Anda di halaman 1dari 9

tingkat nasional dan sebagainya; komunitas; kota; negara; bangsa; peristiwa-peristiwa atau

kejadian-kejadian ataukondisi-kondisi tertentu yang menjadi perhatianpenelitian.


Perlu didefinisikan dengan cermat unit analisis utama (main unit of analysi.r). Selain itu,
mungkin ada unit-unit analisis yang memiliki keterkaitan erat dengan unit analisis utama
(embedded units of analysis). Hal ini sangat tergantung pada level penyelidikan (level of
inquiry). Unit analisis utama merupakan unit yang menjadi level merupakan fokus kajian.
Unit analisis berkaitan erat dengan apayg mau dikatakan mengenai akhir dari sebuah studi.
Sedangkan level analisis menunjukkan pada tingkatan mana data diagresikan. Penelitian
dapat dilakukan pada level tefientu saj a tetapi dapat juga pada tingkatan antar-level.
Patton (2002) mengemukakan bahwa unit analisis menentukan sampling dan besaran
sampel. Hal iniberlakubagi unit analisis utamamaupunembeddedunits of analysis.
Penelitian tentang dampak digitalisasi perbankan terhadap kebutuhan SDM pada Bank
X, misalnya, dapat melibatkan unit analisis utama berupa manajer SDM. Sedangkan
embedded units of analysls dapat mencakup manajemen puncak, manajer-manajerpada divisi
bisnis, karyawan, proses-proses bisnis yang mengalami perubahan mendasar dengan adanya
penerapan TIK, dan keputusan-keputusan yang dibuat oleh manajer SDM yang relevan
dengan topik penel itian.

3.5 Situasi Sosial atauSetting Penelitian


Situasi sosial yang menjadi domain penelitian perlu dideskripsikan untuk menunjukkan
kondisi holistik dari fenomena yang diteliti. Situasi sosial (setting) penelitian mencakup
keseluruhan dari tempat, aktivitas-aktivitas, dan orang (aktor) yang menjadi domain
penelitian.
Pada bagian ini dikemukakan juga tentang ruang lingkup penelitian. Termasuk di
dalamnya, waktu yang menjadi fokus pengkaj ian perlu dikemukakan.

3.6 JenisdanSumberData
Pada saat penyusunan proposal, perlu dikemukakan tentang jenis-jenis data yang
diperlukan untuk menjawab masalah penelitian dan sumber data. Sedangkan pada laporan
hasil penelitian, yaitu skripsi, perlu dikemukakan tentang penerapan kedua hal ini dalam
pelaksanaan penelitian.
Data.kualitatif, data kuantitatif, data primer, dan data sekunder yang diperlukan untuk
menjawab masalah penelitian perlu diidentifikasi dengan baik pada fase pra-empiris. Hal ini
diperlukan agar semua datayangrelevan dapat dihimpun dengan baik. Data ini dilaporkan
dengan lengkap pada skripsi.
Selain data yang diperoleh melalui wawancara dan observasi, data untuk penelitian
kualitatif mencakup jugadatateks (textual data-yang mencakup juga laporan tahunan) dan
data visual (seperti foto dan video).
Sumber data yang telah diidentifikasi danlatau telah diakses untuk penelitian perlu
dicantumkan dengan memadai. Sumber-sumber data perlu disusun dengan baik untuk
memudahkan pelacakan-kembali dan mendukung prinsip keterauditan. Data dan daftar
sumber-sumber data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan perlu didokumentasikan
dengan baik. Jika diperlukan , data danadaftar sumber data tersebut dapat ditunjukkan kepada
Dosen Pembimbing dan Tim Sidang Skripsi.

54
Identifikasi atas jenis dan sumber data sangat diperlukan untuk penentuan metode dan
teknik pengumpulan data yang relevan. Termasuk di dalamnya berkenaan dengan protokol
pengumpulan data pada tataran teknis, seperti alat-alat pengambilan, penyimpanan, dafi
pengarsipan data.

