Anda di halaman 1dari 14

Tugas

INSPEKSI
(Ultra Sonic Testing Level II)

Anggota : Mahmudi Anshari (10)


Didi Prajudi

Edwin Giovani
KUPLAN DAN ENERGI SUARA
ULTRASONIK
Tujuan utama pemakaian kuplan adalah untuk
menyediakan lintasan suara yang memadai antara
transducer dan permukaan benda uji.

Kegunaan utama couplant adalah untuk membantu membuat permukaan menjadi lebih rata
sehingga gelombang suara yang ditransmisikan tidak tersebar.

Tujuan utama pemakaian kuplan adalah untuk


menyediakan lintasan suara yang memadai antara
transducer dan permukaan benda uji.

Kegunaan utama couplant adalah untuk membantu membuat permukaan menjadi lebih rata
sehingga gelombang suara yang ditransmisikan tidak tersebar.
Sifat-sifat couplant :
Dalam couplant tidak boleh ada udara
karena udara adalah konduktor yang buruk
untuk suara
Couplant menghaluskan permukaan sampel
yang kasar
Couplant harus mudah dipakai dan mudah
dihapus. Couplant juga tidak boleh merusak
permukaan sampel.
Couplant biasanya terbuat dari minyak atau air
dicampur dengan gliserin (perbandingan air
dengan gliserine 2 : 1). Couplant yang lebih
berat seperti gemuk atau minyak yang berat
dapat digunakan pada permukaan yang vertikal
atau kasar.

Permukan sampel sangat mempengaruhi


perambatan gelombang ultrasonik. Permukaan
yang kasar dapat mengakibatkan efek yang
tidak diinginkan seperti amplitudo
diskontinuitas dan permukaan belakang yang
tidak terbaca karena distorsi pada arah
gelombang
Permukaan yang berkontur atau membentuk
sudutdapat menimbulkan indikasi CRT yang
disalahartikan sebagai indikasi diskontinuitas.

Indikasi-indikasi palsu (atau nonrelevant) dihasilkan


dari gelombang suara yang dipantulkan oleh bidang
batas spesimen dan diterima kembali oleh transducer
dalam jangka waktu yang sama dengan waktu yang
diperlukan bagi pantulan suara dari diskontinuitas
kembali ke transducer.
Struktur butiran memiliki pengaruh besar pada sifat
akustik material.
Baja tempa umumnya memiliki struktur butiran halus dan efek
peredaman yang rendah terhadap gelombang suara yang
melaluinya. Sebaliknya, benda cor umumnya memiliki struktur
butiran yang lebih sulit dilalui gelombang suara.
Perhatikan bahwa struktur butiran kasar muncul sebagai
indikasi berulang tak beraturan yang kadang kala disebut
grass, hash, atau noise. Struktur butiran halus memiliki
pola yang relatip bersih dengan indikasi indikasi permukaan
depan dan belakang yang tajam.
Jika posisi diskontinuitas tidak tegak lurus (90 derajat)
terhadap gelombang datang, gelombang pantul juga
akan membentuk sudut. Seperti terlihat di bawah,
hasilnya berupa pengurangan amplitudo indikasi
diskontinuitas yang dimunculkan pada layar CRT.

Pada posisi A, terjadi amplitudo maksimum dan indikasi


diskontinuitas yang tajam dan indikasi permukaan
belakang dengan amplitudo agak rendah. Saat
transducer digerakkan pada posisi B, amplitudo indikasi
diskontinuitas akan turun dan amplitudo indikasi
permukaan belakang cenderung naik sedikit karena
bagian gelombang datang yang melewati diskontinuitas
lebih besar.

Perhatikan bahwa pada posisi B, indikasi diskontinuitas


yang muncul pada layar CRT tidak hanya turun
amplitudonya, namun juga cenderung melebar dalam
jangka waktu yang lebih lama.

Pada posisi C, indikasi diskontinuitas berada pada posisi


terendah, atau bahkan tak terlihat sama sekali dan
indikasi permukaan belakang memiliki amplitudo seperti
halnya pada spesimen yang tidak ada diskontinuitasnya.
Dua teknik dasar yang digunakan untuk menentukan dan
mengevaluasi diskontinuitas sudut:
1. PENGUJIAN KONTAK menggunakan PROBE SUDUT dengan
baji plastik untuk mengubah arah perambatan gelombang.
2. PENGUJIAN IMMERSION menggunakan air sebagai kuplan,
dan dengan memiringkan transducer untuk memperoleh arah yang
diinginkan.

Bentuk atau kondisi permukaan sebuah diskontinuitas mempengaruhi


indikasi pada layar CRT. Sebuah diskontinuitas yang memiliki
permukaan kasar akan cenderung menyebarkan gelombang pantul
jika dibandingkan dengan diskontinuitas dengan permukaan halus.
Inklusi nonlogam biasanya kasar dan akan menyebarkan suara
melebihi diskontinuitas
yang berbentuk retakan.
UDARA adalah media perambatan getaran ultrasonik yang
BURUK. Oleh karenanya, harus digunakan kuplan untuk meneruskan
energi dari
transducer ke benda uji. Air adalah kuplan yang umum dipakai seperti
ditunjukkan dalam gambar di bawah:

Bagian terbesar dari energi ultrasonik terkonsentrasi sepanjang garis pusat berkas
suara. Cuping sekunder atau sisi terbentuk pada permukaan transducer dan
memancar dari arah perambatan gelombang suara utama.
Cuping-cuping sekunder menunjukkan daerahdaerah dengan intensitas
tinggi dan rendah pada tepi-tepi berkas suara dan dekat dengan transducer.
Akibat cuping sekunder, lebar efektip dari berkas transducer menjadi lebih kecil
daripada lebar fisik/aktual dari transducer tersebut.
Diameter transducer memiliki pengaruh yang besar pada berkas suara
yang dipancarkan ke dalam sebuah media.
Untuk frekuensi tertentu, transducer berdiameter lebih kecil memiliki
sudut penyebaran gelombang lebih besar dibandingkan dengan
transducer berdiameter lebih besar seperti dalam gambar:
Transducer mana di bawah ini yang memiliki
penyebaran gelombang paling kecil?

Transducer B memiliki diameter terbesar dan frekuensi tertinggi


sehingga memiliki penyebaran gelombang terkecil.

Anda mungkin juga menyukai