Anda di halaman 1dari 50

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI

BALIKPAPAN

PENGELOLAAN MIGAS & LINGKUNGAN


HIDUP

Oleh :
ANDANG ISKANDAR ST,MT

060808 BALIKPAPAN, SEPTEMBER 2013


AGENDA
OVERVIEW KEGIATAN MIGAS
DEFINISI DASAR LINGKUNGAN HIDUP
PENGELOLAAN LH
CONTOH KASUS PENCEMARAN
LINGKUNGAN HIDUP

2 2
060808
OVERVIEW KEGIATAN MINYAK DAN GAS BUMI

060808
KEGIATAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI
CO2 O2

Flare
Air Emission Oil Storage Tank
Production Wells Separation Flare
Drilling CO2
Facilities
Removal

Gas FWKO
TANK WASH
SHIPPING
TANK TANK

Oil
Oil

Refinery
Oil Tanker
Seismic Liquid and Solid Wastes

Solid Waste Treatment Oil Pollution Control


Waste Water Treatment Plant
(oil boom, skimmer)
Injection Wells

Monitoring point
Biopile
Discharge to
waters
Regreening

060808
DEPARTEMEN
ESDM
KILANG MINYAK DI INDONESIA
THAILAND LAOS Manila NOTES:
Pertamina (sebelum 2001)
Bangkok
CAMBODIA
Ban Mabtapud Philipines Swasta, operasi
Phnom South
VIETNAM Swasta, konstruksi
Penh
Ho Chi China
Minh City Rencana
Erawan
Sea
Khanon

Songkhla Bangkot KAPASITAS TOTAL


Lawit
Jerneh
1.157,1 MBCD
Guntong Kota
Banda Aceh Penang BRUNEI Kinibalu
West Natuna
Alpha KASIM
Lhokseumawe WEST Kerteh Duyong Natuna Bandara Seri KAPASITAS : 10 MBCD
Mogpu
MALAYSIA Begawan BALIKPAPAN
Kuala MUBA Bintulu
Medan
Port Klang
Lumpur KAPASITAS : 0,8EAST
MBCD KAPASITAS : 260 MBCD
Port Dickson
MALAYSIA Pacific Ocean
Dumai Manado
SINGAPORE Kuching
Ternate HALMAHERA
Duri Batam Bintan PLAJU Bontang

KAPASITAS : 127,3 MBCD Samarinda


Attaka
KALIMANTAN Tunu Sorong
Padang Bekapai
Balikpapan
Jambi
DUMAI CEPU SULAWESI Jayapura

KAPASITAS : 127 MBCD Grissik PalembangKAPASITAS : 3.8 MBCD


Banjarmasin
IRIAN JAYA
BURU SERAM
SUNGAI PAKNING
KAPASITAS : 50 MBCD TWU
Ujung
KAPASITAS : 6 MBCD
Pandang

BOJONEGARA
KAPASITAS : 300 MBCD
Jakarta Semarang
MADURA
Bangkalan
I Pagerungan
N D O N E S I A
Bandung JAVA
Surabaya
Yogyakarta
SUMBAWA FLORES Merauke
BALI
CILACAP LOMBOK
KAPASITAS : 348 MBCD Indian Ocean TIMOR
SUMBA
AUSTRALIA
BALONGAN BALONGAN EXPANSION TUBAN TUBAN / TPPI
KAPASITAS : 125 MBCD KAPASITAS : 200 MBCD KAPASITAS : 200 MBCD KAPASITAS : 100 MBCD