3.7 Metode dan Teknik Pengumpulan Data


Perlu digarisbawahi kembali tentang kesinambungan di antara desain atau strategi
penelitian dengan metode dan teknik pengumpulan data. Secara umum, metode dan teknik
pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian-penelitian kualitatif pada dasarnya
relatif sama. Akan tetapi, penekanan dan penerapan yang lebih spesifik dapat berbeda-beda
desain penelitian yang dipilih. Dalam desain studi kasus, misalnya, menuntut penggunaan
metode-metode dan teknik-teknik penelitian yang cocok dengan desain studi kasus.
Pada bagian ini diuraikan tentang metode dan teknik pengumpulan data. Pengumpulan
data dapat dilakukan melalui salah satu atau kombinasi dari metode-metode berikut:
1. Wawancara.
2. Focus group discussion (FGD).
3. Observasi.
4. Metode dokumentasi.
5. Metode penelitian elektronik.
Apapun jenis metode pengumpulan data yang digunakan, penelitian dapat didukung
dengan pembuatan protokol pengumpulan data pada fase pra-empiris. Perlu disediakan dan
digunakan alat atau sarana-sarana pendukung di dalam pengumpulan data guna mendukung
peneliti sebagai instrumen utama di dalam penelitian kualitatif.
Sedangkan instrumen ttamadalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Hal
ini terjadi karena kualitas penelitian ditentukan oleh kualitas hubungan peneliti dengan
partisipan.

3.7.1 Wawancara
Pada bagian ini, dijelaskan tentang keputusan-keputusan yang dibuat oleh mahasiswa
dalam memperoleh data melalui wawancara. Pefiama-tama perlu diuraikan tentang informan-
informan kunci (key informants), sepefti relevansinya dengan data yang diperlukan. Profil
infotman kunci dapatdiungkapkan di bagian ini. Alasan dan teknikpemilihan informan kunci
perlu dikaitkan dengan t ema s ampling yangtelahdikemukakan sebelumnya.
Selanjutnya, diuraikan tentang pendekatan wawancara. Wawancara dapat berupa
wawancara tatap muka satu per satu, wawancara melalui telpon, wawancara secara online,
wawancara dalam kelompok. Wawancara online dapat dilakukan pada waktu yang sama,
seperti melalui chatting atau dilakukan pada waktu yang berbeda seperti wawancara melalui
e-mail.
Sarana atau alat-alat pendukung dalam pengumpulan data melalui wawancara perlu
dipersiapkan dan dinyatakan di dalam proposal penelitian. Pada laporan penelitian dijelaskan
penerapannya sesuai dengan kenyataan yang sebenarflya. Justifikasi penerapannya perlu
dikemukakan juga.
Sebelum dilakukan wawancara perlu disiapkan panduan wawancara. Panduan
wawancara dapat berbentuk terbuka, setengah terbuka, atau tertufup. Panduan wawaficara

55
disusun dengan mengacu fokus permasalahan dan aspek-aspeknya. Perlanyaan-pertanyaan
pokok disusun terlebih dahulu kemudian dikembangkan menjadi pertanyaan-pefianyaan
yang lebihrinci.
Dijabarkan pula tentang bagaimana data dicatat atau direkam. Perekaman dengan alat-
alat rekaman elektronik sangat dianjurkan. Hal ini akan memudahkan peneliti untuk merekam
wawancara secara utuh. Rekaman ini kemudian dibuat transkripsinya. Rekaman dan
transkripsi wawancara menj adi bukti pengumpulan data melalui wawancara.
Jika pencatatan dilakukan secara manual perlu dijelaskan kapan pencatatan dilakukan.
Apakah pencatatan dilakukan selama wawancara berlangsung atau dilakukan setelah
wawancara dilaksanakan.
Catatan lapangan, catatanrefleksi dan sebagainya perlu direncanakan dengan baik dan
dilaporkan penerapannya secara memadai. Hal ini berguna untuk merekam data dan juga
untuk membantu di dalam analisis data. Perlu dilaporkan juga tentang pendirian dan pilihan-
pilihan etis yang diambil oleh peneliti ketika melakukan pengumpulan data melalui
wawancara.
Ada baiknya dilakukan konfirmasi atas transkripsi wawancara kepada informan kunci.
Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa data wawancarayang digunakan untuk analisis
sesuai dengan kondisi yang sebenamya dan sepengetahuan pihak yang diwawancarai. Selain
meningkatkan keabsahan data penelitian, hal ini sering berkaitan dengan etika penelitian.

