Anda di halaman 1dari 40

Referat

Sindrom Polikistik Ovarium


Disusun oleh:
Celine Citra Surya (112016113)
Dokter Pembimbing:
dr. Johan M. Hutabarat, Sp.OG
Pendahuluan
Kumpulan gejala yang ditandai dengan
adanya proses anovulasi (tidak keluarnya
ovum) kronis disertai perubahan endokrin
(seperti hiperinsulinemia dan
hiperandrogenemia) dan tidak disertai
dengan kelainan pada kelenjar adrenal
maupun kelenjar hipofisis
Hiperandrogenisme: hirsutisme, jerawat,
kebotakan, testosteron &
androstenodion
Hiperinsulinemia: obesitas
Etiologi
Etiologi tidak diketahui secara jelas
Genetik
Faktor-faktor : riwayat BBL tinggi, dilahirkan oleh ibu dengan kelebihan BB,
virilisasi bawaan, pubarche dini (< 8 tahun(, obesitas, akantosis nigricans,
jerawat
Epidemiologi
Kriteria National Institutes of Health (NIH) oligomenore atau amenorea,
dan hperandrogenisme : 7% 8.7 % pada wanita usia reproduksi
Kriteria Rotterdam atau The Androgen Excess Society (AES) 3 5 % dari 5
-10 % wanita usia reproduksi yang berumur 12 45 tahun
PCOS mempengaruhi 28% dari wanita obesitas
Patogenesis
Resistensi Insulin Hiperinsulinemia Insulin dan LH sirkulasi karena
produksi GnRH maupun peningkatan sensitivitas hipofisis anterior terhadap
GnRH.
Lh Testosteron & androsteodion pada sel teca ovarium diubah
menjadi estrogen di perifer. Androgen menghambat produksi sex
hormone binding globuline (SHBG) di hati Testosteron bebas
SHBG Estradiol bebas Inhibisi pelepasan FSH dari hipofisis FSH
Aktivitas enzim aromatase sel granulosa androgen yang diubah
menjad estrogen
Patogenesis
Kadar FSH terus menerus rendah tapi tidak hilang folikel-folikel terus
terstimulasi untuk tumbuh tetapi tidak sampai matang dan mengalami
ovulasi. Walau tidak berkembang sampai matang jangka hidup folikel-folikel
memanjang hingga berbulan-bulan dalam bentuk kista folikel multipel yang
berukuran 2-10 mm dan dikelilingi sel-sel teka hiperplastik yang mengalami
luteinisasi sebagai respon peningkatan kadar LH.
Akumulasi jaringan folikuler dengan berbagai tahap perkembangan
mengakibatkan adanya produksi steroid yang meningkat dan relative
konstan sebagai respon terhadap stimulasi gonadotropin. Kondisi tersebut
berlangsung terus-menerus
Patogenesis
Resistensi insulin hiperinsulinemia pada wanita SOPK walaupu
masih berusia muda
Hiperinsulinemia hiperglikemia & diabetes mellitus 2
1/3 SOPK TTGO terganggu & 7.5 10 % DM2, SOPK Non-obes (10%
TGT : 1,5 diabetes)
Insulin bemanifestasi sebagai akantosis nigrikans
Patogenesis
Kinerja Insulin Growth Like Factor 1 (IGF-1) pada reseptor
androgen yang diinduksi LH.
Insulin juga bekerja pada reseptor IGF-1 androgen, Insulin
produksi IGF-1 binding globulin kadar IGF-1 bebas SHBG
Penelitian: kadar androgen sirkulasi bila diberi obat-obat penurun
gula darah seperti diazoksid (hyperstat), metformin (Glucophage)
ataupun troglitazone (rezulin)
Patogenesis
Obesitas pada 50-80% SOPK berperan
1. Obesitas tipe android terjadinya resistensi insulin
androgen bebas
2. Obesitas SHBG andogen --< estron
Hiperandrogenemia, anovulasi, & ovarium polikistik familial genetic
terpaut X- dominan
Sel-sel teka Produksi Androgen
LH
meningk
pada androgen berdifusi ke
at ovarium dalam sel
granulosa

