0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
115 tayangan11 halaman
Dokumen tersebut membahas peranan inhibitor DPP-4 (Dipeptidyl Peptidase type 4) dalam pengaturan kadar glukosa darah. Inhibitor DPP-4 bekerja dengan menghambat enzim DPP-4 sehingga mencegah degradasi hormon inkretin GLP-1 dan GIP, meningkatkan sekresi insulin, dan menurunkan glukagon untuk menurunkan kadar glukosa darah. Beberapa obat inhibitor DPP-4 seperti sitagliptin, saksaglipt
Dokumen tersebut membahas peranan inhibitor DPP-4 (Dipeptidyl Peptidase type 4) dalam pengaturan kadar glukosa darah. Inhibitor DPP-4 bekerja dengan menghambat enzim DPP-4 sehingga mencegah degradasi hormon inkretin GLP-1 dan GIP, meningkatkan sekresi insulin, dan menurunkan glukagon untuk menurunkan kadar glukosa darah. Beberapa obat inhibitor DPP-4 seperti sitagliptin, saksaglipt
Dokumen tersebut membahas peranan inhibitor DPP-4 (Dipeptidyl Peptidase type 4) dalam pengaturan kadar glukosa darah. Inhibitor DPP-4 bekerja dengan menghambat enzim DPP-4 sehingga mencegah degradasi hormon inkretin GLP-1 dan GIP, meningkatkan sekresi insulin, dan menurunkan glukagon untuk menurunkan kadar glukosa darah. Beberapa obat inhibitor DPP-4 seperti sitagliptin, saksaglipt
Sarifa N21116828 Nurmiati JaddarN21116079 Rr. Retno W.P. N21116826 Irene Tawang N21116078 Andi Dian A. N21116830 Fadlan Adelin N21116829 Rifai Arfan N21116831 Nurfaidah Mansyur N21116827 GLP-1 dan GIP Inkretin adalah hormon yang diproduksi oleh usus halus sebagai respon terhadap peningkatan gula darah sesudah makan. Inkretin terdiri dari 2 hormon, yaitu GIP (Glucose-dependent Insulinotropic Polypeptide/Gastric Inhibitory Polypeptide) yang diproduksi di duodenum dan GLP-1 (Glucagon Like Peptide-1) yang diproduksi di bagian distal usus halus dan proksimal kolon. Selain meningkatkan sekresi insulin, GLP-1 menghambat sekresi glukagon, sedangkan GIP tidak mempengaruhi sekresi glukagon. Inkretin yang efeknya paling poten, yaitu GLP-1 mempengaruhi sekitar 80% peningkatan respons insulin. Selebihnya, peningkatan sekitar 20%, dipengaruhi oleh GIP. Apa itu DPP-4 ? Dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4) adalah suatu serin protease, yang didistribusikan secara luas dalam tubuh (Flock et al, 2007). DPP-4 terekspresikan di berbagai organ tubuh, termasuk di usus dan membran brush border ginjal, di hepatosit,endothelium vaskuler dari kapiler villi, dan dalam bentuk larut dalam plasma (Ethical digest, 2009). DPP-4 merupakan enzim yang mendegradasi GLP-1 dan GIP, sehingga GLP-1 dan GIP mempunyai waktu paruh yang singkat. Mekanisme DPP-4 inhibitor Pada penderita DM tipe 2 stimulasi sekresi insulin oleh hormon GLP-1 dan GIP mengalami penurunan (Gang Xu et al, 2007). Mekanisme kerja DPP-4 inhibitor : menghambat kerja DPP-4 sehingga mencegah degradasi GIP dan GLP-1 yang berada pada vasculature (pembuluh darah) gastrointestinal, kemudian meningkatkan efek sekresi insulin dan menghambat glukagon. Obat-obat DPP-4 inhibitor
DPP-4 inhibitor digunakan untuk DM tipe 2 sebagai monoterapi atau
kombinasi dengan metformin, sulfonylurea, atau tiazolidinedion. Obat-obat DPP-4 inhibitor
DPP-4 inhibitor digunakan untuk DM tipe 2 sebagai monoterapi atau
kombinasi dengan metformin, sulfonylurea, atau tiazolidinedion. 1. Sitagplintin Dosis : 100 mg/hari. Gangguan fungsi ginjal ringan-sedang 50 mg/hari, berat 25 mg/hari. Efek samping : nasofaringitis, ISPA, nyeri kepala, dan hipoglikemia jika dikombinasi dengan secretagogue insulin atau insulin. Memiliki bioavailabilitas lebih dari 85%, mencapai konsentrasi puncak dalam 1-4 jam, dan memiliki waktu paruh sekitar12 jam. Obat ini terutama (87%) dieksresikan di urin sebagian oleh sekresi aktif obat di tubulus. Metabolisme diperantarai oleh isoform sitokrom CYP3A4 dan dengan tingkat yang lebih rendah oleh CYP2C8. terapi dengan sitagliptin menghasilkan penurunan HbA1C antara 0,5% dan 1%. 2. Saksagliptin Dosis : 2,5-5 mg/hari Efek samping : peningkatan angka infeksi (saluran nafas atas dan saluran kemih), nyeri kepala, edema perifer (jika dikombinasikan dengan tiazolidinedion), hipoglikemia (jika dikombinasikan dengan sulfonylurea) dan reaksi hipersensivitas (urtikaria, edema wajah) Obat ini mencapai konsentrasi maksimal dalam 2 jam (4 jam untuk metabolit aktif). Obat ini hanya sedikit yang terikat ke protein dan mengalami metabolisme di hati oleh CYP3A4/CYP3A5. metabolit utama bersifat aktif, dan dieksresi melalui ginjal dan hati. Waktu paruh plasma terminal adalah 2,5 jam untuk saksagliptin dan 3,1 jam untuk metabolit aktif. Monoterapi dan terapi kombinasi dengan sitagliptin menghasilkan penurunan HbA1C 0,4-0,9%. 3. Vildagliptin Dosis : 50 mg 1 atau 2 kali sehari Efek samping : batuk dan nasofaringitis Kontraindikasi : DM tipe 1, ketoasidosis, gangguan fungsi ginjal berat dan gangguan fungsi hati (SGOT SGPT > 2,5 kali normal) Vildagliptin sekitar 20% dieksresikan dalam bentuk utuh di urin, sedangkan sisanya mengalami metabolisme. 4. Linagliptin Linagliptin adalah obat yang paling baru dikenalkan dalam kelas ini dan memiliki sifat serupa dengan sitagliptin dan saksagliptin. Obat ini telah disetujui untuk digunakan sebagai monoterapi dan kombinasi dengan metformin, glimipirid dan pioglitazon.