Anda di halaman 1dari 27

dr. Sorta Rosniuli, M.

Sc

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak


Menular
Kementerian Kesehatan RI 1

Jakarta, 29 Maret 2016


A. Gangguan Indera B.Gangguan
1. Gangguan Indera Fungsional/
Penglihatan Disabilitas
2. Gangguan Indera 1. Disabilitas Fisik
Pendengaran 2. Disabilitas Mental
3. Gangguan Indera dan Intelektual
Penciuman 3. Disabilitas Sensorik
4. Gangguan Indera 4. Disabilitas
Pengecap Perkembangan
5. Gangguan Indera
Perasa
Posbindu
Posyandu
Poslansia
Poskesdes

Posbindu
PTM

05/10/17 6
DETEKSI DINI GANGGUAN PENGLIHATAN &
KEBUTAAN SERTA GANGGUAN PENGLIHATAN &
KETULIAN
GANGGUAN GANGGUAN PENDENGARAN
PENGLIHATAN & & KETULIAN
KEBUTAAN

UPAYA
KESEHATAN
SEKOLAH

DILAKSANAKAN OMSK (Otitis Media Supuratif


SECARA Kronik)
NIHL (Noise Induce Hearing
TERINTEGRASI Loss)
Serumen Prop
Gangguan Refraksi Presbikusis
(Myop, Hipermetrop,
astigmatisma, dan KESEHATA
Presbiopia) N KERJA
Usia
Diabetes Melitus
Hipertensi
Sejarah keluarga dengan katarak
Pernah mengalami cedera atau radang pada mata
Pernah mengalami operasi mata
Penggunaan corticosteroids dalam jangka waktu
lama
Terkena sinar matahari secara berlebihan
Terkena radiasi ion
Merokok
Penglihatan/ pandangan mata kabur, suram atau seperti ada
bayangan awan atau asap
Sulit untuk melihat pada malam hari
Mata menjadi sangat sensitif terhadap cahaya
Ada lingkaran putih saat memandang sinar
Lensa kacamata sering tidak menjadi jelas atau harus lebih sering
berganti.
Penglihatan mata menjadi ganda
Membutuhkan cahaya terang untuk membaca atau ketika
beraktifitas
Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena
ketidaknyamanan
Warna memudar atau cenderung menguning saat melihat
Pandangan ganda jika melihat dengan satu mata
.
Katarak Senilis
yaitu katarak akibat proses degenerasi ketuaan,
90% dari kasus katarak
Katarak Traumatika
yaitu akibat ruda paksa pada lensa
Katarak Komplikasi
yaitu katarak akibat penyakit mata dan penyakit
system sistemik seperti diabetes, obat-obatan,
gangguan metabolism dan lain-lain
Katarak Kognital: katarak sejak lahir
Riwayat glaukoma di dalam keluarga, saudara
sekandung lebih berisiko dibandingkan orang tua
dan anaknya
Tekanan bola mata tinggi
Miopia (rabun jauh)
DM
Hipertensi
Migrain atau penyempitan pembuluh darah otak
(sirkulasi buruk)
Kecelakaan/operasi pada mata sebelumnya
Menggunakan steroid (cortisone) dalam jangka
waktu lama dan Usia Lebih dari 45 tahun
Menggunakan poster PERMADIPERiksa MAta
SenDiri
Melakukan pengukuran tekanan bola mata secara
rutin setiap 3 tahun, terutama bagi orang yang
usianya di atas 40 tahun.
Faktor risiko lain yang perlu diwaspadai adalah
mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita
glaukoma, Myopia tinggi dgn DM atau Hipertensi
Pemeriksaan mata rutin yang disarankan adalah
setiap enam bulan sekali, khususnya bagi orang
dengan risiko tinggi. Untuk mengukur tekanan
bola mata kerusakan mata yang diderita
dilakukan tes lapang pandang mata.
Periksakan tekanan bola mata bila mata
kemerahan dan sakit kepala berat.
Pemeriksaan visus (sederhana)

Cara melakukan finger test :


Menggunakan poster PERMADIPERiksa MAta
SenDiri
Acungkan satu atau lebih jari tangan kanan/kiri kamu
didepan penderita dari jarak 6 m, 3 m, 2 m atau 1 m.
Setelah itu penderita disuruh menebak berapa jumlah
jari yang diacungkan.
Orang normal bisa melihat acungan jari pada jarak 6
meter.
Apabila pasien tidak bisa menebak/melihat
acungan jari pada jarak 1 meter lakukan tes goyangan
tangan (waving hand tes) minta pasien mengatakan arah
lambaian tangan tadi.

