Anda di halaman 1dari 23

1

PENJAMINAN &
KENDALI MUTU DALAM
GEOKIMIA (2)
2

Pustaka:

Nicholas J. Geboy and Mark A. Engle: Quality


Assurance and Quality Control of Geochemical
Data: A Primer for the Research Scientist; U.S.
Geological Survey (USGS), Reston, Virginia 2011.
1. Pendahuluan
3
Geokimia adalah ilmu yang terus berkembang.
Semakin banyak, para ilmuwan menggunakan
geokimia sebagai alat membantu memecahkan
masalah tentang bumi dan proses sistem bumi. Para
ilmuwan kebumian mungkin menganggap bahwa
tanggung jawab memeriksa dan menilai kualitas data
geokimia yang mereka menghasilkan bukan pada
mereka melainkan pada laboratorium analitik yang
kepada mereka sampel diserahkan.
Anggapan ini mungkin sebagian didasarkan pada 4
pengetahuan tentang penjaminan mutu atau quality
assurance internal dan eksternal, serta program
kendali mutu atau quality control (QA/QC) adalah
pada laboratorium analitik. Laboratorium analitik
memang biasa dan berpartisipasi pada kegiatan
tersebut. Atau mungkin karena ketidak tahuan bahwa
hal itu juga merupakan tugas mereka, atau akibat dari
5
kesibukan para ilmuwan kebumian tersebut, atau
Karena kekurangan waktu atau sumber daya untuk
memeriksa secara memadai mengenai kualitas data,
atau bahkan karena gabungan dari beberapa sebab
tersebut di atas.
Apapun alasannya, kurangnya protocol atau
kesepakatan QA/QC dapat menyebabkan generasi
dan publikasi data yang salah. Peneliti utama dari studi
6
ilmiah pada akhirnya bertanggung jawab atas kualitas
dan interpretasi temuan proyek, dan dengan demikian
juga harus berperan dalam pemahaman, penerapan,
dan penyajian informasi QA / QC tentang data.

Meskipun kadang-kadang diabaikan, protokol QA / QC


berlaku tidak hanya untuk prosedur di laboratorium
tetapi juga dalam perencanaan awal studi penelitian
dan selama waktu hidup proyek.
Banyak dari prinsip pengembangan QA/QC program 7
atau protokol juga paralel dengan konsep inti dari
pengembangan penelitian yang baik yang biasa disebut
sebagai primer,

yaitu:

Apa tujuan utama dari studi ini?

Apakah metode yang dipilih akan menyediakan data


yang cukup untuk menjawab hipotesis?

Bagaimanakah seharusnya sampel dikumpulkan?


8
Apakah ada informasi mengenai adanya sumber-
sumber kontaminasi di tempat atau di sekitar
pengambilan sampel?

Dan lain sebagainya.

Untuk mengevaluasi kualitas data dibutuhkan


komunikasi antara ilmuwan yang bertanggung jawab
untuk merancang penelitian, merancang cara
pengambilan sampel, menganalisis sampel, mengelola 9
data, dan menafsirkan hasil.
Hal tersebut di atas telah dikembangkan untuk
memberikan informasi dasar dan pedoman tentang
pengembangan QA/QC protocols untuk studi
geokimia. Hal ini tidak dimaksudkan untuk menjadi
panduan komprehensif, melainkan pengenalan
konsep-konsep kunci terkait dengan daftar referensi
10
yang relevan untuk dibaca dan dipelajari lebih lanjut.
Pedoman disajikan secara bertahap dimulai dengan
pertimbangan presampling dan terus berlanjut sampai
interpretasi akhir data tersebut.
Maksud dari primer ini adalah untuk menjabarkan QA /
QC di dalam praktek sebagai dasar yang dapat
digunakan oleh para ilmuwan sebelum, selama, dan
setelah analisis kimia untuk memastikan validitas data. . .
11

yang mereka kumpulkan dengan tujuan memberikan


hasil dan konklusi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Ketika mengembangkan rencana pengambilan
sampel, penting untuk selalu mengingat tujuan
penelitian dan menentukan sampel yang dipandang
representatif dan sesuai dengan materi yang sedang
diselidiki.
12
2. Pertimbangan Sebelum Pengambilan Sampel

