Anda di halaman 1dari 75

ASURANSI SYARIAH

BLOK KEDKEL
MEI 2013
AMIR MAHMUD



Konsep-konsep :
TAMIN/TAKAFUL/ASURANSI SYARIAH

takaful :kafala, yakfulu, takafala,


yatakafulu, takaful : pertanggungan atau
saling menanggung (QS. Thaha 20:40)
Konsep-konsep :
TAMIN/TAKAFUL/ASURANSI SYARIAH

Asuransi disebut At-tamin ( ) yang


berasal dari kata ( ) yang memiliki arti
memberi perlindungan, ketenangan, rasa aman
dan bebas dari rasa takut,
At-tamin, yaitu : Mentaminkan sesuatu, artinya
seseorang membayar/ menyerahkan uang
cicilan agar ia atau ahli warisnya mendapatkan
sejumlah uang sebagaimana yang telah
disepakati, atau untuk mendapatkan ganti
terhadap hartanya yang hilang.
Konsep-konsep :
TAMIN/TAKAFUL/ASURANSI SYARIAH

Asuransi Syariah (Tamin, Takaful atau


Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan
tolong menolong di antara sejumlah orang/
pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/
atau tabarru yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu
melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan
syariah.
Akad yang sesuai dengan syariah adalah yang
tidak mengandung gharar (penipuan), maysir
(perjudian), riba, dzulm (penganiayaan), risywah
(suap), barang haram dan maksiat.
Asal Mula Asuransi Syariah: Al-Aqila
Al-Aqilah yaitu saling memikul atau bertanggung jawab untuk
keluarganya. Jika salah seorang dari anggota suatu suku terbunuh
oleh anggota satu suku yang lain, maka pewaris korban akan
dibayar dengan uang darah (diyat) sebagai konpensasi oleh
saudara terdekat dari pembunuh. Saudara terdekat dari pembunuh
disebut aqilah. Lalu mereka mengumpulkan dana (al-kanzu) yang
diperuntukkan membantu keluarga yang terlibat dalam
pembunuhan tidak disengaja.
Ibnu Hajar Al-Asqolani : sistem Aqilah ini diterima dan menjadi
bagian dari hukum Islam. Hal ini terlihat dari hadits yang
menceritakan pertengkaran antara dua wanita dari suku Huzail,
dimana salah seorang dari mereka memukul yang lainnya dengan
batu hingga mengakibatkan kematian wanita tersebut dan juga
bayi yang sedang dikandungnya. Pewaris korban membawa
permasalahan tersebut ke Pengadilan. Rasulullah memberikan
keputusan bahwa konpensasi bagi pembunuh anak bayi adalah
membebaskan budak, baik laki-laki maupun wanita. Sedangkan
konpensasi atas membunuh wanita adalah uang darah (diyat) yang
harus dibayar oleh Aqilah (saudara pihak ayah) dari yang tertuduh.
Asal Mula Asuransi Syariah: Al-Aqila
Al-Aqilayaitu perjanjian jaminan, dimana
seorang penjamin menjamin seseorang yang
tidak memiliki waris dan tidak dikeketahui
ahli warisnya. Penjamin setuju untuk
menanggung bayaran dia, jika orang yang
dijamin tersebut melakukan jinayah. Apabila
orang yang dijamin meninggal, maka
penjamin boleh mewarisi hartanya
sepanjang tidak ada ahli warisnya.(Az
Zarqa dalam Aqdud Tamin).

Asal Mula Asuransi Syariah:at-Tanahud

Tanahud merupakan ibarat dari makanan yang


dikumpulkan dari para peserta safar yang dicampur
menjadi satu. Kemudian makanan tersebut
dibagikan pada saatnya kepada mereka, kendati
mereka mendapatkan porsi yang berbeda-beda.
sebuah riwayat, "Marga Asyari (Asyariyin) ketika
keluarganya mengalami kekurangan makanan, maka
mereka mengumpulkan apa yang mereka miliki
dalam satu kumpulan. Kemudian dibagi diantara
mereka secara merata. Mereka adalah bagian dari
kami dan kami adalah bagian dari mereka." (HR.
Bukhari)
Asal Mula Asuransi Syariah: Aqd Al-hirasah

