Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Reading

Studi Tahap 3 Membandingkan Brodalumab


dengan Ustekinumab dalam Psoriasis

Disusun oleh :
Gharin Persada
1261050247

Pembimbing :
Dr.dr. Ago Halim MARS, Sp.KK

KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


PERIODE 28 AGUSTUS 2017 30 SEPTEMBER 2017

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Psoriasis

Psoriasis adalah penyakit kulit inflamasi yang terjadi pada 2


sampai 3% populasi dunia.
Psoriasis ditandai oleh adanya peningkatan aktivitas
proliferasi sel-sel keratin di kulit
Psoriasis
Etiologi: tidak diketahui, tapi erat hubungannya dengan
faktor herediter

Perubahan yang terjadi pada kulit dimediasi oleh sel limfosit


T

Perubahan yang timbul di kulit tsb berkaitan dengan


gangguan yang terjadi pada pengaturan proliferasi keratinosit
Patofisiologi
interleukin-17 terlibat dalam patogenesis psoriasis
Jumlah selT helper tipe 17 meningkat pada lesi psoriasis dan
distimulasi dengan interleukin-23 untuk melepaskan sitokin
interleukin-17. Sitokin interleukin-17, meliputi interleukin-
17A, interleukin-17C, interleukin-17F, dan interleukin-
17A/F, dapat menginduksi ekspresi molekul proinflamasi
terkait psoriasis pada keratinosit.
Latar belakang
Jumlah sel T helper tipe 17 meningkat pada lesi psoriasis dan
distimulasi dengan interleukin-23 untuk melepaskan sitokin
interleukin-17.
Sitokin interleukin-17, meliputi interleukin-17A,
interleukin-17C, interleukin-17F, dan interleukin-17A/F,
dapat menginduksi ekspresi molekul proinflamasi terkait
psoriasis pada keratinosit.
Latar Belakang
Studi klinis awal menunjukkan bahwa brodalumab antibodi
monoklonal reseptor anti-interleukin-17 A memiliki manfaat
dalam pengobatan psoriasis.
METODE
Dalam dua studi tahap 3 (AMAGINE-2 dan AMAGINE-3), pasien dengan

psoriasis sedang sampai berat secara acak menerima brodalumab (210 mg


atau 140 mg setiap 2 minggu), ustekinumab (45 mg untuk pasien dengan
berat badan 100 kg dan 90 mg untuk pasien > 100 kg), atau plasebo
METODE
Pada minggu ke 12, pasien yang menerima brodalumab
secara acak diberi lagi dosis perawatan brodalumab 210 mg
setiap 2 minggu atau 140 mg setiap 2 minggu, setiap 4
minggu, atau setiap 8 minggu; pasien yang menerima
ustekinumab terus menerima ustekinumab setiap 12 minggu,
dan pasien yang menerima plasebo menerima 210 mg
brodalumab setiap 2 minggu.
METODE
Populasi Studi :
Usia 18 sampai 75 tahun
psoriasis plak moderat sedang hingga berat (durasi minimum
6 bulan) memenuhi syarat jika mereka memiliki skor indeks
keparahan dan tingkat keparahan psoriasis (12) atau lebih
tinggi (skor berkisar antara 0 sampai 72)
METODE
Pada minggu ke 12, pasien yang menerima brodalumab
secara acak diberi lagi dosis perawatan brodalumab 210 mg
setiap 2 minggu atau 140 mg setiap 2 minggu, setiap 4
minggu, atau setiap 8 minggu; pasien yang menerima
ustekinumab terus menerima ustekinumab setiap 12 minggu,
dan pasien yang menerima plasebo menerima 210 mg
brodalumab setiap 2 minggu
Tujuan
Tujuan utamanya adalah mengevaluasi keunggulan
brodalumab atas plasebo pada minggu ke 12 berhubungan
dengan setidaknya 75% pengurangan skor indeks keparahan
dan area psoriasis (PASI, psoriasis area-and-severity index 75)
dan skor penilaian global dokter umum (sPGA, static
physicians global assessment) 0 atau 1 (kulit jelas atau hampir
bersih), serta keunggulan brodalumab atas ustekinumab pada
minggu ke 12 berhubungan dengan pengurangan 100% skor
PASI (PASI 100).
Penilaian klinis
menilai aktivitas penyakit dengan penggunaan PASI dan
sPGA. menilai gejala dengan penilaian sendiri menggunakan
Psoriasis Symptom Inventory (PSI) (kisaran, 0 sampai 32, dengan
skor lebih tinggi menunjukkan penyakit lebih parah),
merupakan instrumen yang divalidasi untuk pengukuran
tanda dan gejala psoriasis.
Analisis statistik
Metode: multicenter, Double-blind, randomized, terkontrol
plasebo dan terkontrol dengan komparator aktif, paralel
Hasil
Dalam kedua penelitian tersebut, kedua dosis brodalumab
lebih unggul dari plasebo (skor PASI 100, sPGA 0, dan
respons PSI pada minggu ke 12) (P <0,001). Tingkat respons
pengurangan 90% pada PASI (PASI 90) secara signifikan lebih
tinggi dengan dosis brodalumab dibandingkan dengan plasebo
(P <0,001) dan secara signifikan lebih tinggi dengan
brodalumab 210 mg dibandingkan dengan ustekinumab (P
<0,001)
Hasil
HASIL
Pada minggu ke 12, tingkat respon PASI 75 lebih tinggi
dengan brodalumab pada dosis 210 mg dan 140 mg
dibandingkan dengan plasebo (86% dan 67% vs. 8%
[AMAGINE-2] dan 85% dan 69% vs 6% [AMAGINE-3]; P
<0,001); tingkat skor sPGA 0 atau 1 juga lebih tinggi dengan
brodalumab (P <0,001).
Patient and safety
Efek samping paling umum adalah nasofaringitis, infeksi
saluran pernapasan bagian atas, sakit kepala, dan artralgia.
Kecuali infeksi saluran pernapasan atas, kejadian ini lebih
sering terjadi pada brodalumab dibandingkan dengan plasebo
atau ustekinum dalam studi AMAGINE-2; Arthralgia lebih
sering terjadi pada brodalumab dalam studi AMAGINE-3.
Kesimpulan
Studi tahap 3 ini memvalidasi peran penting reseptor
interleukin-17 pada psoriasis sedang sampai berat.
Brodalumab terbukti memiliki khasiat lebih baik
dibandingkan plasebo dan ustekinumab PASI 75 dan skor
sPGA 0 atau 1 dalam perbandingan dua dosis brodalumab
dengan plasebo dan PASI 100 dalam perbandingan 210 mg
brodalumab setiap 2 minggu dengan ustekinumab.
Pengobatan brodalumab menghasilkan pengurangan cepat
tanda dan gejala psoriasis. Waktu rata-rata respons PASI 75
dengan 210 mg brodalumab setiap 2 minggu kira-kira dua
kali lebih cepat dari waktu rata-rata untuk mendapat respon
dengan ustekinumab.
Hasil ini menunjukkan bahwa reseptor interleukin-17 A
berperan sentral dalam psoriasis dengan mengarahkan sinyal
hilir segera ke dalam keratinosit dan menginduksi ekspresi
molekul proinflamasi.

Anda mungkin juga menyukai