Anda di halaman 1dari 56

Prospek dan Tren Industri Minuman

Ringan Indonesia Memasuki 2012


Prospek Ekonomi dan Industri Pangan Indonesia
di tengah Kelesuan Ekonomi Global
Prospek Bisnis Makanan dan Minuman
Ketua GAPMMI, Adhi S.Lukman, dalam Business Outlook 2012, menyampaikan bahwa sejak
beberapa tahun lalu perkembangan bisnis di bidang makanan dan minuman terus mengalami
pertumbuhan yang positif. Untuk tahun 2012, diharapkan omzet industri makanan dan
minuman akan tumbuh 8-10% atau lebih besar dari pertumbuhan tahun 2011 lalu yaang
mencapai 7-8%.
Pertumbuhan tersebut didorong oleh realisasi beberapa investasi baru, kenaikan daya beli
masyarakat seiringpertumbuhan ekonomi nasional sra pertumbuhan jumlah penduduk
dengan rata-rata growth 1,49% per tahun dalam 10 tahun terakhir ini (Data BPS).
Investasi di bidang Mamin tahun 2011 mencapai Rp. 13,2 trilyun.
Tahun 2012 diharapkan investasi akan meningkat tajam, apalagi banyak minat perusahaan
asing untuk masuk ke Indonesia, baik di industri mamin mau pun sektor retailer.
Krisis yang terjadi di Amerika erikat dan Eropa tentunya memberikan pengaruh terhadap
ekonomi dunia, tapi tidak langsung berdampak negatif terhadap industri mamin nasional.
Industri Mamin akan tetap tumbuh seiring dengan pencapaian Indonesia pada level layak
investasi yakni BBB dari lembaga peringkat Fitch Rating (Desember 2011) yang menempatkan
Indonesia sejajar dengan negara=negara maju lainnya. Investor baru akan masuk ke industri
mamin pada 2012, Dengan jumlah penduduk 240 juta jiwa saat ini, pasar Industri mamin
Indonesia harus dimanfaatkan dengan baik, Jika tidak, kita akan dibanjiri produk impor.
Prospek Bisnis Minuman Ringan
Per Kategori
AMDK
Karbonasi
Saribuah
Isotonik
Teh
Kopi dan Susu
Other
Non Kategori
Jenis Minuman Baru
Tren dan Innovasi
Tren Industri Minuman Ringan dan
Prospek Pertumbuhan Tahun 2012
Pertumbuhan Industri Minuman Ringan baik yang sudah dicapai
tahun 2011 maupun harapan untuk 2012 jauh lebih
menggembirakan dibanding dengan industri mamin secara
keseluruhan, karena investasi besar-besaran pada tahun 2011 akan
menghasilkan produknya pada tahun 2012 ini.
Iklim industri dengan pelbagai percepatan ekonomi dalam negeri
mendorong kesempatan pasar yang besar dengan pertumbuhan
tenaga kerja yang sangat pesat.
Urbanisasi mendorong bisnis retail secara dramatis di mana-mana
tumbuh mall dan super mall. Pada kenyataannya hal ini
menciptakan pasar yang besar bagi industri minuman ringan.
Dengan slogan 2 liter air minum per hari, kini AMDK tumbuh secara
mengejutkan. Saat ini ada 1000 merek AMDK di bawah 473
perusahaan.
Tren dan Prospek 2012 - 2
Sementara perusahaan industri minuman yang produknya tersudut
karena alasan kesehatan seperti karbonasi, telah mendiversifikasi
produknya menjadi AMDK, Minuman Saribuah, Isotonik dan
minuman sehat lainnya. Langkah ini membuat perusahaan raksasa
tersebut survive dan dan bahkan yakin akan mendongkrak
penjualannya dalam karbonasi 2 kali lipat tahun ini.
Kemakmuran yang meningkat mendorong kemampuan orang untuk
bisa membeli produk dengan harga yang cukup tinggi.
Di supermarket ternama, produk impor muncul membanjiri display.
