Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter
BAB 1
PENDAHULUAN
A. KARAKTER
1. Karakter adalah watak atau tabiat yaitu sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran
dan tingkah laku yang membedakan sseorang dari yang lainnya.
2. Menurut megawangi ( 2007) karakter (watak) adalah istilah yang diambil dari bahasa Yunani yang
berarti to mark(menandai), yaitu menendai tindakan atau tingkah laku seseorang.
3. Koesma(2007) mendefinisikan karakter sebagai kondisi dinamis struktur antropologis individu, yang
tidak mau sekedar berhenti atas determinasi kodratinya,melainkan juga usaha hidup untuk menjadi
semakin integral mengatasi determinasi alam dalam dirinya sebagai proses penyempurnaan dirinya terus
menerus.
3. DcRoche dkk.(1999) membedakan antara karakter
personal dengan karakter sipil, yaitu :
PENTINGNYA
PENDIDIKAN KARAKTER
A. Makna Pendidikan Karakter
Dengan mencermati uraian tentang
pengertian dan tujuan pendidikan di
dalam keluarga dan sekolah, akan
terlihat bahwa pendidikan keluarga dan
sekolah sebenarnya sangat erat
kaitannya dengan pendidikan karakter.
Atau pendidikan nilai juga bertujuan
agar peserta didik menjadi warga negara
yang baik.
Pendidikan karakter merupakan proses
pembudayaan dan pemanusiaan. Pendidikan
karakter akan mengantarkan warga belajar
dengan potensi yang dimilikinya dapat menjadi
insan-insan yang beradab, dengan tetap
berpegang teguh pada nilai-nilai kemanusiaan,
nilai-nilai kehambaan dan kekhalifahan.
Dalam konteks keindonesiaan pendidikan
karakter adalah proses menyaturasakan
sistem nilai kemanusiaan dan nilai-nilai
budaya indonesia dalam dinamika kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Pendidikan karakter bangsa merupakan
suatu proses pembudayaan dan
transformasi nilai-nilai kemanusiaan dan
nilai-nilai budaya bangsa (indonesia) untuk
melahirkan insan atau warga negara yang
berperadaban tinggi, warga negara yang
berkarakter.
Dengan demikian, Pendidikan Karakter
sebenarnya sebagai upaya kembali ke
hakikat pendidikan yang sesungguhnya.
Dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003
tentang sisdiknas bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
B. Paradigma Pendidikan Karakter di
Indonesia
Pemerintah Indonesia melalui
Kementerian Pendidikan Nasional sudah
mencanangkan penetapan pendidikan
karakter untuk semua tingkat pendidikan ,
dari SD- Perguruan Tinggi.
Menurut Mendiknas, Pembentukan
karakter perlu dilakukan sejak usia dini,
jika sudah terbentuk maka tidak akan
mudah mengubah karakter seseorang.
Munculnya gagasan program pendidikan
karakter di Indonesia , bisa dimaklumi
sebab selama ini dirasakan, proses
pendidikan dirasakan belum berhasil
membangun manusia Indonesia yang
berkarakter. Bahkan banyak yang
menyebut pendidikan telah gagal, karena
banyak lulusan sekolah/sarjana yang
piawai dalam menjawab soal ujian,
berotak cerdas, tetapi mental dan
moralnya lemah.
Budayawan Mochtar Lubis (1977),
memberikan deskripsi karakter bangsa
Indonesia dengan sangat negatif.Mochtar
Lubis mendeskripsikan ciri-ciri umum
manusia Indonesia sebagai berikut
Hipokratik
Enggan bertanggung jawab
Berjiwa Feodal
Percaya Takhayul
Lemah karakter
Cenderung Boros
Suka jalan pintas
Pendidikan Karakter adalah perkara besar.
Ini masalah bangsa yang sangat serius.
Bukan urusan Kementerian Pendidikan
semata. Presiden, menteri, anggota DPR,
dan para pejabat lainnya harus memberi
teladan. Jangan minta rakyat hidup
sederhana , hemat BBM, tapi rakyat dan
anak didik dengan jelas melihat para
pejabat sama sekali tidak hidup
sederhana
BAB III
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
KARAKTER DI INDONESIA
A. Hakikat Pendidikan
Hakikat proses pendidikan adalah
sebagai upaya untuk mengubah prilaku
individu atau kelompok agar memiliki
niilai-nilai yang disepakati berdasarkan
agama, filsafat, ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan
keamanan.
Hakikat Pendidikan adalah kemampuan
untuk mendidik diri sendiri.
Dalam konteks ajaran islam hakikat
pendidikan adalah mengembalikan nilai-
nilai ilahiyah pada manusia (fitrah)
dengan bimbingan Al quran da assunnah
(Hadits).sehingga menjadi manusia yang
berakhlaqul karimah (insan kamil).
Hakikat Pendidikan dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Pendidikan Merupakan proses interksi
manusiawi.
Pendidikan merupakan usaha penyiapan
subjek.
Pendidikan meningkatkan kualitas
kehidupan pribadi dan masyarakat
Pendidikan berlangsung seumur hidup
Menurut Prof. Richy dalam buku Planing
for Teaching and Introduction to
Education
Istilah pendidikan berkenaan dengan
fungsi yang luas dari pemeliharaan dan
perbaikan kehidupan suatu bangsa
(masyarakat) terutama membawa warga
masyarakat yang baru (generasi muda)
bagi penunaian kewajiban dan tanggung
jawabnya dalam masyarakat.
