20
15
2011 (%)
10 F2012 (%)
0
AMDK Teh Siap Saribuah Isotonik Karbonasi Kopi
Saji
Profil Industri Minuman Ringan
Indonesia
Industri Minuman Sari Buah
Industri Munuman Berkarbonasi
Industri Minuman Teh Siap Saji
Industri Air Minum Dalam Kemasan
Industri Minuman Isotonik
Industri Minuman Kopi dan Susu
PROFIL INDUSTRI MINUMAN
SARIBUAH
Tren Industri Minuman Sari Buah
Industri Minuman Sari Buah
Buavita milik PT Unilever Indonesia Tbk
(UNVR) menjadi pemimpin pasar
minuman jus sari buah dengan pangsa
29,1%.
Peningkatan produksi terjadi seiring
kenaikan konsumsi minuman sari buah di
pasar domestik. Konsumsi minuman sari
buah sendiri tumbuh rata-rata per tahun
(CAGR) sebesar 4,9% periode 2004-2009,
dari hanya 62 ribu ton pada 2004 dan
mencapai 79 ribu ton pada 2009.
Konsumsi minuman sari buah oleh
masyarakat Indonesia pada 2009
meningkat menjadi 350 gram per kapita
per tahun dari 290 gram per kapita per
tahun pada 2004.
Pertumbuhan 2009-2011 sangat
signifikan, karena adanya merek-merek
baru dengan iklan yang sophisticated
seperti Minute Maid Pulpy Orange dengan
3 varian. Buavita, 2 Tang dan Country
Choice segera meniru langkah Minute
Maid. Pertumbuhan pada 2011 mencapai
15%.
Industri Penggerak Minuman Saribuah
PT Sukandajaya Diamond/Jungle
PT Berri Indosari Berri
PT Monysaga Prima Sunkist
Juice Import yang beredar di pasar modern Jakarta:
1. Dimes - Turkey Rp. 14.050
2. Dewland - South Africa Rp. 17.850
3. Malee - Thailand Rp. 29.290
4. Tipco - Thailand Rp. 25.350
5. Original - Australia Rp. 36.050
6. Ceres - South Africa Rp. 38.150
7. Berri - Australia Rp. 25.350
8. Ocean Spray - USA Rp. 28.490
9. Lake Wood - USA Cherry Rp. 161.990
Organic - Blueberry Rp. 219..900
PROFIL INDUSTRI
MINUMAN
BERKARBONASI
Profil Industri Minuman Berkarbonasi
Data Euromonitor (July 2010) menyebutkan :
Walaupun volume sektor Minuman Berkarbonasi secara global tetap tumbuh, namun
tingkat pertumbuhannya masih di bawah tingkat pertumbuhan Minuman Ringan secara
total.
Dari tahun 2004 2009: CAGR adalah 1,5% dibanding 4% untuk Jus
Buah/Sayuran dan 6% untuk AMDK
Pertumbuhan Minuman Ringan (Siap Saji) sudah jenuh di Developed Market (Amerika
Utara, Eropa Barat & Australasia)
Konsumsi Minuman Ringan di Developing Market seperti Amerika Latin dan Eropa
Timur mencapai 70% dari tingkat konsumsi di Developed Market
Untapped Market seperti Asia Pacific dan Afrika Tengah Timur mempunyai potensi
besar karena volume Minuman Siap Saji baru mencapai 10% dari total kebutuhan
minuman
Dengan tingkat konsumsi minuman berkarbonasi yang masih rendah, tantangan utama
adalah menangkap persentase yang lebih besar atas konsumen baru minuman ringan
Hambatan utama pertumbuhan minuman ringan di Untapped Market adalah tingkat Income
Level / Disposible Income yang masih rendah. Pada tahun 2009, tingkat Disposible Income
konsumen di Untapped Market hanya 8% dari tingkat disposible income di Developed
Market
Namun opportunity terbesar bagi pertumbuhan minuman ringan (siap saji) di Untapped
Market adalah jumlah populasi Remaja dan Anak Muda yang besar. Populasi remaja dan
anak muda adalah populasi yang produktif dan berpotensi mempunyai tingkat Disposible
Income yang meningkat.
Minuman Ringan Non Cola terutama melalui peluncuran flavor yang disesuaikan
dengan cita rasa konsumen lokal, misal Fanta, Mirinda, dll.
