Anda di halaman 1dari 54

TIM PENGARAH, TIM PEMBINA DAN TIM PELAKSANA

KESEHATAN JIWA MASYARAKAT


(TP-KJM)

DIREKTORAT BINA KESEHATAN JIWA


DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2015
1
Mengapa Kesehatan Jiwa?
Prevalensi Gangguan Jiwa saat ini :
Riskesdas tahun 2013 prevalensi gangguan jiwa
berat (psikosis/skizofrenia) adalah 1,7 permil dari
semua kelompok umur atau sejumlah 400.000 orang.
Proporsi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang
pernah mengalami pemasungan secara rata-rata
nasional adalah 14,3%, di daerah perkotaan 10,7%
dan di pedesaan 18,2%.

Diperkirakan jumlah ODGJ yang dipasung lebih kurang


50.000 orang.
Seberapa besar permasalahannya
Satu diantara empat orang akan
mengalami efek gangguan jiwa
pada satu saat dalam
kehidupannya
Empat dari lima orang dengan
gangguan jiwa di negara
berkembang tidak menerima
pengobatan
Setiap 40 detik seseorang
melakukan bunuh diri
Beban Global Penyakit
PENYEBAB UTAMA BEBAN PENYAKIT BERDASARKAN
DALYs
1990
2020
Infeksi pernafasan bawah 1 1 Penyakit jantung iskemik
Penyakit diare 2 2 Depresi mayor unipolar
Keadaan yang timbul pd 3 Kecelakaan lalu lintas
periode perinatal 3 4 Penyakit serebrovaskular
Depresi mayor unipolar 4 5 Penyakit paru obstruktif
Penyakit jantung iskemik 5 kronik
Penyakit serebrovaskular 6 6 Infeksi pernafasan bawah

(Global Burden of Disease WHO)


Years Lived with Disability
(Tahun Hidup dengan Disabilitas) di
Indonesia
Gangguan jiwa no.2
terbesar penyebab beban
akibat penyakit,
berdasarkan Tahun Hidup
dengan Disabilitas
Usia terbanyak: usia
produktif (15 45 tahun)
Berdasarkan DALYs: saat
ini gangguan depresi no.8
penyebab beban dari
seluruh penyakit di
Indonesia

The Global Burden of Disease


Study 2010
Apa yang akan terjadi jika tidak ditangani?

Kematian/bunuh diri
Disabilitas
Menderita
Pelanggaran hak asasi,
stigma dan diskriminasi
Child and
Adolescent
Mental
Disorders
Depression
Developme
ntal
disorders
Behavioural
disorders
33 RSJ Pemerintah, 15 RSJ swasta dan 1 RSKO terdapat di 27 Prov dari 34 Prov
di Indonesia
8 Provinsi tidak mempunyai RSJ (Kep Riau, Banten, Gorontalo, Kaltara, NTT, Sulawesi
barat, Maluku Utara dan Papua Barat)
3 Provinsi yang tidak memiliki psikiater; Kepri, Malut dan Papua
Fasilitas & Layanan Keswa
RSJ & RSKO (n=49 di 27 dari 34 provinsi)
Emergensi psikiatri, one stop center termasuk layanan sub-
spesialisasi
RSU dengan layanan jiwa (n= 249 atau 55,95% dari
445)
Emergensi psikiatri, poliklinik psikiatri, liaison psychiatry

Puskesmas dengan layanan jiwa (n=4182 atau 46,44 %


dari 9005)
Emergensi psikiatri, penyuluhan keswa, konseling, layanan kesehatan
jiwa dasar yang terintegrasi di poli umum, kunjungan rumah,
outreach, rujukan
Tenaga Kesehatan Jiwa
Tenaga kesehatan jiwa profesional: 1.07 per 100,000
populasi.
Psikiater: 773 (0.32 per 100.000 populasi)
Psikolog klinis: 451 (0.19 per 100.000 populasi)
Perawat jiwa: 6500 (2 per 100.000 populasi)
Distribusi tidak merata, hanya terdapat di
kota besar.

