Anda di halaman 1dari 22

Promosi dan Preventif di Puskesmas

pada Kasus HIV/AIDS

Resi Septiani
102011196
Skenario 5
Angka kejadian HIV-AIDS semakin hari semakin memprihatinkan. Sampai
dengan triwulan III tahun 2004 jumlah kasus baru HIV 7335 kasus, infeksi
tertinggi menurut golongan umur adalah 25-49 tahun mencapai 69,1%, 20-24
= 17,2%, umur 50 tahun = 5,5%. Rasio laki-laki:perempuan = 1:1.
Sementara itu kasus AIDS dari bulan Juli sampai September 2014 telah
bertambah 176 orang. Persentase tertinggi kasus AIDS pada usia 30-39 tahun
(42%) umur 20-29 tahun (36,9%) dan umur 40-49 (13,1%). Rasio AIDS laki-
laki : perempuan = 2:1.Yang menarik adalah adanya 4% kasus berasal dari ibu
yang positif HIV yang menularkan kepada anaknya. Pemerintah saat ini sedang
melaksanakan program yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
perilaku masyarakat terhadap penyakit HIV-AIDS ini, antara lain dengan
program VCT (Voluntary, Counseling and Test). Diharapkan mampu menjaring
sebanyak mungkin kasus HIV-AIDS sedini mungkin untuk mencegah penularan
lebih lanjut. Selain itu sasaran lainnya adalah usia muda dan remaja agar mampu
melaksanakan upaya promosi dan prevensi terhadap penyakit ini.
HIV AIDS
Human Immunodeficiency Virus HIV AIDS (Acquired Immune Deficiency
,Virus ini menyerang manusia Syndrome) yang menggambarkan
dan menyerang sistem kekebalan berbagai gejala dan infeksi yang
(imunitas) tubuh, sehingga tubuh terkait dengan menurunnya
menjadi lemah dalam melawan sistem kekebalan tubuh,
infeksi
Agent
Virus HIV termasuk kedalam famili
Retrovirus sub famili
Lentivirinae. Virus famili ini
mempunyai enzim yang disebut
reverse transcriptase.
menyerang system kekebalan tubuh
manusia. Virus HIV akan masuk ke
dalam sel darah putih dan
merusaknya, Akibatnya system
kekebalan tubuh menjadi lemah
dan penderita mudah terkena
berbagai penyakit
Host
Faktor manusia sangat kompleks dalam proses terjadinya penyakit dan
tergantung pada karakteristik yang dimiliki oleh masing masing
individu antara lain:2
a) Umur
b) Jenis kelamin
c) Pekerjaan
d) Status kekebalan
e) Gaya hidup: multiple sex partner, narkoba.
f) Psikis: Faktor kejiwaan seperti emosional,stress Lingkungan
Environment/lingkungan

lingkumgan

internal ekternal

Fisik Biologis Sosial


Program Pemberantas HIV AIDS di
Puskesmas dan VCT
Penyakit kelamin bukan saja merupakan penyakit menular yang harus

diberantas , tapi juga merupakan masalah sosial

Dalam usaha pencegahan dan pemberantasannya, diperlukan kerja sama

yang baik dengan instansi-instansi lain seperti pendidikan, sosial,


agama, kepolisian, dan sebagainya.

Dalam garis besarnya, usaha-usaha pencegahan dan pemberantasannya

dijalankan dengan cara sebagai berikut:


a. Usaha-usaha yang ditujukan terhadap penderita dengan pengobatan,
penyembuhan, dan menghilangkan sumber penularan. Untuk ini perlu
proses berikut:

Case finding:

Mencari penderita menggunakan sistem VCT

Contact tracing:

Menanyakan ke penderita, siapa saja yang mungkin terkena kontak


dengan penderita (seksual, alat suntik atau ASI)
b. Pengawasan sumber penularan mengingat bahwa sebagian besar sumber
penularan adalah dari wanita tuna susila (WTS), maka perlu diusahakan

lokalisasi WTS agar dapat diberikan pengobatan secara periodik.

c. Pendidikan dan penerangan kepada masyarakat. Masyarakat perlu

mengetahui dan menyadari bahaya-bahaya penyakit kelamin untuk dirinya,

keluarga, dan keturunannya.


