0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
117 tayangan21 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang modifikasi pati, termasuk definisi pati dan modifikasi pati, karakteristik pati, prinsip dasar modifikasi pati, dan beberapa metode modifikasi pati seperti hidrolisis asam, ikatan silang, oksidasi, dan pregelatinisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang modifikasi pati, termasuk definisi pati dan modifikasi pati, karakteristik pati, prinsip dasar modifikasi pati, dan beberapa metode modifikasi pati seperti hidrolisis asam, ikatan silang, oksidasi, dan pregelatinisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang modifikasi pati, termasuk definisi pati dan modifikasi pati, karakteristik pati, prinsip dasar modifikasi pati, dan beberapa metode modifikasi pati seperti hidrolisis asam, ikatan silang, oksidasi, dan pregelatinisasi.
KELOMPOK 7 Annisa Nurul Firda Nuzul Al-Qori Siti Rahmawati KELAS 4 KC DOSEN PEMBIMBING : YUNIAR, S.T., M. Si. PENDAHULUAN
Dalam perdagangan dikenal dua macam pati yaitu
pati yang belum dimodifikasi dan pati yang telah dimodifikasi.Pati yang belum dimodifikasi atau pati biasa adalah semua jenis pati yang dihasilkan dari pabrik pengolahan dasar misalnya tepung tapioka,salad,mayonaise,marmaladea,coklat dll
Modifikasi disini dimaksudkan sebagai perubahan
struktur molekul dari yang dapat dilakukan secara kimia, fisik maupun enzimatis. Pati alami dapat dibuat menjadi pati termodifikasi atau modified starch, dengan sifat-sifat yang dikehendaki atau sesuai dengan kebutuhan. DEFINISI PATI DAN MODIFIKASI PATI Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan -glikosidik, yang banyak terdapat pada tumbuhan terutama pada biji-bijian, umbi-umbian Karakteristik pati Bentuk dan ukuran granula tersusun paling sedikit oleh tiga komponen utama yaitu amilosa, amilopektin dan material antara seperti, protein dan lemak Umumnya pati mengandung 15 30% amilosa, 70 85% amilopektin dan 5 10% material antara Modifikasi adalah pati yang gagus hidroksinya telah mengalami perubahan dengan reaksi kimia yang dapat berupa esterifikasi, eterifikasi, atau oksidasi. Pati yang telah termodifikasi akan mengalami perubahan sifat yang dapat disesuaikan untuk keperluan-keperluan tertentu. Sifat-sifat yang diinginkan adalah : kecerahannya lebih tinggi (pati lebih putih) retrogradasi yang rendah kekentalannya lebih rendah gel yang terbentuk lebih jernih tekstur gel yang di bentuk lebih lembek kekuatan regang yang rendah granula pati lebih mudah pecah waktu dan suhu gelatinisasi yang lebih tinggi serta waktu dan suhu granula pati untuk pecah lebih rendah. Prinsip dasar untuk memperoleh produk pati termodifikasi ada 7 yaitu sebagai berikut : 1. Thin Boilling Starch 2. Pati teroksidasi 3. Pregelatinized Starch 4. Pati ikatan silang (cross-linking) 5. Dekstrin 6. Turunan pati 7. Siklodekstrin (CD) MACAM-MACAM METODE MODIFIKASI PATI o Modifikasi dengan hidrolisis asam
o Modifikasi dengan ikatan silang (cross-
linking) o Modifikasi dengan oksidasi
o Modifikasi dengan derivitisasi (subtitusi)
o Modifikasi dengan Pre Gelatinisasi