Aktivasi
aromatase

-Produksi
Androgen
-Produksi
Folikel Estrogen
FSH tidak
anovulasi
matang

Folikel hirsutisme
atresia
obesitas Kadar
Glukosa Resistensi
dalam Insulin
darah

hiperandrogenisme
ovarium melalui hiperinsulinemia
peningkatan LH

hiperandrogenisme
adrenal DM tipe 2
Manifestasi Klinis
Gejala dan keluhan PCOS disebabkan oleh adanya perubahan hormonal.
Hormon ovarium. Bila kadar hormon pemicu ovulasi tidak normal maka
ovarium tidak akan melepaskan sel telur setiap bulan. Pada beberapa
penderita, dalam ovarium terbentuk kista-kista kecil yang menghasilkan
androgen.
Kadar androgen pada wanita timbulnya jerawat dan pola
pertumbuhan rambut seperti pria serta terhentinya ovulasi.
Kadar insulin dan gula darah Sekitar 50% tubuh penderita PCOS
bermasalah dalam penggunaan insulin yaitu mengalami resistensi
insulin. Bila tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan baik maka
kadar gula darah akan meningkat. Bila keadaan ini tidak segera diatasi,
maka dapat terjadi diabetes kelak dikemudian hari.
Manifestasi Klinis
Gejala PCOS awal Gejala PCOS lanjut
Jarang/ tidak pernah mendapat haid. BB atau obesitas
< 9 siklus haid ( siklus haid > 35
hari) Kerontokan rambut
Perdarahan haid tidak Abortus berulang
teratur/berlebihan
Sulit mendapatkan kehamilan
Rambut kepala rontok dan rambut
tubuh tumbuh secara berlebihan. Hiperinsulinemia dan resistensi insulin
Pertumbuhan jerawat Masalah gangguan pernafasan saat tidur
Depresi Tekanan darah tinggi
Manifestasi Klinis
Diagnosis

Anamnesis

Pemeriksaan Pemeriksaan
Fisik Penunjang
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan USG
Diagnosis
Laboratorium
Penyakit endokrinologi
Penyakit sistemik Tekanan darah Pemeriksaan USG
Kelainan anatomi IMT 25-30 dilakukan pada
Resistensi insulin
Riwayat penyakit keluarga (overwight) kedua ovarium untuk
Galaktorea Pemeriksaan TSH menilai adanya
Virilisasi
IMT > 30 (obesitas) (gangguan fungsi tiroid),
- Tanda resitensi prolactin, 17- ovarium polikistik
Infertilitas
Terdapat 2 dari 3 temuan insulin atau hidroksiprogesteron (10 atau lebih folikel
klinis berdasarkan hiperandrogen Pemeriksaan gangguan berdiameter 2-8 mm)
kriteria Rotterdam (jerawat, hirsutisme, metabolik (gula darah dan atau volume
Riwayat haid: menarche, akantosis nirikans, puasa dan uji toleransi ovarium 10 ml
siklus, nyeri, volume haid
alopesia glukosa oral) Penilaian luas
Pernikahan Kadar lipid (kolestrol ovarium dibadingkan
Penggunaan kontrasepsi total, HDL, LDL, dengan luas
Riwayat keguguran
Pekerjaan trigliserida) pemukaan struma
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Hormonal
Nisbah LH/ FSH 2.0
Kadar 17-hydrocyprogesteron 200 ng/dl
Kadar Testosteron 150 ng/dl
Dehydoreepiandrosterone-sulfate (DHEAS) norma atau sedikit meningkat
Hiperprolaktinemia ringan
Kadar gula puasa/rasio insulin:
> 7.0 pada orang dewasa menunjukan resistensi insulin
< 4,5 pada pasien SOPK yang obesitas, euglikemia
Pemeriksaan Sonografi
Cara USG Parameter USG Kriteria untuk
OPK
Trans abdominal Volume ovarium >10 cm3
Folikel dengan ukuran 5-8 >5
cm
Trans vaginal Volume ovarium >8 cm3
Folikel dgn ukuran >6 mm >11
Ukuran folikel rata-rata <4 mm
Stroma ovarium meningkat 50% atau >7,6 cm2
Pemeriksaan Sonografi
Adanya kista folikel 10 buah dengan
diameter 2-8 mm dengan stroma yang
tebal
Kriteria Jonard dkk.
Peningkatan luas ovarium (> 5,5
cm2) atau dengan volume
ovarium > 11 ml dan/atau adanya
folikel 12 buah dengan diameter
2-9 mm.
Penegakan Diagnosis