Lebih dari 20 produk minuman saribuah impor memenuhi rak
panjangan, bahkan dengan harga sari buah per liter dari Rp.
162.000,- s/d Rp.220.000 seperti Lake Wood Organic.
Tren dan Prospek 2012 - 3
Di segmen minuman teh olahan, PT Sinar Sosro menguasai 65%
pasar minuman teh secara nasional dengan produksi pada 2010
mencapai 1 miliar liter. Menggunakan kapasitas produksi dari 10
pabrik, Sosro mengandalkan merek-merek utama seperti Teh Botol
Sosro, Fruit Tea, Joy tea, Tebs, dan S-Tee. Sedangkan Orang Tua
Group memiliki pangsa pasar 20% dengan produksi sekitar 310 juta
liter dari 2 pabrik. Produk utama minuman teh Orang Tua Group
adalah Teh Gelas. Sisa pangsa 15% di pasar minuman teh olahan
dipegang oleh PT Coca Cola Indonesia, Pepsi, serta beberapa
produsen lainnya.
Di segmen minuman sari buah, pada 2009 PT Unilever Indonesia
Tbk (UNVR) melalui merek Buavita menjadi pemimpin pasar dengan
pangsa 29,1%. Produk Tang Mas, Frutang, memiliki pangsa pasar
kedua sebesar 24,4% ketika itu. Kompetitor lainnya di minuman sari
buah adalah PT Coca Cola Indonesia yang memproduksi Minute
Maid Pulpy Orange.
Tren dan Prospek 2012 - 4
Sedangkan di segmen minuman isotonik, PT Amerta Indah Otsuka yang
mengandalkan merek Pocari Sweat diperkirakan masih menguasai pasar di
Indonesia. Beberapa produsen minuman isotonik lainnya antara lain PT
Aqua Golden Mississippi Tbk (AQUA) dengan merek Mizone, PT Coca Cola
Indonesia mengandalkan merek Powerade, PT Mayora Indah Tbk (MYOR)
dengan merek Vitazone, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan merek Fatigon
Hydro, PT Heinz ABC Indonesia memproduksi Pro Sweat, dan PT Dankos
Laboratories mengandalkan X-Ion.
Sementara di segmen minuman energi, pada 2011 PT Bintang Toedjoeh
(anak usaha PT Kalbe Farma Tbk) melalui merek Extra Joss menguasai 50%
pasar di Indonesia. PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) melalui Hemaviton
menguasai 20% pasar minuman energi, diikuti PT Asia Sejahtera Perdana
Pharmaceutical (ASPP) dengan merek Kratingdaeng yang menguasai
pangsa 10%, serta PT Sido Muncul dengan merek Kuku Bima yang
menguasai pangsa 10%. Sisanya pemain lain yang menguasai pangsa lebih
kecil.(*)
Target
Market
Growth dan Kinerja Industri Minuman
Ringan tahun 2011
Growth dari Tiap-tiap Industri Minuman
Peluang VS Pencapaian serta Persaingan
Usaha
Brand Baru dalam Industri Minuman Ringan
Hambatan dan Regulasi
Periklanan Minuman Ringan
Pertumbuhan 2011
Pertumbuhan Minuman Ringan tahun 2011 melampaui
perkiraan di awal tahun lalu. Walau tidak sama
pertumbuhan pada tiap jenis minuman, namun rata-rata
pertumbuhan minuman ringan di tahun 2011 bisa
mencapai 10%. Pertumbuhan tertinggi dipacu oleh
pertumbuhan minuman isotonik yang bisa mencapai 17-
18%. Bahkan melampaui pertumbuhan Air Minum Dalam
Kemasan (AMDK) yang 15,17 %.
Pertumbuhan minuman sari buah masih cukup manis, yakni
sebesar 15%. Sementara teh siap saji dalam kemasan masih
tumbuh diangka 12%, dan minuman berkarbonasi sebesar
8%. Minuman Kopi tumbuh 15,8% dan susu bertahan di
angka pertumbuhan 10%. Selengkapnya seperti di table
berikut ini:
Pertumbuhan Minuman Ringan Per
Kategori 2011-F2012
25