3.7.2 Observasi
Dalam hal digunakan metode obserasi, perlu dikemukakan tentang metode okrservasi
yang digunakan dan justifikasinya. Observasi dapat berupa observasi partisipatif, observasi
terus-terang dan tersamar, observasi tak terstruktur (Sanapiah Faisal dalam Bungin, 2003).
Menurut Spradley (Baker, 2006), observasi partisipatif meliputi observasi yang pasif;
observasi yang moderat; observasi yang aktif; atau observasi yang lengkap sebagai partisipan.
Menurut Patton (2002), observasi dapat diklasifisikan menurut beberapa pendekatan:
1. Peran evaluator-observer: observasi partisipan penuh (full participant obeservation),'
observasi parsial; observer sebagai pengamat mumi atau sdebagai orang luar.
2. Pengungkapan peran evaluator kepada pihak-pihak lain: observasi terus-teran g (overt
observation),' peran observer hanya diketahui oleh beberapa kalangan; observasi
tersamar.
3. Pengungkapan tujuan evaluasi kepada pihak-pihak lain: penjelasan penuh kepada
setiap orang tentang tujuan sesungguhnya; penjelasan sebagian; observasi
terselubung-tidak ada penjelasan yang diberikan; diberikan penjelasan yang tidak
sebenarnya (fal s e exp I an ati o n) .
4. Durasi observasi: observasi tunggal; observasi terbatas-satu jam; observasi jangka
panjang, beberapa observasi (beberapa bulan).
5. Fokus dari observasi: Fokus observasi yang sempit-unsur atau komponen tunggal
dari program; fokus yang luas-pengamatan holistik atas keseluruhan program dan
seluruh elemennya diamati.
Alat-alat bantu untuk perekaman data observasi diperlukan, seperti alat-alat perekeman
elektronik, video, catatan lapangan, catatanrefleksi, dan sebagainya perlu direncanakan dan
digunakan secara memadai. Hal ini diperlukan untuk mendukung optimalisasi perolehan data,

56
penyimpanan, dan retrieval untuk keperluan pelaporan hasil penelitian.
Laporan penelitian
perlu memuat informasi tentanghal-hal ini dan juga etika penelitian yang
diterapkan dalam
melakukan observasi.

3.7.3 TelaahDokumen
Pengumpulan data melalui telaah dokumen perlu didukung dengan panduan teknis
telaah dokumen. Alat-alat bantu untuk perekaman data yang diperoleh dari telaah
dokumen
pet\u dipetsiapkan dan digunakan secara memadai. Panduan telaah
dokumen, catalan
lapangan, catatan refleksi, alat dan sebagainya dapat sangat
bermanfaat untuk mendukung
perolehan data, penyimpanan, dan retrieval untuk keperluan
pelaporan hasil penelitian.
Laporan penelitian perlu memuat informasi tentang
hal-hal ini. Etika penelitian yang
diterapkan olehpeneliti dalam melakukanpen elaahandokumenperlu
dideskripsikanjuga.

