Anda di halaman 1dari 82

KOMUNIKASI

Oleh :
Dra. Ida Ayu Ratna Wesnawati, M.M.
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Dwijendra Denpasar
KOMUNIKASI

I. PENDAHULUAN

Komunikasi tidak semudah bernapas. Karena ada


kesan enteng tidak mengherankan sebagian orang
enggan mempelajari bidang ini.

Komunikasi bukan hanya ilmu pengetahuan tetapi juga


seni bergaul.

Komunikasi efektif adalah makna bersama (Verderber,


1978 :7) Komunikasi yang efektif membutuhkan
kepekaan dan ketrampilan dapat dilakukan setelah
mempelajari proses komunikasi dan sadar apa yang
kita dan orang lain lakukan ketika kita berkomunikasi.
Tubbs dan Moss (1994:4), Komunikasi penting
dipelajari karena kuantitas tidak menjamin kualitas.

Sebuah survey atas 1000 manajer personalia di


Amerika Serikat menunjukkan 3 ketrampilan terpenting
bagi kinerja pekerjaan menyangkut Komunikasi
(berbicara, mendengarkan dan menulis).

Ketrampilan-ketrampilan tersebut melebihi pentingnya


kecakapan teknis, pengalaman kerja, latar belakang
akademik dan surat rekomendasi..
II. DEFINISI ATAU MAKNA KOMUNIKASI

Komunikasi :
-proses penyampaian informasi, pesan-
pesan, gagasan-gagasan dengan
menggunakan lambang-lambang yang
mengandung arti verbal maupun non verbal
tujuan untuk mencapai saling pengertian /
kesepakatan
(Drs.T.May Ruy,SH,MIR M.Sc).
III. TUJUAN KOMUNIKASI

Tujuan komunkasi

- mengetahui sesuatu

- memberitahu sesuatu

- mempengaruhi agar berbuat sesuatu

- - Tercapainya saling pengertian

- - pemahaman bersama

- - kesepakatan timbal balik


IV. PROSES KOMUNIKASI

Proses komunikasi bermula dari komunikator yang menyampaikan pesan-


pesan melalui saluran atau media yang ditujukan kepada komunikan dan
kemudian menimbulkan pengaruh (efek) yaitu umpan balik (feedback).
Encoding adalah proses penyampaian/pengiriman pesan dari komunikator
kepada komunikan. Sedangkan proses berikutnya yaitu
penerimaan/penyerapan pesan dari komunikator oleh komunikan yang disebut
Decoding

Dasar Proses
Komunikasi
Proses komunikasi mempunyai 2
model :

a.model linier. proses komunikasi


berawal dari komunikator dan berakhir
pada komunikan. Menurut formula Laswell
dengan menjawab pertanyaan : who, say
as what, in which channel, to whom, with
what effect .
b. Model sirkuler
Proses komunikasi sirkuler itu berbalik
satu lingkaran penuh. Ciri dari model ini
adanya umpan balik/feedback.
V. UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI

Unsur-unsur pada proses komunikasi

1) komunikator (sender )
2) Komunikan (receiver),
3) pesan-pesan (messages),
4) saluran (medium/media),
5) pengaruh/akibat (effect) dan umpan
balik (feedback).
VI. PRINSIP DAN KEWAJIBAN (TANGGUNG JAWAB)
DALAM BERKOMUNIKASI

Komunikator dan komunikan berusaha


menghindari kemungkinan timbulnya salah
pengertian bagi salah satu pihak.