20

15

2011 (%)
10 F2012 (%)

0
AMDK Teh Siap Saribuah Isotonik Karbonasi Kopi
Saji
Profil Industri Minuman Ringan
Indonesia
Industri Minuman Sari Buah
Industri Munuman Berkarbonasi
Industri Minuman Teh Siap Saji
Industri Air Minum Dalam Kemasan
Industri Minuman Isotonik
Industri Minuman Kopi dan Susu
PROFIL INDUSTRI MINUMAN
SARIBUAH
Tren Industri Minuman Sari Buah
Industri Minuman Sari Buah
Buavita milik PT Unilever Indonesia Tbk
(UNVR) menjadi pemimpin pasar
minuman jus sari buah dengan pangsa
29,1%.
Peningkatan produksi terjadi seiring
kenaikan konsumsi minuman sari buah di
pasar domestik. Konsumsi minuman sari
buah sendiri tumbuh rata-rata per tahun
(CAGR) sebesar 4,9% periode 2004-2009,
dari hanya 62 ribu ton pada 2004 dan
mencapai 79 ribu ton pada 2009.
Konsumsi minuman sari buah oleh
masyarakat Indonesia pada 2009
meningkat menjadi 350 gram per kapita
per tahun dari 290 gram per kapita per
tahun pada 2004.
Pertumbuhan 2009-2011 sangat
signifikan, karena adanya merek-merek
baru dengan iklan yang sophisticated
seperti Minute Maid Pulpy Orange dengan
3 varian. Buavita, 2 Tang dan Country
Choice segera meniru langkah Minute
Maid. Pertumbuhan pada 2011 mencapai
15%.
Industri Penggerak Minuman Saribuah

PT Sukandajaya Diamond/Jungle
PT Berri Indosari Berri
PT Monysaga Prima Sunkist
Juice Import yang beredar di pasar modern Jakarta:
1. Dimes - Turkey Rp. 14.050
2. Dewland - South Africa Rp. 17.850
3. Malee - Thailand Rp. 29.290
4. Tipco - Thailand Rp. 25.350
5. Original - Australia Rp. 36.050
6. Ceres - South Africa Rp. 38.150
7. Berri - Australia Rp. 25.350
8. Ocean Spray - USA Rp. 28.490
9. Lake Wood - USA Cherry Rp. 161.990
Organic - Blueberry Rp. 219..900
PROFIL INDUSTRI
MINUMAN
BERKARBONASI
Profil Industri Minuman Berkarbonasi
Data Euromonitor (July 2010) menyebutkan :
Walaupun volume sektor Minuman Berkarbonasi secara global tetap tumbuh, namun
tingkat pertumbuhannya masih di bawah tingkat pertumbuhan Minuman Ringan secara
total.

Dari tahun 2004 2009: CAGR adalah 1,5% dibanding 4% untuk Jus
Buah/Sayuran dan 6% untuk AMDK

Forecast 2009 2014: CAGR minuman berkarbonasi tumbuh 1,1% dibanding


5,2% untuk Jus Buah/Sayuran dan 3,9% untuk AMDK
Cocacola sebagai pemegang share terbesar di Industri Minuman Berkabonasi
menyatakan bahwa tahun 2011 pertumbuhan mereka mencapai 8% dan
menargetkan pertumbuhan tahun 2012 mencapai 15%

APAKAH MASIH ADA KESEMPATAN UNTUK MINUMAN BERKARBONASI ??

* CAGR : Compound Annual Growth Rate


Gambaran besar Consumer Habit dalam mengkonsumsi Minuman Ringan (Siap Saji)

Pertumbuhan Minuman Ringan (Siap Saji) sudah jenuh di Developed Market (Amerika
Utara, Eropa Barat & Australasia)
Konsumsi Minuman Ringan di Developing Market seperti Amerika Latin dan Eropa
Timur mencapai 70% dari tingkat konsumsi di Developed Market
Untapped Market seperti Asia Pacific dan Afrika Tengah Timur mempunyai potensi
besar karena volume Minuman Siap Saji baru mencapai 10% dari total kebutuhan
minuman

Volume Consumption Per Capita

Euromonitor, July 2010


Richard Haffner
Volume share in untapped markets v. world

Euromonitor, July 2010


Richard Haffner

Share of Volume untuk minuman berkarbonasi bagi Coca-Cola maupun PepsiCo di


Untapped Market lebih besar di banding dengan rata-rata di tingkat global.

Dengan tingkat konsumsi minuman berkarbonasi yang masih rendah, tantangan utama
adalah menangkap persentase yang lebih besar atas konsumen baru minuman ringan
Hambatan utama pertumbuhan minuman ringan di Untapped Market adalah tingkat Income
Level / Disposible Income yang masih rendah. Pada tahun 2009, tingkat Disposible Income
konsumen di Untapped Market hanya 8% dari tingkat disposible income di Developed
Market

Namun opportunity terbesar bagi pertumbuhan minuman ringan (siap saji) di Untapped
Market adalah jumlah populasi Remaja dan Anak Muda yang besar. Populasi remaja dan
anak muda adalah populasi yang produktif dan berpotensi mempunyai tingkat Disposible
Income yang meningkat.