% puskesmas dengan petugas yang pernah


mengikuti pelatihan kesehatan jiwa: baru
46.5% (Rifaskes 2011).
ISU-ISU STRATEGIS KESWA 2015
1. Memberikan perlindungan dan menjamin
upaya/pelayanan kesehatan jiwa berdasarkan HAM
Secara terintegrasi dan berkesinambungan
Sejak fase janin, kanak-kanak, remaja, dewasa hingga lansia
melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
2. Menjamin ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya
dalam upaya kesehatan jiwa
3. Integrasi layanan keswa di fasyankes primer serta
penguatan sistem rujukan
4. Penguatan upaya promotif dan preventif bagi masyarakat
umum dan population at risk
5. Penguatan keterlibatan masyarakat dan koordinasi lintas
sektor di bidang kesehatan jiwa
PETA STRATEGI
KESEHATAN JIWA MASYARAKAT
2015 2019
TUJUAN
Tujuan Umum
Tersedianya panduan bagi Pemerintah Pusat maupun Daerah
dalam melaksanakan program keswamas tahun 2015-2019

Tujuan Khusus
Agar Pemerintah Pusat dan Daerah dapat:
Memahami analisis situasi kesehatan jiwa masyarakat
Mengetahui strategi prioritas bagi keswamas
Melakukan monev secara bertahap dalam proses implementasi
program keswamas berdasarkan indikator kinerja dan target
yang telah ditetapkan
No Sasaran Strategis indikator

1 Terwujudnya upaya 1) Jumlah provinsi yang menyelenggarakan


kesehatan jiwa yang lebih Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
responsif, menyeluruh, (UKBM) terintegrasi keswa dan/atau napza.
terpadu, berkesinambungan 2) Jumlah Komunitas Peduli Keswa dan/atau
dan terukur Napza di Provinsi yang mendapatkan
pengetahuan terkait keswa dan/atau napza.
3) Tingkat pengetahuan masyarakat tentang
keswa dan/atau napza
2 Terwujudnya layanan 1) Jumlah Kabupaten/Kota yang memiliki
kesehatan jiwa yang lebih puskesmas yang menyelenggarakan upaya
terstruktur dan terstandar kesehatan jiwa sesuai kriteria.
2) Jumlah Provinsi yang memiliki fasilitas
pelayanan di luar sektor kesehatan yang
bekerja sama dengan puskesmas.
3 Terwujudnya program promosi 1) Jumlah program nasional promosi keswa
keswa dan prevensi dan/atau napza, dan prevensi gangguan jiwa
gangguan jiwa. dan/atau gangguan penggunaan napza.
2) Jumlah provinsi yang menyelenggarakan
kampanye publik keswa dan/atau napza
melalui media massa.
No Sasaran Strategis indikator

4 Terwujudnya sistem koordinasi 1) Jumlah integrasi program keswa dengan


dan kolaborasi dengan para lintas program kesehatan.
pemangku kepentingan keswa. 2) Jumlah kerjasama program keswa
dengan lintas sektor.
3) Jumlah Provinsi yang memiliki wadah
koordinasi keswa.

5 Terwujudnya sistem informasi dan 1) Tersedianya data keswa dan/atau napza


monitoring evaluasi keswa di Sistem Informasi Kesehatan Nasional
2) Tersedianya data puskesmas
penyelenggara pelayanan keswa dan/atau
napza di website SIAP Kemenkes

6 Terwujudnya SDM keswa dan/atau 1) Jumlah tenaga kesehatan puskesmas


napza yang kompeten Kabupaten/Kota yang terlatih (kompeten)
keswa dan/atau napza.

7 Terwujudnya sarana dan Jumlah Provinsi yang memiliki ketersediaan


prasarana keswa dan/atau napza psikofarmaka sesuai Formularium Nasional
sesuai standar
No Sasaran Strategis indikator

8 Terwujudnya dukungan regulasi 1) Tersedianya Peta Strategi Keswamas


dan kebijakan keswamas 2015-2019
2) Tersedianya regulasi tentang keswamas.
3) Jumlah Provinsi yang memiliki
regulasi/kebijakan yang mendukung
program keswa.
9 Terwujudnya data keswa dan/atau 1) Jumlah kerjasama data keswa dengan
napza yang terpadu data lintas sektor
2) Jumlah Provinsi yang memberikan data
tahunan keswa dan napza
3) Jumlah kajian terkait layanan keswa.