Gail Boardman : Dalam melakukan


komunikasi lazim dikenal prinsip 5W + 1H
(what /apa isi pesan, who/siapa,
when/bilamana, why/mengapa, untuk tujuan
apa, how/bagaimana cara penyampaiannya)
kewajiban bagi komunikatorf yakni :

a.Jelas dan yakin mengenai tujuan berkomunikasi.

b.mengetahui siapa yang menjadi komunikan meliputi


gender, usia, status sosial, jabatan dan profesi, asal-usul
atau latar belakang budaya (misalnya orang asing)

c. dalam menyusun pesan mempertimbangkan situasi atau


keadaan komunikan misalnya santai, sibuk, tergesa-
gesa, ragu,-ragu, buta aksara, kurang lancar berbahasa
Indonesia, lelah, haus, lapar, sakit, sehat, sedih dsb.

d.Memilih saluran atau media yang tepat


e.Memilih waktu yang cocok dan tepat.
KEWAJIBAN KOMUNIKAN

a. mendengarkan dengan sungguh-sungguh, memberi perhatian kepada


pembicara misalnya menghadap kearah komunikator, menatap wajah,
tidak memalingkan muka, tidak sambil menelepon dsb untuk
menghindari kemungkinan salah pengertian.

b. peka terhadap kondisi serta situasi yang dialami oleh komunikator. (wajar,
cemas, sedih, gembira, lelah, sakit dsb). Memberikan petunjuk mengenai
saluran yang dikehendaki, misalnya memberi petunjuk sebaiknya
komunikator menggunakan bahasa daerah, bahasa asing tertentu, atau
menggunakan alat peraga seperti, OHP, slide, power point dsb.

c.Memberikan atau menyiapkan umpan balik, dengan mengajukan


pertanyaan, atau gerak mengangguk, mengiyakan, menggelengkan
kepala, mengacungkan jempol.
VII. BENTUK, RUANG LINGKUP DAN JENIS KOMUNIKASI

Ada tiga bentuk komunikasi, yaitu


komunikasi lisan, komunikasi tertulis dan
komunikasi dengan menggunakan isyarat
(symbol atau lambang, gerakan tubuh, kode
morse, bunyi, warna dsb). Komunikasi dapat
pula dibagi menjadi komunikasi verbal dan
non verbal.

Berdasarkan ruang lingkupnya, pelaksanaan


kegiatan komunikasi dapat dibagi atas:
1.Komunikasi internal (alam lingkungan sendiri, rumah tangga,
kantor, lembaga, organisasi, perusahaan) dan

2. Komunikasi eksternal (dengan pihak lain/luar, atau


khalayak/publik).

Sedangkan berdasar pola hubungan ketika melakukan


kegiatan komunikasi dapat kita bagi atas :
Komunikasi vertical,
horizontal dan
diagonal.

Jika ditinjau dari segi jenis, komunikasi dapat dibedakan


dalam penggolongan jenis-jenis komunikasi sebagai berikut :
1. Komunikasi Interpersonal ( antar pribadi )

a. Jumlah orang yang berkomunikasi terbatas, tidak banyak, hanya


sekitar 45 orang.
b. Pesan yang disampaikan adalah hal-hal yang hanya menyangkut
minat serta kepentingan orang per orang pribadi.
c. Orang-orang yang terlibat dalam komunikasi interpersonal saling
mengenal atau telah berkenalan lebih dulu beberapa saat sebelum
melakukan Komunikasi.
d. Sukar menerima keikutsertan /keterlibatan orang-orang/pihak lain
dalam komunikasi yang sedang berlangsung.
e. Media yang digunakan adalah : telephone, SMS, gerak tubuh,
tulisan, papan tulis, surat , memo, telegram, telex , internet
(chatting, e-mail)
2. Komunikasi Kelompok (organisasional)
Ciri-ciri Komunikasi Kelompok adalah :

a. Jumlah orang yang terlibat relative banyak bisa 50- 200


orang atau lebih (contoh : kelas perkuliahan, seminar,
symposium, rapat perusahaan, dsb)
b. Hal yang dibicarakan berkisar pada suatu tema atau
topic tertentu yang menyangkut kepentingan bersama
(kelompok tertentu).
c. Terdapat minat dan kepentingan yang nyaris sama
diantara anggota-anggota kelompok.
d. Media yang digunakan surat (dalam arti selebaran,
surat edaran, dsb), seminar, symposium, rapat,
ceramah, kegiatan belajar mengajar/kuliah, majalah
dinding, papan pengumuman , HT, radio local
3. Komunikasi massa
Ciri-ciri Komunikasi Massa adalah :