Yaitu kontrak pengawal keselamatan. Di


dunia Islam terjadi berbagai kontrak
antar individu, misalnya ada individu
yang ingin selamat lalu ia membuat
kontrak dengan seseorang untuk
menjaga keselamatannya, dimana ia
membayar sejumlah uang kepada
pengawal, dengan konpensasi
kemanannya akan dijaga oleh pengawal
Asal Mula Asuransi Syariah: dhiman khatr
thariq
Kontrak ini merupakan jaminan
keselamatan lalu lintas. Para pedagang
muslim pada masa lampau ingin
mendapatkan perlindungan keslamatan,
lalu ia membuat kontrak dengan orang-
orang yang kuat dan berani di daerah
rawan. Mereka membayar sejumlah uang,
dan pihak lain menjaga keselamatan
perjalanannya
Hukum dan landasan asuransi

Hukum asuransi :
asuransi konvensional
haram (unsure gharar,
maisir, dan riba)
boleh (kemaslahatan)
Hukum dan landasan asuransi
Landasan hukum asuransi syariah
hukum muamalah bersifat terbuka/ibahah
al-Quran dan sunnah tidak menyebutkan
secara nyata/eksplisit maupun implicit
hanya prinsip-prinsip umum saja
dasar hukum asuransi :
QS. Al-Maidah 2
UU no.2 Tahun 1992
Fatwa DSN-MUI No.21/DSN-MUI/X/2001
tentang pedoman umum asuransi syariah.
Kendala perkembangan asuransi
syariah :
Menurut jafril Khalil:
umat Islam sendiri, apakah berani melakasanakan
asuransi walaupun dengan belum ada regulasi tersendiri
dari pemerintah
belum adanya peraturan pemerintah secara
komprehensif tentang asuransi syariah
kesiapan umat Islam untuk mendukung bisnis asuransi
syariah
menurut Syakir sula :
kurang sosialisasi
tenaga ahli asuransi syariah
dukungan umat
dukungan pemerintah
Prinsip-prinsip asuransi syariah

saling bertanggung jawab


saling bekerjasama atau saling membantu
saling melindungi penderitaan satu sama
lain.
menghindari unsure gharar dan riba.
Prinsip saling bertanggung jawab :

hadis: Kedudukan hubungan persaudaraan dan perasaan orang-


orang beriman antara satu dengan lain seperti satu tubuh (jasad)
apabila satu dari anggotanya tidak sehat, maka akan berpengaruh
kepada seluruh tubuh (HR. Bukhari dan Muslim)
hadis: Seorang mukmin dengan mukmin yang lain (dalam suatu
masyarakat) seperti sebuah bangunan di mana tiap-tiap bagian
dalam bangunan itu mengukuhkan bagian-bagian yang lain (HR.
Bukhari dan Muslim)
hadis : Setiap kamu adalah pemikul tanggung jawab dan setiap
kamu bertanggung jawab terhadap orang-orang yang di bawah
tanggung jawabmu (HR. Bukhari dan Muslim)
hadis: Seseorang tidak dianggap beriman sehingga ia mengasihi
saudaranya sebagaimana ia mengasihi dirinya sendiri (HR.
Bukhari)
hadis : Siapa saja tidak dianggap beriman sehingga ia mengasihi
saudaranya sebagaimana ia mengasihi dirinya sendiri(HR. Bukhari)
Prinsip saling bekerjasama atau saling membantu
QS. Al-Maidah 2 :bekerjasamalah kamu pada
perkara-perkara kebaikan dan takwa, dan
jangan bekerja sama dalam perkara-perkara
dosa dan permusuhan.
Hadis: Siapa yang memenuhi hajat saudaranya,
Allah akan memenuhi hajatnya(HR. Bukhari,
Muslim dan Abu Dawud)
Hadis: Allah senatiasa menolong hamba selagi
hamba itu menolong saudaranya(HR. Ahmad
dan Abu Dawud)
Prinsip saling melindungi penderitaan satu
sama lain
QS. Al-Quraisy : 4
QS. Al-Baqarah 126
Hadis : Sesungguhnya seorang yang beriman ialah
siapa yang boleh memberi keselamatan dan
perlindungan terhadapharta dan jiwa raga manusia (HR.
Ibnu Majah)
Hadis: Demi diriku dalam kekuasaan Allah, bahwa
siapapun tidak masuk surga kalau tidak memberi
perlindungan tetangganya yang terhimpi(HR. Ahmad)
Hadis: Tidak sah iman seseorang itu kalau ia tidur
nyenyak dengan perut kenyang, sedangkan tetangganya
kelaparan(HR. al-Bazzar)