Untapped markets have higher teen population

Euromonitor, July 2010


Richard Haffner
Dari kurang lebih 240 juta penduduk Indonesia, lebih dari 50% adalah populasi muda
dengan tingkat umur dibawah 29 tahun. Dengan persentase yang sama untuk populasi yang
hidup di daerah urban dibanding rural
Bagaimana strategi pertumbuhan minuman ringan berkarbonasi kedepannya.?

Inovasi adalah kunci dari pertumbuhan minuman ringan berkarbonasi.

Minuman Ringan Non Cola terutama melalui peluncuran flavor yang disesuaikan
dengan cita rasa konsumen lokal, misal Fanta, Mirinda, dll.

Industri Minuman Ringan mengembangkan berbagai produk lokal.


Di Rusia, dimana 55% dari minuman berkarbonasi adalah Non Cola, tumbuh
berbagai produk lokal seperti Baikal, Tarkhun, Kolokolchik, Ruratino dan Kvas
(minuman fermentasi Non Cola)
Di Venezuela berkembang Malta, minuman malt berkarbonasi
Sedang di Brazil, minuman karbonasi dengan berbasis Guarana, sejenis buah
berry merah dari amazon berkembang pesat
PROFILE INDUSTRI MINUMAN TEH
Profil Industri Minuman Teh Siap Saji
Pemain minuman teh siap saji terbesar di Indonesia adalah teh botol Sosro. Riset
media Nielsen mencatat, PT Sinar Sosro menguasai 70% pasar minuman teh
nasional. Angka ini stabil dalam kurun waktu 2003 sampai 2008. Pada 2011, Sosro
menargetkan penjualan tumbuh 10%-12% dibandingkan tahun lalu seiring
kenaikan permintaan domestik. Untuk mengejar target itu, perusahaan
menyiapkan ekspansi guna menambah kapasitas produksi.
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan industri pengolahan teh juga
tumbuh dengan cepat, meningkat rata-rata per tahun (CAGR) 36% sejak 2006
sampai 2009, dan menjadi segmen industri minuman yang tumbuh paling cepat
dibandingkan dengan industri minuman beralkohol maupun air minum dalam
kemasan.
Selain ditopang oleh konsumsi minuman teh cepat saji, pertumbuhan industri
pengolahan teh Indonesia juga ditopang oleh konsumsi hot tea dan iced tea drinks
yang mencapai 34% terhadap total jenis minuman yang dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Data Asosiasi Minuman Ringan Indonesia menunjukkan 38%
minuman yang dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah minuman panas, seperti
hot tea, hot coffee, dan hot chocolate.
Pertumbuhan
Industri Minuman Teh Siap Saji
Asosiasi Minuman Ringan Indonesia (Asrim) memperkirakan pasar minuman ringan teh
siap saji nasional tumbuh 7,5% menjadi 1,67 miliar liter pada 2011 dibandingkan 2010
yakni 1,55 miliar liter. Pertumbuhan itu mengikuti penambahan jumlah penduduk dan
masih rendahnya tingkat konsumsi minuman ringan masyarakat di Indonesia.
Pendorong utama bagi pertumbuhan
pasar minuman ringan teh adalah
populasi remaja dan anak muda di
dalam negeri. Remaja dan anak muda
adalah populasi yang produktif dan
berpotensi mempunyai tingkat
disposable income yang terus
meningkat.
Pangsa minuman teh siap saji tercatat
sebesar 8,9% pada 2010, kedua
setelah minuman air dalam kemasan
yang mencapai 84% dari total pasar
minuman ringan siap saji nasional.
PROFIL INDUSTRI MINUMAN AMDK
Profil Industri Air Minum Dalam Kemasan
Industri AMDK eksis di Indonesia sejak tahun 1973 dengan
munculnya AQUA diproduksi oleh Aqua Golden Mississipi milik Tirto
Utomo. Pertama muncul dengan produksi 6 juta liter, dalam
kemasan botol PET. Kemudian dalam kemasan cup (gelas) Dan
gallon. Aqua menjadi pioner dalam air minum dalam kemasan.
Kemudian muncul Oasis, Ades, Vit, Prim-A, Nestle Purelife,
Sanqua, Aqua, LeVia, 2tang, Quary, Airess, Total, Fantasi,
Indomaret, Giant, Hypermart Air Minum, Carrefour Air Minum,
Aguaria, R mas, Cibening, SAP dan lain-lain.
Pada tahun 2010 telah ada 1000 merek dari 473 industri dengan
total produksi 14,5 milyar liter (growth 13,28% dari 2010 yang 12,8
milyar liter).
Tahun 2011 tumbuh sebesar 15.17% menjadi 16,7 milyar liter dan
diprediksi tahun 2012 akan tumbuh 18%. Terutama tumbuhnya Tirto Utomo
industri baru di luar Jawa Sumatera, termasuk di Indonesia bagian
Timur.
Dari total industri AMDK 180 perusahaan menjadi anggota ASPADIN
(Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia) dan 7
perusahaan di antaranya juga anggota ASRIM. Sedangkan lainnya
tidak bergabung dalam asosiasi, sehingga sulit dalam pembinaan
Dan monitoringnya karena AMDK telah ditetapkan harus
menerapkan SNI wajib.
Industri AMDK
Eksis 1973
6 juta Liter