a. komunikan (public, khalayak, audiens) sangat banyak


jumlahnya
b. Audiences tersebar dimana-mana sangat beraneka
ragam.
c. Topic yang dibicarakan bersifat umum.
d. Sebagian besar atau bahkan keseluruhan dari audience
tidak saling kenal
e. Media yang digunakan adalah : media cetak( surat
kabar, jurnal, buku pelajaran, majalah tabloid , brosur
dsb), media elektronik (radio, televise, film, internet).
Media seni (patung, lukisan, graffiti , monument, lagu,
konser musik, theatre rakyat, pertunjukkan wayang dsb
).
Model
Komunikasi
Media Massa
2. Hambatan Organisasional (Organizational Barriers)

a. Management levels (tingkatan manajemen)

b. Number of people supervised (jumlah staff atau orang-orang


yang berada dalam Kendali atau dibawah pengawasannya)

c. The rank of position in the organization (jenjang


kepangkatan, jabatan, dan status atau kedudukan dalam
organisasi).

d. Change in managers (pergantian manajer)

e. Managers Interpretation (Penafsiran manajer)


3. Hambatan Komunikasi secara
umum

a. Kurang kecakapan berkomunikasi


b. Sikap komunikator yang kurang tepat
c. Kurangnya pengetahuan
d. Kurang memahami system social
e. Syakwasangka (prejudice) yang tidak
mendasar.
f. Jarak fisik
g. Kesalahan bahasa
h. Penyajian yang hanya verbalitas
(hanya kata-kata)
i. Indera yang rusak
j. Komunikasi yang berlebihan
k. Komunikasi satu arah
4. Upaya Menanggulangi Hambatan

memerlukan keterbukaan, sikap lapang


dada, rendah hati serta
mempertimbangkan kondisi serta maksud
pihak lainnya. (tingkat daya serap,
kemampuan berbahasa, kemampuan
mengekspresikan pikiran).
dapat membaca situasi apakah audiens
serius, bersungguh-sungguh, atau ada
kecenderungan ingin bercanda, sekedar
berbasa-basi, ingin menghidupkan
suasana dll
VIII. KOMUNIKASI EFEKTIF

Ada dua factor penting yang perlu dimiliki komunikator untuk dapat
melaksanakan komunikasi secara efektif :

1. Kredibilitas seorang komunikator atau kepercayaan orang lain


kepada komunikator ditentukan oleh derajat keahliannya (seperti gelar
akademik, jabatan, pengalaman, ketrampilan) dan dapat tidaknya ia
dipercaya (track record kejujuran dan konsistensinya).

Dasar
Komunikasi
efektif
2. Daya tarik komunikator
Memiliki kemampuan untuk mengubah sikap
orang lain melalui mekanisme daya tarik. Daya
tarik ini muncul apabila komunikator mampu
memotivasi komunikan.

Beberapa ciri Komunikasi yang efektif sebagai


berikut :
terjadi interaksi interpersonal positif.
menunjukkan hubungan penuh keakraban
adaya saling pengertian
menunjukkan sikap saling terbuka
saling menghargai pendapat orang lain
dapat menimbulkan kepuasan
Aspek-aspek komunikasi efektif
1. Kejelasan
Contoh : Masalahnya ininya belum dianukan ?
Apa ini dan diapakan ?
Seharusnya : Masalahnya, bukunya belum
dibagikan.

