Pemerian (USP 31) Bentuk kristal :Serbuk amorf, Pemerian (USP 31) Bentuk Kristal : amorf
Warna :putih atau hampir putih, Warna : putih atau hampir putih
Bau :tidak berbau, Bau : tidak berbau
Rasa : tidak berasa Rasa : tidak berasa
Kelarutan Praktis tidak larut air dan etanol, larut dalam asam
mineral encer dan larutan alkali hidrokrida Kelarutan Praktis tidak larut air dan etanol, larut dalam
asam encer
Higroskopisitas Tidak higroskopis
Higroskopisitas higroskopis
Titik lebur 300oC
Antasida Al tersedia dalam bentuk suspense Al(OH)3 gel yang mengandung 3,6 4,4 % Al2O2.
Dosis yang dianjurkan 8 ml
Sediaan susu magnesium ( milk of magnesia ) berupa suspense yang berisi7-8,5% Mg(OH)2. 1 ml magnesium dapat menetralkan
2,7 mEq asam.
Dosis yang dianjurkan 5-30 ml
Jadi :
1 gram Al(OH)3 menetralkan 25 mEq HCL
325 gram Mg(OH)2 menetralkan 11,1 mEq HCl
Dari 15 mEq asam, yang dinetralkan Al(OH)3 sebesar 7,5 mEq dan Mg(OH)2 sebesar 7,5 mEq
Al(OH)3
,
=
Mg(OH)2
Untuk menetralkan 7,5 mEq HCl diperlukan Mg(OH)2 sebesar :
,
=
KEMASAN TERKECIL
Volume sendok takar : 2,5 ml 5ml
Volume takaran terkecil : 5 ml mengandung 300 mg Al(OH)3 dan 220 mg
Mg(OH)2
Usia 6-12 tahun : 2,5 ml 5 ml
Usia 12 tahun : 5 ml 10 ml
Volume kemasan terkecil
Usia 6-12 tahun : 2,5 ml 5 ml
1x hari : 4 x (2,5 ml 5ml)
: 10 ml 20 ml
3x hari : 3 x ( 10 ml 20 ml)
: 30 ml 60 ml
Usia 12 tahun : 5ml 10 ml
1x hari : 4x (5ml 10 ml)
: 20 ml 40 ml
3x hari : 3x ( 20 ml 40 ml)
: 60 ml- 120ml
Kemasan terkecil : 60 ml mengandung Al(OH)3 3600 mg dan 2640 mg
Mg(OH)2
Alasan : lebih efektif dan efisien untuk semua konsumen yang dituju dan dengan
pertimbangan jumlah pemakaian (3 hari).
PERSYARATAN UMUM SEDIAAN
Definisi Sediaan Suspensi (FI IV hal. 18)
Suspensi adalah sediaan cair ynag mengandung partikel padat yang tidak larut
terdispersi dalam fase cair.
Bentuk sediaan Al(OH)3 dan Mg(OH)2 praktis tidak larut dalam air namun stabil dalam air. Sedangkan
Suspensi
diinginkan sediaan larutan.
pH sediaan 8,0 0,5 Memenuhi rentan pH stabilitas bahan aktif. Al(OH)3 8,5-10 dan Mg(OH)2 7,3 8,5
Volume sediaan 60 ml Sesuai dengan hasil perhitungan dosis, dipilih kemasan terkecil 60 ml
Berdasarkan literature, ukuran partikel suspense sebesar 0,1 m-10 m, sehingga partikel tidak
Ukuran partikel 0,1 m-10 m
cepat mengendap
Viskositas 600-800 cps Media dengan viskositas 600-800 cps menunjukkan kekentalan cukup
Disesuaikan dengan bobot jenis air = 1 g/ml yang memiliki komposisi terbanyak salam sediaan
Bobot jenis 1,00 1,30 g/ml dan diberi rentan sampai dengan 1,30 g/ml karena memperhatikan adanya pengaruh bobot jenis
bahan tambahan lain.