2010
+/- 1.000 merk
473 Industri
14.5 Milyar Liter
Peta Sebaran Industri AMDK di Seluruh Indonesia

D.I ACEH
SUMUT
SULUT

SUMBAR KALBAR KALTIM

PAPUA
SUMSEL KALSEL

SULSEL
LAMPUNG
DKI JAYA JATENG

JABAR JATIM
DI Yogyakarta

Tahun 2009
Total Industri = 437
ASPADIN AMDK NASIONAL

180 437
PERUSAHAAN PERUSAHAAN
Volume AMDK 2005-2010
Total Produksi AMDK
(Milyar Liter)

18.0 16.7

16.0
14.5

14.0 12.8
11.5
12.0
10.3
9.4
10.0 8.8

8.0

6.0

4.0

2.0

0.0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
PRODUKSI AMDK DAN PERTUMBUHANNYA (DALAM
MILYAR LITER)

3.8

3.7

3.6

3.5

3.4

3.3
2010 TRIWULAN 1 2011 TRIWULAN 1
VOLUME PER KAPITA

70,000,000,000

60,000,000,000

50,000,000,000

40,000,000,000

30,000,000,000

20,000,000,000

10,000,000,000

-
2005 2010

Konsumsi Per Kapita


Kontribusi AMDK (Wilayah)

OTHERS
21% JABODETABEK
39%

PULAU JAWA
40%
Kontribusi AMDK (Kemasan)

