DERMATITIS VENENATA
Topikal :
Bethamethason cream tube I (2xsehari) oles
Gentamisin cream tube I (2x sehari) oles
PROGNOSIS
Ad Vitam : Ad Bonam
Ad Sanam : Ad Bonam
Ad Kosmetikan : Ad Bonam
EDUKASI
ASPEK KLINIS :
Menghindari kontak dengan serangga
Mengedukasi pasien agar tidak menggaruk
Menjaga kebersihan rumah dan menutup lubang jendela
menggunakan kasa nyamuk agar serangga tidak dapat
masuk rumah.
ASPEK ISLAMI :
Kebersihan sebagian dari iman (HR.Muslim)
Agama itu dibangun diatas kebersihan (HR. Alghazali)
Sesungguhnya islam itu bersih, hendaklah kamu
mewujudkan kebersihan karena sesungguhnya tidak
akan masuk surga kecuali orang yang bersih (HR.Khatib)
Sesungguhnya Allah itu bersih, Ia cinta kebersihan
(HR.Turmudzi)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Dermatitis Venenata adalah
peradangan kulit yang berasal dari
eksternal atau termasuk dermatitis
kontak iritan tipe akut lambat yang
disebabkan oleh gigitan, liur, atau
bulu serangga yang terbang pada
malam hari, dimana gambaran
klinis dan gejalanya baru muncul 8
sampai 24 jam atau lebih setelah
kontak.
EPIDEMIOLOGI
Dermatitis venenata dapat
diderita oleh semua orang dari
berbagai golongan umur, ras, dan
jenis kelamin. Jumlah penderita
diperkirakan cukup banyak
terutama pada orang yang
pekerjaannya sangat rentan
kontak dengan agen iritan.6
ETIOLOGI
Bahan aktif serangga, tanaman, atau zat kimia tertentu
Serangga yang sering menyebabkan dermatitis
venenata adalah genus Paederus atau yang biasa
dikenal dengan sebutan tom cat. Serangga ini tidak
menggigit atau menyengat, namun tepukan keras
serangga ini diatas kulit akan memicu pengeluaran
bahan aktifnya yang berupa paederin yang dapat
menyebabkan keluhan gatal, rasa panas seperti
terbakar, kemerahan pada kulit yang timbul 8-24 jam
setelah kulit terpapar.
Sedangkan tanaman yang dapat menyebabkan erupsi
ini misalnya, wigandia, geranium, chrysanthemum, dll.
Selain itu substansi kimia industri seperti minyak, cat,
kapur, logam, dsb juga mampu menyebabkan erupsi
ini.4,5
PATOGENESIS
Kelainan kulit pada dermatitis venenata akibat
rusaknya sel yang disebabkan oleh bahan iritan
melalui kerja kimiawi atau fisis. Ada 4
mekanisme :
Hilangnya membran lemak
Kerusakan dari sel lemak
Denaturasi keratin epidermal
Efek sitotoksik secara langsung
PATOGENESIS
Kerusakan membran mengaktifkan fosfolipase dan
melepaskan asam arakidonat (AA), diasilgliserida
(DAG), platelet activating factor (PAF), dan inositida
(1P3). AA dirubah menjadi prostaglandin (PG) dan
leukotrien (LT). PG dan LT menginduksi vasodilatasi,
dan meningkatkan permeabilitas vaskular sehingga
mempermudah transudasi komplemen dan kinin. PG
dan LT juga bertindak sebagai kemoaktraktan kuat
untuk limfosit dan neutrofil, serta mengaktifasi set mast
melepaskan histamine LT dan PG lain, dan PAF,
sehingga memperkuat perubahan vaskular.
PATOGENESIS
DAG dan second messengers lain menstimulasi
ekspresi gen dan sintesis protein, misalnya interleukin-
1 (IL-1) dan granulocyte-macrophage colony
stimulating factor (GMCSF). IL-1 mengaktifkan sel T-
helper mengeluarkan IL-2 dan mengekspresi reseptor
IL-2, yang menimbulkan stimulasi autokrin dan
proliferasi set tersebut.
Keratinosit juga membuat molekul permukaan HLA-
DR dan adesi intrasel-1 (ICAM-1). Pada kontak
dengan iritan, keratinosit juga melepaskan TNFa,
suatu sitokin proinflamasi yang dapat mengaktifasi sel
T, makrofag dan granulosit, menginduksi ekspresi
molekul adesi sel dan pelepasan sitokin
PATOGENESIS
Rentetan kejadian tersebut menimbulkan gejala
peradangan klasik di tempat terjadinya kontak
di kulit berupa eritema, edema, panas, nyeri,
bila iritan kuat. Bahan iritan lemah akan
menimbulkan kelainan kulit setelah berulang
kali kontak, dimulai dengan kerusakan stratum
korneum oleh karena delipidasi yang
menyebabkan desikasi dan kehilangan fungsi
sawarnya, sehingga mempermudah
kerusakan sel dibawahnya oleh iritan
Gambaran Klinis
Tidak ada gejala prodormal
Lesi muncul tiba-tiba pada pagi hari atau setelah
berkebun dan terasa gatal serta perih.
Lesi berbentuk garis linear dan berwarna merah dengan
batas tidak tegas serta terdapat jaringan nekrosis di
tengahnya.
Lesi hanya pada tempat yang tidak tertutup oleh
pakaian.
Adanya kissing phenomenon, yang artinya kulit yang
tertempel atau terkena lesi akan berubah menjadi lesi
yang baru
Gambaran Klinis
Lesi biasanya terjadi pada bagian tubuh yang tidak
tertutupi, misalnya tangan, kaki juga leher dan wajah,
khususnya area preorbital yang merupakan bagian
tubuh paling sering menjadi predileksi paederus
dermatitis.
Lesinya berupa patch eritema linear yang berlanjut
menjadi bula, terkadang bula dapat menjadi pustul dan
muncul 12-48 jam pasca paparan paederin dan
membaik dalam waktu seminggu. 7
Dermatitis venenata yang disebabkan oleh racun dari
tanaman atau substansi kimia industri biasanya muncul
beberapa jam setelah paparan dengan agen iritan.
Awalnya kulit terasa kehangatan dan gatal yang
kemudian muncul eritematosa dan sedikit bengkak.
Rasa gatal, terbakar, dan bengkak dapat semakin
dominan pada area wajah.1
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dermatitis venenata atau dermatitis
kontak iritan lainnya merupakan
hasil efek dari paparan berbagai
bahan iritan, sehingga tidak ada
pemeriksaan spesifik untuk
mendiagnosis dermatitis venenata,
beberapa pemeriksaan seperti patch
test dilakukan hanya untuk
menyingkirkan diagnosis banding.2
DIAGNOSIS
Diagnosis dermatitis venenata dapat ditegakkan
melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik yang
cermat, yang mencakup 4 faktor utama
diagnosis dermatitis venenata yaitu morfologi
erupsi, lokasi erupsi, riwayat pasien, dan patch
test.
DERMATITIS DERMATITIS KONTAK HERPES ZOSTER
VENENATA ALERGIK
Bahan aktif serangga, Alergen/Bahan kimia Virus Varicella Zoster
tanaman, atau zat kimia dengan
tertentu BM 500-1000 Da
(sensitizer)