Kriteria Mayor Kriteria Minor Gejala Klasik

Anovulasi kronik Resistensi insulin Gangguan siklus


Hiperandrogenemia Hirsutisme menstruasi
Obesitas Hirsutisme
LH/FSH 2.0 dan pada Obesitas
USG terdapat gambaran
ovarium polikistik
Diagnosis Banding
Sindrom Cushing
Korteks adrenal hormone glukokortikoid, mineralokortikoid, dan
steroid seks ( androgen dan precursor estrogen)
Glukokortikoid + intorelansi glukosa gluconeogenesis
Over produksi precursor steroid seks hiperandrogenisme
(hirustisme, acne, oligomenore, amenore, alopecia)
Terdapat gejala tambahan : moon face, buffalo hump, hipertensi,
abdominak striae (kortisol berlebihan)
Diagnosis Banding
Congenital Adrenal Hyperplasia (CAH)
Diturunkan secara autosomal resesif dengan klinis hiperandrogenisme pada
saat pubertas
Gangguan steroidogenesis adrenal
Defisiensi 21-hydroxylase
Tejadi penimbunan 17-hidroprogesteron serum (17-OHP) yang merupakan
pembakal androgen sehingg androstenedion & testosteron
Wanita dengan CAH dapat mengalami virilisasi & maskulinisasi pada usia 3 -7
tahun
39 % wanita CAH gangguan mesntruasi, dengan hirsutisme tanpa
oligomenore
Diagnosis Banding
Androgenproducing Ovarian Neoplasms
Berasal dari ovarium atau adrenal, misalnya pada tumor sel ,
Postmenopause > premenopause
Hirsutism berat, acne, suara berat, male body habitus, virilisasi dengan
klitoromegali
Stadium awal mirip SOPK
Menstruasi ireguler sampai amenorea
Total abdominal hysterectomy (TAH) dan bilateral salpingo-oophorectomy
(BSO)
Penatalaksanaan Awal

Makanan sehat dan


Pengendalian dan Olahaga Hentikan kebiasaan
gizi seimbang
penurunan berat badan merokok
Pertahankan berat badan
Medika Mentosa
Kontrasepsi Oral
Manfaat:
Komponen progestin menekan LH, mengakibatkan penurunan produksi androgen ovarium
Estrogen meningkatkan produksi hepatik SHBG, menghasilkan penurunan testosteron bebas.
Mengurangi kadar androgen sirkulasi.
Estrogen mengurangi konversi testosteron menjadi dehidrotestosteron pada kulit dengan
menghambat 5-reduktase
Anovulasi kronik progesterone dosis tinggi, mis: megestrol asetat 40-60 mg/hari untuk 3-4 bulan
Hirsutisme Tiga senyawa progestin (norgestrel, norethindone, dan norethindrone asetat)
Medika Mentosa
Medroksiprogesteron Asetat
Pengobatan hirsutisme mempegaruhi axis hipofise-hypothalamus
produksi GnRH & pelepasan gonadotropin produksi testosteron & estrogen
ovarium SHBG kadar androgen total dan bebas
Oral: 20 40 mg/hari dalam dosis terbagi atau 150 mg IM setiap 6 minggu
sampai 3 bulan
ES: amenorea, hilangnya kepadatan mineral tulang, depresi, retensi cairan, sakit
kepala, disungsi hepatik, BB
Medika Mentosa
Agonis Gonadotropin releasing Hormone (Gn-RH)
Menekan kadar steroid ovarium pada SOPK
Pengobatan dengan leuprolid asetat yang diberikan intramuskular setiap 28 hari
mengurangi hirsutisme dan diameter rambut pada hirsutisme idiopatik atau pada
hirsutisme sekunder pada SOPK.
Dosis 3 mg pada hari ke-8 siklus haid atau dosis ganda setiap hari 0,25 mg mulai hari
ke-7 siklus haid.
Penambahan kontrasepsi oral/ terapi pengantian estrogen untuk pengobatan agonis
GnRH mencegah osteoporosis
ES menopause: hot flushes dan atrofi genital
Medika Mentosa
Ketokonazol (anti jamur)
Dosis rendah 200 mg/hari
Menguangi tingkat androstenodion, testosteron dan testosteron bebas.

Flutamid (anti androgen nonsteroid)