2010
+/- 1.000 merk
473 Industri
14.5 Milyar Liter
Peta Sebaran Industri AMDK di Seluruh Indonesia
D.I ACEH
SUMUT
SULUT
PAPUA
SUMSEL KALSEL
SULSEL
LAMPUNG
DKI JAYA JATENG
JABAR JATIM
DI Yogyakarta
Tahun 2009
Total Industri = 437
ASPADIN AMDK NASIONAL
180 437
PERUSAHAAN PERUSAHAAN
Volume AMDK 2005-2010
Total Produksi AMDK
(Milyar Liter)
18.0 16.7
16.0
14.5
14.0 12.8
11.5
12.0
10.3
9.4
10.0 8.8
8.0
6.0
4.0
2.0
0.0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
PRODUKSI AMDK DAN PERTUMBUHANNYA (DALAM
MILYAR LITER)
3.8
3.7
3.6
3.5
3.4
3.3
2010 TRIWULAN 1 2011 TRIWULAN 1
VOLUME PER KAPITA
70,000,000,000
60,000,000,000
50,000,000,000
40,000,000,000
30,000,000,000
20,000,000,000
10,000,000,000
-
2005 2010
OTHERS
21% JABODETABEK
39%
PULAU JAWA
40%
Kontribusi AMDK (Kemasan)
SPS
29%
Gallon
71%
BEKASI
CIANJUR BANTEN
JABODETABEK
Q1 2011
16.5 juta liter/hari
SUKABUMI BOGOR
PROFIL INDUSTRI MINUMAN
ISOTONIK
Profil Industri Minuman Isotonik
Industri Minuman Isotonik: Kalau di awal pemunculannya tahun 1989
isotonik mulai dengan menjual 7 juta kaleng per bulan. Pada tahun 2000
minuman elektrolit ini hanya mengusung angka penjualan Rp.700-800
milyar, maka kini mereka sudah menyabet rekor penjualan di atas angka
3,5 trilyun rupiah, hanya dalam kurun waktu dari 11 tahun.
Sampai saat ini Market Leadernya adalah Pocari Sweat dengan menguasai
49 % pangsa pasar. Mizone saat inipun mengklaim sudah tumbuh menjadi
sama besar dengan Pocari Sweat yang lebih dulu berada di pasar.
Growth tahun 2011 sebesar 20% menjuadi Rp. 3,6 trilyun, Dan diprediksi
pertumbuhan tahun 2012 akan naik 25%. Hal ini karena isotonik bukan
hanya untuk olahraga, tapi untuk penghilang dahaga pada aktivitas sehari-
hari. Bahkan bukan hanya remaja, anak-anakpun telah mengkonsumsi
minuman isotonik karena pengaruh bintang iklan dari minuman elektrolit
yang semula untuk pengganti dehidrasi.
Tren pasar ke depannya
Brands Produsen Kemasan Target Market
Kino Sweat Group Kino Sachet SES BC
SES BC
Mari Sweat PT Ulam Tiba Halim Sachet
Anak-anak
SES ABC
Optima Sweat PT Navika Baverage Can
Dewasa
SES ABC
Mizone PT Aqua Golden Botol Pet
Dewasa
Can
SES ABC
Pocari Sweat PT Amerta Indah Otsuka Botol Pet
Dewasa
Sachet
SES ABC
Viton PT Tempo food Can
Dewasa
SES ABC
Vitazone PT Mayora Botol Pet
Dewasa
Can SES ABC
Powerade Isotonik PT Coca Cola Indonesia
Botol Pet Dewasa
SES ABC
Hi Calcium Isotonik PT Modern Food Botol Pet
Dewasa
PROFIL INDUSTRI MINUMAN KOPI
DAN SUSU
Profil Industri
Minuman Kopi
Kopi, sebagai salah satu
minuman yang paling dikenal di
seluruh dunia, memang banyak
digemari karena cita rasanya
yang kaya dan kompleks.
Sebenarnya yang dicari
konsumen dari minuman kopi
adalah efek stimulan dari kafein
dan aroma serta rasa dari kopi
itu sendiri.
Kopi lebih dikelompokkan ke
dalam minuman hangat.
Mayoritas produk yang
dipasarkan kepada konsumen Kopi Bubuk Kapal Api, Torabika, Nescafe,Indocafe dll.
akhir adalah kopi bubuk dan
ekstrak kopi instan.