B. Pendidikan di Sekolah
Sekolah memegang peranan penting
dalam proses sosialisasi anak, walaupun
sekolah merupakan hanya salah satu
lembaga yang bertanggung jawab atas
pendidikan anak.
Anak itu mengalami suasana yang berbeda
di Sekolah, ia bukan lagi anak istimewa
yang diberi perhatian khusus oleh ibu
guru, melainkan hanya seorang di antara
puluhan murid lainnya di dalam kelas.
1. Sifat- Sifat Pendidikan Sekolah
c. Malaysia
Pendidikan nilai dilakukan di sekolah dasar dan
pengembangannya dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Secara langsung pendidikan nilai di ajarkan
melalui pendidikan moral dan mata pelajaran agama,
sedangkan pendidikan nilai yang tidak secara langsung
dikembangkan melalui sejumlah mata pelajaran lainnya,
seperti program pendidikan kewarganegaraan dan
melalui kegiatan kokurikuler.
d. Cina
Dalam tradisi Cina, pendidikan memiliki
hubungan erat dengan kewajiban moral.
Tradisi ini menempatkan pendidikan nilai
sebagai bagian penting dalam percaturan
pendidikan. Walaupun demikian, dalam
perkembangannya, pendidikan nilai
dihadapkan pada beberapa tantangan.
C. Pendidikan Moral sebagai Terapi Mental
bangsa
Langkah penyembuah dari penyimpangan
perilaku fisik dan mental psikologis
bangsa ini kita mulai dengan pendekatan
agama, pendidikan dan kesejahteraan
material dan spiritual. Yang utama
memerlukan perhatian adalah
membangkitkan kesedaran jiwa untuk
menggairahkan peran hati nurani kiata
sebagai makhluk Tuhan.
Lickona (1992) menekankan pentingnya
tiga komponen karakter yang baik yaitu :
Moral Knowing.
Moral Feeling
Moral Action
BAB V
MENUJU BANGSA
YANG BERKARAKTER
A. Membangun Bangsa Berkarakter
karakter bangsa terbangun atau tidak sangat
tergantung kepada bangsa itu sendiri. Bila
bangsa tersebut memberikan perhatian yang
cukup untuk membangun karakter mak akan
terciptalah bangsa yang berkarakter.
Bila sekolah dapat memberikan pembangunan
karakter kepada muridnya, maka akan tercipta
pula murid berkarakter. Demikian pula
sebaliknya. Kita faham Tuhan tidak merubah
keadaan suatu kaum bial mereka tidak
berusaha melakukan perubahan itu.
Lima pilar karakter luhur bangsa Indonesia:
a) Transendensi : Menyadari bahwa manusia merupakan
ciptaan Tuhan yang maha Esa. Dari kesadaran ini akan
memunculkan sikap penghambaan semata-mata pada
Tuhan yang Esa.
b) Humanisasi : Setiap manusia pada hakikatnya setar di
mat Tuhan kecuali ilmu dan ketakwaan yang
membedakannya. Manusia diciptakan sebagai subyek
yang memiliki potensi
c) Kebinekaan : kesadaran akan adanya sekian banyak
perbedaan di dunia. Akan tetapi, mampu mengambil
kesamaan untuk menumbuhkan kekuatan, Persatuan
Indonesia :
d) Liberasi : Pembebasan ats penindasan sesama
manusia. Karenanya, tidak dibenarkan adanya
penjajahan manusia oleh manusia.
e) Keadilan : Keadilan merupakan kunci kesejahteraan.
Adil tidak berarti sama, tetapi proporsional. Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
B. Penguatan Melalui Tri Pusat Pendidikan
Perkembangan peserta didik sangat
dipengaruhi oleh lingkungan, lingkungan
sendiri sering diartikan sebagai situasi di
sekitar kita, segala sesuatu di alam
semesta ini yang berada di luar diri anak.
Antara lingkungan dan manusia ada
pengaruh timbal balik, artinya lingkungan
mempengaruhi manusia, dan sebaliknya.
Manusia juga mempengaruhi lingkungan di
sekitarnya. Lingkungan tempat anak
mendapat pendidikan disebut lingkungan
pendidikan.
BAB VII
PENUTUP
Pendidikan karakter dalam konteks
sekarang sangat relevan untuk mangatasi
krisis moral yang terjadi di negara kita. Di
mana sering kita dengar di media audio
visual maupun media cetak hampir tiap
hari ad berita kekrasan, pergaulan seks
bebas, pencurian, pembunuhan yang
dilakukananak usia dini, korupsi bahkan
pemerkosaaan.
Bahkan di dunia pendidikan juga banyak kita
jumpai perilaku penyimpangan seperti jual beli
soal ujian, perilaku mencontek, etika sopan
santun dan masih banyak lagi perilaku-perilaku
yang menyimpang yang terjadi saat ini.
Mengingat waktu terbanyak seorang anak adlah
di rumah dan sekolah mak lembaga pendidikan
dan didikan orang tua lah yang akan sangat
menentukan pembentukan karakter anak hal ini
juga tidak terlepas dari peran pemerintah dalam
bidang pendidikan yakni kurikulum yang tepat
untuk membentuk calon penerus bangsa yang
mempunyai jiwa dan karakter yang matang.
.............................................................
...........................................................
...........................................................
......................THE END......................