( )

Dari Nu'man bin Basyir ra, Rasulullah SAW bersabda,"


Perumpamaan persaudaraan kaum muslimin dalam
cinta dan kasih sayang diantara mereka adalah
seumpama satu tubuh. Bilamana salah satu bagian
tubuh merasakan sakit, maka akan dirasakan oleh
bagian tubuh yang lainnya, seperti ketika tidak bisa tidur
atau ketika demam." (HR. Muslim)
Bentuk-bentuk muamalah di atas (Al-Aqilah, Al-Muwalah, At-Tanahud, dsb)
karena memiliki kemiripan dengan prinsip-prinsip asuransi Islam, oleh
sebagian ulama dianggap sebagai embrio dan acuan operasional asuransi
Islam yang dikelola secara profesional. Bedanya, sistem muamalah tersebut
didasari atas amal tathawwu dan tabarru yang tidak berorientasi pada profit.
2) Kemudian secara syakliyah, bentuk-bentuk akad di atas memang
memiliki kemiripan dengan asuransi, meskipun beberapa diantaranya
dipertanyakan 'pengakuan' Islam terhadap akad tersebut. Seperti Al-
Muwalat, yang sebenarnya merupakan satu sistem pewarisan dalam pola
kehidupan jahiliyah, yang pada masa peralihan zaman permulaan Islam
memang diakui. Namun kemudian Islam menetapkan sistim mawarisnya
sendiri sehingga akad tersebut tidak mempunyai wujud lagi.
3) Lalu pada Aqilah, yang justru 'pembayar premi' tidak mendapatkan
'manfaat' dari preminya tersebut, karena diperuntukkan bagi orang lain. Hal
ini menunjukkan terdapat perbedaan syakliyah antara asuransi dengan
Aqilah. Hal serupa juga terjadi pada akad Dhaman Khatr Tariq, dimana
penjamin memberikan jaminannya secara sukarela, dan tidak berdasarkan
'premi' yang dibayar oleh terjamin.
Fatwa MUI ttg Asuransi Syariah : ketentuan umum
Asuransi Syariah (Tamin, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling
melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui
investasi dalam bentuk aset dan / atau tabarru yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan)
yang sesuai dengan syariah.
Akad yang sesuai dengan syariah yang dimaksud pada point (1) adalah
yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba,
zhulm (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat.
Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan
komersial.
Akad tabarru adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan
kebajikan dan tolong-menolong, bukan semata untuk tujuan komersial.
Premi adalah kewajiban peserta Asuransi untuk memberikan sejumlah
dana kepada perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam
akad.
Klaim adalah hak peserta Asuransi yang wajib diberikan oleh perusahaan
asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad.
Kedua: Akad dalam Asuransi
Akad yang dilakukan antara peserta dengan perusahaan
terdiri atas akad tijarah dan / atau akad tabarru'.
Akad tijarah yang dimaksud dalam ayat (1) adalah
mudharabah. Sedangkan akad tabarru adalah hibah.
Dalam akad, sekurang-kurangnya harus disebutkan :

hak & kewajiban peserta dan perusahaan;

cara dan waktu pembayaran premi;

jenis akad tijarah dan / atau akad tabarru serta syarat-syarat


yang disepakati, sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan.
Kedudukan Para Pihak dalam Akad Tijarah &
Tabarru

Dalam akad tijarah (mudharabah), perusahaan


bertindak sebagai mudharib (pengelola) dan
peserta bertindak sebagai shahibul mal
(pemegang polis);
Dalam akad tabarru (hibah), peserta
memberikan hibah yang akan digunakan untuk
menolong peserta lain yang terkena musibah.
Sedangkan perusahaan bertindak sebagai
pengelola dana hibah.