2. Ketepatan ( accuracy ) Bahasa dan


informasi yang disampaikan betul-betul
akurat/tepat, sesuai dengan apa yang inginkan
disampaikan. Informasi yang disampaikan
memang benar-benar kita ketahui.
Contoh : Rasanya nilai tukar dollar hari ini
Rp. 10.000,-
Seharusnya : Saya tidak tahu pasti berapa
nilai dollar hari ini, coba kita cek di Bank
Indonesia.
3. Konteks ( Context )
Bahasa dan informasi jelas dan tepat,
konteks tidak tepat reaksi yang diperoleh
tidak sesuai harapan.
Contoh :
Dinda , tolong kanda berikan segelas air nan
jernih, kanda haus sekali.
Bahasa dan informasi jelas dan akurat,
konteksnya tidak tepat.

4. Alur ( flow )
Keruntutan alur bahasa dan informasi sangat
berarti agar komunikasi efektif.
Contoh : Saat akan minta ijin tidak bekerja, saat
akan pinjam uang.
5. Budaya ( culture )
Aspek ini tidak hanya menyangkut bahasa
dan informasi , tetapi juga tatakrama dan
etika.
Strategi Membangun Komunikasi
efektif
1. Ketahui mitra bicara ( audiens)
2. Ketahui tujuan.
Misalnya menyampaikan informasi,
membeli, menjual, basa basi, membujuk,
menghibur dsb.
3. Perhatikan konteks
Konteks berarti keadaan atau lingkungan saat
berkomunikasi, sangat berperan dalam
memperjelas informasi yang disampaikan.
Contoh :
Ah . dasar gila ( nada tinggi cacian , nada
datar kekaguman )
Gaya bicara atasan dan bawahan di kantor dan
di mall berbeda .
4. Pelajari kultur
Pelaku komunikasi harus memahami
kultur mitra bicaranya sehingga timbul
saling pengertian dan penyesuaian gaya
komunikasi dapat terjadi.
Contoh : orang Jawa atau Sunda beda
dengan orang Batak.
5. Pahami bahasa
- Gunakanlah kalimat yang sederhana dan
tepat.
- Kalimat panjang dan kompleks seringkali
mengaburkan makna
Efektifitas Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang
menggunakan kata-kata baik lisan maupun tertulis,
bahasa memegang peranan penting.

Kualitas komunikasi verbal ditentukan oleh tonalitas


suara atau tinggi rendahnya dan lemah lembutnya
suara, keras tidaknya suara dan perubahan nada suara
dan dibarengi dengan ekspresi atau raut muka.

Keberhasilan dalam komunikasi verbal ditentukan oleh


55 % dari bahasa tubuh( body language ) , postur,
isyarat dan kontak mata dan simbol
- 38 % berasal dari nada, tempo dan
volume suara kita.
- 7 % dari kata-kata aktual yang kita
gunakan.
Bahasa tubuh menempati sebagian besar
dari semua pesan lisan (55 %).

Kelolalah bahasa tubuh anda SO CLEAR


S ( sit , stand, space ) duduk atau
berdirilah dengan sudut yang tepat
Ada 3 hal yang harus diingat tentang cara
anda duduk atau berdiri :
1. Duduk atau berdiri persis berhadapan
dengan seseorang diartikan konfrontatif.
Untuk pembahasan tentang pemecahan
masalah dan dalam situasi komunikasi
yang tegang bersikaplah terbuka berdiri
berdampingan untuk menciptakan situasi
yang kooperatif.
Berdiriliah dengan jarak selengan dalam
pertemuan bisnis dan sosial ( 120 cm
sampai 150 cm )
2. Tinggi memberi makna, memberi gengsi
dan otoritas. Semampu anda duduklah
atau berdiri pada tingkatan yang sama
dengan orang yang diajak bicara.
3. Perhatikan pemanfaatan ruang pribadi anda.
Umumnya orang akan mudah tersinggung,
merasa kesal bahkan marah jika ruang mereka
diganggu.

Ada 3 hal yang harus anda hindari :


- memasuki wilayah ruang pribadi seseorang.
- meletakkan benda-benda kita di ruang
oranglain ( kertas, buku-buku, tas ).
- menggunakan peralatan orang lain, ruang
orang lain seolah-olah semua milik kita.
O ( OPENNES)/ keterbukaan dari ekspresi
dan gerakan anda.
Bukalah bahasa tubuh anda untuk
membuka pkiran anda.
C ( centre ) seberapa eksklusif anda
memusatkan perhatian pada orang lain.