VCT (Voluntary Counseling and Testing)

Definisi VCT Konseling HIV/AIDS adalah dialog antara


seseorang (klien) dengan pelayan kesehatan (konselor) yang bersifat
rahasia, sehingga memungkinkan orang tersebut mampu menyesuaikan
atau mengadaptasikan diri dengan stress dan sanggup membuat keputusan
bertindak berkaitan dengan HIV/AIDS.
Voluntary Counceling and HIV Testing

Pasca
Pra
Konseling
Testing
(Tujuan konseling pra tes
HIV ini adalah agar klien
Testing (klien hasil positif:
dapat mengetahui cara
menghindarkan
(Tujuan testing HIV ada penularan HIV kepada
memahami benar 4 yaitu untuk
kegunaan tes HIV/AIDS, orang lain, cara
membantu menegakkan mengatasinya dan
membuat rencana diagnosis, skrining,
penyesuaian diri dalam menjalani hidup secara
untuk surveilans, dan positif)
kehidupannya, memilih untuk penelitian.)
dan memahami apakah ia (Klien hasil negatif:
akan melakukan tes darah untuk mengetahui
HIV/AIDS atau tidak. ) berbagai cara
mencegah infeksi HIV
di masa mendatang)
Pencegahan HIV-AIDS
Primer

Peningkatan kesehatan, misalnya: dengan pendidikan kesehatan reproduksi

tentang HIV/AIDS, menghindari seks bebas

Perlindungan khusus,misalnya: pemakaian kondom.


Sekunder

Terdiri dari teknik skrining dan pengobatan penyakit pada tahap dini. Hal ini

dilakukan dengan menghindarkan atau menunda keparahan akibat yang


ditimbulkan dari perkembangan penyakit, atau meminimalkan potensi
tertularnya penyakit lain.
Tersier

Pencegahan ini terdiri dari cara meminimalkan akibat penyakit yang bertujuan

mencegah komplikasi dan penurunan kesehatan.

Kegiatan pencegahan tersier ditujukan untuk melaksanakan rehabilitasi.

Perawatan pada tingkat ini ditujukan untuk membantu ODHA mencapai

tingkat fungsi setinggi mungkin, sesuai dengan keterbatasan yang ada akibat

HIV/AIDS.
Suveilans HIV AIDS
Tujuan: memberikan suatu data terhadap pelayanan kesehatan di
Indonesia agar melakukan suatu perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan terhadap penanggulangan AIDS di Indonesia
Cara pencatatan kasus surveilans AIDS:
1. melakukan pemeriksaan fisik terhadap penderita yang
mencurigakan terkena AIDS
2. pemeriksaan laboratorium akan menghasilkan data apakah
penderita positif AIDS atau tidak
Apabila penderita positif menderita AIDS maka wajib mengisi
formulir penderita AIDS
Surveilans Sentinel
Melakukan kegiatan untuk menganalisis secara terus menerus untuk
menurunkan resiko terjadinya peningkatan serta penularan HIV
dengan menggunakan populasi sentinel atau kelompok tertentu
(PSK, pengguna NAPZA dan waria), agar dapat melakukan
pencegahan dan penanggulangan HIV serta memberikan informasi
terhadap pelayanan kesehatan
Tujuan:
Dilakukan pemeriksaan pada kelompok resiko memantau
kecenderungan HIV serta dampak dari pemberian program
menyediakan data tentang proyeksi kasus HIV AIDS berdasarkan
analisis melakukan perencanaan pencegahan dan penanggulangan
terhadap pelayanan kesehatan
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas (SP2TP)
kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan

upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang bertujuan agar

didapatnya semua data hasil kegiatan Puskesmas dan data yang

berkaitan, serta dilaporkannya data tersebut kepada jenjang

administrasi diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan

teratur, guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat


Strategi
1.Advokasi
Penguatan kebijakan yang sudah ada agar mampun mendukung program.
Perubahan/revitalisasi kebijakan lama agar lebih kuat.
Pembuatan kebijakan baru jika diperlukan.

2.Bina Suasana
Mass Media Campaign (MMC).
Targeted-Multi Media Campaign (TMMC)
Pengembangan Kapasitas dengan cara:
Orientasi,Pelatihan,Magang di lembaga/program lain,On the job training,Diskusi rutin
pengkayaan,Pelibatan dalam berbagai seminar, lokakarya dan konferensi,
Penerbitan/pengadaan sumber pustak: buletin, jurnal, buku, majalah, dll
Studi banding.
3. Pemberdayaan Masyarakat
Intervensi berbasis sekolah
Intervensi berbasis luar sekolah
4. Kemitraan
Dilakukan untuk mendukung upaya advokasi, bina suasana dan pemberdayaan masyrakat.
Tujuan pengembangan/penguatan kemitraan adalah:
Memperoleh dukungan politik yang memadai.
Memperoleh dukungan dana yang memadai.
Memperoleh dukungan SDM yang memadai.
Memperoleh dukungan technical assistance yang memadai, termasuk pelatihan-
pelatihan.
Memperoleh dukungan media yang positif.
Memperoleh dukungan koordinasi antara lembaga pemerintah dan lembaga pelaksana
pengendalian HIV/AIDS agat tidak terjadi tumpang tindih program dan sumber daya.
Kesimpulan
Meningkatnya insiden masyarakat yang terinfeksi HIV pada kelompok
masyarakat tertentu seperti masyarakat usia produktif 15 60 tahun
serta golongan resiko tinggi yaitu ibu hamil serta bayi yang dilahirkan dari
ibu yang positif HIV. Maka dari itu diperlukannya tindakan dari
pemerintah dan dinas kesehatan untuk menekan peningkatan insiden
tersebut dengan langkah promotif dan preventif pada masyarakat luas.