Karakteristik Pati a. Struktur Pati Granula pati beras memiliki ukuran yang kecil (3-8 m), berbentuk poligonal dan cenderung terjadi agregasi atau bergumpal-gumpal. Granula pati jagung agak lebih besar (sekitar 15 m), berbentuk bulat ke arah poligonal. Granula tapioka berukuran lebih besar (sekitar 20 m), berbentuk agak bulat dan pada salah satu bagian ujunnya berbentuk kerucut. Granula pati gandum cenderung berkelompok dengan berbagai ukuran. Ukuran normalnya adalah 18 m, granula yang lebih besar berukuran rata-rata 24 m dan granula yang lebih kecil berukuran 7-8 m. Bentuk granula pati gandum adalah bulat sampai lonjong. Pati kentang berbentuk oval dan sangat besar, berukuran rata-rata 30-50 m. Karakteristik granula pati
Pati Tipe Diameter (m) Bentuk
Jagung Biji-bijian 15 Melingkar, poliginal
Kentang Umbi-umbian 33 Oval, bulat
Gandum Biji-bijian 15 Melingkar, lentikuler
Tapioca Umbi-umbian 33 Oval, kerucut potong
Granula pati a. Amilosa Amilosa merupakan polimer yang tersusun dari glukosa sebagai monomernya. Tiap-tiap monomer terhubung dengan ikatan 1.6-glikosidik. Amilosa merupakan polimer yang tidak bercabang. Meskipun sebenarnya amylosa dihidrolisa dengan -amilase pada beberapa jenis pati tidak diperoleh hasil didrolisis yang sempurna (Bank, 1973), -amilasi menghidrolisis amilosa menjadi unit-unit residu glukosa dengan memutus ikatan -(1,4) dari ujung non pereduksi rantai amilosa menghasilkan maltose. b. Amilopektin Amilopektin merupakan polisakarida yang tersusundari monomer -glokusa. Walaupun tersusun dari monomer yang sama, amilopektin berbeda dengan klarakteristik fisiknya. Secara structural, amilopektin terbentuk dari rantai glukosa yang terikat dengan ikatan 1.6-glikosidik sama dengan amilosa, namun, pada amilopektin terbentuk cabang-cabang dengan ikatan 1,4-glikosidik.
Dalam produk makanan amilopektin bersifat merangsang
terjadinya proses mekar (puffing)dimana produk makanan yang kandungan amilopektinnya tinggi akan bersifat ringan, porus, garing dan renyah. Kebalikanya,pati yang mengandung amilosa tinggi, cenderung menghasilkan produk yang keras, pejal, karena proses mekarnya secara terbatas. Dewasa ini metode yang banyak digunakan untuk memodifikasi pati adalh modifikasi dengan asam, modifikasi dengan enzim, modifikasi dengan oksidasi dan modifikasi ikatan silang. Setiap metode modifikasi tersebut menghasilkan pati termodifikasi dengan sifat berbeda-beda. Modifikasi dengan asam akan menghasilkan pati dengan sefat lebih encer jika dilarutkan, lebih mudah larut, dan berat molekulnya lebih rendah. Modifikasi dengan enzim, biasanya menggunakan enzim alfaamilase, manghasilkan pati yang kekentalannya setabil pada suhu panas maupun pati dengan sifat lebih jernih, kekuatan regangan dan kekentalannya lebih rendah. Sedangkan modifikasi dengan ikatan silang menghasilkan pati yang kekentalannya tinggi jika dibuat larutan dan lebih tahan perlakuan mekanis. MODIFIKASI DENGAN HIDROLISIS ASAM
Dengan pemberian asam akan dihasilkan
pati termodifikasi dengan beberapa sifat yang membuat produk ini dapat diterima oleh konsumen. Perlakuan pati di bawah titik pembentukan gel pada larutan asam akan menghasilkan produk dengan viskositas pasta panas yang rendah dan mempunyai rasio viskositas pasta dingin dan panas yang tinggi dan angka alkali (alkalinumber) yang tinggi dari pati-pati alami. Demikian halnya dalam pemecahan granula pati oleh air panas tidak sama dengan pati alami walaupun mempunyai bentuk granula yang hampir sama dan memperlihatkan birefringece yang sama dengan pati alami. MODIFIKASI DENGAN IKATAN SILANG (CROSS- LINKING)
Pati ikatan silang dibuat dengan