10 Terwujudnya penganggaran yang 1) Jumlah Provinsi yang memiliki anggaran


optimal dan berkelanjutan bidang bagi program keswa dan/atau napza.
keswa dan/atau napza
1.Upaya Pengembangan Program Keswamas
2.Peran LP/LS
3.Peran TP-KJM dalam Pengembangan
Program Keswamas
Upaya Pengembangan
Program Keswamas
Advokasi kepada Gubernur/Bupati/ Wali
kota, DPRD Prop/Kab-Kota membuat
kebijakan yang memihak kepada upaya
peningkatan keswamas
Sosialisasi keswa kepada pemerintah
maupun masyarakat
Mengoptimalkan peran Dinas Kesehatan
Prop/Kab/Kota dalam upaya kesehatan
jiwa
Meningkatkan cakupan dan pelayanan
kesehatan jiwa di pelayanan kesehatan
23
Membangun kemitraan yang efektif
dengan lintas program/sektor, organisasi
profesi, swasta dan LSM membentuk
TP-KJM di provinsi dan Kabupaten/Kota
Mendorong pemberdayaan keluarga dan
masyarakat dalam upaya kesehatan jiwa
Mengembangkan sistem informasi
kesehatan jiwa melalui berbagai survei
dan penelitian .

24
Membangun kemitraan yang efektif
dengan lintas program/sektor, organisasi
profesi, swasta dan LSM

Kemitraan harus dilakukan dengan 3


prinsip kunci yaitu Kesetaraan (equity),
Keterbukaan (Openess) dan Azaz
Manfaat bersama (mutual Benefit).
A. Pemerintah :
1. Pemerintah Pusat melalui TP-KJM
mengkoordinasikan kebijakan dan kegiatan di
tingkat nasional.
2. Pemerintah Propinsi,
Dipimpin oleh Gubernur dengan peran aktif
dari seluruh instansi terkait upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
keswamas.
Pemda propinsi membentuk dan
memfungsikan TP-KJM serta menyediakan
sumber daya.
3. Pemerintah Kabupaten/Kota
Dipimpin oleh Bupati/Walikota dengan
peran aktif dari seluruh instansi terkait
upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif keswamas.
4. Tingkat Kecamatan
Dipimpin oleh Camat dengan peran aktif dari
seluruh instansi terkait upaya preventif
promotif, kuratif dan rehabilitatif keswamas.
Puskesmas sbg Pusat Pembangunan
kesehatan di wilayah kec mengkoordinasikan
upaya peningkatan keswamas.
5. Tk Kelurahan/Desa
Lurah / Kepala Desa memegang peran yang
penting dalam pelaksanaan upaya peningkatan
dan pencegahan keswamas di wilayah masing-
masing
Memberdayakan petugas kesehatan yang ada
serta institusi kemasyarakatan untuk
deteksi dini.
6. DPR/DPRD
Membantu peningkatan upaya kesehatan jiwa
masyarakat membuat peraturan /
perundang-undangan yang memihak kepada
Keswamas dan mengalokasikan anggaran yang
memadai
Melakukan pengawasan thd pelaksanaan
program keswamas.
7. DPD (Dewan perwakilan Daerah)
memberikan dukungan yang
positif kepada pemerintah pusat
maupun daerah untuk
mendukung upaya kesehatan
jiwa masyarakat untuk daerah
yang diwakilinya.
B. Lembaga Swadaya Masyarakat dan
Organisasi Non Pemerintah :
1. LSM dan Organisasi Non Pemerintah, memberdayakan
masyarakat, penyuluhan, pelatihan, pemberian
dukungan dan konseling.
2. Tim Penggerak PKK, menghimpun, menggerakkan dan
membina potensi masyarakat dalam upaya kesehatan
jiwa melalui pemberian bimbingan, motivasi dan
fasilitasi.
3. Sektor Swasta/Dunia Usaha, sebagai mitra untuk
mempercepat dan memperluas jangkauan.
4. Tenaga Profesional, Organisasi Profesi dan
Perguruan Tinggi, dibutuhkan perannya untuk
perumusan kebijakan, penelitian, evaluasi kegiatan
dan meningkatkan mutu SDM melalui Diklat yang
berkelanjutan.
5. Masyarakat Umum. Turut berpartisipasi terutama
untuk upaya-upaya promotif dan preventif serta
deteksi dini penderita gangguan jiwa.
SUMBER DAYA LINTAS SEKTOR YANG DAPAT DIIDENTIFIKASI
ANTARA LAIN:

PNPM Mandiri dengan kemitraan hingga ke pelosok


desa (Kemenkokesra)
Hotline Service (Kemenkes) dan Call Center (Kemensos)
Ada 4000 KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) dari
Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik
Ada proporsi untuk tenaga kerja khusus (Kementerian
Tenaga Kerja)
Ada Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) dan Tim
Reaksi Cepat (TRC) (Kemensos)
SPM Terpadu dan layanan untuk KDRT (Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak)
Departemen Psikiatri dan FIK UI untuk pelatihan keswa
dokter dan perawat
Peran TP-KJM
dalam
Pengembangan
Program
Keswamas

34
proses pemberdayaan memelihara, &
masyarakat me kesehatan

Kesadaran
kemauan
kemampuan

dari, oleh, u/
bersama masy.
TPKJM
sosbud
setempat.
TP-KJM merupakan suatu wadah koodinatif lintas sektor
dalam pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan
jiwa dan psikososial, yang terdiri dari :
Tim Pembina (tingkat Pusat)
Tim Pengarah (tingkat Provinsi) dan
Tim Pelaksana (tingkat Kab/Kota) Kesehatan Jiwa Masyarakat.
Kepmenkes No: 220/Menkes/SK/III/2002

Aktivitas hingga saat ini belum optimal (Prov 28, Kab/Kota 33)
Perlu bentuk payung hukum yang lebih tinggi Pengajuan
Draft Perpres dalam proses menjadi Gugus Tugas Nasional
Pembangunan Kesehatan Jiwa
Masyarakat UU Keswa no.18/2014 pasal 5 ayat 2
koordinasi upaya keswa (btk PP)
TIM PEMBINA KESEHATAN JIWA MASYARAKAT

PEMBINA
TP-KJM PUSAT
WAKIL PRESIDEN

KOORDINATOR
MENKO KESRA

K E T U A
MENTERI KESEHATAN

ANGGOTA
1. MENTERI DALAM NEGERI 7. MENTERI KEHAKIMAN dan HAM
2. MENTERI KEUANGAN 8. MENNEG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
3. MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL 9. MENNEG KOMUNIKASI dan INFORMASI
4. MENTERI NAKER dan TRANSMIGRASI 10. LSM/ORMAS/ORGANISASI PROFESI
5. MENTERI SOSIAL 11. KEPALA KEPOLISIAN RI
6. MENTERI AGAMA 12. LSM/ORGANISASI KEMASYARAKATAN
TUGAS TIM PEMBINA KJM
1. Identifikasi dan klasifikasi masalah keswamas untuk
merumuskan kebijakan tkt Nasional
2. Memberi masukkan kepada Menkes untuk koordinasi dan
kebijakan operasional tkt nasional
3. Menyusun program kerja tahunan, jangka menengah
dan panjang dan penyusunan anggaran
4. Mengklarifikasi dan memberikan masukkan kepada Menkes
dalam perumusan kebijakan dekonsentrasi dan TPn
5. Merumuskan langkah-langkah kegiatan monev tkt Nasional
TIM PENGARAH KESEHATAN JIWA MASYARAKAT
PEMBINA

TP-KJM PROVINSI GUBERNUR


KETUA DPRD
PROV

KOORDINATOR
SEKRETARIS DAERAH

K E T U A
KEPALA DINAS KESEHATAN

ANGGOTA
1. BEBERAPA KEPALA PERANGKAT DAERAH YANG TERKAIT
2. KEPALA KEPOLISIAN DAERAH
3. DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA
4. LSM/ORGANISASI KEMASYARAKATAN/ORGANISASI
PROFESI
TUGAS TIM PENGARAH KJM
1. Identifikasi dan klasifikasi masalah keswamas untuk
merumuskan kebijakan tkt propinsi
2. Memberi masukkan kepada Gubernur untuk koordinasi dan
kebijakan operasional tkt propinsi
3. Menyusun program kerja jangka pendek, menengah dan
panjang
4. Mengklarifikasi dan memberikan masukkan kepada
Gubernur dalam perumusan kebijakan dekonsentrasi dan
tugas pembantuan
5. Merumuskan langkah-langkah kegiatan monev tkt propinsi
TIM PELAKSANA KESEHATAN JIWA MASYARAKAT