Anda mungkin juga menyukai

  • Blok 6 Plexus Brachialis DKK
    Blok 6 Plexus Brachialis DKK
    Dokumen21 halaman
    Blok 6 Plexus Brachialis DKK
    resiseptiani
    Belum ada peringkat
  • Ulkus Kornea
    Ulkus Kornea
    Dokumen23 halaman
    Ulkus Kornea
    Resi Septiani
    Belum ada peringkat
  • 18 Reni SP
    18 Reni SP
    Dokumen20 halaman
    18 Reni SP
    teowijaya
    Belum ada peringkat
  • Bintang
    Bintang
    Dokumen18 halaman
    Bintang
    Resi Septiani
    Belum ada peringkat
  • Blok18 Skenario10 E5
    Blok18 Skenario10 E5
    Dokumen22 halaman
    Blok18 Skenario10 E5
    Resi Septiani
    Belum ada peringkat
  • Blok 6 Fauzan
    Blok 6 Fauzan
    Dokumen15 halaman
    Blok 6 Fauzan
    Resi Septiani
    Belum ada peringkat
  • Blok 6 SP
    Blok 6 SP
    Dokumen11 halaman
    Blok 6 SP
    Resi Septiani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Blok 20metpen
    Makalah Blok 20metpen
    Dokumen13 halaman
    Makalah Blok 20metpen
    Resi Septiani
    Belum ada peringkat
  • PBL Blok 26 Rio
    PBL Blok 26 Rio
    Dokumen22 halaman
    PBL Blok 26 Rio
    Resti Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Dian Hiv Aids
    Dian Hiv Aids
    Dokumen18 halaman
    Dian Hiv Aids
    resiseptiani
    Belum ada peringkat
  • PBL 11
    PBL 11
    Dokumen10 halaman
    PBL 11
    Christopher Filbert
    Belum ada peringkat
  • GRACE PPT Blok 9
    GRACE PPT Blok 9
    Dokumen22 halaman
    GRACE PPT Blok 9
    Resi Septiani
    Belum ada peringkat
  • Blok 26
    Blok 26
    Dokumen12 halaman
    Blok 26
    Resi Septiani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Gizi Buruk FF
    Laporan Kasus Gizi Buruk FF
    Dokumen16 halaman
    Laporan Kasus Gizi Buruk FF
    resiseptiani
    0% (1)
  • PBL Blok 26
    PBL Blok 26
    Dokumen19 halaman
    PBL Blok 26
    Resi Septiani
    Belum ada peringkat
  • Fix Trii
    Fix Trii
    Dokumen16 halaman
    Fix Trii
    Resi Septiani
    Belum ada peringkat
  • Gerd - Sken 5
    Gerd - Sken 5
    Dokumen15 halaman
    Gerd - Sken 5
    Resi Septiani
    Belum ada peringkat
  • Cover PBL Blok 10
    Cover PBL Blok 10
    Dokumen2 halaman
    Cover PBL Blok 10
    Resi Septiani
    Belum ada peringkat
  • Blok 11 Hipotiroid
    Blok 11 Hipotiroid
    Dokumen14 halaman
    Blok 11 Hipotiroid
    Micco Joshua Apriano P
    Belum ada peringkat
  • Blok 14
    Blok 14
    Dokumen18 halaman
    Blok 14
    Resi Septiani
    Belum ada peringkat
  • Blok 26
    Blok 26
    Dokumen12 halaman
    Blok 26
    Resi Septiani
    Belum ada peringkat
  • Epi Lepsi
    Epi Lepsi
    Dokumen11 halaman
    Epi Lepsi
    Timothy Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Kesulitan Menahan Buang Air Kecil
    Kesulitan Menahan Buang Air Kecil
    Dokumen22 halaman
    Kesulitan Menahan Buang Air Kecil
    Resi Septiani
    Belum ada peringkat
  • Makalah Blok 7
    Makalah Blok 7
    Dokumen13 halaman
    Makalah Blok 7
    poliututu
    Belum ada peringkat
  • Hemoroid Interna - Sken 13
    Hemoroid Interna - Sken 13
    Dokumen17 halaman
    Hemoroid Interna - Sken 13
    Resi Septiani
    Belum ada peringkat
  • Blok 18 Pertusis
    Blok 18 Pertusis
    Dokumen9 halaman
    Blok 18 Pertusis
    matsuyamateo
    Belum ada peringkat
  • Blok 10
    Blok 10
    Dokumen16 halaman
    Blok 10
    Girt Lamberth Robert Uniplaita
    Belum ada peringkat
  • Ica 1
    Ica 1
    Dokumen17 halaman
    Ica 1
    Resi Septiani
    Belum ada peringkat
  • Intusepsis Pada Anak - Sken 12
    Intusepsis Pada Anak - Sken 12
    Dokumen20 halaman
    Intusepsis Pada Anak - Sken 12
    Resi Septiani
    Belum ada peringkat