Memfokuskan atau memusatkan perhatian kita


pada pembicara akan meningkatkan
komunikasi.

Buatlah pembicara dan topiknya menjadi pusat


perhatian.
Perhatian adalah sanjungan secara diam-diam.
L ( LEAN), bagaimana anda
mencondongkan posisi duduk untuk
menunjukkan perhatian.
E ( EYE CONTACT ), pertahankan kontak
mata yang benar sambil mendengarkan
untuk mendorong pembicara
A ( APPROPRIATE ), bagaimana
merespons.

Untuk merespons secara benar, , perluas


atau perjelaslah apa yang telah dikatakan
pembicara.
R ( RELAXED AND BALANCED )
santai dan tenang saat berkomunikasi.
Jangan menggoyang-goyangkan kaki,
menggigit jari/pensil atau ekspresi lain
yang mengesankan /menginterpretasikan
sebagai Saya tidak tertarik , Saya
bosan .
Efektifitas Komunikasi non verbal
Komunikasi non verbal adalah komunikasi
yang pesannya dikemas tanpa kata-kata.

Komunikasi nonverbal lebih sulit dipelajari


sebab perbendaharaan kata, tata kalimat,
dan tata bahasanya sulit ditunjuk
Bagaimana membangun efektifitas
komunikasi non verbal antara lain :
1. cara berpakaian telah
mengkomunikasikan siapa dan apa status
seseorang. Pakailah pakaian yang tepat
untuk suasana yang tepat pula.
2. waktu. Dalam berkomunikasi
manfaatkan waktu sebaik-baiknya
3. Tempat
Sama seperti waktu , tempatpun sangat
menentukan efektifitas komunikasi.

Dalam berkomunikasi perlu


memperhitungkan tempat yang tepat , jeli
tentang suasana lingkungan kerja, rekan
kerja, bahkan beban kerja.
Dalam komunikasi non verbal kita harus
memahami fungsi-fungsi yang
menunjukkan ke nonverbalan komunikasi
antara lain :
- repetition ( pengulangan ) Pengulangan
pesan dari individu dilakukan dengan
verbal.
- Contradiction (pertentangan/penyangkalan )
Contoh : mengangkat bahu berarti tidak tahu,
menggelengkan kepala berarti tidak, di India
berarti ya
- Substitution ( pengganti pesan )
Contoh : seseorang berkomunikasi dengan fire
in his eyes ( mendelik), berkomunikasi dengan
mengepalkan tangan.
- Complementing (melengkapi pesan
verbal )
Contoh : mengatakan bagus sambil
menunjukkan ibu jari, mengatakan
seseorang tidak waras dengan menunjuk
kening dengan jari telunjuk miring.
- Accenting ( penekanan).Penekakan disini
mengaris bawahi pesan verbal.
Contoh : menekan kaki.
Ciri-ciri komunikasi efektif
- langsung , tidak ragu
- tidak takut mengatakan apa yang
diinginkan dan mengapa
- ramah dan bersahabat
- jelas mudah dimengerti
- terbuka ( tidak ada pesan atau makna
yang tersembunyi )
- secara lisan ( menggunakan kata-kata untuk
menyampaikan gagasan dengan jelas
- dua arah ( seimbang antara berbicara dan
mendengarkan )
- responsif ( memperhatikan keperluan dan
pandangan orang lain )
- nyambung ( menginterpretasi pesan dan
kebutuhan orang lain dengan tepat.
- jujur ( menyatakan gagasan, perasaan dan
kebutuhan yang sesungguhnya)
IX.BAHASA DAN KOMUNIKASI
Bahasa itu arbitrari artinya satu kata
mempunyai banyak arti sesuai
persetujuan si pemakai.