060808 7
060808
060808
060808
KILANG LPG & LNG DI INDONESIA
PT. ARUN
ARUN
KAPASITAS : 12,85 MMTPA

PT. MARUTA BUMI PRIMA PT. BADAK


LANGKAT
BONTANG CHEVRON
KAPASITAS : 17 MTPA TJ. SANTAN
KAPASITAS LNG: 21,64 MMTPA
KAPASITAS LPG: 1 MMTPA KAPASITAS : 90 MMTPA
PT. PERTAMINA (PERSERO)
UP I PANGKALAN BRANDAN
KAPASITAS : 44 MTPA
CONOCO PHILLIPS
BELANAK
KAPASITAS : 525 MTPA PT. PERTAMINA (PERSERO)
UP V BALIKPAPAN
KAPASITAS : 91 MTPA PETROCHINA
PT. PERTAMINA (PERSERO) ARAR
UP II DUMAI
KAPASITAS : 14 MTPA
PETROCHINA KAPASITAS : 68 MTPA
TJ. JABUNG
KAPASITAS : 600 MTPA
PT. PERTAMINA (PERSERO)
UP III MUSI
PT. MEDCO LPG KAJI KAPASITAS : 131 MTPA
KAJI
KAPASITAS : 73 MTPA PT. SURYA ESA PERKASA HESS
LEMBAK UJUNG PANGKAH, JATIM
PT. E1 PERTAGAS KAPASITAS : 46 MTPA KAPASITAS : 113 MTPA
SUNGAI GERONG
KAPASITAS 259 MTPA PT. MEDIA KARYA SENTOSA BP
GRESIK, JATIM TANGGUH
KAPASITAS : 58 MTPA KAPASITAS : 7,6 MMTPA
PT. TITS SAMPURNA
PRABUMULIH
PT. TUBAN LPG INDONESIA
KAPASITAS : 73 MTPA
TUBAN
KAPASITAS : 131 MTPA
PT. PERTAMINA (PERSERO)
UP VI BALONGAN DAN MUNDU
KAPASITAS : 584 MTPA PT. GASUMA FEDERAL INDONESIA
TUBAN
KAPASITAS : 22 MTPA
PT. SUMBER DAYA KELOLA
TUGU BARAT
PT. WAHANA INSANNUGRAHA
KAPASITAS : 7 MTPA
CEMARA, JABAR KILANG LNG (42,09 MMTPA)
KAPASITAS : 37 MTPA
KILANG LPG (4,12 MMTPA)
PT. PERTAMINA (PERSERO)*
TAMBUN PT. YUDISTIRA ENERGY RENCANA PEMBANGUNAN
KAPASITAS : 55 MTPA PONDOK TENGAH PT. YUDHISTIRA HAKA P. PT. PERTAMINA (PERSERO)
KAPASITAS 50 MTPA CILAMAYA, JABAR UP IV CILACAP
* Hak Pengelolaan Sementara KAPASITAS : 44 MTPA KAPASITAS : 318 MTPA

060808 11
060808
060808
060808
060808
060808
KEGIATAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI
(UU NO 22 TAHUN 2001)

Hulu Hilir

a. Eksplorasi a. Pengolahan
b. Eksploitasi b. Pengangkutan
c. Penyimpanan
DILAKSANAKAN OLEH BU & BUT BERDASARKAN d. Niaga
KONTRAK KERJA SAMA DENGAN BADAN
PELAKSANA
DILAKSANAKAN OLEH BADAN USAHA SETELAH
MENDAPAT IZIN USAHA DARI PEMERINTAH

- PP No. 42 tahun 2002 : BPMIGAS


KEGIATAN USAHA MINYAK DAN GAS
- Tgl. 13.11.2012 BPMIGAS bubar BUMIdan Pendistribusian BBM dan
- PP No. 67 tahun 2002 : Badan Pengatur
Penyediaan
- Perpres No. 95/2012 pembentukan SK Migas
(UU
- Perpres NO SK
No. 9/2013 22Migas
TAHUNMenjadi2001)
SKK Migas
Kegiatan
melalui pipa
Usaha Pengangkutan gas bumi

- PP No. 36 tahun 2004 : Kegiatan Usaha Hilir


- PP No. 35 tahun 2004 : Kegiatan usaha Hulu Migas
Migas

PP No. 31 tahun 2003 : Pengalihan bentuk Pertamina menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)

UTAMAKAN KESELAMATAN
060808
BADAN PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK
DAN GAS BUMI

Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas


Bumi (disingkat: BPMIGAS) adalah lembaga yang dibentuk
Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 16 Juli 2002
sebagai pembina dan pengawas Kontraktor Kontrak Kerja
Sama (KKKS) di dalam menjalankan kegiatan eksplorasi,
eksploitasi dan pemasaran migas Indonesia Dengan
didirikannya lembaga ini melalui UU No 22/2001 tentang
Minyak dan Gas Bumi serta PP No 42/2002 tentang
BPMIGAS, masalah pengawasan dan pembinaan kegiatan
Kontrak Kerja Sama yang sebelumnya dikerjakan oleh
PERTAMINA selanjutnya ditangani langsung oleh BPMIGAS
sebagai wakil pemerintah.
Badan ini dibubarkan Mahkamah Konstitusi melalui
putusannya pada 13 November 2012 karena dianggap
bertentangan dengan UUD 1945.
060808
WEWENANG BPMIGAS
Membina kerja sama dalam rangka terwujudnya integrasi dan
sinkronisasi kegiatan operasional KKKS
Merumuskan kebijakan atas anggaran dan program kerja KKKS
Mengawasi kegiatan utama operasional kontraktor KKKS
Membina seluruh aset KKKS yang menjadi milik negara
Melakukan koordinasi dengan pihak dan/atau instansi terkait
yang diperlukan dalam pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu

Catatan : Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) adalah pihak yang


memiliki Kontrak Kerja Sama dengan Pemerintah RI (SKK Migas),
merupakan Badan Usaha Tetap atau Perusahaan Pemegang Hak
Pengelolaan dalam suatu Blok atau Wilayah Kerja yang memiliki hak
untuk melakukan kegiatan eksplorasi, eksploitasi minyak dan gas bumi
di Indonesia.
060808
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
(SKK Migas)

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan


Gas Bumi (disingkat: SKK Migas) adalah institusi yang dibentuk
oleh Pemerintah republik Indonesia melalui Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. Badan
ini menggantikan BPMIGAS yang dibubarkan Mahkamah
Konstitusi pada 13 November 2012 karena dianggap bertentangan
dengan UUD 1945. SKK Migas bertugas melaksanakan
pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi
berdasarkan Kontrak Kerja Sama. Pembentukan lembaga ini
dimaksudkan supaya pengambilan sumber daya alam minyak dan
gas bumi milik negara dapat memberikan manfaat dan penerimaan
yang maksimal bagi negara untuk sebesar-besar kemakmuran
rakyat.

060808
FUNGSI SKK MIGAS
SKK Migas menyelenggarakan fungsi:

Memberikan pertimbangan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral


atas kebijaksanaannya dalam hal penyiapan dan penawaran Wilayah Kerja
serta Kontrak Kerja Sama;
Melaksanakan penandatanganan Kontrak Kerja Sama;
Mengkaji dan menyampaikan rencana pengembangan lapangan yang
pertama kali akan diproduksikan dalam suatu Wilayah Kerja kepada Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral untuk mendapatkan persetujuan;
Memberikan persetujuan rencana pengembangan selain sebagaimana
dimaksud dalam poin sebelumnya;
Memberikan persetujuan rencana kerja dan anggaran;
Melaksanakan monitoring dan melaporkan kepada Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral mengenai pelaksanaan Kontrak Kerja Sama; dan
Menunjuk penjual minyak bumi dan/atau gas bumi bagian negara yang
dapat memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi negara.

060808
BLOK/WILAYAH KERJA

Wilayah Kerja Migas dapat diperoleh melalui 2 cara :


Untuk Wilayah Kerja baru melalui tender yang dilakukan Ditjen
Migas di Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Untuk Wilayah Kerja yang sudah ada dengan membeli
sebagian atau seluruh Hak Pengelolaan dari Kontraktor lain.

Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara memiliki


keistimewaan dapat langsung meminta daerah Open Area dimana
saja di seluruh Indonesia. Akan tetapi untuk daerah yang sudah
direncanakan untuk di tenderkan atau sedang ditenderkan oleh
Ditjen Migas, apabila Pertamina tertarik untuk menjadikannya
Wilayah Kerja, maka Pertamina harus mengikuti proses tender
seperti halnya peserta umum yang lain.
060808
KONTRAK KERJA SAMA

Kontrak Kerja Sama adalah Kontrak bagi hasil atau bentuk


kontrak kerja sama lain dalam kegiatan Eksplorasi dan
Eksploitasi. Jangka waktu Kontrak Kerja Sama
sebagaimana tercantum dalam UU No 22/2001 adalah
paling lama 30 (tiga puluh) tahun dan selanjutnya
Kontraktor dapat mengajukan perpanjangan lagi paling
lama 20 (dua puluh) tahun. Kontrak Kerja Sama terdiri dari
jangka waktu Eksplorasi dan jangka waktu Eksploitasi.
Jangka waktu Eksplorasi dilaksanakan selama 6 tahun dan
dapat diperpanjang hanya 1 kali periode paling lama 4
tahun.

060808
BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi yang disingkat


BPH Migas merupakan badan yang dibentuk dalam rangka
melaksanakan tanggung jawab atas pengaturan dan
pengawasan terhadap kegiatan usaha penyediaan dan
pendistribusian BBM dan usaha pengangkutan Gas Bumi
melalui pipa guna menjamin ketersediaan dan kelancaran
pendistribusian BBM di seluruh wilayah NKRI dan mendorong
peningkatan pemanfaatan gas bumi dalam negeri.
Badan ini dibentuk berdasarkan amanat UU No. 22 Tahun 2001
tentang Minyak dan Gas Bumi melalui Peraturan Pemerintah
No. 67 Tahun 2002 jo Keputusan Presiden No. 86 Tahun 2002.

