Anda di halaman 1dari 35

TRAUMA KAPITIS

Tati Khairina
Definisi:
Trauma mekanik terhadap kepala baik secara
langsung maupun tidak langsung yang
menyebabkan gangguan fungsi neurologis
yaitu gangguan fisik, gangguan kognitif,
gangguan fungsi psikososial, baik bersifat
temporer maupun permanen
Trauma pada daerah kepala dapat mencederai:
lapisan kulit kepala (kulit/jaringan bawah
kulit/otot)
tulang tengkorak
selaput otak
otak

Benturan yang terjadi pada kepala dapat


mengakibatkan cedera otak fokal atau difus
disertai dengan penurunan kesadaran dalam
selang waktu tertentu dengan atau tanpa fraktur
tulang tengkorak
Penyebab:
1. Benturan
Statis
Dinamis
2. Penetrasi
Luka tusuk
Luka tembak
3. Efek samping tindakan persalinan
Hanya mengenai Scalp:
- cedera kepala sederhana
(simple head injury)

Trauma kapitis
Juga mengenai
otak :
- Komosio serebri
- Kontusio serebri
Mengenai
tengkorak - Lacerasio serebri
fraktur - Hematoma :
- Epidural
- Subdural
Scalp:
Skin : tebal, rambut, kelenjar lemak, melekat
erat dengan jaringan dibawahnya
Connective tissue : pembuluh darah melekat
erat sehingga bila terluka perdarahan banyak
dan sukar dihentikan
Apponeurosis : otot occipito frontalis galea
aponeurotika
Loose area : sub galeal dengerous area,
infeksi disini bisa menjalar ke otak
Periosteum
Setelah scalp lapisan terdiri dari:
Tulang kranium
Selaput otak
Otak.
Patofisiologi
Efek segera pada kepala
1. Kerusakan struktur kepala
Kulit robek
Tengkorak fraktur
o Depresi
o Kominute
o Linear
o Diastasis
Duramater robek
Otak memar, perdarahan
2. Terhadap tekanan intrakranial
peningkatan TIK sesaat, tergantung
beratnya benturan
3. Efek gaya
Kerusakan akson
Robeknya vena
Sekuele dini intrakranial perubahan
dinamis akibat adanya hematom
Sekuele dini sistemik
Kerusakan otak perubahan struktur
perubahan metabolisme hilangnya
fungsi
Sekuele intrakranial lanjut berupa
komplikasi :
Hipertensi intra kranial
Spasme pemb. darah
Deregulasi serebro vaskuler
Infeksi intrakranial
Epilepsi
Sekuele sistemik lanjut
- Perubahan tek darah
- Perubahan keseimbangan cairan
- Perdarahan saluran cerna
Klasifikasi
1. Trauma kepala sederhana
2. Komosio serebri
3. Kontusio serebri
4. Laserasio serebri
5. Hematoma epidural
6. Hematoma subdural
7. Perdarahan intraserebral
Trauma kepala ringan
Biasanya akibat benturan pada benda tumpul
Mengenai kulit, otot kepala dan tulang
tengkorak tanpa mencederai otak
Berupa luka lecet dan luka robek lapisan kulit
kepala, hematoma bawah kulit dan fraktur
sederhana
Komosio serebri (Konkusio
serebri)
Trauma kepala yang menimbulkan hilang
kesadaran (pingsan) sejenak (tidak lebih dari 10
menit)
Tanpa kerusakan struktur otak
Tidak terdapat defisit neurologi
Bisa disertai amnesia pasca cedera, mual, muntah,
vertigo, sakit kepala
Amnesia bisa berlansung beberapa menit bbp jam
Kontusio serebri
Kerusakan berat, umumnya akibat coup-contre
coup injury
Perubahan struktural yang luas perdarahan2
kecil dan edema otak
Hilang kesadaran lebih lama
Defisit neurologik menetap
Bisa koma dalam dengan peningkatan TIK
(bradikardi, hipertensi, resp rate ) terapi
anti edema (kortikosteroid, manitol)
Liquor berdarah, EEG abnormal, CT Scan
dijumpai lesi dan edema otak
Laserasio serebri
Lebih berat dari contusio serebri
Adanya kerusakan dari kontinuitas jaringan otak
disertai dengan robeknya piamater, ditandai
dengan perdarahan subarahnoid traumatik,
subdural akut dan intraserebral
Laserasio langsung: akibat luka tembus kepala
atau penetrasi fragmen fraktur
Laserasio tidak langsung: deformitas jaringan
hebat akibat kekuatan mekanis
Hematoma Epidural
Trauma kepala menyebabkan ruptur arteri di
daerah epidural (arteri meningea media),
dihubungkan dengan fraktur tulang tengkorak
di temporoparietal
Darah terkumpul diantara duramater dan
tulang tengkorak , makin lama makin banyak
peningkatan TIK
Gejala khas Lucid Interval, yaitu: periode tidak
sadar (setelah trauma) sadar disusul
dengan penurunan kesadaran lagi (koma)
Emergensi tindakan bedah saraf terapi
operatif mencegah herniasi otak
Gejala:
Lucid interval