Bahasa dapat dibedakan menjadi dua


pengertian :
1.Bahasa dalam arti luas berupa kata-
kata, gerak-gerik dan panto mimik , diam,
sopan santun ( perbuatan)
2. Bahasa dalam arti sempit : yaitu
hubungan antara suara dengan kata-kata
Fungsi bahasa :
A. sebagai alat untuk mengekspresikan
berbagai macam perasaan misalnya rasa
senang, kagum, heran, sedih dsb.
Contoh : wah, indah sekali, cek-cek-cek,
aduh, hore.
B. sebagai alat komunikasi dengan
masyarakat :
- memperlancar pergaulan, memperluas
hubungan, melahirkan gagasan, ide, isi
hati, kreatifitas, menambah pengetahuan,
menyampaikan informasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kelancaran dan hambatan
berkomunikasi :

Faktor pengetahuan
Makin luas pengetahuan makin banyak
perbendaharaan kata makin lancar
berbicara.
Faktor pengalaman
Makin banyak pengalaman , makin lancar
berbicara dimuka umum.

Faktor Inteligensi
Makin tinggi inteligensinya , makin lancar
berbicara karena kaya akan
perbendaharaan kata.
Faktor kepribadian
Orang yang mempunyai sifat pemalu dan
kurang pergaulan, biasanya kurang lancar
berbicara

Faktor biologis
Kelumpuhan pada organ bicara, karena
kelainan pada rahang, bibir, gigi, bibir
sumbing, lidah tidak aktif, gagap.
X. Macam-macam bicara
Komunikasi dengan cara berbicara
digolongkan menjadi beberapa macam
sbb :
- dari segi jarak ( langsung, tidak
langsung),
- dari segi sarana/media yang digunakan,
- dari segi tujuan( seminar, rapat kerja,
penataran , wawancara
- dari segi kedinasan(komunikasi
membahas soal kedinasan)

- dari segi bahasa yang digunakan( nada


suara keras/lembut, bahasa lisan, ucapan
kata-kata).

- dari segi lawan berbicara ( satu lawan


satu, satu lawan banyak)
Dari segi hierarchi terdiri dari :
- Downward communication, atasan
dituntut mampu mengadakan komunikasi,
memberi informasi dan ide-idenya kepada
bawahan baik perorangan maupun
kelompok.
misalnya kebijakan, program kerja,
peraturan, pengarahan, kinerja dsb.
Upward communication atau komunikasi keatas
yaitu dengan atasan berfungsi menyampaikan
umpan balik atas kebijaksanaan, menyampaikan
laporan hasil kerja, usulan, permintaan
informasi.

Horizontal communication/lateral communication


yaitu komunikasi antar teman kerja, sesama
orang tua,muda, bawahan dst.
Diagonal communication yaitu
komunikasi yang memotong rantai
perintah organisasi dari tingkat kedudukan
yang berbeda, tugas berbeda wewenang
berbeda.

Dari segi isi. Komunikasi egosentris, isi


pembicaraan lebih mengutamakan
persoalan dirinya sendiri.
Dari segi pertumbuhan bicara
( pada anak). Mengeluarkan suara yang
belum mengandung arti.
XI.TEKNIK BERBICARA
Teknik berbicara efektif
1. mengatur volume berbicara agar lebih
keras dari biasanya.
2. menggunakan kata- kata sehari-hari,
jelas dan runtut tepat sasaran.
Hindari kata-kata kiasan.
3. layangkan pandangan ke kiri-kanan-
tengah, rata keseluruh pendengar.
4. tidak memposisikan diri lebih tinggi dari
lawan bicara.