060808
Didalam pengusahaan migas untuk menjamin ketersediaan
serta kesinambungan produksi maka usaha eksplorasi-lah
yang merupakan satu-satunya cara untuk mempertahankan
dan meningkatkan produksi. Permasalahan yang sering
dijumpai investor dalam usaha penemuan minyak
(eksplorasi) ini terutama tumpang tindih lahan, tumpang
tindih aturan ( ESDM KEHUTANAN PERIKANAN
KELAUTAN- PERHUBUNGAN), keterbatasan data, serta
sulitnya akses dan minimnya infra struktur.

LEMAHNYA NIAT PEMERINTAH DALAM USAHA PENINGKATAN PRODUKSI


DENGAN USAHA EKSPLORASI INI TERCERMIN PADA MINIMNYA DANA
PLOW BACK (YAITU DANA UNTUK KEBUTUHAN EKSPLORASI MIGAS
YANG DIPEROLEH DARI KEUNTUNGAN USAHA EKSPLORASI ITU
SENDIRI). DARI PENERIMAAN NEGARA DARI SEKTOR MIGAS SEBESAR
28% HANYA DIBERIKAN PLOW BACK MIGAS 0,07% DARI PENERIMAAN
SEKTOR ESDM TAHUN 2011. RATA-RATA PERUSAHAAN MIGAS AKAN
MENGELUARKAN 10-20% ANGGARANNYA UNTUK USAHA EKSPLORASI
(PENCARIAN LAPANGAN BARU)
060808
060808
DEFINISI DEFINISI DASAR
LINGKUNGAN HIDUP

060808
1. LINGKUNGAN HIDUP
Kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhialam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain.

2. PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkunganhidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.

3. ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL)


Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan

060808
4. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang
tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan

5. BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP


ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen
yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur
lingkungan hidup.

6. PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP


masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan

7. LIMBAH
sisa suatu usaha dan/atau kegiatan
060808
8. DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP
Pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu
usaha dan/atau kegiatan

9. BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


Zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi,
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk lain

10. LIMBAH B3
Sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3

11. PENGELOLAAN LIMBAH B3


Kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/atau penimbunan

060808
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN
MIGAS

060808
KEWAJIBAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 Tentang Minyak dan gas Bumi,


Pasal 40:

(2) Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan hidup dan menaati
ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku dalam
kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi.

(3) Pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam ayat


(2) berupa kewajiban untuk melakukan pencegahan dan
penanggulangan pencemaran serta pemulihan atas terjadinya
kerusakan lingkungan hidup, termasuk kewajiban pascaoperasi
pertambangan.

060808
Undang Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 4 :

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup meliputi :


a.Perencanaan
KEWAJIBAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
b.Pemanfaatan
c.Pengendalian
d.Pemeliharaan
e.Pengawasan
f.Penegakkan Hukum

060808
KEWAJIBAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Undang Undang No. 32 tahun 2009 Pasal 20:

(1) Penentuan terjadinya pencemaran lingkungan hidup diukur melalui


baku mutu lingkungan hidup.
(2) Baku mutu lingkungan hidup meliputi:
a. baku mutu air;
b. baku mutu air limbah;
c. baku mutu air laut;
d. baku mutu udara ambien;
e. baku mutu emisi;
f. baku mutu gangguan; dan
g. baku mutu lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
(3) Setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah ke media
lingkungan hidup dengan persyaratan:
a. memenuhi baku mutu lingkungan hidup; dan
b. mendapat izin dari Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya.

060808
KEWAJIBAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Undang-undang 32 Tahun 2009 Pasal 22:

(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap


lingkungan hidup wajib memiliki amdal.
(2) Dampak penting ditentukan berdasarkan kriteria:
a. besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana
usaha dan/atau kegiatan;
b. luas wilayah penyebaran dampak;
c. intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
d. banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena
dampak;
e. sifat kumulatif dampak;
f. berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan/atau
g. kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

060808
KEWAJIBAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Undang Undang 32 Tahun 2009

Pasal 34 :
(1)Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria
wajib amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat 91) wajib
memiliki UKL-UPL.