Dosis: 125-250 mg dua kali sehari
Medika Mentosa
Cyproterone Acetate
progestin sintetis poten sifat antiandrogen kuat
Mekanisme utama menginhibisi secara kompetitif testosteron dan DHT pada tingkat
reseptor androgen
Cyproterone Acetate + Cyproterone Acetate testosteron & androstenedion
menekan gonadotropin SHBG
cyproterone asetat 100 mg/hari pada hari ke-5 - 15, dan ethinyl estradiol 30-50
mg/hari pada siklus hari ke-5 26 jadwal siklus ini membuat perdarahan mens
teratur, kontrasepsi yang baik efektif dalam pengobatan hirutisme dan acne parah
ES: kelelahan, berat badan, libido, perdarahan tak teratur, mual, dan sakit kepala.
Gejala ini terjadi lebih jarang ketika ethinyl estradiol ditambahkan
Medika Mentosa
Spironolacton
Diuretik hemat kalium inhibisi pertumbuhan rambut dengan menghambat aktivitas
5-reduktase dan mengikat secara kompetitif terhadap reseptor intraseluler dari DHT
2x50 mg/hari
Dosis > mengganggu aktivitas sitokrom P-450, yang mengurangi jumlah total androgen
sintesis dan sekresi
ES: menstruasi yang ireguler, mual dan lemah dengan dosis yang lebih tinggi
! : pada wanita HIPERKALEMIA
Medika Mentosa
Insulin Sensitizers
Metformin Terapi utama
Dosis max: 2250 mg dewasa, 2000 mg anak-anak
Dosis awal: 500 mg/x/hari saat makan besar malam hari ditingkatkan 2x/hari
(500 mg pagi + 500 mg malam) 1 minggu 2 x 1000 mg
Medika Mentosa
Estrogen lemah sintetis yang meniru aktivitas antagonis estrogen bila diberikan
pada dosis farmakologi khas untuk induksi ovulasi
mengadakan penghambatan bersaing dengan estrogen terhadap hipotalamus
sehingga efek umpan balik estrogen ditiadakan. Dengan demikian hipotalamus akan
melepaskan LH-FSH-RH yang selanjutnya akan rnenyebabkan hipofisis anterior
meningkatkan sekresi FSH dan LH. Dengan demikian akan terjadi pertumbuhan dan
pematangan folikel serta ovulasi.
Dosis: 50 mg/x/hari Max dose: 200 mg
Hasil untuk induksi ovulasi sangat baik
Pembedahan
Wedge Resection yaitu mengangkat sebagian ovarium. Tindakan ini dilakukan
untuk membantu agar siklus haid menjadi teratur dan ovulasi berlangsung
secara normal. Tindakan ini sudah jarang dikerjakan oleh karena memiliki
potensi merusak ovarium dan menimbulkan jaringan parut
Laparoscopic ovarian drilling merupakan tindakan pembedahan untuk memicu
terjadinya ovulasi pada penderita SOPK yang tidak segera mengalami ovulasi
setelah menurunkan berat badan dan memperoleh obat-obat pemicu ovulasi.
Pada tindakan ini dilakukan elektrokauter atau laser untuk merusak sebagian
ovarium.
Komplikasi
Infertilitas : suatu keadaan dimana pasangan suami istri tidak mampu
menghasilkan keturunan meskipun telah melakukan hubungan seksual yang
teratur (2-3 kali seminggu) dan tidak menggunakan kontrasepsi.
Dengan adanya kelainan metabolik pada penderita SOPK yang berupa
resistensi insulin akibat obesitas dapat mengakibatkan terjadinya DM tipe 2,
serta penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner atau
aterosklerosis, infark miokard, dan infertilitas
Prognosis
SOPK meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular dan cerebrovaskular
dengan adanya hiperandrogenisme dan peningkatan apolipoprotein.
Sebanyak 4% pasien dengan SOPK memiliki resiko resistensi insulin
sehingga meningkatkan resiko diabetes mellitus tipe 2 dengan konsekuensi
komplikasi kardiovaskular. Penderita SOPK juga beresiko mengalami
karsinoma endometrium.
Kesimpulan
SOPK: kumpulan gejala yang ditandai dengan adanya proses anovulasi (tidak keluarnya ovum)
kronis disertai perubahan endokrin (seperti hiperinsulinemia dan hiperandrogenemia) dan tidak
disertai dengan kelainan pada kelenjar adrenal maupun kelenjar hipofisis.
Kelainan genetik yang diwarisakn oleh ibu atau ayah, atau mungkin keduanya..
Kriteria mayor meliputi: anovulasi kronik, hiperandrogenemia, tanda-tanda klinis dari
hiperandrogenisme, dan tidak ada penyebab lain (etiologi lain telah disingkirkan).
Kriteria minor meliputi: resistensi insulin, onset saat permenarke pada hirsutisme dan obesitas,
adanya peningkatan rasio LH dan FSH, dan anovulasi intermiten yang berhubungan dengan
hiperandrogenemia (testosterone bebas, DHEAS).
Penatalaksanaan dilakukan dengan non farmakologi seperti penurunan berat badan, olahraga, gizi
seimbang dan farmakologi serta dapat dilakukan pembedahan. Komplikasi utama yang
dikhawatirkan pada pendrita SOPK adalah terjadinya infertilitas.

Anda mungkin juga menyukai