Keempat : Ketentuan dalam Akad Tijarah


& Tabarru
Jenis akad tijarah dapat diubah menjadi
jenis akad tabarru' bila pihak yang
tertahan haknya, dengan rela melepaskan
haknya sehingga menggugurkan
kewajiban pihak yang belum menunaikan
kewajibannya.
Jenis akad tabarru' tidak dapat diubah
menjadi jenis akad tijarah.
Jenis Asuransi dan Akadnya
Dipandang dari segi jenisnya : asuransi itu
terdiri atas asuransi kerugian dan asuransi jiwa.

Sedangkan akad bagi kedua jenis asuransi


tersebut adalah mudharabah dan hibah.

.
Keenam : Premi

Pembayaran premi didasarkan atas jenis akad tijarah dan jenis


akad tabarru'.

Untuk menentukan besarnya premi perusahaan asuransi syariah


dapat menggunakan rujukan, misalnya tabel mortalita untuk
asuransi jiwa dan tabel morbidita untuk asuransi kesehatan, dengan
syarat tidak memasukkan unsur riba dalam penghitungannya.

Premi yang berasal dari jenis akad mudharabah dapat


diinvestasikan dan hasil investasinya dibagi-hasilkan kepada
peserta.

Premi yang berasal dari jenis akad tabarru' dapat diinvestasikan


Klaim
Klaim dibayarkan berdasarkan akad yang disepakati pada awal
perjanjian.

Klaim dapat berbeda dalam jumlah, sesuai dengan premi yang


dibayarkan.

Klaim atas akad tijarah sepenuhnya merupakan hak peserta, dan


merupakan kewajiban perusahaan untuk memenuhinya.

Klaim atas akad tabarru', merupakan hak peserta dan merupakan


kewajiban perusahaan, sebatas yang disepakati dalam akad.

Kedelapan : Investasi

Perusahaan selaku pemegang amanah


wajib melakukan investasi dari dana yang
terkumpul.

Investasi wajib dilakukan sesuai dengan


syariah.
Reasuransi dan Pengelolaan
Kesembilan : Reasuransi
Asuransi syariah hanya dapat melakukan reasuransi kepada perusahaan
reasuransi yang berlandaskan prinsip syari'ah.

Kesepuluh : Pengelolaan

Pengelolaan asuransi syariah hanya boleh dilakukan oleh suatu lembaga


yang berfungsi sebagai pemegang amanah.

Perusahaan Asuransi Syariah memperoleh bagi hasil dari pengelolaan dana


yang terkumpul atas dasar akad tijarah (mudharabah).

Perusahaan Asuransi Syariah memperoleh ujrah (fee) dari pengelolaan


dana akad tabarru (hibah).

Kesebelas : Ketentuan Tambahan


Implementasi dari fatwa ini harus selalu dikonsultasikan
dan diawasi oleh DPS.

Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya


atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka
penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi
Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui
musyawarah.

Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan


ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan
sebagaimana mestinya.
MERAWAT ORANG (TUA)
SAKIT
BLOK KEDOKTERAN
KELUARGA
2013

30
Bentuk-bentuk perhatian Islam thd
orang sakit
Memberikan keringanan (rukhsah) dlm
menjalankan kewajiban agama, seperti :
QS. Al-muzzammil :20, QS.al-baqarah :185
&190, QS.at-taubah:91
Menjadikan mengunjungi orang sakit dan
merawatnya sebagai hak dan kewajiban
agama
Memberi perhatian thd berbagai
kebutuhannya; kesehatan, kejiwaan dan
sosialnya
31
Hak orang sakit dan kewajiban
negara thdnya
Dasarnya: hadis:

setiap kamu adalah pemimpin dan setiap
pemimpin akan dimintai
pertanggungjawabannya
Doa nabi buat pemimpin


Bentuknya: membuat UU kesehatan dan
memberikan pengobatan (SECARA GRATIS) dll.
32
Hak orang sakit bagi paramedis
Dasarnya: teks-teks umum yg memerintahkan
berbuat baik dan melarang berbuat kerusakan.
Kewajiban profesi
" "
" :
. "
barang siapa bertindak sebagai dokter padahal
selama ini tdk diketahui dari pendidikan kedokteran,
maka ia menanggung (resiko)nya.
Bentuknya : pemeriksan dan pengobatan yg baik
33
Hak orang sakit bagi keluarga
Mengunjunginya
Merawatnya
Membangkitkan rasa optimis dan kesembuhan
Menyabarkan dan mengigatkan hakikat hidup
Berkata yang baik dan lemah lembut
Bila bertanya hanya secukupnya
Mendoakannya