Pasal 36 :
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki amdal atau UKL-
UPL wajib memiliki izin lingkungan.
(2) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan
berdasarkan keputusan kelayakan lingkungan hidup sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 31 atau rekomendasi UKL-UPL.
(3) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
mencantumkan persyaratan yang dimuat dalam keputusan kelayakan
lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL.
(4) Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya.

060808
JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG
WAJIB AMDAL (PERMEN LH NO. 05 TAHUN
2012)
No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran
1. Eksploitasi Migas dan
Pengembangan Produksi
a.Di darat :
Lapangan Minyak Bumi > 5000 BOPD
Lapangan Gas Bumi > 30 MMSCFD

b. Di laut
Lapangan Minyak Bumi > 15000 BOPD
Lapangan Gas Bumi > 90 MMSCFD
jumlah total lapangan
semua sumur
2. Transmisi Migas di laut
- Panjang, atau > 100 km
- Tekanan > 16 bar

060808
JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG
WAJIB AMDAL (PERMEN LH NO. 05 TAHUN
2012)
No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran
3. Pembangunan kilang:
LPG > 50 MMSCFD
LNG > 550 MMSCFD
Minyak Bumi > 10000 BOPD
4. Terminal regasifikasi LNG (darat/laut) > 550 MMSCFD
5. Kilang minyak pelumas bekas > 10000 ton/tahun
(termasuk fasilitas penunjang)
6. Pengembangan Lapangan Coal Bed Semua Besaran
Methane (CBM) / Gas Metana
Batubara pada tahap eksploitasi dan
pengembangan produksi yang
mencakup:
a.Pemboran sumur produksi;
b.Pembangunan fasilitas produksi
dan fasilitas pendukung;
c.Kegiatan operasi produksi; dan
d.Pasca operasi
060808
BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP
Baku Mutu Air
PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air
Baku Mutu Air Limbah
Permen LH No. 19 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau
Kegiatan Minyak dan gas serta Panas Bumi
Baku Mutu Air Laut
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran dan
atau Perusakan Laut
KepMen LH Nomor 51 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Laut
Baku Mutu Udara Ambien
PP 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
Baku Mutu Emisi
Permen LH Nomor 13 Tahun 2009 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak
Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Minyak dan Gas Bumi
Baku Mutu Gangguan
Kepmen LH No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
Kepmen LH No. 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
Kepmen LH No. 50 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebauan
Baku Mutu Lain
060808
PERATURAN-PERATURAN LAIN
UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
PP 18 jo 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun
PP Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 18 tahun 2009 tentang
Perizinan Limbah B3
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 tahun 2010 tentang
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan
hidup dan surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 5 tahun 2011 tentang
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 tahun 2012 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

060808
Ketentuan Pidana dalam UU No.32/2009

Pidana Denda (rupiah)


Jenis
Pasal Akibat
Pelanggaran Minimum Maksimum Minimum Maksimum

98 ayat (1) > BM* 3 tahun 10 tahun 3 miliar 10 miliar


Sengaja 98 ayat (2) Orang Luka 4 tahun 12 tahun 4 miliar 12 miliar

98 ayat (3) Orang Mati 5 tahun 15 tahun 5 miliar 15 miliar

99 ayat (1) > BM* 1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar

Lalai 99 ayat (2) Orang Luka 2 tahun 6 tahun 2 miliar 6 miliar

99 ayat (3) Orang Mati 3 tahun 9 tahun 3 miliar 9 miliar

* BM : Baku Mutu Udara ambien, Baku Mutu Air, Baku Mutu air Laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup

060808
Ketentuan Pidana dalam UU No.32/2009

Pidana Denda (rupiah)


Jenis Pelanggaran Pasal
Minimum Maksimum Minimum Maksimum

> BM Air Limbah, 100 - 3 tahun - 3 miliar


Emisi, atau
gangguan

Melakukan 102 1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar


pengelolaan limbah
B3 tanpa izin
Tidak melakukan 103 1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar
pengelolaan limbah
B3
Melakukan Dumping 104 - 3 tahun - 3 miliar
limbah ke media
lingkungan hidup
tanpa izin
Melakukan usaha 109 1 tahun 3 tahun 1 miliar 3 miliar
dan/atau kegiatan
tanpa izin
lingkungan
060808
PENGAWASAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PENGAWASAN RUTIN PENGAWASAN INSIDENTIL