3.7.4 Penelitian Online


Pengumpulan data melalui penelitian online perlu didukung dengan pandtan teknis
penelitian online. Langkah-langkahpenelusuran data serta situs-situs dan dokumen-dokumen
yang dilacak perlu diadministrasikan dengan baik. Perekaman data perlu dipersiapkan
dan
digunakan secara memadai. Panduan penelitian, catatan lapangan, catatan refleksi, dan
sebagainya sangat bermanfaat untuk mendukung perolehan data, penyimpanan, danretrieval
untuk keperluan pelaporan hasil penelitian. Pelaporan yang memadai atas informasi-
informasi ini turut meningkatkan kredibilitas dan kualitas penelitian.

3.7.5 Focus Groap Discussion


Teknik Focus Group Discussion (FGD) seringkali digunakan oleh para peneliti dalam
penelitian kualitatif untuk menggali data mengenai persepsi, opini, kepercayaan dan sikap
terhadap suatu konsep atau ide, kebijakan, strategi, tindakan, produk atau layanan dan
sebagainya. Dengan teknik ini, peneliti dapat lebih mudah dan cepat di dalam menghimpun
datayanglengkap dibandingkan denganteknikpengumpulan datakualitatifyang lain.
Pada TOR perlu dikemukakan langkah-langkah yang diperlukan untuk penerapan FDG,
mulai dari persaiapan hingga pelaksanaan dan penilaian atas hasilnya. pada skripsi,
dilaporkan tentang pgnerapannya sesuai dengan kondisi yang sebenamya. Hal-hal yang tidak
berjalan sesuai dengan rencana dan perubahan-perubahan yang dilakukan sesuai dengan
situasi dankondisi penelitian perlu dikemukakan dengan memadai.
Proses dan hasil FGD perlu direkam dan didokumentasikan dengan baik. Bahan-bahan
dari FGD dimanfaatkan dengan memadai di dalam analisis. Transkrip FGD dan dokumen-
dokumen lainnya yang relevan dengan analisis perlu dilampirkan.

3.8 Sampling
Sampling berkenaan dengan keputusan-keputusan mengenai data yang perlu
dikumpulkan dan dianalisis, serta dimana data dapat diakses (Daymon & Holloway,
2011:209). Keseluruhan dari unit analisis atau populasi yang diteliti dapat berupa orang-
orang, organisasi, bagian atau departemen di dalam organisasi, merek, laporan-laporan media,
iklan, konsep, dan sebagainya.