5.mampu mengunakan bahasa tubuh


dengan sempurna.
Ketrampilan berbicara :
1. percaya diri
2. Ucapkan kata-kata dengan jelas dan
perlahan
3.Bicara dengan wajar
4. Atur irama dan tekanan suara, dan
jangan monoton
5. Menarik nafas dalam-dalam
6. Hindari sindrom EM, AH, ANU, APA
7. Membaca paragraf yang dianggap
penting dari teks tulisan.
8. Siapkan air minum
Gaya berbicara :
1. Menggunakan gaya bahasa
2. Dengan gerak air muka tidak dengan
kata-kata, pucat, muka merah.
3. Dengan gerak anggota badan,
mengangguk, menggeleng.
4.Dengan gerak-gerik.
Mendengarkan dengan aktif :
Ada 6 unsur yang dikenal dengan
HURIER MODEL :
- Hearing (paying careful attention to what
is being said)
- Understanding ( comprehending the
messages being sent )
- Remembering ( being able to recall the
message being sent )
- Interpreting( mampu memberikan arti )
- Evaluating (menerapkan ketrampilan
berpikir kritis untuk menilai isi
pembicaraan)
- Responding ( respon awal dalm bentuk
tepuk tangan, tawa, diam )

- Tidak memotong pembicaraan orang


lain, sabar, mampu menahan diri
XII. KOMUNIKASI RESPEKTIF
Prinsip-prinsip komunikasi respektif :
- positive thinking
- solution oriented
- being honest ( spontanitas dan jujur )
- emphaty( gunakan perasaan dalam
mendengarkan tidak acuh tak acuh )
- feeling ( merasakan apa yang orang lain
rasakan )
- communicate ( gunakan komunikasi bila
orang lain mencoba ide-idenya )
KESIMPULAN
1. Komunikasi adalah perjalanan yang tidak
pernah usai dari suatu penemuan, dari diri kita
dan orang lain.
2. Komunikasi merupakan bagian sentral dari
kehidupan kita.
3. Komunikasi verbal atau tertulis, simbolis, non
verbal, dengan maksud atau tanpa maksud,
aktif atau pasif diperlukan untuk hampir semua
yang kita lakukan.
4. Komunikasi penting bagi kesuksesan kita.
5. Berkat komunikasi kita dapat mencapai tujuan
dan ambisi kita.
XII. KESIMPULAN :

6. Berkomunikasi harus
a. Complete, correct and current (Lengkap,tepat
dan kini)
b. Clear, coherent and comprehensible, not
confusing, cursory or cloudy (jelas ,
coherent/logis dan dapat dipahami, tidak
membingungkan , sambil lalu atau kabur)
c. Credible, consistent and considered, not
coy, counterfeit or clichd (credible, konsisten
dan matang, bukan pura-pura atau klise)6.
BERKOMUNIKASI
d. Courteous, constructive and considerate, not
crotchety, crude or cruel (sopan, konstruktif dan
penuh pertimbangan bukan yang aneh, kasar atau
kejam)

d. Cooperative, cordial and complimentary, not


curt, cranky or critical (kooperatif, ramah dan
penuh penghormatan, bukan yang kaku, lekas
marah atau kritis )

d. Comfortable and conversational in tone, not


cramped, callous or cowardly (nyaman dan
bernada percakapan, tidak kaku , tak berperasaan
atau pengecut )
d.Candid not crufty (terus terang tidak
dibuat-buat)
e.Crisp but not curt or cross (ringkas
tetapi tidak kaku atau berlawanan)
f. Cheerful, calm and composed, not
crazy or crass (menyenangkan,
tenang dan sabar, tidak gila atau sangat
dungu)
DAFTAR PUSTAKA

Teuku May Rudy ( 2005 ). Komunikasi dan Humas Internasional,


PT.Refika Aditama.

Kris Cole ( 2005 ). Crystal Clear Communication . Prentice Hall.

Sudibyo Setyobroto ( 2004 ). Psikologi Komunikasi.Percetakan


Universitas Negeri Jakarta.

Onong Uchjana Effendy ( 2003 ). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,


PT.Citra Aditya Bakti

Stewart L.Tubbs- Sylvia Moss ( 2001 ).HumanCommunication,


Mc.Graww-Hill, Inc, Singapore.
OM SANTHI, SANTHI, SANTHI, OM

Anda mungkin juga menyukai