PENGAWASAN ADMINISTRATIF
Evaluasi laporan pelaksanaan PENGAWASAN TEKNIS Tumpahan Minyak
Pengelolaan dan Pemantauan Melakukan inspeksi secara Kebocoran Pipa
Lingkungan (LPL 1 s.d. 5) berkala terkait dengan
Evaluasi hasil analisis laboratorium pematuhan terhadap Blow Out
peraturan-perundangan serta
kualitas air, limbah, emisi, dll
pelaksanaan pengelolaan
Keadaan Darurat
Evaluasi realisasi pelaksanaan (Emergency)
dan pemantauan lingkungan
reklamasi
Melakukan inspeksi teknis Pencemaran
Evaluasi pemakaian bahan kimia
peralatan pengelolaan
Evaluasi peralatan pengelolaan limbah/ penanggulangan dan lingkungan/isu
dan pemantauan lingkungan hidup pencegahan pencemaran pencemaran lingkungan
yang akan digunakan yang akan dipergunakan
Evaluasi kesigapan perusahaan untuk memantau unjuk
dalam penanggulangan kerjanya
pencemaran lingkungan hidup
Evaluasi informasi/laporan
kerusakan dan/atau pencemaran
LH
Evaluasi laporan studi teknis terkait
pengelolaan dan pemantauan LH
Evaluasi perubahan RKL-RPL
serta UKL-UPL

060808
DAFTAR BAHAN KIMIA YANG DISETUJUI MIGAS

060808
PROPER

PROPER adalah Program Penilaian Peringkat Kinerja


Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.

PROPER merupakan kegiatan pengawasan dan program


pemberian insentif dan/atau disinsentif kepada penanggung
jawab usaha dan/atau kegiatan.

perusahaan yang menjadi target peserta PROPER adalah


perusahaan yang menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan, tercatat di pasar bursa, mempunyai produk yang
berorientasi ekspor atau digunakan oleh masyarakat luas.

Penilaian kinerja berdasarkan pada kriteria penilaian PROPER


yang terdiri atas:
a. kriteria ketaatan yang digunakan untuk pemeringkatan biru,
merah, dan hitam
b. kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan (beyond
compliance) untuk pemeringkatan Hijau dan Emas.
060808
PERINGKAT KINERJA PROPER
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah secara konsisten
menunjukkan keunggulan lingkungan (environmental excellency) dalam
proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan
bertanggung jawab terhadap masyarakat
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan
pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond
compliance) melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan, pemanfaatan
sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan
Recovery), dan melakukan upaya tanggung jawab sosial (CSR/Comdev) dengan
baik
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan upaya
pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan dan/atau
peraturan perundang-undangan
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang upaya pengelolaan lingkungan
hidup dilakukannya tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam
peraturan perundang-undangan
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang sengaja melakukan perbuatan
atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan atau
tidak melaksanakan sanksi administrasi

060808
STATUS PROPER KEGIATAN MIGAS
Hitam, 1 Emas, 0
Hitam, 0 Emas, 2
Merah,
Merah, 11 15
Emas Hijau, 15 Emas
Hijau Hijau
Hijau, 36 Biru Biru
Merah Merah
Hitam Hitam

Biru, 72
Biru, 85

2011 2010

Peringkat 2010 2011


Emas 0 2
Hijau 15 36
Biru 72 85
Merah 15 11
Hitam 1 0
Jumlah 103 134
060808
KASUS PENCEMARAN LINGKUNGAN

060808
EXXON VALDEZ
Lokasi Prince William Karakteristik Tumpahan
Sound, Alaska
Volume 260,000 barrels (41,000
Tanggal 24 Maret 1989 m3) - 750,000 barrels
Penyebab (119,000 m3)
Penyebab Kandasnya kapal Area 11,000 sq mi (28,000
tanker minyak km2)
Exxon Valdez Shoreline impacted 1,300 mi (2,100 km)
Operator Exxon

Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Exxon_Valdez_oil_spill)

060808
DEEPWATER HORIZON OIL SPILL
Lokasi Gulf of Mexico Penyebab
didekat delta sungai Penyebab Wellhead blowout
Mississippi , Amerika
Serikat Korban 11 orang meninggal
Operator Transocean kontrak untuk BP
Tanggal Tanggal Tumpahan: Karakteristik Tumpahan
20 April 15 Juli Volume hingga 4.9 juta barrels
2010 (210,000,000 US gallons; 780,000
cubic meters)
Sumur resmi ditutup: Area 2,500 - 68,000 sq mi (6,500 - 180,000
19 September 2010 km)

Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Deepwater_Horizon_oil_spill dan http://en.wikipedia.org/wiki/Deepwater_Horizon_explosion


060808
www.migas.esdm.go.id
060808

Anda mungkin juga menyukai