SPS
29%

Gallon
71%
BEKASI

CIANJUR BANTEN

JABODETABEK
Q1 2011
16.5 juta liter/hari

SUKABUMI BOGOR
PROFIL INDUSTRI MINUMAN
ISOTONIK
Profil Industri Minuman Isotonik
Industri Minuman Isotonik: Kalau di awal pemunculannya tahun 1989
isotonik mulai dengan menjual 7 juta kaleng per bulan. Pada tahun 2000
minuman elektrolit ini hanya mengusung angka penjualan Rp.700-800
milyar, maka kini mereka sudah menyabet rekor penjualan di atas angka
3,5 trilyun rupiah, hanya dalam kurun waktu dari 11 tahun.
Sampai saat ini Market Leadernya adalah Pocari Sweat dengan menguasai
49 % pangsa pasar. Mizone saat inipun mengklaim sudah tumbuh menjadi
sama besar dengan Pocari Sweat yang lebih dulu berada di pasar.
Growth tahun 2011 sebesar 20% menjuadi Rp. 3,6 trilyun, Dan diprediksi
pertumbuhan tahun 2012 akan naik 25%. Hal ini karena isotonik bukan
hanya untuk olahraga, tapi untuk penghilang dahaga pada aktivitas sehari-
hari. Bahkan bukan hanya remaja, anak-anakpun telah mengkonsumsi
minuman isotonik karena pengaruh bintang iklan dari minuman elektrolit
yang semula untuk pengganti dehidrasi.
Tren pasar ke depannya
Brands Produsen Kemasan Target Market
Kino Sweat Group Kino Sachet SES BC
SES BC
Mari Sweat PT Ulam Tiba Halim Sachet
Anak-anak
SES ABC
Optima Sweat PT Navika Baverage Can
Dewasa
SES ABC
Mizone PT Aqua Golden Botol Pet
Dewasa
Can
SES ABC
Pocari Sweat PT Amerta Indah Otsuka Botol Pet
Dewasa
Sachet
SES ABC
Viton PT Tempo food Can
Dewasa
SES ABC
Vitazone PT Mayora Botol Pet
Dewasa
Can SES ABC
Powerade Isotonik PT Coca Cola Indonesia
Botol Pet Dewasa
SES ABC
Hi Calcium Isotonik PT Modern Food Botol Pet
Dewasa
PROFIL INDUSTRI MINUMAN KOPI
DAN SUSU
Profil Industri
Minuman Kopi
Kopi, sebagai salah satu
minuman yang paling dikenal di
seluruh dunia, memang banyak
digemari karena cita rasanya
yang kaya dan kompleks.
Sebenarnya yang dicari
konsumen dari minuman kopi
adalah efek stimulan dari kafein
dan aroma serta rasa dari kopi
itu sendiri.
Kopi lebih dikelompokkan ke
dalam minuman hangat.
Mayoritas produk yang
dipasarkan kepada konsumen Kopi Bubuk Kapal Api, Torabika, Nescafe,Indocafe dll.
akhir adalah kopi bubuk dan
ekstrak kopi instan.
Sedangkan sebagai minuman
siap saji muncul dalam 2 brand:
Nescafe dan UCC Coffee.
Negara Kopi ke
Empat di Dunia
Indonesia merupakan negara produsen KOPI keempat terbesar di dunia setelah
Brazil, Vietnam, dan Colombia. Kemampuan Indonesia sebagai salah satu produsen
KOPI terbesar di dunia adalah merupakan kisah panjang sejak jaman Pemerintah
Hindia Belanda sejak awal 1900-an. Ketika itu, pemerintah Hindia Belanda
menjadikan KOPI sebagai salah satu komoditas andalan ekspor. KOPI dihasilkan
oleh perkebunan-perkebunan yang dikelola oleh Pemerintah Hindia Belanda dan
hampir seluruh hasilnya diekspor, kecuali KOPI yang tidak laku diekspor. KOPI yang
berkualitas rendah ini dijual ke pasar dalam negeri. Sejalan dengan didirikannya
perkebunan KOPI pada masa itu, maka menjamur pulalah industri pengolahan
KOPI bubuk meski secara mayoritas skala usahanya masih industri menengah kecil.
Cikal bakal produsen KOPI terbesar saat ini, seperti merek Kapal Api telah berdiri
pada saat itu (1927).
Pertumbuhan produksi KOPI olahan, terutama KOPI bubuk pun terus menanjak.
Produksi KOPI bubuk Indonesia pada 2008 telah mencapai 129.659 ton. Dalam
lima tahun terakhir (2004-2008), pertumbuhan produksi KOPI ini mencapai rata-
rata 5,0 persen per tahun. Sebagaimana akan dibahas di Bab lain dalam Buku Studi
ini, dimana hampir seluruhnya produksi KOPI bubuk dalam negeri dikonsumsi di
pasaran lokal, artinya pertumbuhan yang relatif mendatar tersebut merupakan
cerminan dari pertumbuhan konsumsi
KOPI bubuk lokal yang tumbuhnya relatif landai pula.
Belakangan, berbagai diferensiasi KOPI olahan dikembangkan di
dalam negeri, tetapi tampaknya hanya ada dua jenis yang
mendapat pasar, yakni KOPI instan (tanpa ampas) dan KOPI mix.
KOPI instan muncul di pasar dalam negeri seiring dengan berdirinya
PT Nestle Indonesia (1993), dan kemudian PT Sari Incofood
Corporation (1984). Dalam lima tahun terakhir, produksi KOPI instan
ini berkisar pada 10.000an ribu ton per tahun dengan tren
pertumbuhan dalam periode 2004-2008 relatif lamban, yakni
mencapai 4,3 persen per tahun. Produksi KOPI instan di Indonesia
pada 2008 mencapai 10.995 ton, dan produksi 2009 diperkirakan
tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, yakni 11.000 ton
Kopi Bubuk dan Kopi Instant
Secara keseluruhan, jumlah produksi KOPI bubuk dan KOPI instan pada 2008 mencapai
140.654 ton, naik rata-rata 4,8 persen per tahun sejak 2004 atau selama periode lima
tahun terakhir. Pada 2009, produksi kedua jenis KOPI ini diperkirakan mencapai 141.000
ton. Perkiraan produksi ini didasarkan pada pengaruh stagnasi pertumbuhan ekonomi
2009 sebagai kelanjutan dampak krisis finansial global pada 2007-2008 sebelumnya.

