BERKEBUTUHAN KHUSUS
DWI SARI USOP
SEMESTER 4
PGSD
KLASIFIKASI ANAK BERKEBUTUHAN
KHUSUS
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PERMANEN
Penyebabnya ?
Gaya hidup modern : Mendengarkan
earphone
Efek bising di pusat permainan anak-anak di
mall : tingkat kebisingan antara 90-95 desibel
Proses pengaliran suara
Saat suara masuk, tulang-tulang pendengaran
bergetar.
Suara lalu diteruskan ke koklea (rumah siput), yang
terletak di bagian tengah telinga.
Pada koklea terdapat sel-sel rambut yang berfungsi
menangkap rangsangan atau frekuensi suara.
Sel rambut juga berfungsi mengubah energi akustik
menjadi rangsang listrik untuk dapat diteruskan ke
pusat persepsi pendengaran di
otak..
Suara yang berfrekuensi 80 db dapat
menyebabkan sel-sel rambut mengalami
kelelahan
Sel rambut yang mengalami kelelahan terus-
menerus, lama- kelamaan akan rusak
TUNA GRAHITA
Pengertian
Individu dengan kecerdasan mental di bawah normal
Mengacu pada fungsi intelektual umum secara nyata
berada di bawah rata-rata disertai dengan kekurangan
dalam penyesuaian diri dan berlangsung pada masa
perkembangan
Tunagrahita sering disebut dengan beberapa istilah, yaitu :
Retardasi mental
Lemah ingatan
Feebleminded
Mental Subnormal
Psudofeebleminded
Istilah yang dikenakan pada anak normal yang
keadaannya menyerupai anak tuna grahita jika dilihat
sepintas. Tetapi, setelah mendapat perawatan atau
terapi tertentu, perlahan-lahan tanda ketunagrahitaan
yang tampak berangsur-angsur hilang dan menjadi
normal
Faktor yang menyebabkan :
Gangguan emosi pada masa kanak-kanaksehingga
menghambat perkembangan kognitif
Keadaan lingkungan yang kurang baik dan tidak
memberikan perangsang pada kecerdasan anak
sehingga perkembangan kognitif terhambat
Klasifikasi anak tuna grahita
Ada perbedaan di antara para ahli di dalam
mengklasifikasikan anak tuna grahita
Dokter : mengklasifikasikan anak tuna grahita
didasarkan pada kelainan fisiknya, sseperti tipe
mongoloid, microcephalon, microcephalon, cretinism
Pekerja Sosial : berdasarkan derajat penyesuaian diri
dan ketidakbergantungan
Psikolog berdasarkan aspek indeks mental
inteligensinya melalui angka hasil tes IQ, yakni, IQ 0-25
= idiot, IQ 25-50 = imbecil, IQ 50-75 = debil/moron
Pedagog : berdasarkan program pendidikan
yang disajikan, terbagi atas tiga yaitu :
Mampu didik
Mampu latih
Mampu rawat
Mampu didik
Tidak mampu mengikuti program sekolah
biasa tetapi masih mempunyai kekmampuan
yang dapat dikembangkan walau tidak
maksimal, yaitu :
Membaca, menulis, mengeja, berhitung
Menyesuaikan diri dan tidak bergantung pada
orang lain
Kemampuan yang sedehana untuk
kepentingan pekerjaan di kemudian hari
Mampu latih
Tidak mampu mengikuti program pendidikan
seperti anak tuna grahita mampu didik, sehingga
kemampuannya perllu diberdayakan dengan :
Belajar mengurus diri sendiri : makan, tidur,
mandi, berpakaian sendiri
Belajar menyesuaikan di lingkungan rumah dan
sekitarnya
Mempelajari kegunaan ekonomi di rumah, di
bengkel kerja, dan di lembaga lain
Mampu rawat
Kecerdasan sangat rendah sehingga tidak
mampu untuk mengurus diri sendiri dan
bersosialisasi sehingga membutuhkan
perawatan dari orang lain sepanjang hidupnya
Etiologi anak tuna grahita
Ada beberapa faktor penyebab anak tuna grahita :
Kurun waktu terjadinya
Pertumbuhan dan perkembangan
Radang otak : pendarahan dalam otak (intracarnial
baemorhage), penyakit, seperti measles, scarlet
fever, meaningitis, encephalitis, diphteria, cacar
Gangguan fisiologis : yang berasal dari virseperti
rubella (campak jerman), rhesus factor, mongoloid
sebagai akibat ganggguan genetik, dan cretinism
sebagai akibat gangguan kelenjar tiroid
Hereditas : para ahli mempunyai perbedaan dalam
pemikiran mengenai hereditas sebagai faktor
penyebab tuna grahita
Berdasarkan kurun waktu terjadinya
Faktor endogen (dibawa sejak lahir)
Fakltor eksogen (faktor dari luar seperti
penyakit
Faktor etiologi biomedik
Menurut Kenner
6,4% : trauma lahir dan anoxia prenatal
(keracunan)
35,61 % : faktor genetik
6,2 % : penyakit infeksi prenatal
5,0 % infeksi otak setelah lahir
2 % : lahir prematur
Faktor :
Kelainan kromosom
Waktu hamil ibu sakit / jatuh
Kelainan letak janin
Trauma kelahiran
Persalinan abnormal / sukar / lama
Kembar
Malnutrisi berat
Epilepsi
Dehidrasi berat dengan kejang
Lanjutan
Usia ibu : lebih dari 40 tahun / kurang dari
16 tahun
Panas tinggi disertai kejang
Sakit berat dan lama
Panas tinggi dan tidak sadarkan diri
Dampak ketunagrahitaan
Ingatan yang lemah sehingga mengalami
kesulitan dalam pemangilan kembali ingatan
Berhubungan dengan tahap perkembangan
kognitif
Menurut Inhelder, anak tuna grhahita berat
perkembangan kognitifnya terhambat pada
tingkat perkembangan sensori motorik.