57
Sampel tidak dimaksudkan untuk generalisasi terhadap populasi melainkan untuk
memperoleh sebuah pemahaman atas pengalaman kelompok-kelompok dari individu-
individu atau pemahaman atas sebuah fenomena sesuai dengan latatnya (Daymon &
Holloway, 20ll:213). Penggunaan sample dalam penelitian kualitatif tidak sama dengan
penggunaan dalam penelitian kuantitatif.
Sampling dapat dilakukan terhadap banyak hal. Hal ini berkaitan dengan fokus dan
tujuan penelitian serta setting penelitian. Daymon & Holloway (2011) mengemukakan tujuh
(7) dimensi sampel, yaitu:
1. Setting, seperti negara atau tempat yang periklanannya unik atau budaya
perusahaan.
2. Peristiwa, aktivitas, dan proses, sepefti interaksi komunikasi antara manajer dan
staf atau perancangan program promosi baru.
3. Isu, seperli kecenderungan sadar lingkungan di kalangan para pemangku
kepentingan atau potensi terjadinya kiris.
4. Waktu, seperti enam bulan sebelum dan sesudah pe laksanaan program promo si.
5. Orang-orang, seperti orang atau kelompok orang dengan peran-peran tertentu atau
orang-orang yang menggunakan media sosial.
6. Bahan-bahan dan arlefak (materials and artefacts), seperti laporan-laporan dan
dokumen-dokumen korporasi, foto,websiles, arsitektur, dan simbol-simbol fisik.
7. Konsep-konsep, seperti gagasan-gagasan yang abstrak yang berasal dari telaah
literatur (literature review) maupun konsep-konsep yang berasal dari pengumpulan
data dalampenelitian.
Sampling dalam penelitian kualitatif dilakukan secara purposif. Artinya, strategi
sampling ditentukan berdasarkan perlimbangan yang berkaitan langsung dengan tujuan
penelitian. Sampling jugabersifat fleksibei, sekuensial, dan terus-menerus. Sekuensial dalam
arti dilakukan bukan sebelum penelitian lapangan melainkan berkembang setelah mulai ada
temuan.
Sampel yang dipilih hendaknya menipakan unsur dari populasi yang mampu
memberikan bukti atau infotmasi yang relevan dan memadai. Sampel diharapkan dapat
memberikan data yang memiliki kualitas yang memadai sehingga dapat diperoleh wawasan
yang baru mengenai topik penelitian. Sampel yang dipilih hendaknya mampu memberikan
atau menunjukkan informasi yang kaya dan mendalam (in-depth information). Alasan-alasan
atau kriteria pemilihan sampel perlu dijelaskan.
Penelitian kualitatif tidak memberi penekanan pada jumlah atau besaran sampel. Justru
yang ditekankan adalah kekayaan dan kedalaman informasi sefia kualitasnya.
Merujuk Kanto dalam Bungin (2003:53), relevansi isu tentang jumlah sampel berkaitan
dengan dua hal. Pertama, tepat-tidaknya pemilihan informan kunci. Hal ini berlaku juga jika
sampel bukan orang. Kedua, kompleksitas dan keragaman fenomena sosial yang diteliti.
Jumlah sampel berkembang sampai dengan dicapainya informasi yang maksimal. Sampel
tidak perlu ditambah lagi ketika informasi sudah jenuh; tidak akan diperoleh informasi yang
bervariasi lagi jika sampel baru ditambahkan. Jadi, redundansi, kejenuhan, dan kecukupan
informasi merupakan pertimbangan penting mengenai besaran sampel.
Terdapat banyak metode sampling dan ada kalanya tumpang tindih. Sebagai gambaran,
Daymon & Holloway (2011) mengemukakan tujuh metode (7) sedangkan Patton (2002)

58
mengemukakan enambelas (1 6) metode.

Tabel 2.5 Metod c-rlcloue


etod Damprng utD
lin menurur rraymon dg& Ilollowa
rlolloway dan rafion
Pa
Daynon & Holloway Patton
1. Homogenous sampling. 1. Extreme or deviant 9. Criterion sampling.
2. Heterogenous sampling. case sampling. 10. Theory-based or operational
3. Total population 2. IntensiQ sampling. construct sampling.
sampling. 3. Maximum vanation 11. Confirming and
4. Snowball or chain sampling. disconfirming cases.
referual sampling 4.
Homogeneous 12. Opprot unis tic samp li ng.
5. Extreme, atypical, sampling. 13. Purpos efu I random samp li ng.
lypical, unique or 5. Typical case sampling. 14. Sampling politically
cri tic al cas e s ampling. 6. Stratified purposeful important clses.
6. Convenience or sampling. 15. Convenience sampling ]

opp ortunis tic samp li ng. 7. Critical case sampling. 16. Gabungan atau kombinasi
7. Iheoretical sampling. 8. Snowball or chain
I dari beberapa metode
samplins. ] ouroosive samDlins.
Sumber: Daymon & Holloway (2011:214); Patton (20U).