34
PERSAUDARAAN MUSLIM


75 ( ) -

dan orang-orang yang mempunyai kerabat itu
sebagiannya lebih berhak thd sesamanya (daripada
bukan kerabat)(QS. Al-anfal:75)
10 ) ( -
Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara(qs.
Al-hujurat :10)

35
Dasarnya:
) -
( .8
Allah tiada melarang kamu utk berbuat baik dan
berlaku adil thd orang-orang yg tiada memerangi
kamu karena agama dan tidak pula mengusirmu
dari negerimu. Sesungguhnya allah menyukai
orang-orang yg berlaku adil (qs. Al-
)mumtahanah : 8
-
" :
"
36
Hak muslim thd muslim lainnya
:


Hak muslim atas muslim lainnya ada
enam, yaitu jika berjumpa ia memberi
salam, jika bersin ia mendoakannya, jika
sakit ia menjenguknya, jika meninggal ia
mengikuti jenazahnya, jika bersumpah ia
melaksanakannya. (HR. Imam Muslim).
37
Kesatuan diri seorang muslim


Perumpamaan orang-orang beriman dalam
saling mencintai, menyayangi dan mengasihi
adalah seperti satu tubuh, apabila salah satu
anggota tubuh merasakan sakit, seluruh tubuh
ikut merasakan demam dan tidak bisa tidur.
(HR. Bukhari dan Muslim dari An Numan bin
Basyir

38
Kesatuan diri seorang muslim


Seorang mukmin bagi mukmin lainnya
adalah laksana bangunan yang kokok
saling menguatkan satu dengan lainnya.
Lalu beliau menjalin di antara jari-
jemarinya.(HR. Bukhari dan Muslim dari
Abu Musa

39
Persaudaraan muslim

Sesungguhnya orang-orang mukmin itu
bersaudara. (QS: Al-Hujurat: 10).
Rasul bersabda, Muslim adalah saudara
muslim, ia tidak mendhaliminya dan tidak
menghinanya tidak boleh seorang muslim
bermusuhan dengan saudaranya lebih dari tiga
hari, di mana yang satu berpaling dari yang lain,
dan yang lain juga berpaling darinya. Maka yang
terbaik dari mereka adalah yang memulai
mengucapkan salam. (HR. Imam Muslim).
40
TOLONG MENOLONG


















"Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran(QS. Al-Maidah/ 5 :
2)

41
MEMBANTU ORANG KESUSAHAN





( )
"Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, 'Barangsiapa yang
melapangkan kesempitan seorang mumin berupa kesempitan
dalam kehidupan dunia, maka Allah akan melapangkannya pada
kesempitan di hari kiamat. Dan barang siapa yang memudahkan
kesulitan seorang mu'min, maka Allah akan melapangkan urusannya
di dunia dan akhirat. Dan barang siapa yang menutupi aib
saudaranya orang yang beriman, maka Allah pun akan menutupi aib
dirinya di dunia dan di akhirat. Dan Allah akan selalu menolong
hamba-Nya, jika hamba-Nya senantiasa menolong saudaranya."
(HR. Bukhari)

42
BIRRUL WALIDAIN

kewajiban seorang anak untuk berbakti


kepada orang tua.

43
Hak orang sakit thd dirinya sendiri
Menjaga kesehatan dan berobat bila sakit
Meminum obat sesuai anjuran dokter
Menjauhi bunuh diri
dasarnya:
): ( ] .[195:
.
)
( ]29:.[30
.