Sedangkan anak tuna grahita ringan,
perkembangan kognitifnya terhenti sampai tahap
perkembangan operasional konkret.
PEMBELAJARAN UNTUK SISWA
TUNAGRAHITA
MODEL PPI
ANALISIS TUGAS
TEMATIK
MODEL PPI (PROGRAM
PEMBELAJARAN INDIVIDUAL
Program Pembelajaran Individual adalah
program yang disusun dimana kedalaman dan
keluasannya sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan tiap individu.
Memiliki ciri dalam satu kelas siswa belajar
bersama-sama dengan bidang studi yang sama
dalam jam yang sama tetapi materi atau
metode maupun media berbeda-beda sesuai
dengan kemampuan tiap siswa.
ANALISIS TUGAS
Adalah merinci atau memecah suatu
pekerjaan menjadi bagian-bagian kecil
mengingat kemampuan anak tunagrahita
Analisis tugas terbagi dua :
Analisis tugas diskriminasi
Analisis tugas berurutan
ANALISIS TUGAS DISKRIMINASI
Merinci atau memecah suatu pekerjaan
menjadi bagian-bagian kecil sesuai dengan
kemampuan anak tunagrahita di mana mereka
diajarkan untuk mampu membedakan hal-hal
yang dapat dilakukan pada satu benda atau
suatu hal
Contoh :
Menggergaji tripleks
Mengampelas tripleks
Meniru pola tripleks
ANALISIS TUGAS BERURUTAN
Menggosok gigi
Memegang sikat gigi
Menaruh pasta gigi pada sikat
Berkumur
Sikat diarahkan ke mulut
Mulai menggosok gigi
dst
TEMATIK
Materi pelajaran dikemas ke dalam tema-tema
tertentu
Contoh :
TEMA KETRAMPILAN
Bahasa Indonesia
Membaca dan menulis
Cara membuat telur asin :
. Memilih telur
. Mengampelas telur
Memcampur abu gosok, garam., air
. Menempel abu gosok pada telur
Membuat
Telur
Ketrampilan tata
Matematika boga
.Menimbang ab gosok, . Memilih telur
garam dan air sesuai
dengan jumlah telur . Mengampelas telur
.Menyebutkan alokasi . Mencampur abu
waktu sampai telur siap gosok, garam, air
panen
. Menempel abu
gosok pada telur
Bahasa Indonesia
Membaca dan menulis
TEMA BINA
. Memegang sendok
DIRI
. Menyendok makanan
. Mengangkkat sendok ke mulut
. Mengunyah makanan
. Menelan makanan IPA
.
Matematika
. Mengambil
Menyebutkan
makanan 1 sendok ciri makanan
makan/ 1 sendok teh sehat (basi,
Mengunyah makanna busuk)
kurang lebih 20 x
. Menata
Bina diri (Merawat diri) makanan
sendiri
. Memegang sendok
. Menyendok makanan
. Mengangkat sendok ke mulut
. Zmengunyah makanan
. Menelan makanan
Komponen-komponen pembelajaran
Identitas siswa
Kemampuan siswa saat ini
Tujuan jangka panjang
Tujuan jangka pendek
Materi pembelajaran
Strategi pembelajaran
Media
Evaluasi
Permainan yang menekankan pada pengembangan
kecerdasan dan motorik halus