PEMBINA
BUPATI/WALIKOTA
TP-KJM KAB/KOTA KETUA DPRD KAB/KOTA

KOORDINATOR
SEKRETARIS DAERAH

K E T U A
KEPALA DINAS KESEHATAN

ANGGOTA
1. BEBERAPA KEPALA PERANGKAT DAERAH YANG TERKAIT
2. KEPALA KEPOLISIAN RESOR
3. DIREKTUR RUMAH SAKIT JIWA
4. CAMAT
TUGAS TIM PELAKSANA KJM
1. Identifikasi dan klasifikasi masalah keswamas untuk
merumuskan kebijakan tkt Kabupaten/Kota
2. Memberi masukkan kepada Bupati/Walikota untuk
koordinasi dan kebijakan operasional tkt Kab/Kota
3. Menyusun program kerja jangka pendek, menengah dan
panjang
4. Mengklarifikasi dan memberikan masukkan kepada
Bupati/Walikota dalam perumusan kebijakan tugas
pembantuan
5. Merumuskan langkah-langkah kegiatan monev tkt kab/kota
Langkah-Langkah Pelaksanaan
RAPAT Pokja I Rapat Pokja II
Pelayanan Kesehatan) (Kebijakan dan
Setiap Bulan Advokasi)
DOKUMENTASI Setiap Bulan
DOKUMENTASI

Rapat Rapat
TIM TIM
(triwulan) (triwulan)

Rapat Rapat
TIM TIM
(triwulan) (triwulan)
Rapat Pokja III Rapat Pokja IV
(Litbang) (Pendanaan dan
Setiap Bulan SDM)
DOKUMENTASI Setiap Bulan
DOKUMENTASI
Langkah-Langkah Pelaksanaan
RAPAT Pokja I Rapat Pokja II
Pelayanan Kesehatan) (Kebijakan dan
Setiap Bulan Advokasi)
DOKUMENTASI Setiap Bulan
DOKUMENTASI

Rapat Rapat
TIM TIM
(triwulan) (triwulan)

Rapat Rapat
TIM TIM
(triwulan) (triwulan)
Rapat Pokja III Rapat Pokja IV
(Litbang) (Pendanaan dan
Setiap Bulan SDM)
DOKUMENTASI Setiap Bulan
DOKUMENTASI
Tim Pelaksana-Kesehatan Jiwa
Masyarakat (TP-KJM)
Kabupaten Bireuen
SUSUNAN ANGGOTA TP-KJM KABUPATEN BIREUEN
PEMBINA
BUPATI KABUPATEN BIREUEN
WAKIL BUPATI KABUPATEN BIREUEN
KETUA DPRK BIREUEN
KAPOLRES BIREUEN

KOORDINATOR
SEKDA KABUPATEN BIREUEN

KETUA
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BIREUEN
WAKIL KETUA SEKRETARIS
Dr. MURSYIDAH A. LATHIEF, MKes ISRAWATI
(DINAS KESEHATAN) (BKKBN)
BENDAHARA
Dra. ROSNANI WAKIL SEKRETARIS
(DPRK) ZULKIFLI, SE. MSi
(DINAS SOSIAL)

PELAYANAN KESEHATAN KEBIJAKAN DAN PENELITIAN DAN PENDANAAN


(I) ADVOKASI (II) PENGEMBANGAN PROGRAM (III) DAN SDM (IV)