Ton Trend Ton Trend Ton Trend Ton Trend


- -
2004 116,790 - 106,903 - 9,887 84,300

2005 123,778 6.0% 110,741 3.6% 13,037 31.9% 102,053 21.1%

2006 132,665 7.2% 122,295 10.4% 10,370 -20.5% 87,091 -14.7%

2007 136,789 3.1% 126,097 3.1% 10,692 3.1% 74,410 -14.6%

2008 140,654 2.8% 129,659 2.8% 10,995 2.8% 87,505 17.6%

2009* 141,000 0.2% 130,000

Ton Trend Ton Trend Ton Trend Ton Trend


Profil Industri Minuman Susu

Persaingan produsen-produsen pengolah susu di Indonesia diperkirakan


makin ketat pada tahun ini seiring investasi yang dilakukan untuk
menambah kapasitas produksi maupun membangun pabrik baru. Investasi
yang dilakukan ditujukan untuk memenuhi peningkatan permintaan
domestik.
Berdasarkan kompilasi data yang dihimpun Departemen Riset IFT, dua
produsen susu skala besar menginvestasikan sekitar US$ 210 juta tahun ini
untuk menambah kapasitas produksi pengolah susu. PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk (ICBP) melalui anak usaha PT Indolakto membangun
pabrik pengolahan susu di Jawa Timur senilai US$ 110 juta pada tahun ini.
Pertumbuhan Industri Susu Nasional

PT Nestle Indonesia mulai membangun pabrik pengolahan susu di


Karawang, Jawa Barat, senilai US$ 100 juta pada Juli 2011.Menurut data
Euromonitor, Indofood CBP menguasai 37,8% pasar produk susu kental
manis di Indonesia hingga tahun lalu. Indofood CBP juga menguasai
22,4% pasar flavoured milk drinks dan susu ultra high temperatures.
Selain memproduksi susu, Indofood CBP memproduksi mentega,
minuman yogurt, dan es krim.
Konsumsi Nasional diprediksi Naik 8%
Konsumsi susu di Indonesia pada tahun ini diperkirakan tumbuh 8% mencapai 885
ribu ton dibandingkan tahun lalu 820 ribu ton. Pertumbuhan konsumsi susu dipicu
kenaikan jumlah penduduk dan tumbuhnya kesadaran masyarakat perihal manfaat
susu bagi kesehatan. Variasi minuman susu oleh produsen dalam berbagai bentuk
seperti susu siap minum ikut mendorong kenaikan konsumsi.
URUTAN NEGARA KONSUMSI PERKAPITA (LITER)

1 Thailand 30,1
2 Malaysia 30
3 Vietnam 15
4 Indonesia 11,7
Pertumbuhan Industri Susu
Jumlah Peternak & Sapi

1966 - 1998 : 7 Industri 1998 - 2011 : 40 Industri

Tahun 2011
# Peternak 100.000

# Sapi perah 500.000

49
Produksi Susu Segar Dalam Negeri
(x1000 Ton/ tahun)

x 1000 Ton

750
800 674
700 533
600
500
400
300
200 25
100
-
1979 2003 2009 2011
Produksi SSDN

24 Tahun 6 Tahun 2 Tahun


21k ton/th 24k ton/th 38k ton/th

50
Pasar Susu Nasional 2010 in Volume

Pasar Susu Indonesia (x 1000Ton SSDN)


Total 3.2 Juta Ton SSDN

+0% +10%
+15% Liquid +3%
Infant Formula Cheese 1%
Acidified Milk 6%
13%
4%
Youghurt
1%
8%

