Anda di halaman 1dari 18

Akar Wangi dan

Purwoceng
KELOMPOK 4

Disusun Oleh :
1. Rizky Awaliyah
(145040101111075)
2. Rowdhatul Umroh
(145040101111095)
3. Tita Eka Mayang Sari
(145040101111101)
4. Fitri Nufita Sari
(145040101111124)
5. Aprinita S. Marpaung
(145040101111126)
6. Despa Siswanti
(145040101111129)
POTENSI & PRODUKSI AKAR
WANGI
Potensi
Akar
Wangi

Indonesia Haiti

Jawa Jawa Jawa


NTT
Barat Tengah Timur
Garut Golden Java Vetiver Oil

pemerintah daerah Ekspor


setempat memberi Singapura, India,
perhatian khusus Jepang,
memiliki lahan budidaya Hongkong,
akar wangi yaitu , lebih Inggris, Belanda,
dari 2.400 hektare Jerman, Italia,
tersebar di empat Swiss, dan
kecamatan yakni Amerika Serikat.
Kecamatan Samarang,
Hingga kini pun,
Bayongbong, Cilawu, dan
Leles sekitar peluang ekspor
menghasilkan masih terbuka,
20.000 ton akar wangi terutama ke Asia
mentah, beserta hasil
Selatan, Asia
olahan berupa minyak
akar wangi sebanyak 75 Timur, Eropa
ton per tahun Timur, dan
Amerika Selatan.
Indonesia Ekspor

Pada tahun 1989,


memasok 40% dari
kebutuhan dunia dengan
volume ekspor 245-265
ton.

Pada tahun 2005, volume


ekspor Indonesia
menurun drastis menjadi
hanya 63,62 ton dengan
nilai US$ 1.062.192
Senyawa Aktif Akar Wangi
Minyak atsiri
Hars
Zat pahit
Minyak terkandung: Vetiverin, vetiveron, veton, dan
vetivazulen.
Khasiat Akar Wangi

Khasiat Diaforetik dan pemnfaatan akar


wangi berguna untuk:
Pencegahan bau mulu (obat kumur)
dan mengobati sakit gigi
Mengobati rematik, pegal linu, dan
encok (obat luar)
Mengobati luka
Mengobati luka bekas gigitan ular,
tawon, dan kalajengking
Teknik Budidaya Akar Wangi

Persyaratan Tumbuh

Cocok tumbuh di tanah yang berpasir ataupun tanah abu


vulkanik di lereng-lereng bukit.
Derajat keasaman tanah (pH) sekitar 6-7. Pada tanah
yang terlalu masam (pH dibawah 5,5) akan menyebabkan
tanaman kerdil. Bila tanah terlalu basa menyebabkan
garam Mangan (Mn) tidak terserap sehingga bentuk
akarnya kurus dan kecil.
Tumbuh baik pada ketinggian sekitar 300-2.000 m dpl dan
akan berproduksi baik pada ketinggian 600-1.500 m dpl.
Curah hujan cukup sekitar 140 hari per tahun.
Suhu cocok sekitar 17-27oC.
Penyiapan Lahan & Penanaman

Lahan untuk pertanaman akar wangi hendaknya bersih


dari gulma. Jika sudah bersih, tanah dibuat lubang tanam
(20x20x20)cm. Jarak tanam tergantung kesuburan dan
kemiringan tanah. Pada kemiringan 15-30%, jarak tanam
berkisar antara (6020)-(50100)cm. Dua minggu
sebelum tanam, lubang diisi pupuk kandang/kompos
sebanyak 2 kg/lubang. Kedalaman tanam tidak lebih dari 4
cm, karena akan mengurangi persentse tumbuh tanaman.
Pemeliharaan & Penyulaman

Penyulaman dilakukan paling lambat 2 minggu setelah


tanam. Tanaman yang tidak tumbuh biasanya terlihat pada
umur 1-2 minggu setelah tanam, terutama bila ditanam
berupa bibit sobekan dari bonggol yang ditanam langsung
atau anakan tanpa akar.

Penyiraman

Pada musim kemarau, penyiraman diperlukan setiap


hari selama 2 minggu, sampai akar-akar baru tumbuh dan
menempel ke tanah.
Pemupukan

Pemberian pupuk kandang dilakukan sekurang-


kurangnya satu bulan sebelum tanam dengan masing-
masing lubang sebanyak + 1 kg. Petani di Garut umumnya
tidak melakukan pemupukan pada tanamannya, kecuali
jika ditumpangsarikan dengan sayuran.

Pemangkasan

Sama halnya dengan pemupukan, pemangkasan


biasanya dilakukan pada tanaman yang ditumpangsarikan
dengan tanaman sayuran.
Pengendalian Hama & Penyakit

Hama dan penyakit pada akar wangi tidak menjadi


masalah yang penting, sehingga pengendaliannya jarang
dilakukan.
Pemanenan

Waktu pemanenan tergantung pada musim. Bila areal


yang sama akan ditanami kembali, maka pemanenan
harus dilakukan pada musim hujan, agar dapat tumbuh
dengan baik. Panen dapat dilakukan dengan cara
mencabut akar wangi dari tanah. Pisahkan bonggol dengan
bagian akar wangi.
Penanganan Pasca Panen

Akar wangi yang diperoleh dari petani berupa akar


kering panen yang masih mengandung bonggol dan tanah
yang menempel. Sebelum penyulingan, biasanya akar
wangi dikeringkan dan dibersihkan terlebih dahulu untuk
meningkatkan rendemen dan mutu minyak akar wangi
yang dihasilkan.