Pemeriksaan pendengaran dilakukan untuk


mengetahui fungsi telinga. Secara sederhana
dapat diperiksa dengan suara bisikan.
Pendengaran yang baik akan dengan mudah
mengetahui adanya bisikan
a.Cara pemeriksaan pendengaran dengan
bisikan
b.Cara pemeriksaan pendengaran dengan
menggunakan garputala/sesuatu yg berbunyi
PENYELENGGARAAN POSBINDU PTM-TK

PEMBINAAN
KEGIATAN POSBINDU PTM-TK
Kegiatan Posbindu PTM
Deteksi Dini
Pendaftaran Pemeriksaan Antropometri Penglihatan & Pendengaran
Tes
Menghitung
Jari dan
Lambaian
Tangan

Komunikasi

Ukur Tekanan Periksa Gula dan


Darah Kolesterol Darah Konseling-Edukasi
Pencatatan Aktifitas Fisik
Bersama

20
Mencatat 18 Faktor risiko PTM
Interview, (Merokok,Diet, Aktifitas Fisik,
Konsumsi Alkohol)
Pemeriksaan Fisik (IMT, LP, Tekanan Darah)
Pemeriksaan Darah: Glukosa, Kolesterol
Fungsi Paru, Alkohol Pernafasan, Tes
Amfetamin, Pemeriksaan Payudara Klinis
Konseling: IVA, Stop Merokok, Potensi Cidera
Monitoring Faktor Risiko PTM dan TL
Individual :memiliki faktor risiko, monitoring
kepatuhan gaya hidup sehat, rekomendasi,
konseling
Komunitas (Posbindu): proporsi
risiko,cakupan
Populasi (Desa): Proporsi risiko dan cakupan
Pemanfataan
Individual: RM elektronik, kepedulian, rujukan
Komunitas: Mawas diri
Populasi: akses pelayanan, SD intervensi
Pemerintah Lokal: analisis data dan
peningkatan program pencegahan pada
fasyankes primer dalam wilayah kerjanya
RUJUKAN POSBINDU PTM

Puskesmas
Posbindu PTM Puskesmas PTM RS

Layanan Deteksi Layanan Rujukan dari


Dini, Monitoring dan Layanan Rujukan Masyarakat dan
Konseling serta dari Masyarakat Puskesmas lainnya
Rujukan Sesuai untuk Tata Laksana Untuk Tatalaksana FR
Kriteria FR dan PTM terbatas dan PTM Terintegrasi

Layanan Rujukan Balik (feed back)


Petugas Kesehatan dari Puskesmas dan Dinas
Kesehatan setempat
supervisi, fasilitasi dan asistensi teknis
Target petugas
pelaksana Posbindu
PTM
Monitoring tiap bulan
Penilaian sekali setahun
Kesehatan dan produktivitas pekerja menjadi hal
sangat penting untuk mendapatkan perhatian serius
dari semua pihak di tempat kerja
Posbindu PTM sebagai wujud peran serta pekerja
dalam rangka meningkatkan kapasitas kerja dan
status kesehatannya di tempat kerja yang sejalan
dengan peningkatan produktivitas pekerja.
Posbindu PTM menjadi salah satu upaya membangun
paradigma sehat, yaitu mewujudkan masyarakat
yang memiliki perilaku sehat yang meliputi
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat,
bekerja sehat dan selamat.
EMAIL : subditgifu@gmail.com

03/08/2015

27

Anda mungkin juga menyukai