44
Adab merawat orang sakit
Ridha
taubat
Sabar
Tawakkal
Ikhlas
Raja

45
MENJENGUK ORANG SAKIT



"Berilah makan orang yang lapar,
jenguklah orang sakit, dan bebaskan
tawanan (muslim)." (HR. Al-Bukhari Dari
Abu Musa al-Asy'ari Ra)

46
MENJENGUK ORANG SAKIT



"Hak seorang muslim atas muslim lainnya
ada lima: Menjawab salam, menjenguk
yang sakit, mengantar jenazah, memenuhi
undangan, dan mendoakan yang bersin.
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)

47
MENJENGUK ORANG SAKIT





"Lima perkara yang wajib ditunaikan
seorang muslim terhadap saudara
(muslim)-nya: Menjawab salam,
mendoakan yang bersin, memenuhi
undangan, menjenguk orang sakit, dan
mengantar jenazah." (HR. Muslim)

48
Keutamaan Menjenguk Orang
Sakit

"Siapa yang menjenguk orang sakit, ia
berada dalam kebun surga sehingga dia
kembali." (HR. Muslim dan Ahmad.
Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih
al-Jami' no. 6389)

49
MENJENGUK ORANG SAKIT




"Tidaklah seorang muslim yang menjenguk muslim
lainnya di pagi hari kecuali ada 70 ribu malaikat yang
mendoakannya hingga sore hari. Dan jika menjenguknya
di sore hari, ada 70 ribu malaikat yang mendoakannya
hingga pagi, dan baginya satu kebun di surga." (HR. al-
Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-
Tirmidzi)

50
MENJENGUK ORANG SAKIT




"Siapa yang menjenguk orang sakit, maka
ada seorang yang berseru dari langit: kamu
adalah orang baik, dan langkahmu juga baik
dan engkau berhak menempati satu tempat
di surga." (HR. Ibnu Majah, al-Tirmidzi, dan
ahmad. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
dalam al-Misykah no. 5015
51
MENJENGUK ORANG SAKIT




"Siapa yang mejenguk orang sakit, ia
terus dalam naungan rahmat sehingga
duduk. Maka apabila ia duduk, ia
tenggelam ke dalamnya." (HR. Ahmad.
Dishahihkan Al-Albani dalam al-Silsilah al-
Shahihah, no. 2504)

52
MENJENGUK ORANG SAKIT

Diriwayatkan dari Abu Hurairah , Rasulullah Saw


bersabda, "Siapa di antara kalian yang berpuasa di pagi
ini? Abu Bakar menjawab, "Saya. Beliau bertanya,
"Siapa di antara kalian yang sudah menjenguk orang sakit
hari ini? Abu Bakar menjawab, "Saya. Beliau bertanya
lagi, "Siapa di antara kalian yang telah menghadiri jenazah
di pagi ini? Abu Bakar menjawab, "Saya.Beliau bertanya
lagi, "Siapa di antara kalian yang telah memberi makan
orang miskin di pagi ini? Abu Bakar menjawab,
"Saya.Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
bersabda, "Tidaklah semua ini terkumpul dalam diri
seseorang ekcuali pasti ia masuk surga." (Dishahihkan
oleh Al-Albani dalam al-Silsilah al-Shahihah, no. 88)

53
Apa yang Harus Diucapkan Pada
Orang Sakit
Dianjurkan menanyakan tentang kondisinya
seperti, Bagaimana keadaanmu? apa yang
kamu rasakan?, dan semisalnya.
Mendoakan kesembuhan untuknya sebanyak
tiga kali
mengusapkan telapak tangan kanannya atas
orang sakit sambil beliau berdoa:
, ,

54
Apa yang Harus Diucapkan Pada Orang
Sakit
Diriwayatkan Imam Ahmad dan Abu Dawud, Nabi
Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Siapa yang
menjenguk orang sakit yang belum sampai ajalnya, lalu
dia mendoakannya sebanyak tujuh kali:


"Saya memohon kepada Allah Yang Mahaagung, Rabb
'Arsy yang Agung, agar Dia menyembuhkannya." Pasti
Allah akan menyembuhkannya. (Dishahihkan oleh
Syaikh Al-Albani dalam Shahih Abi Dawud)

55
BIAYA BEROBAT

56
BIAYA PENGOBATAN SI SAKIT
Ditanggung oleh si sakit, lalu
Ditanggung oleh ayahnya (anak/istri), lalu
Ditanggung oleh keluarga dan kerabatnya ;
Allah berfirman: "... Orang yang mampu menurut
kemampuannya dan orang yang miskin menurut
kemampuannya (pula) ..." (QS.al-Baqarah: 236)
"... Allah tidak memikulkan beban kepada
seseorang melainkan (sekadar) apa yang Allah
berikan kepadanya ..." (QS.ath-Thalaq: 7)