.3.9 Metode Pengolahan danAnalisis Data


Pada saat pra-empiris, mahasiswa membuat rencana analisis data. Secara umum,
rencana analisis data dan penerapannya dikembangkan untuk menjawab masalah penelitian
secara meyakinkan menurut kaidah-kaidah ilmu pengetahuan. Pengolahan dan analisis data
juga perlu dikaitkan dengan kerangka analisis yang digunakan. Sedangkan pada fase empiris,
mahasiswa menuliskan metode pengolahan dan analisis data yang sungguh-sungguh
digunakan di dalam penelitian.
Secaraumum, bagian inimenjelaskanmetode danteknikyang digunakansertalangkah-
langkah analisis data sertajustifikasinya. Metode pengolahan dan analisis data memiiiki
dalampenelitian kuaiitatif bervariasi. Hal ini pada umumnyaterkait dengan paradigma dan
pendekatan penelitian. Oleh karena itu, mahasiswa perlu menerapkan metode analisis yang
cocok untuk penelitiannya dengan memperlimbangkan paradigmapenelitian dan pendekatan
penelitian yang digunakan.
Meskpinbegitu, sebagai sebuahproses sekuensialyangtunggal, analisis datamencakup
tahapan-tapahan yang berangkat dari data, yaifi mendeskripsikan data (describing),
melakukan klasifikasi (classifuing), membangun hubungan-hubungan (connecting), dan
bermuara pada dihasilkannyamakna (account) atas fenomena yang diteliti. Sedangkan Miles
& Huberman (199a) mengemukakan sebuah model yang mencakup reduksi data, display, dan
penarikankesimpulan.
Pengolahan data dapat dilakukan secara manual maupun dengan bantuan piranti lunak
(s offware). Salah satu paket piranti lunak y arrg dapatdigunakan adalah NVivo.

Prosedur dan teknik pengolahan maupun analisis data perlu dilaporkan secara lengkap.
Perlu dijelaskan secara rinci dan jelas langkah-langkah yang ditempuh setelah data berhasil
dikumpulkan. Jika digunakan bantuan program perangkat lunak untuk pengolahan dan
analisis data,hal ini perlu dilaporkan. Perlu dideskripsikan tentang prosedurnya.

59
3. 0 Keterpercayaan dan Keautentikan (Trustworthines s and A uthenticity)
1

Sebuah penelitian dinilai oleh pembaca berdasarkan kualitas dan integritas. Kedua hal
ini ditandai oleh seberapa jauh penelitian memenuhi kriteria-kriteria yang relevan dalam
untuk mengevaluasi kualitas penelitian. Untuk itu, perlu TOR mapun laporan penelitian perlu
memuat penjelasan-penjelasan tentang cara-cara yang ditempuh oleh mahasiswa di dalam
meningkatkankualitas dan keterpercayaanpenelitiannya (Daymon & Holloway, 20ll:77).
Keterpercayaan dan keautentikan (trustworthiness and authenticiQ) merupakan
pendekatan alternatif terhadap isu validitas dan reliabilitas yang lazim dilakukan di dalam
pendekatan kuantitatif. Hal ini lebih cocok dengan perspektif interpretivisme yang dijadikan
acuan di dalam penelitian kualitatif (Daymon & Hol I oway, 20 1 1 ).
Guba (1981) mengemukakan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan untuk
meningkatkan kualitas penelitian kualitatif, yaitu keterpercayaan (trustworthiness),
kredibilitas (credibility), autensitas (authenticiQ), tranferabilitas (transferabiliry), dan
plausibility. Menurut Guba (1981:83) keterpercayaandapat diupayakan pada tahapan setelah
pengumpulan data,yaitu pada analisis, melalui hal-hal berikut:
1. Memperlihatkan koherensi ataubukti-bukti yang kuat secara struktural.
2 . Memperlihatkan ke cukupan referens i (r efer en t i al a d e qu a cy) .