Production
Formula Suspensi Antasida (Referensi)
Gliserin 12 g 15 g - - 80 g 100 g - -
Propilen glikol - - 9g 9g - - 60 g 60 g
Matil paraben 0.12 g 0.12 g 0.12 g 0.12 g 0.8 g 0.8 g 0.8 g 0.8 g
Penggunaan Pengguaan
F (I) : 0.3 x 0.75 g/cm3 = 0.225 g F (I) :12 x 1.2620 g/cm3 = 15.144 g
F (II) : 0.42 x 0.75 g/cm3 = 0.315 g F (II) :15 x 1.2620 g/cm3 = 18.93 g
F (I dan II) : 0.6 x 0.70 g/cm3 = 0.42 g 60 mL = 1.2619 g (tidak melebihi ADI)
Sorbitol sol ADI pasien 12 tahun = (32.52 kg) (ISO Indonesia : 518)
60 ml Vanilin
CMC Na Pemerian : Serbuk atau granul, warna putih sampai krem, higroskopis
(Carboxymethylcellulose Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk larutan koloida, tidak larut dalam
Sodium) (HPE edisi 6, hal 120) etanol, eter, dan pelarut organik lain
Konsentrasi : 0.25% - 1%
pH : 6.0-8.0
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat
Gom arab (Gummi arabicum; Pemerian : Bentuk granul/serbuk berwarna putih kuning, tidak berbau
Acacia) (FI edisi IV hal 423, Kelarutan : Larut hampir sempurna dalam 2 bagian bobot air, praktis tidak larut dalam
HPE edisi 6, hal 1) etanol
Konsentrasi : 5% - 10%
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat
HPC (Hydroxypropyl Cellulose) Pemerian : Serbuk atau granul berwarna putih atau kekuningan, praktis tidak berbau dan
(HPE edisi 6, hal 317) higroskopis
Kelarutan : Larut dalam air dingin, alkohol, kloroform, metanol, dan propilen glikol,
membentuk larutan koloid, praktis tidak larut dalam air panas
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat, ditempat sejuk dan kering
FLOCULATING AGENT
Alternatif Bahan Tinjauan Bahan
Pappermint essence Pemerian : Larutan tidak berwarna, agak sedikit kuning, atau kuning kehijauan
Kelarutan : Larut dalam 4 bagian alkohol 70%, larut dalam 0.5 bagian alkohol
Penyimpanan : Simpan pada suhu tidak lebih dari 25oC, dalam wadah kedap udara,
terlindung dari cahaya
Citrus essence Pemerian : Cairan kuning pucat/ kuning kehijauan, bau khas, rasa pedas, agak
pahit
Kelarutan : Larut dalam 12 bagian etanol 90%, dapat bercampur dengan etanol
mutlak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk dan terlindung dari
cahaya
Vanilla essence Pemerian : Hablur, halus berbentuk jarum, putih atau kuning berbau vanilla dan
rasa manis. Larutan bereaksi asam terhadap lakmus
Kelarutan : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, kloroform, eter, dan
larutan alkali hidroksida tertentu; larut dalam gliserin dan air panas
Penyimpanan : Wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk dan
kering
Pembawa
Alternatif Bahan Tinjauan Bahan
Uji Organoleptis
Warna sediaan : Putih Susu
Bau sediaan : Aroma Vanila
Rasa Sediaan : Rasa Vanila
Bentuk : Suspensi Agak Kental
Keterangan : Dilakukan dengan pembagian kuosioner penilaian sediaan pada responden
Uji Penetapan pH
Alat : pH meter
Prosedur :
Kalibrasi pada pH meter dengan larutan dapar standar pada pH tertentu (sekitar pH sediaan yang
akan diukur)
Bersihkan electrode, bilas dengan air bebas CO2 kemudian keringkan
Mengukur pH sediaan dan catat angka yang terbaca
Mereplikasi pengukuran pH sediaan sebanyak tiga kali
Melakukan koreksi temperature percobaan (tertera pada alat)
Menghitung pH rata-rata dan % KV
pH Suspensi Antasida Didapatkan : 6.70
Uji Berat Jenis (BJ) Sediaan
Alat : Piknometer
Prosedur :
Bersihkan piknometer dengan menggunakan alkohol 95% kemudian keringkan
Timbang piknometer kosong dengan menggunakan neraca analitik
Piknometer diisi dengan sediaan ad. garis tanda
