Olivia Papilaya 102008078 IP Ady Putra Astawan 102011141 Catherine Dorinda C 102011293
Struktur Makroskopis Organ Berkemih
Alat-alat pada organ berkemih terdiri
atas: Ureter Vesica urinaria Urethra Struktur Makroskopis Organ Berkemih Ureter panjangnya 25-30 cm dan berdiameter 4-6 mm berjalan kearah distal bermuara di vesica urinaria. Menurut letaknya, ureter dibedakan menjadi: Pars abdominalis ureteris Pars pelvina ureteris Ureter ureter mengalami penyempitan di beberapa tempat, yaitu pada: Ureterpelvic junction Saat ureter menyilang vassa iliaca communis (flexura marginalis) Saat ureter masuk ke dalam vesica urinaria Vesica urinaria
kapasitas 200-400 cc.
Pada anak-anak vesica urinaria terletak di atas apertura pelvis superior. Setelah dewasa rongga panggul akan membesar dan vesica urinaria turun ke dalam rongga panggul. Lapisan vesica urinaria Vesica urinaria Secara anatomis, vesica urinaria dapat dibedakan menjadi bagian- bagian berikut: Apex Corpus Fundus Lapisan dinding vesica urinaria Lapisan mukosa trigonum vesica (liutadi) yang dibentuk oleh orificium urethra internum. Trigonum vesicae bekerja sebagai katup untuk mencegah aliran balik urine ke ginjal. Lapisan otot terdiri dari 3 lapis otot yang saling menutupi: Musculus detrusor lapisan dalam dan berfungsi mengeluarkan isi vesica urinaria. Muculus trigonal terdapat segitiga liutadi ikut membentuk uvula, dan berfungsi membuka orificium urethra interna. Musculus sphincter vesica pada daerah collum vesica urinaria dan berfungsi menahan urine. Urethra panjang 18-22 cm Urethra masculina Urethra femina 4 bagian: panjangnya 4 cm, o Urethra pars lebarnya 6 mm intramuralis (preprostatica) 0,5- Diperdarahi a. 1,5 cm. pudenda interna & a. o Urethra pars prostatica vaginalis. 3 cm Aliran getah bening o Urethra pars nnll. sacrales dan nnll. membranacea 1-2 iliaca interna. cm Persarafannya plexus o Urethra pars spongiosa vesicalis dan n. 15 cm pudendus.1 Urethra
Urethra masculina Urethra femina
Struktur Mikrokopis Ureter Vesica urinaria Terdiri dari lapisan mukosa, muskularis dan adventisia. Lapisan mukosa ureter Disusun oleh 3 diselubungi oleh epitel lapisan, yaitu: transisional dengan lamina lapisan mukosa propia di bawahnya lapisan muskular Tunika muskularis: lapisan terdiri dari 3 lapisan otot adventisia/serosa. polos Tunika adventisia jaringan ikat panjang. Lapisan muskularis ureter Urethra Urethra masculine Urethra femina Pars Prostatica : Paling dekat ke vesica urinaria Dilapisi epitel berlapis Ductus ejaculatorius gepeng, di beberapa dekat verumontanum, tonjolan ke dalam lumen tempat terdapat epitel Pars Membranosa : bertingkat torak Dilapisi epitel bertingkat torak Dipertengahan urethra Pars Bulbosa/Spongiosa : terdapat sphinter Dilapisi epitel bertingkat torak di beberapa tempat terdapat epitel berlapis gepeng externa (muskular bercorak) Pars Pendulosa : Ujung distal lumen urethra melebar: fossa navicularis Mekanisme Berkemih melibatkan 2 tahap: Pertama kandung kemih terisi secara progresif sehingga tegangan pada dindingnya meningkat melampaui nilai ambang batas. Kedua adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan kandung kemih atau, jika gagal, setidaknya akan menyebabkan keinginan berkemih yang disadari. refleks ini dapat dihambat atau difasilitasi oleh pusat-pusat di korteks serebri atau batang otak. Fasilitasi atau Inhibisi Proses Mikturisi oleh Otak
Pertambahan volume urine
tekanan intra vesicalis keregangan dinding vesicalis (m.detrusor) sinyal-sinyal miksi ke pusat saraf lebih tinggi (pusat kencing) untuk diteruskan kembali ke saraf saraf spinal timbul refleks spinal melalui n. pelvicus timbul perasaan tegang pada vesica urinaria sehingga akibatnya Faktor yang Mengendalikan Penimbunan urin - tekanan dinding kandung kemih naik - merangsang reseptor regang kandung kemih - impuls sensorik parasimpatis ke otak . Inhibisi desendens sadar terhadap refleks kontraksi kandung kemih dan relaksasi sfingter eksternal. Masuknya urine kedalam uretra iritasi - merangsang reseptor regang - memperkuat jalur sensorik sewaktu kandung kemih penuh. Berkemih ditunda sampai tempat dan waktu yang layak. Inhibisi refleks spinal dan kontraksi sfingter eksternal ini dipelajari Volume Urin Volume urine yang dihasilkan setiap hari bervariasi : 600 ml - 2.500 ml lebih. Jika volume urine tinggi: zat buangan diekskresi dalam larutan encer, hipotonik (hipoosmotik) terhadap plasma. Berat jenis urine mendekati berat jenis air (sekitar 1.003). Jika tubuh perlu menahan air, maka urine yang dihasilkan kental sehingga volume urine yang sedikit tetap mengandung jumlah zat buangan yang sama yang harus dikeluarkan. Konsentrasi zat terlarut lebih besar, urine hipertonik (hiperosmotik) terhadap plasma, dan berat jenis urine tinggi (di atas 1.030). Pengatur Volume Urin Mekanisme hormonal Antidiuretic hormon (ADH) meningkatkan permeabilitas tubulus kontortus distal dan tubulus pengumpul terhadap air sehingga mengakibatkan terjadinya reabsopsi dan volume urine yang sedikit. Aldosteron : hormon steroid yang disekresi oleh sel- sel korteks kelenjar adrenal. Bekerja pada tubulus distal dan duktus pengumpul untuk meningkatkan absorpsi aktif ion natrium dan sekresi aktif ion kalium. Mekanisme renin-angiotensin-aldosteron, yang meningkatkan retensi air dan garam. Pengatur Volume Urin Sistem arus bolak balik dalam ansa henle dan vasa rekta: memungkinkan terjadinya reabsorpsi osmotik air dari tubulus dan duktus pengumpul ke dalam cairan intertisial medularis yang lebih kental di bawah pengaruh ADH. Reabsorpsi air memungkinkan tubuh untuk menahan air sehingga urine yang dieksresi lebih kental dibandingkan cairan tubuh normal. Kesimpulan Sistem urinaria terdiri dari organ-organ yang memproduksi urine dan mengeluarkannya dari tubuh. Sistem ini merupakan salah satu sistem utama untuk mempertahankan homeostatis. Pada masalah kesulitan menahan buang air kecil atau berkemih atau miksi, perlunya mengetahui struktur organ dalam sistem berkemih, mekanisme berkemih serta faktor- faktor yang berperan dalam mengendalikan maupun dalam mempengaruhi sistem berkemih.