Sedangkan sebagai minuman
siap saji muncul dalam 2 brand:
Nescafe dan UCC Coffee.
Negara Kopi ke
Empat di Dunia
Indonesia merupakan negara produsen KOPI keempat terbesar di dunia setelah
Brazil, Vietnam, dan Colombia. Kemampuan Indonesia sebagai salah satu produsen
KOPI terbesar di dunia adalah merupakan kisah panjang sejak jaman Pemerintah
Hindia Belanda sejak awal 1900-an. Ketika itu, pemerintah Hindia Belanda
menjadikan KOPI sebagai salah satu komoditas andalan ekspor. KOPI dihasilkan
oleh perkebunan-perkebunan yang dikelola oleh Pemerintah Hindia Belanda dan
hampir seluruh hasilnya diekspor, kecuali KOPI yang tidak laku diekspor. KOPI yang
berkualitas rendah ini dijual ke pasar dalam negeri. Sejalan dengan didirikannya
perkebunan KOPI pada masa itu, maka menjamur pulalah industri pengolahan
KOPI bubuk meski secara mayoritas skala usahanya masih industri menengah kecil.
Cikal bakal produsen KOPI terbesar saat ini, seperti merek Kapal Api telah berdiri
pada saat itu (1927).
Pertumbuhan produksi KOPI olahan, terutama KOPI bubuk pun terus menanjak.
Produksi KOPI bubuk Indonesia pada 2008 telah mencapai 129.659 ton. Dalam
lima tahun terakhir (2004-2008), pertumbuhan produksi KOPI ini mencapai rata-
rata 5,0 persen per tahun. Sebagaimana akan dibahas di Bab lain dalam Buku Studi
ini, dimana hampir seluruhnya produksi KOPI bubuk dalam negeri dikonsumsi di
pasaran lokal, artinya pertumbuhan yang relatif mendatar tersebut merupakan
cerminan dari pertumbuhan konsumsi
KOPI bubuk lokal yang tumbuhnya relatif landai pula.
Belakangan, berbagai diferensiasi KOPI olahan dikembangkan di
dalam negeri, tetapi tampaknya hanya ada dua jenis yang
mendapat pasar, yakni KOPI instan (tanpa ampas) dan KOPI mix.
KOPI instan muncul di pasar dalam negeri seiring dengan berdirinya
PT Nestle Indonesia (1993), dan kemudian PT Sari Incofood
Corporation (1984). Dalam lima tahun terakhir, produksi KOPI instan
ini berkisar pada 10.000an ribu ton per tahun dengan tren
pertumbuhan dalam periode 2004-2008 relatif lamban, yakni
mencapai 4,3 persen per tahun. Produksi KOPI instan di Indonesia
pada 2008 mencapai 10.995 ton, dan produksi 2009 diperkirakan
tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, yakni 11.000 ton
Kopi Bubuk dan Kopi Instant
Secara keseluruhan, jumlah produksi KOPI bubuk dan KOPI instan pada 2008 mencapai
140.654 ton, naik rata-rata 4,8 persen per tahun sejak 2004 atau selama periode lima
tahun terakhir. Pada 2009, produksi kedua jenis KOPI ini diperkirakan mencapai 141.000
ton. Perkiraan produksi ini didasarkan pada pengaruh stagnasi pertumbuhan ekonomi
2009 sebagai kelanjutan dampak krisis finansial global pada 2007-2008 sebelumnya.
1 Thailand 30,1
2 Malaysia 30
3 Vietnam 15
4 Indonesia 11,7
Pertumbuhan Industri Susu
Jumlah Peternak & Sapi
Tahun 2011
# Peternak 100.000
49
Produksi Susu Segar Dalam Negeri
(x1000 Ton/ tahun)
x 1000 Ton
750
800 674
700 533
600
500
400
300
200 25
100
-
1979 2003 2009 2011
Produksi SSDN
50
Pasar Susu Nasional 2010 in Volume
+0% +10%
+15% Liquid +3%
Infant Formula Cheese 1%
Acidified Milk 6%
13%
4%
Youghurt
1%
8%
SCM
31% Milk Powder
5% 44%
+ 9%
51
Source: AC Nielsen Retail Audit, WOM
Proyeksi Pertumbuhan Produksi SSDN
& Pasar Susu Indonesia (2010-2020)
(x 1000 MT)
7,000
6,000
5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
-
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Pasar Susu
Produksi
Proyeksi produksi 690K ton menjadi 1180K Ton ( 5.5% avr growth - 2005-2010)
Proyeksi pasar susu 3.2 jt Ton menjadi 6.2 Juta Ton (6.5% growth 2010 vs.2009)
52
Pertumbuhan RTD Minuman Ringan
Di Indonesia, minuman ringan saat ini:
Minuman air minum dalam kemasan (AMDK) -market share 84%
Minuman Ringan berkarbonasi memang cenderung stagnan, baik karena banyaknya pilihan minuman
lainnya, maupun karena ditimpa rumor masalah kesehatan. market share 3,6%.