Dr. YURIZAL H. YUSRI ABDULLAH Drs. YUSRI YUSUF JAILANI, SP


(DINAS KESEHATAN) (KOMISI C, DPRK) (UNIVERSITAS AL- MUSLIM) (BAPPEDA)
CUT NAZWATI, PSi AKP DASRIZAL, SH, MM KASIE PP BASTIAN SKM, M.kes ZULKIFLI ALI
(RUMAH SAKIT Dr.FAUZIAH) (KABAG BINA MINTRA POLRES) (DINAS KESEHATAN) (DPRK)
Dr. RIZA FAHMI (GP+ JULI) ADMI, SE Dr. DARMAWANTI(GP+ JANGKA) TAUFIK, SE
FITRISSANI, AMK (CMHN JANGKA) (DINAS SOSIAL) JAFNI, AMK (CMHN PEUDADA) (DINAS TENAGA KERJA)
Seluruh GP+ dan CMHN SUNIADI (PUSKESMAS) KASIE SARANA DAN PRASARAN ELVI ZAHARA
(PUSKESMAS) (DINAS P DAN K) KHAIRUL ANWAR (DINAS KESEHATAN)
Tgk. USMAN (KADER JANGKA) Drs. JAMALUDDIN (DSSJ) Dr. MUAMMAL (GP+ MAKMUR)
Seluruh Kader (DEPAG) KASIE RESOS Drs. WARDI USMAN M. NAZAR, AMK (CMHN JANGKA)
(DSSJ) Tgk. UMAR BUDIMAN (DINAS SOSIAL) (PUKESMAS)
IPTU Dr. HENDRIAN CHANIAGO (DINAS SYARIAT ISLAM) HALIDAR, S.Sos Tgk. MANSUR (KADER PANDRAH)
(KAUR DOKKES / POLIPOL POLRES) Drg. NURHAYATI RANI (PEMBERDAYAAN PEREMPUAN) (DSSJ)
(DINAS KESEHATAN) BIDANG KEUANGAN SUPENI, Bsc
Dr. NURLIAWATI (GP+ PEUDADA) (DINAS SOSIAL)
SABARIATI, AMK (CMHN GANDAPURA)
NURLIAN (KADER DSSJ di SAMALANGA)
Aceh Partnerships in Health (APiH)
INGO I O M
NGO RATA
Workplan TP-KJM Kabupaten Bireuen 2008
(Hasil Regular Meeting I TP-KJM
tanggal 21 April 2008 di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen)

Tugas dan Fungsi Kelompok Kerja (Pokja)


Pokja I : Pelayanan Kesehatan
Pokja 2 : Pendidikan, Kebijakan & Advocacy
Pokja 3 : Penelitian & Pengembangan Program
Pokja 4 : Pendanaan & Sumber Daya Manusia
TUGAS POKJA
POKJA 1 POKJA 2
Pelayanan Kesehatan Pendidikan, Kebijakan & Advocacy
Promotif Pendidikan
Sosialisasi ke masing-masing instansi Peningkatan pengetahuan dan kesadaran
Penyediaan materi kesehatan jiwa masyarakat
Sosialisasi program kesehatan jiwa Pengenalan gejala-gejala gangguan jiwa sejak
melalui media Preventif dini
Pencegahan terhadap timbulnya
gangguan kesehatan jiwa Pengenalan dampak negatif gangguan jiwa
Pengenalan HAM dan Hukum bagi pengguna
kuratif Napza
a. Keadaan Normal Pendidikan keswa melalui sekolah
Pelayanan di Institusi (RSUD, KIE melalui media
Puskesmas) oleh GP+ & CMHN Kebijakan & Advocacy
Home visite (GP+, CMHN) Penyetujuan anggaran
Home visite oleh kader (ODGJmandiri) Penguatan dan keberlanjutan program
b. Keadaan Emergency (mengamuk):
dr pkm bekerjasama dengan
kepolisian dan RSUD.
c. Sistem rujukan
TUGAS POKJA
POKJA 3 POKJA 4
Penelitian & Pengembangan Pendanaan & Sumber Daya
Program Manusia
Survey issue kesehatan jiwa Rekapitulasi budget
Pelaporan dan disseminasi informasi Identifikasi sumber dana
terkait dengan stake holders Koordinasi dalam pencarian dana
Validasi data kesehatan jiwa Monitoring dan evaluasi implementasi
Pengembangan program penanganan
kasus Keswa program
Pembinaan rehabilitasi pasien mandiri Peningkatan kapasitas petugas keswa
Monitoring dan evaluasi partisipatif
APPLICATION DEVELOPMENT OF MENTAL HEALTH
INDONESIA WITH SMART PHONE
WITH ANDROID OPERATING SYSTEM
APPLICATION
DEVELOPMENT OF
MENTAL HEALTH
INDONESIA WITH
SMART PHONE
WITH ANDROID
OPERATING SYSTEM

DIRECTORATE
OF
MENTAL HEALTH
2015
Menu
55
TIADA SEHAT TANPA SEHAT JIWA

Anda mungkin juga menyukai