Sesuaikan suhu sediaan sesuai dengan suhu yang tertera pada piknometer
Timbang piknometer yang berisi sediaan
Lakukan replikasi sebanyak tiga kali
Hitung BJ masing-masing replikasi dengan menggunakan rumus :
= 47,7931 17,0368
42,0068 17,0368
= 30,7563
24,97
= 1,23
Uji Viskositas
F = VO
VJ
Keterangan :
F = Volume sedimentasi
Vo = Volume awal suspensi sebelum mengendap
Vj = Volume akhir endapan
Dibuat grafik
Hasil Uji Volume Sedimentasi
Tanggal Volume Awal Volume Akhir Endapan Volume Sedimentasi Hasil
06-06-17 100 mL 4 mL - 25 mL
07-06-17 100 mL 4 mL - 25 mL
08-06-17 100 mL 4 mL - 25 mL
09-06-17 100 mL 4 mL - 25 mL
13-06-17 100 mL 4 mL 1 mL 25 mL
14-06-17 100 mL 4 mL 1 mL 25 mL
15-06-17 100 mL 4 mL 2 mL 50 mL
S + HcL 30 mL + Aquadest 70 mL
NaOH 0,5 N
V1 . N1 = V2 . N2
X . 1 = 48,5 . 0,5
(30 - X) . 1 = 48,5 . 0,5
(30 X) = 24,25
HcL sisa yang bereaksi dengan NaOH yaitu 5,75 mEq.
Tidak memenuhi persyaratan pada FI
Pembahasan
Suspensi antasida memiliki fungsi sebagai obat maag untuk menetralkan produksi asam lambung yang
berlebihan. Pada kasus sakit maag bahan penetral dari tubuh tidak cukup karena produksi asam lebih banyak sehingga
diperlukan bahan dari luar yang membantu penetralan. Sebenarnya telah banyak obat maag dalam bentuk sediaan tablet
namun untuk mengkonsumsinya harus terlebih dahulu dikuyah, agar lebih efisien dalam penggunaannya dan dapat
memperbaiki rasa maka dibuat sediaan bentuk suspensi dengan pemberiaan rasa yang lebih dapat diterima selain itu dosis
yang digunakan lebih tepat.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan suspensi antasida adalah bahan obat berupa garam dari logam
yaitu Al(OH)3 dan Mg(OH)2 kedua bahan dikombinasikan karena daya menetralkan lambat, namun masa kerjanya
lebih panjang. Dari pemilihan bahan obat tersebut tidak mudah larut dalam air sehingga bila ingin membuat sediaan berupa
larutan harus diformulasikan dalam bentuk suspensi dengan bantuan bahan suspending agent.
Formula yang terpilih adalah formula I karena dihasilkan sediaan yang baik, mudah terdispersikan
sehingga mudah diminum dan pemastian dosis dapat terpenuhi. Dalam formula II (formula scale up) dipilih CMC Na
dikarenakan CMC Na digunakan untuk suspending agent dalam sediaan cair (pelarut air) yang ditujukan untuk pemakaian
eksternal, oral atau parenteral. Juga dapat digunakan untuk penstabil emulsi dan untuk melarutkan endapan yang terbentuk
bila tinctur ber-resin ditambahkan ke dalam air.
Agar bahan aktif dapat terdispersi dengan baik, maka bahan aktif haruslah ditambahkan wetting agent
seperti propilen glikol. Prinsipnya menurunkan tegangan permukaan bahan dengan air (sudut kontak) dan meningkatkan
dispersi bahan yang tidak larut sehingga pada saat akan diminum para konsumen dapat mengocok dengan mudah dan
pemastian dosis tiap takaran dapat terkendali.
Penambahan bahan lain seperti pemanis, pengawet, dan agen flokulan perlu ditambahkan agar rancangan formulasi dapat
optimum.
Untuk Evaluasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Organoleptis
Dilihat dari segi organoleptis didapatkan tekstur sediaan yang halus, lembut, berwarna putih, memiliki bau khas dan tidak
menimbulkan bekas pasir dilidah saat akan ditelan di mulut
pH
pH merupakan suatu penentu utama adalam kestabilan suatu obat yang cenderung penguraian hidrolitik. Untuk kembanyakan obat
pH kestabilan optimum adalah pada situasi asam antara pH 5-6. pH standar suspensi menurut Kulshreshta, Singh, dan Wall (2009) antara 5-7.