Pemotongan Bonggol
Bonggol dapat dipotong dengan alat pemotong secara
manual dengan golok atau dengan menggunakan mesin
pemotong (perajang).
Pencucian Akar
Bonggol dicuci dengan air mengalir kemudian
dikibaskan/dikeprik agar tanah bisa lepas dari akar. Tiriskan
hingga kering lalu jemur supaya awet.
Penanganan Pasca Panen

Penjemuran Akar
Pengeringan dilakukan di atas lantai penjemur yang
diberi alas tikar, atau bambu anyam dengan ketebalan 20-
30 cm. Penjemuran dilakukan dari pukul 09.0014.00
dengan posisi akar wangi di atas tatakan bambu agar
mudah tiris dan selanjutnya dibolak-balik 23 kali dengan
masa penjemuran sekitar 2 hari lebih sampai benar-benar
kering.
Jika kadar air sudah tinggal 15%, akar wangi siap
diangkat. Bila ingin dijadikan minyak, pengeringan jangan
tertalu lama. Simpan di tempat yang teduh bersuhu
ruangan. Sebelum disuling, akar wangi harus dirajang dulu
supaya akar mudah mengeluarkan minyak.
Penanganan Pasca Panen

Penyimpanan
Jika tidak segera disuling, akar wangi dikemas dalam
karung plastik dan ditutup rapat, kemudian disimpan
dengan cara ditumpuk dalam gudang yang tidak tembus
cahaya matahari, tidak lembab, suhu 20-30oC, dan
letaknya jauh dari ketel suling. Tujuannya adalah untuk
mengurangi penguapan minyak selama penyimpanan.

Perajangan Akar
Dilakukan dengan golok atau dengan mesin khusus
perajang akar, dengan panjang sekitar 10-15 cm. Akar
setelah dirajang harus segera dimasukkan ke dalam ketel
suling untuk menghindari penguapan minyak dari bagian
akar yang dipotong.
Pasca Panen (Pengolahan)

Akar wangi
kering di
rajang terlbih
dahulu

Kemudian Dimasukkan ke
dilakukan dalam ketel
penyaringan suling
untuk
memisahkan air
dan minyak

Gas panas hasil


pembakaran Dibakar
tersebut dengan
kemudian temperatur
dialirkan ke dalam tinggi
pipa dan bertekanan
mengalami proses rendah
destilasi
Kualitas minyak atsiri yang Proses destilasi dengan
dihasilkan belum tentu bisa waktu singkat (12-13
mencapai kualitas premium jam) dengan
yang dapat menembus pasar menggunakan tekanan
ekspor. Kualitas minyak atsiri tinggi (5 bar)
yang dihasilkan dipengaruhi menghasilkan minyak
oleh kualitas tanaman. Selain yang keruh dengan
itu, kualitas hasil penyulingan wangi seperti masakan
minyak atsiri dari akar wangi gosong
juga dipengaruhi oleh proses
penyulingan.
Proses destilasi dengan
waktu yang lebih lama (18-
20 jam) dengan tekanan
rendah dibawah 2 bar
mampu menghasilkan
minyak atsiri yang bening
dan wanginya lembut.
Minyak yang seperti inilah
yang banyak diminta pada
pasar ekspor.
Pemasaran Akar
Wangi
Pada saat pemanenan akar
wangi hanya diambil bagian
akarnya saja sedangkan
daunnya tidak digunakan. Daun
tersebut lantas tidak dibuang
begitu saja melainkan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan
membuat pupuk hijau. Pupuk ini
akan dipakai pada saat
pengolahan tanah sebelum akar
wangi ditanam. Akar wangi yang Daerah pemasaran untuk
telah mengalami proses produk berupa akar kering
penyulingan menghasilkan yaitu kota-kota di Jawa dan
limbah berupa serat akar. Serat Bali seperti Pekalongan,
akar ini dapt dimanfaatkan Semarang dan Denpasar.
untuk pembuatan kerajinan Permintaan di daerah tersebut
seperti pembuatan cup lampu cukup tinggi karena daerah
dan pot hias. Struktur serat yang tersebut merupakan pusat
mirip dengan akar pakis dapat pembuatan kerajinan dan
dimanfaatkan untuk media daerah tujuan wisata
Harga Akar Wangi

Akar basah panen akar wangi dijual dengan harga Rp 2000 -


Rp 3000/kg

Untuk minyak dengan kualitas sedang harganya berkisar


Rp 1.000.000,00/kg

Untuk minyak dengan kualitas sedang harganya berkisar


Rp 1.000.000,00/kg

Produk kerajinan juga bervariasi dari puluhan ribu sampai


ratusan ribu rupiah tergantung ukuran, desain, dan tingkat
kesulitan pembuatan.

Anda mungkin juga menyukai