Pengumpulan data yang berarti dimulai jauh sebelum


dilakukan penyerahan sampel ke laboratorium analitik.
Pada tahap awal dari setiap studi ilmiah, suatu
pertanyaan mendasar yang diajukan bersamaan
dengan konsep skema pendekatan yang dapat
diterima untuk menjawab tujuan penelitian.
13

Salah satu bagian dari skema tersebut harus mencakup


pengembangan rencana sampling, yang merupakan
langkah fundamental dalam pengumpulan data yang
relevan (Luppens dan lain-lain, 1992; Ramsey, 1997).
14

Pertanyaan yang perlu diingat meliputi:


Berapa banyak sampel yang diperlukan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyan ilmiah yang ada?
Apakah sampel tersebut harus memenuhi semacam
resolusi temporal atau spasial?
Apakah sampel harus mewakili sesuatu yang lebih besar
dari diri mereka sendiri?
15

Berapa berat minimum atau volume masing-masing


sampel yang dibutuhkan untuk melakukan semua
analisis yang diperlukan, mengingat cadangan dan
arsip mungkin diperlukan?
Berapa jumlah minimum sampel yang diperlukan untuk
signifikansi secara statistik?
Bidang QA / QC yang sesuai untuk jenis sampel yang
akan diambil ?
16

Beberapa pertanyaan tersebut di atas dapat


dijawab dengan bantuan dari literatur.
Seringkali peneliti lain telah mempublikasikan
informasi tentang metode sampling yang tepat,
metode pelestarian, teknik analisis tentang
penelitian yang sama dengan yang akan dilakukan,
dan lain-lain.
17

Mengingat bahwa waktu di lapangan itu sangat


terbatas dan mahal, maka penyiapan rencana
pengambilan sampel yang baik sebelum
pengambilan sampel dilakukan akan memberikan
waktu lebih banyak bagi peneliti di lapangan untuk
benar-benar memastikan bahwa sampel yang
diambil adalah sesuai dengan tujuan penelitian.
2.1 Hal-hal yang perlu diutamakan 18
Mengidentifikasi unsur-unsur atau senyawa yang
diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang ada
dan akan mempertajam penelitian serta menjadikan
penelitian akan lebih mendalam.
Mempelajari pengalaman di lapangan yang
menunjukkan bahwa prosedur pengambilan sampel
dan keberadaan sumber kontaminasi bervariasi
19

tergantung pada elemen-elemen yang dijadikan


target pencarian.
Mencari dan mempelajari literatur untuk melihat
apa yang telah atau belum dilakukan oleh para
peneliti terdahulu adalah sesuatu yang akan sangat
bermanfaat.
20
2.2 Penetapan Teknik & Laboratorium Paling Sesuai Untuk
Identifikasi Elemen/Senyawa Utama

Setiap elemen/senyawa yang diserahkan dapat diukur dengan


menggunakan berbagai teknik analisis, baik kualitatif maupun
kuantitatif. Teknik kualitatif meliputi electron probe
microanalyzer (EPMA), X-ray diffraction (XRD), nuclear
magnetic resonance (NMR), infrared spectroscopy (IR), dan
lain sebagainya.
21

Teknik kuantitatif antara lain meliputi inductively coupled


plasma-mass spectrometry (ICP-MS), inductively coupled
plasma-atomic emission spectrometry (ICP-AES), thermal
ionization mass spectrometry TIMS), gas chromatography-
mass spectrometry (GC-MS), X-ray fluorescence (XRF),
neutron activation analysis (NAA), EPMA, and quantitative
XRD.
22
Metode-metode tersebut memiliki faktor-faktor yang
berbeda satu dengan yang lain, antara lain: batas
deteksi, gangguan, pembatasan, dan biaya,. Faktor-
faktor tersebut dapat membuat data dari metode
tertentu cocok untuk menghasilkan presisi/akurasi
yang diperlukan. Untuk membantu dalam memilih
metode yang tepat, batas deteksi untuk berbagai
metode analisis dapat dilihat pada lampiran 1.
Lampiran-1
23

Walsh, 1997

Anda mungkin juga menyukai