57
BIAYA BEROBAT
Ditanggung oleh negara bila tidak yang
menanggungnya, Dasarnya:
hadis:setiap kamu adalah pemimpin dan
setiap pemimpin akan dimintai
Pertanggungjawabannya

58
BLOK KEDOKTERAN
KELUARGA
MEI 2013

FUNGSI KELUARGA DALAM


ISLAM
definisi keluarga
( Kamus Besar Bahasa Indonesia : 536 )

a) Keluarga terdiri dari ibu dan bapak


beserta anak-anaknya,
b) Orang yang seisi rumah yang menjadi
tanggungan,
c) Sanak saudara,
d) Satuan kekerabatan yang sangat
mendasar dalam kekerabatan.
DEFINISI KELUARGA
(Hamzah Yaqub ( hal: 146 )

Keluarga adalah persekutuan hidup


berdasarkan perkawinan yang sah dari
suami dan istri yang juga selaku orang tua
dari anak-anaknya yang dilahirkan
Terma keluarga Dalam Alquran
1./ Ahlun
2. / qurbaa
3. / Asyirah
1./ Ahlun
Al-Raghib ( hal : 37 ) ada dua Ahlun: Ahlu al-Rajul dan Ahlu al-
Islam.
Ahlu al-Rajul adalah keluarga yang senasab seketurunan, mereka
berkumpul dalam satu tempat tinggal, ditunjukan dengan ayat qs
attahrim :6; qu anfusakum wa ahlikum naran (jagalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka). Shawi ( 4 , hal : 290 ) menyebutkan
Ahli tersebut adalah istri dan anak-anak serta yang dikaitkan
dengan keduanya.
Ahlu al-Islam adalah keluarga yang seagama , ditunjukan dengan
ayat hud :40 dan 46. Shawi ( 2, hal : 268 ) menjelaskan keluarga
yang dimaksud ialah seorang istrinya yang iman bernama Aminah
dan anak anaknya yang iman, sementara seorang istrinya lagi yang
kafir dan anaknya yang kafir yaitu Kanan tidak termasuk keluarga.
Ahlu al-Rajul :QS ATTAHRIM :6
{


