoben (1995:85) ada


empat tipe yang menjadi ciri khas suku papua meliputi
1) sistem politik pria berwibawa
2) sistem politik kerajaan
3) sistem politik ondofi
4) sistem kepemimpinan campuran. Keempat tipe ini
memiliki keunikan sendiri.
Hambatan Kesukuan Papua Dalam
Upaya Mencapai Integrasi Nasional

pembangunan yang dirasakan sebagai penjajahan


Sejarah kelam akan keberadaan kesukuan papua yang berbeda dengan
kesukuan lainnya di Indonesia menjadikan ppaua seperti sangat jauh
terjamngkau dari perhatian dan pembangunan. Keberadaan papua yang jauh
dari sejahtera menjadi salah satu penghambat untuk mencapai integrasi
nasional yang ada. Catatan sejarah yang berbeda dengan bagian lain di
Indonesia membuat adanya jiwa dalam kesukuan papua untuk mencapai
kemerdekaan ppaua itu sendiri. Keinganna untuk merdeka itu sendiri timbul
secara naluri pada setiap individu yang ada di papua. Saat ini papua telah
berada pada dua pilihan yang harus dipilih oleh pemerinta NKRI.
Nasionalisme Papua dan Aspirasi Kemerdekaan

Lahirnya nasionalisme Papua bisa dirunut melalui sejarahnya. Kekuasaan


kolonial Belanda yang berkuasa di Papua sampai sebelum berada di bawah
kekuasaan Indonesia memberikan pengaruh yang signifikan terhadap lahirnya
nasionalisme Papua. Tidak hanya bahwa Papua mengalami sejarah
kolonialisme sebagaimana Indonesia juga mengalaminya di bawah kekuasaan
Belanda, sejarah kolonialisme tersebut juga telah mempersatukan elit-elit
Papua melalui pendidikan,termasuk pendidikan tinggi, dan proses
Papuanisasi dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di Papua.
Bahkan dalam rangka dekolonisasi, Belanda juga mempersiapkan institusi dan
sumberdaya manusia bagi penduduk Papua sendiri.
Kesimpulan

Daerah Papua yang bervariasi topografinya terdapat ratusan kelompok etnik dengan
budaya dan adat istiadat yang saling berbeda. Kelompok asli di Papua terdiri atas 193
suku dengan 193 bahasa yang masing-masing berbeda. Ciri atau karakteristik kesenian
asli suatu kelompok masyarakat atau suku bangsa dipengaruhi oleh lingkungan alam
dimana kelompok tersebut bermukim dan juga migrasi. Khusus untuk kesenian papua
ciri dan karakteristiknya sesuai dengan alam yang ada di Papua. Keagamaan
merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat di Papua dan dalam
hal kerukunan antar umat beragama di sana dapat dijadikan contoh bagi daerah lain,
mayoritas penduduknya beragama Kristen, namun jumlah orang yang beragama lain
termasuk Islam juga semakin berkembang.

Anda mungkin juga menyukai