menambahkan cross-linking agent dalam suspensi pati pada suhu tertentu dan pH yang sesuai. Dengan sejumlah cross-linking agent, viskositas tertinggi dicapai pada temperatur pembentukan yang normal dan viskositas ini relatif stabil selama konversi pati. Peningkatan cross-linking viskositas mungkin tidak mencapai maksimum tapi secara perlahan-lahan meningkat sampai pemasakan yang normal, tapi ini tidak untuk semua pati karena ada bahan lain yang terdapat dalam pati yang dapat mempengaruhi kecepatan dan perluasan pengembangan misalnya gula. MODIFIKASI DENGAN OKSIDASI
Pati dapat dioksidasi dengan aktivitas
dari beberapa zat pengoksidasi dalam suasana asam, netral atau larutan alkali. Schoch et al. (1959) mengemukakan bahwa mekanisme pembentukan gel dan retrogradasi diakibatkan oleh pembentuk ikatan hidrogen antar gugus hidroksi rantai amilosa dengan molekul amilosa lain. Oksidasi dari gugus OH ini mencegah ikatan hidrogen mengisi rantai polimer dan gel yang diproduksi teksturnya lembek dan pendek dari pati alami. MODIFIKASI DENGAN DERIVITISASI (SUBTITUSI)
Modifikasi dengan substitusi dapat
dilakukan dengan mensubstitusi beberapa gugus -OH pada molekul amilosa atau amilopektin dengan senyawa pensubstitusi sehingga dihasilkan ester pati. Tujuan utama dari modifikasi dengan substitusi adalah untuk menghambat laju retrogradasi pati yang disebabkan oleh terhambatnya pembentukan ikatan hidrogen dari molekul amilosa dan amilopektin oleh gugus ester yang terbentuk. Pati yang dimodifikasi dengan substitusi juga mengalami penurunan suhu gelatinisasi, peningkatan viskositas, memiliki kemampuan mengikat air lebih tinggi dan menghasilkan pasta yang lebih MODIFIKASI DENGAN PRE GELATINISASI
Pregelatinisasi merupakan teknik
modifikasi pati secara fisik yang paling sederhana yang dilakukan dengan cara memasak pati di dalam air sehingga tergelatinisasi sempurna, kemudian mengeringkan pasta pati yang dihasilkan dengan menggunakan spray dryer atau drum dryer. Karena sudah mengalami gelatinisasi, maka pati pregelatinisasi tidak lagi memiliki penampakan granula pati. Pati pregelatinisasi bersifat instan, dimana dapat larut dalam dalam air dingin (cold water soluble). Pati pre gelatinisasi di antaranya dapat digunakan untuk formulasi makanan bayi dan pudding. GELATINISASI DAN RETROGRADASI Gelatinisasi merupakan fenomena pembentukan gel yang diawali dengan pembengkakan granula pati akibat penyerapan air.
Perubahan yang terjadi pada
granula pati selama proses gelatinisasi Retrogradasi berakibat terbentuk gel yang tegar. Laju retrogradasi dipengaruhi oleh suhu, ukuran, bentuk, dan kepekatan molekul molekul pati oleh keberadaan bahan lain. Retrogradasi juga digunakan sebagai penentu tekstur dan reologi. Retrogradasi ini menyebabkan pengerutan dan sineresis gel pati, jika dibiarkan lama dan pengaruhnya makin besar jika pangan dibekukan dan kemudian dilelehkan. APLIKASI MODIFIKASI PATI Banyak produk serealia yang menggunakan teknik modifikasi pati untuk meningkatkan kualitas dari sifat pati alami itu sendiri. Beberapa contohnya adalah: Pembuatan Mie Instan dari Jagung Pembuatan Beras instan Beras Jagung Instan KESIMPULAN Pati termodifikasi adalah pati yang gugus hidroksinya telah mengalami perubahan dengan reaksi kimia yang dapat berupa esterifikasi, eterifikasi atau oksidasi. Modifikasi dapat dilakukan dengan berbagai metode yaitu : o Modifikasi dengan hidrolisis asam o Modifikasi dengan ikatan silang (cross- linking) o Modifikasi dengan oksidasi o Modifikasi dengan derivitisasi (subtitusi) o Modifikasi dengan Pre Gelatinisasi