6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan
Ahlu : seagama (Qs. Hud : 40)
Hatta idza ja-a amrunah wafarat tannur
qulnahmil fiha min kulli jauzainisnaini wa ahlaka
illa man sabaqa alaihil qoulu waman aman,
wama amana maahu illa qalil
40. hingga apabila perintah Kami datang dan
bumi telah memancarkan air, Kami berfirman:
"Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-
masing binatang sepasang (jantan dan betina),
dan keluargamu kecuali orang yang telah
terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan
pula) orang-orang yang beriman." dan tidak
beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit.
Ahlu : seagama QS HUD : 46
Qala ya nuhu innahu laysa min ahlika, innahu
amalun ghoiru soleh, fala tas alni ma laysa laka
bihi ilmu inni aidzuka an takuna minal jahilin
46. Allah berfirman: "Hai Nuh, Sesungguhnya
Dia bukanlah Termasuk keluargamu (yang
dijanjikan akan diselamatkan), Sesungguhnya
(perbuatan)nya[722] perbuatan yang tidak baik.
sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku
sesuatu yang kamu tidak mengetahui
(hakekat)nya. Sesungguhnya aku
memperingatkan kepadamu supaya kamu
jangan Termasuk orang-orang yang tidak
berpengetahuan."
2. / qurbaa
Shawi ( 1, hal : 65 ) menyebutkan bahwa qurbaa
adalah keluarga yang ada hubungan
kekerabatan baik yang termasuk ahli waris
maupun yang tidak termasuk,
yang tidak mendapat warits, tapi termasuk keluarga
kekerabatan seperti pada ayat, an-Nisa: 7, waidza
hadaral qismata ulul qurbaa
dan keluarga kerabat yang bersipat umum, yang ada
hubungan kerabat dengan ibu dan bapak, seperti
pada ayat al-Baqarah: 8 wabil walidaini ihsanan wa
dzil qurba
3. / Asyirah
Al-Raghib ( hal: 375 ) menyebutkan,
Asyirah adalah keluarga seketurunan
yang berjumlah banyak , hal itu berasal
dari kata Asyirah dan kata itu
menunjukan pada bilangan yang banyak,
seperti pada ayat QS attaubah 24; wa
azwajukum wa asyiratukum
Fungsi Keluarga dalam Islam
1.Mendirikan rumah tangga yang bahagia,
menurut Islam
2.Mendidik anak dan memeliharanya dari
neraka
3.Memenuhi hak berbakti pada ibu dan
bapak
4.Menghubungi tali silaturahmi dan berlaku
ihsan terhadap kerabat
5.Menyelesaikan hak orang yang dinafkahi
1.Mendirikan rumah tangga yang
bahagia, menurut Islam
Arrijalu qawwamun alan nisa bima fadhdhalallahu
badhohum ala badh wabima anfaquh min amwalihim
fashsholihatu qanitatun hafizotun lil ghobi bima
hafizollahu (Qs ann-nisa 34)
Mas tafadal mukminu bada taqwallahi khoirun lahu min
jauzatin solihatin (Tidak ada yang berfaidah bagi mumin
setelah taqwa kepada Allah yang lebih baik baginya
selain istri yang shalehah.) (Hadis ibn Majah)
Kebahagiaan anak Adam ada tiga dan kesulitan anak
adam ada tiga: Kesenangan anak Adam: Istri yang
shalihah, tempat tinggal yang baik dan kendaraan yang
baik, kesulitan anak Adam ada tiga: Istri yang buruk,
tempat tinggal yang jelek dan kendaraan yang jelek
(risalah nikah)
2.Mendidik anak dan memelihara
ahli dari neraka
Qs attahrim : 6
Qs Taha : 132 ; wamur ahlaka bissolati
wastobir alaiha
Qs asysyuara : 4 ; wa andzir asyiratakal
aqrabin
Hadis : akrimu awladakum wa hassinu
asma ahum /muliakanlah anak-anakmu
dan berilah mereka nama-nama yang
baik(HR. ibn Majah)
3.Memenuhi hak berbakti pada ibu
dan bapak
Qs. Al-baqarah : 83 ; wabil walidaini
ihsana wa dzil qurba
Qs. Al-Isra : 23 ; wabil walidaini ihsanan
Qs. Al-Isra : 25; waqul rabbir hamhuna
kama rabbayani soghiron
4.Menghubungi tali silaturrahmi dan
berlaku ihsan terhadap kerabat
Qs. Al-isra : 26; atidzal qurba haqqahu
Qs ar-radu : 20; walladzina yasiluna ma
amarallahu bihi ay yusol
Hadis : man kana yaminu billah wal
yawmil akhir falyashil rahimahu (muttafaq
alaihi)
5.Menyelesaikan hak orang yang
dinafkahi
Qs. Attalaq : 7; liyunfiq dzu saatin min saatihi, waman
qudira alaihi rizqahu falyunfiq mima atahullahu
Qs albaqarah : 215; ma anfaqtum min khoirin falil
walidaini wal aqrabin
Hadis :Jika seorang muslim berinfaq dengan satu infaq
dan ia mengharap (ridhanya ) itu merupakan shadaqah
(HR. Bukhari)
Pelayanmu saudaramu siapa yang punya saudara di
bawah tangannya maka hendaklah ia memberi makan
dari apa yang ia makan dan memberi pakaian dari apa
yang ia pakai dan tidak boleh menuntut pekerjaan pada
mereka yang memberatkan mereka dan jika kamu
menuntut pada mereka pekerjaan maka hendaklah kamu
bantu mereka. (R al-Bukhari).
5 tugas kesehatan keluarga
(Friedman)

Mengenal gangguan perkembangan kesehatan


setiap anggota keluarga
Mengambil keputusan utk tindakan kesehatan
yg tepat
Memberikan perawtan utk keluarga yg sakit krn
cacat atau usia terlalu muda
Memodifikasi lingkugan kel utk menjamin kes kel
Memanfaatkan fasilitas kes disekitar bagi kel

Anda mungkin juga menyukai