SCM
31% Milk Powder
5% 44%

+ 9%

51
Source: AC Nielsen Retail Audit, WOM
Proyeksi Pertumbuhan Produksi SSDN
& Pasar Susu Indonesia (2010-2020)

(x 1000 MT)
7,000

6,000

5,000

4,000

3,000

2,000

1,000

-
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Pasar Susu
Produksi
Proyeksi produksi 690K ton menjadi 1180K Ton ( 5.5% avr growth - 2005-2010)
Proyeksi pasar susu 3.2 jt Ton menjadi 6.2 Juta Ton (6.5% growth 2010 vs.2009)

52
Pertumbuhan RTD Minuman Ringan
Di Indonesia, minuman ringan saat ini:
Minuman air minum dalam kemasan (AMDK) -market share 84%
Minuman Ringan berkarbonasi memang cenderung stagnan, baik karena banyaknya pilihan minuman
lainnya, maupun karena ditimpa rumor masalah kesehatan. market share 3,6%.
Sementara pertumbuhan minuman lainnya yang menyolok adalah
Minuman Isotonik,
Minuman Sari Buah dan
Minuman lainnya beraroma buah-buahan.
Jika pada 2010 masih sama volumenya dengan minuman berkarbonasi, tahun 2011 dan seterusnya secara market
share akan melampauinya.
Minuman Ringan Teh masih mempunyai market share yang sangat kuat sebesar 8,9% di tahun 2010. Sementara
trendnya juga masih sangat kuat untuk berkembang, apalagi muncul minuman teh dengan berbagai variant
seperti teh berkarbonasi, teh mengandung sari buah, antioksidan dan lainnya, seperti
TEBS,
Fruitea,
Frestea,
Nu Tea,
Chrystinum Tea ABC,
Tea Kotak Rasa Buah,
Pokka Green Tea,
Teh Gelas,
Teh Bunga dll.
Trend Pertumbuhan Minuman Ringan
Pertumbuhan Minuman Ringan Siap Saji
30000.0

25000.0

20000.0
Juta Liter

15000.0

10000.0

5000.0

0.0
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
RTD Tea 995.2 1046.0 1110.0 1218.0 1327.0 1439.0 1554.0 1672.0 1792.0 1914.0 2048.0 2191.3
RTD Carbonates 571.7 588.6 546.7 587.1 611.3 625.7 634.8 642.1 647.9 652.5 698.2 747.0
RTD Water 9897.3 10879.2 11462.8 12073.0 12837.2 13717.3 14735.2 15901.8 17237.7 18769.5 20086.6 21496.2
Others 264.8 322.2 330.5 440.9 506.5 560.0 607.0 644.1 679.4 712.0 758.6 808.2
Total NARTD 11729 12836 13450 14319 15282 16342 17531 18860 20357 22048 23591 25243

Asumsi tingkat pertumbuhan minimal tanpa mempertimbangkan tingkat inovasi baik dalam jenis, kemasan, merek maupun harga.
Sumber Euromonitor diolah oleh ASRIM.
Apakah minuman yang dikonsumsi oleh
orang Indonesia?
Hampir 38% adalah
minuman panas, seperti
Hot Tea, Hot Coffee,dan
Hot Chocolate, 12% Iced
Tea Drinks dan 50% sisanya
adalah minuman siap saji
dalam kemasan. Analisa ini
tidak memperhitungkan air
minum (baik dalam
kemasan atau hasil proses
rumah tangga), yang
tentunya sangat besar
(lebih dari 80%) seperti
digambarkan pada grafik di
slide sebelumnya.
Konsumsi Minuman
Dari 240 juta penduduk Indonesia pada saat
ini, tingkat konsumsi minuman ringan kita
adalah yang paling rendah, dibandingkan
Negara Asean lainnya yang penduduknya
jauh di bawah kita.
Minuman karbonasi 33 liter per kapita,
AMDK 53 liter perkapita,
dan minuman lainnya lebih rendah lagi.
Peluang yang masih terbuka bagi industri
minuman karena masih rendahnya konsumsi
perkapita minuman ringan di Indonesia.
di Thailand 89 liter per kapita,
di Singapore 141 liter per kapita,
di Filipina 122 liter per kapita.
Tahun 2015 kita menetapkan target 100 liter
perkapita untuk rata2 minuman ringan.
Jika pertumbuhan penduduk Indonesia tahun
2015 sudah mencapai 250 juta jiwa lebih,
maka target dari produsen industri minuman
ringan adalah konsumsi pertahun yang dapat
pasarkan sebanyak 25.250 juta liter.

Anda mungkin juga menyukai