3. Melakukan member checks.


4. Membuat deskripsiyangrinci dankaya (thick description).
5. Melakukan audit kemantapan (dependability audit).
6. Melakukan audit konfirmabilitas (c orformab il ity audit).
Sedangkan menurut Gasson (2004), ada empat aspek kualitas penelitian kualitatif
yang menjadi isupenting untuk diperhatikan. yaitu:
1. Representativeness of findings. Kualitas penelitian kualitatif dari aspek ini
ditingkatkan rnelalui confirmabil1n,.' bahwasannya kesimpulan harus tergantung
pada subyek-subyek penelitian dan konteks penelitian, dan bukannya terutama
tergantung pada peneliti.
2. Reproducibility oJ'findirzgs. Isu ini dihadapi melalui peningkatan dependability
atau keterauditan (auditabili6). proses penelitian konsisten dan cukup stabil
sepanjang waktu di antara parapeneliti.
3. Rigor of method. Menghadapi isu ini, peneliti dituntut agar meingkatkan
konsistens i internal : temuan-temuan p ene litian bersifat terpercaya (kredibel) dan
konsisten, baik bagi orang-orang diteliti maupun bagi para pembaca. Demi
keautentikan, temuan-temuan penelitian harus dijaminagar menunjukkan kaitan
dengan unsur-unsur yang signifikan di dalam konteks atau situasi penelitian.
4. Generalizability of findings. Isu ini mesti dijawab melalui transferabilitas.'
seberapa jauh temuan-temuan atau kesimpulan-kesimpulan dapat ditransfer ke
konteks-konteks lain dan bagaimana temuan-temuan atau kesimpulan dapat
membantu untuk dihasilkannya teori-teori yang bermanfaat.

60
i
Sejalan dengan itu, Fossey e/ al. (2002) mengemukakan 5 kriteria sebagai berikut: til
i
\. N$eltrSr\as:\eixerraan bengan penydjran a\as temuan-temuan dan)nterpretasi.
Apakah pandangan-pandangan dariparapartisipan disajikan sesuai dengannada
mereka sen diti, yaitu apakahkutipannya disajikan? Apakah semua kecenderungan
jawaban dikemukakan, baik yang mendukung maupun yang menolak? Apakah
deskripsi dan interpretasi akan mudah dipahami oleh merek ayangmengalaminya
atau oleh mereka yang berada di dalam situasi yang dideskripsikan? Sampai
sejauh rnana hubungan-hubungan kekuasaan dalam pengumpulan data dan
analisis diperhitungkan, misalnya apakah para partisipan dilibatkan dalam
pendokumentasian, pengecekan atau analisis data, atau reviu atas analisis?
2. Koherensi: Berkaitan dengan penyajian atas temuan-temuan dan interpretasi.
Apakah temuan-temuan memiliki "kecocokan" dengan data yang dihimpun, yaitu
apakah apakah temuan-temuan memiliki keterkaitan yang masuk akal dengan
data? Berapa besar proporsi data yang diperhitungkan dalam temuan? Apakah
peispektif-perspektif yang berbeda mengenai temuan diperhatikan?
a
J. Resiprositas: Analisis data, temtan dan interpretasi. Sejauh manaproses-proses
pelaksanaan analisis atau reviu atas analisis atau negosiasi atas interpretasi di-
s hare dengan para partisipan?

4. Typicality: Berkaitan dengan laporan tertulis. Apakah klaim-klaim


memungkinkan unfuk digeneralisasikannya temuan-temuan terhadap kerangka
pengetahuan, populasi, atau kontek s atau settingyang lain?
5. Tingkat pengaruh dari intensi, keterlibatan, dan interpretasi dari peneliti:
Berkaitan dengan temuan-temuan dan laporan tertulis. Apakah ada transparansi
mengenai peran peneliti dalam proses interpretasi? Apakah penelitian telah
mengembangkan atau mengubah pemahaman awal dari peneliti mengenai
fenomena sosial yang diteliti? Apakah diungkapkan dengan jelas tentang intensi-
intensi, prakonsepsi, nilai-nilai, atauteori-teori yang menjadi preferensi peneliti?
Apakah pengalaman-pengalaman pribadi dari peneliti selama proses penelitian
dinyatakan dengan eksplisit?

Mahasiswa dapat menerapkan beberapa diantara teknik-teknik berikut untuk


meningkatkan kete.rper cay aan dankeautentikan penelitianny a, y aitu:
1 . Keterlibatan intensif dalam waktu y anglama.