Dan dengan data yang dihasilkan pH sediaan (6,7) telah memenuhi spesifikasi
Viskositas
Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pola kecepatan aliran dari suatu cairan tersebut. Makin kental kecepatan alirannya makin
turun kecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi pula gerakan turunnya partikel yang terdapat didalamnya dengan menambah
viskositas cairan. Gerakan turun dari partikel yang dikandungnya akan diperlambat (Ansel, 1989). Viskositas suspensi menurut SNI adalah
37cp-396cp, pada sediaan nyatanya data yang dihasilkan adalah 5700 cP sehingga sediaan tersebut tidak memenuhi persyaratan pada
viskositas tersebut akan mempengaruhi pula gerakan turunnya partikel yang terdapat didalamnya dengan menambah viskositas cairan.
Gerakan turun dari partikel yang dikandungnya akan diperlambat (Ansel, 1989).
Sedimentasi
Endapan yang terbentuk harus dengan mudah didispersikan kembali dengan pengocokan sedangkan agar menghasilkan suatu
sistem homogen maka penguurn volume endapan dan mudah mendispersi membentuk dua prosedur evaluasi dasar yang paling umum (Patel
dkk, 1994)
Hal ini untuk membandingkan antara volume akhir (Vu) sedimentasi dengan volume awal (Vo) sebelum terjadi pengendapan. Semakin besar
nilai Vu semakin baik suspendibilitasnya.
Daftar Pustaka
Depkes RI.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta; Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Depkes RI.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta; Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Syarif, Amir., dkk. 2012. Farmakologi dan Terapi Edisi Lima. Jakarta, Departemen Farmakologi
dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Halaman 700-701
Isi etiket:
- Nama obat jadi - nomor batch
- Bobot netto - tanggal kadaluarsa
- Indikasi - logo golongan obat
- Dosis
KEMASAN SEKUNDER : kotak kardus dengan tulisan nama obat jadi, bobot netto, bentuk sediaan,
komposisi obat, dosis, nama pabrik, indikasi, kontra indikasi, efek samping, aturan pakai, no. Registrasi, no.
Batch, tanggal kadaluarsa, cara penyimpanan, logo golongan obat.
RANCANGAN BROSUR
Isi:
- Komposisi - logo golongan obat
- Dosis - netto
- Nama obat jadi - Farmakologi
- bentuk sediaan - Indikasi
- aturan pakai - Kontraindikasi
- efek samping - penyimpanan
- peringatan dan perhatian - kemasan
- no. Registrasi - no. batch
- nama pabrik
Rancangan Kemasan
Pada Botol
Pada Box
Gassida Suspensi
Komposisi :
Farmakologi:
Kombinasi Aluminium Hidroksida dan Magnesium hidroksida merupakan antasid yang bekerja menetralkan
asam lambung dan menginaktifkan pepsin sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh asam lambung
dan pepsin berkurang. Di samping itu efek laksatif dari Magnesium hidroksida akan mengurangi efek
konstipasi dari Aluminium Hidroksida.
Indikasi:
Untuk mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, gastritis, tukak
lambung, tukak pada duodenum dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati, kembung
dan perasaan penuh pada lambung.
Kontra indikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap salah satu komponen obat.
Aturan Minum:
- Suspensi
Anak-anak 6-12 tahun : sehari 3-4 kali 1/2 sendok takar - 1 sendok takar.
Dewasa : sehari 3-4 kali 1-2 sendok takar. Diminum 1 - 2 jam sebelum makan dan menjelang tidur.
Efek Samping:
Efek samping yang umum adalah sembelit, diare, mual, muntah dan gejala-gejala tersebut akan hilang bila
pemakaian obat dihentikan.
Interaksi Obat:
Pemberian bersama Simetidin atau Tetrasiklin dapat mengurangi absorpsi obat tersebut.
KOCOK DAHULU
Simpan di tempat sejuk dan kering
Diproduksi Oleh :