Dilatasi pupil ipsilateral hematom
Hemiparese anggota gerak kontralateral
Reflek babinski kontralateral
Fraktur os temporalis
Nadi melambat 40-55 x/menit
Tekanan darah meningkat progresif
Diagnosis: CT Scan kepala
Hematoma Subdural
Sering bersifat subakut-kronik
Akibat robeknya vena (bridging vein)
Terutama sub frontal, temporal dan vena sagitalis
superior
Darah terkumpul antara duramater dan arakhnoid
50% hematom bilateral
Akibat trauma (bisa hanya trauma ringan yang
kadang disepelekan)
Gejala muncul beberapa minggu/bulan kemudian
Gejala perlahan-lahan (insidious):
Nyeri kepala
Mengantuk kesadaran makin lama makin
menurun
Muntah
Hemiparese (mulanya ringan makin berat)
Ptosis, diplopia, pupil melebar
Papil edema (ipsilateral atau bilateral)
Daya ingat menurun, sering bingung atau confuse
Pemeriksaan penunjang:
Rontgen kepala: displacement gld pineal dan
kalsifikasi
Angiografi : terlihat pembuluh darah tertekan
ke bawah kubah kepala
EEG
CT scan kepala (diagnostik)
Terapi : konservatif
operatif
Perdarahan intraserebral
Relatif berat
Biasanya 90% kontusio berat disertai
perdarahan intra serebral
Gejala :
Hematom
Peningkatan TIK
Penurunan kesadaran
Diagnosa : CT Scan Kepala
Terapi
Tergantung lokasi
Diperifer dan hematom besar : operasi
Ditengah dekat batang otak : tak perlu
operasi
Fraktur basis kranii
Basis kranii tebal, susah difoto
Tanda-tanda:
Bilateral peri orbital hematom
Rhinorhoea (keluar cairan bercampur darah
dihidung)
Sub conjunctiva hemorrage
Otorrhoe
Battle sign : dibelakang telinga ada
hematom
Berat ringan cedera kepala dan perbaikan atau
perburukan tergantung derajat kesadaran
Dipakai skala koma Glasgow (Glasgow Coma
Scale : GCS)
Klasifikasi berdasarkan derajat
kesadaran (GCS)
a. Minimal (simple head injury)
GCS15, tidak ada penurunan kesadaran, tidak
ada amnesia pasca cedera (APC), tidak ada
defisit neurologi
b. Trauma kapitis ringan (mild head injury)
GCS 13-15, CT Scan normal, tidak ada lesi
operatif, pingsan <30 menit, rawat rumah
sakit <48 jam, APC < 1jam
c. Trauma kapitis sedang (moderate head injury)
GCS 9-12 dan dirawat > 48 jam atau GCS >12
tetapi ada lesi operatif intra kranial atau CT
Scan abnormal, pingsan >30 menit-24 jam
APC 1-24 jam
d. Trauma kapitis berat (severe head injury)
GCS < 9 yang menetap dalam 48 jam setelah
trauma, pingsan >24 jam, APC > 7 hari
Amnesia Pasca Cedera (APC)
Adalah bentuk gangguan kognitif tersering pada
cedera kepala akut
Lamanya APC : mulai saat cedera sampai penderita
mampu mengingat kejadian sehari-hari
disekitarnya
Alat ukur : test orientasi dan amnesia galveston
(TOAG)
Bila nilai TOAG > 75 tanda APC telah berakhir
Nilai TOAG = 100 Total nilai kesalahan
Bila nilai TOAG 75 amnesia sudah hilang
Test Orientasi dan Amnesia Galveston (TOAG)
Nilai kesalahan
1. Siapa nama saudara ? . (2) ( )
Kapankah saudara dilahirkan ? (4) ( )
Dimanakah saudara tinggal ? . (4) ( )
2. Dimana saudara berada sekarang ? Kota . (5) Rumah sakit. (5) ( )
3. Kapankah saudara dibawa ke rumah sakit ini ? .(5) ( )
Bagaimanakah caranya saudara sampai disini ? . (5) ( )
4. Kejadian pertama apakah yang saudara ingat setelah kecelakaan (5), ( )
jelaskan lebih terperinci (misalnya waktu tempat, nama kawan) (5) ( )
5. Jelaskan kejadian terakhir apa saja yang saudara ingat sebelum kecelakaan . (5) ( )
Dapatkeh saudara jelaskan secara terperinci
misalnya waktu, tempat, nama kawan ? . (5) ( )
6. Jam berapa sekarang ?. (tiap beda jam nilai kesalahan 1, maksimal 5) ( )
7. Hari apa sekarang ? . (tiap beda 1 hari nilai kesalahan 1) ( )
8. Tanggal berapa sekarang ?. (tiap beda 1 kesalahan 1) ( )
9. Bulan apa sekarang ? .. (tiap beda 1 bulan nilai kesalahan5, maksimal nilai 15) ( )
10. Tahun berapa sekarang ? . (tiap beda 1 tahun nilai kesalahan 10, maksimal nilai 30) ( )
Total kesalahan
Prognosis untuk dapat kembali bekerja
APC < 1 jam : dapat kembali bekerja setelah 1
bulan
APC < 1 hari : dapat kembali bekrja setelah 2
bulan
APC < 1 minggu : dapat kembali bekerja setelah
4 bulan
APC > 1 minggu : tidak dapat bekerja antara 1
tahun atau lebih

Anda mungkin juga menyukai