2. Peerdebriefing.
3. Menunjukkan audit trail.
4. Deskripsi yang rinci (thick description).
5 . Pencarian bukti yang menyimpang atau kasus negatif dan penj elasan alternatif.

6. Memberchecks.
7. Triangulasi.
Terdapatbeberapajenis triangulasi. Akan tetapi, triangulasi data dan triangulasi metode
merupakan dua jenis triangulasi yang seyogyanya dilakukan dalam konteks penulisan skripsi.
Perlu diperhatikan bahwa yang dimaksudkan dengan triangulasi metode adalahtriangulasi
dengan menggunakan metode-metode yang berbeda di dalam ranah penelitian kualitatif

61
("within-methodolog,"). Mahasiswa hendaknya tidak melakukan triangulasi dengan
membandingkan metode dalam pendekatan kualitatif dengan metode daiam pendekatan
I
kuantitatif ( " b etw e en- met h o do l o gy ") . !
q

Pada bagianini perlu dikemukakan, sekali lagi, keputusan-keputusan yang dibuat dan
diterapkan, bukan konsep atau teori-teori yang dikutip begitu saja dari bahan-bahan
metodologi penelitian kualitatif. Penjabarannya harus konkrit apa adanya disertai dengan
argumentasi yang j elas.

3.11 Pertimbangan Etika dalam Penelitian


Setiap penelitian secara inheren melibatkan etika penelitian. Penelitian sosial bukan
hanya melibatkan pengumpul an data dari orang-orang, tetapi justru atau terutama mengenai
manusia.
Sebagai bahan perbandingan, Cresswell (2009) mengemukakan bahwa isu-isu etika
penelitian kualitatifperlu diantisipasi dalam berbagaitahapan, sebagai berikut:
1. Etika dalam merumuskan masalah penelitian. Hendaknya diidentifikasi masalah yang
memberikan manfaat dan bermakna bagi mereka yang diteliti dan pihak-pihak lain,
selain bagi peneliti sendiri. Dalam penelitian tindakan (action research) perlu
dihindari marjinalisasi terhadap para partisipan.
2. Tujuan dan pertanyaan penelitian diungkapkan secara terbuka. i

3. Isu-isu etika penelitian dalam pengumpulan data, di antaranya tidak menimbulkan


I

resiko bagi pihak yang diteliti; respek terhadap kalangan yang rentan; pelibatan
partisipan bersifat sukarela; ada rzin dari otoritas terkait; menaruh rasa hormat
terhadap tempat penelitian; hubungan timbal-balik yang seimbang dengan partisipan;
wawancara memajukan kemanusiaan; mencegah kerugian yang dapat ditimbulkan
olehbocomya datayang bersifatpribadi yang diperoleh dalampengumpulan data.
4. Isu-isu etika dalam analisis dan interpretasi, sepefti bagaimana menjaga kerahasiaan
(anonimiQ),' bagaimana menjaga data rahasia; akurasi dari interpretasi.
5. Isr-r-isu etika dalam penulisan laporan penelitian dan diseminasi, seperti tidak
digunakannya istilah-istilah yang bias; menyembunyikan, memalsukan, atau
memelintir temuan guna memenuhi kebutuhan peneliti atau audiens; dan sebagainya.
Padabagian ini dijabarkan tentang strategi yang digunakan oleh peneliti untuk menjaga
hubungan-hubungan yang etis dengan pihak-pihak yang berkepentingan dalam persiapan,
pelaksanaan, dan pelaporan serla komunikasi hasil penelitian. Perlu dikemukakan tentang isu-
isu etika yang krusial di dalam penelitian dan strategi yang diterapkan oleh mahasiswa dalam
mengupayakan dipenuhinya standar-standar etika penelitian. Kepentingan dari pihak
organisasi perusahaan, manajer, karyawan, konsumen, atau siapa pun yang terkait dengan
pelaksanaan penelitian perlu dij aga dengan baik.

62

Anda mungkin juga menyukai