Sementara pertumbuhan minuman lainnya yang menyolok adalah
Minuman Isotonik,
Minuman Sari Buah dan
Minuman lainnya beraroma buah-buahan.
Jika pada 2010 masih sama volumenya dengan minuman berkarbonasi, tahun 2011 dan seterusnya secara market
share akan melampauinya.
Minuman Ringan Teh masih mempunyai market share yang sangat kuat sebesar 8,9% di tahun 2010. Sementara
trendnya juga masih sangat kuat untuk berkembang, apalagi muncul minuman teh dengan berbagai variant
seperti teh berkarbonasi, teh mengandung sari buah, antioksidan dan lainnya, seperti
TEBS,
Fruitea,
Frestea,
Nu Tea,
Chrystinum Tea ABC,
Tea Kotak Rasa Buah,
Pokka Green Tea,
Teh Gelas,
Teh Bunga dll.
Trend Pertumbuhan Minuman Ringan
Pertumbuhan Minuman Ringan Siap Saji
30000.0
25000.0
20000.0
Juta Liter
15000.0
10000.0
5000.0
0.0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
RTD Tea 995.2 1046.0 1110.0 1218.0 1327.0 1439.0 1554.0 1672.0 1792.0 1914.0 2048.0 2191.3
RTD Carbonates 571.7 588.6 546.7 587.1 611.3 625.7 634.8 642.1 647.9 652.5 698.2 747.0
RTD Water 9897.3 10879.2 11462.8 12073.0 12837.2 13717.3 14735.2 15901.8 17237.7 18769.5 20086.6 21496.2
Others 264.8 322.2 330.5 440.9 506.5 560.0 607.0 644.1 679.4 712.0 758.6 808.2
Total NARTD 11729 12836 13450 14319 15282 16342 17531 18860 20357 22048 23591 25243
Asumsi tingkat pertumbuhan minimal tanpa mempertimbangkan tingkat inovasi baik dalam jenis, kemasan, merek maupun harga.
Sumber Euromonitor diolah oleh ASRIM.
Apakah minuman yang dikonsumsi oleh
orang Indonesia?
Hampir 38% adalah
minuman panas, seperti
Hot Tea, Hot Coffee,dan
Hot Chocolate, 12% Iced
Tea Drinks dan 50% sisanya
adalah minuman siap saji
dalam kemasan. Analisa ini
tidak memperhitungkan air
minum (baik dalam
kemasan atau hasil proses
rumah tangga), yang
tentunya sangat besar
(lebih dari 80%) seperti
digambarkan pada grafik di
slide sebelumnya.
Konsumsi Minuman
Dari 240 juta penduduk Indonesia pada saat
ini, tingkat konsumsi minuman ringan kita
adalah yang paling rendah, dibandingkan
Negara Asean lainnya yang penduduknya
jauh di bawah kita.
Minuman karbonasi 33 liter per kapita,
AMDK 53 liter perkapita,
dan minuman lainnya lebih rendah lagi.
Peluang yang masih terbuka bagi industri
minuman karena masih rendahnya konsumsi
perkapita minuman ringan di Indonesia.
di Thailand 89 liter per kapita,
di Singapore 141 liter per kapita,
di Filipina 122 liter per kapita.
Tahun 2015 kita menetapkan target 100 liter
perkapita untuk rata2 minuman ringan.
Jika pertumbuhan penduduk Indonesia tahun
2015 sudah mencapai 250 juta jiwa lebih,
maka target dari produsen industri minuman
ringan adalah konsumsi pertahun yang dapat
pasarkan sebanyak 25.250 juta liter.