Anda di halaman 1dari 50

FLUIDIZED BED

Bahan Bakar dan Proses Pembakaran


Created by rikoeriyadi@icloud.com
Introduction!

Fluidized Bed Combustor (FBC) merupakan salah satu teknologi pembakaran yang mempunyai keunggula
n mengkonversi berbagai jenis bahan bakar baik sampah, limbah, biomasa ataupun bahan bakar fosil berk
alori rendah. Teknologi ini menggunakan konsep turbulensi benda padat yang terjadi pada proses pembak
aran, dimana dalam mekanisme pembakarannya tersebut terjadi perpindahan panas dan masa yang tinggi
. Teknologi ini telah diperkenalkan sejak abad kedua puluhan dan telah diaplikasikan dalam banyak sektor i
ndustri dan pada tahun-tahun belakangan ini telah diaplikasikan untuk mengkonversi biomasa menjadi ene
rgi.
Basic Theory

Fludized Bed Combustion adalah suatu reaktor pembakaran yang dikembangkan untuk pemanfaatan biom
asa dengan berbagai jenis karakteristik bahan bakar yang dapat digunakan dalam teknologi ini. Perkemban
gan kemampuan teknologi ini adalah memanfaatkan media pemanas dalam hal ini pasir kuarsa/ silika yang
dibakar terlebih dahulu menggunakan burner dimana pasir ini mengalami turbulensi seolah-olah pasir ini b
ergerak seperti fluida dengan bantuan sebuah FD fan blower,
Basic Theory

dengan bantuan bahan bakar pemicu sehingga ketika temperatur dari pasir suhu 500-600 derajat maka bu
rner akan dimatikan dan bahan bakar akan dimasukan secara berkala sesuai dengan penurunan temperatu
rnya dan terjadi pembakaran sendiri oleh pasir dimana heat transfer akan terjadi pada reaksi ini.
Component

1 2 3

fluidization vessel solid feeder burner


Component

4 5 6

bed material cyclone separator blower


Fluidization Vessel
Fluidization vessel merupakan reaktor utama pembakaran yang dengan rangka dalam adalah semen
/beton untuk menyimpan panas dan diselimuti oleh baja dengan diameter 9 34ft. Secara umum flu
idization vessel terdiri dari 3 bagian utama yaitu :

1 2 3

Ruang Bakar Distributor Plenum


Fluidization Vessel

1 Ruang Bakar Ruangan ini berfungsi sebagai wadah menempatkan pasir,


bahan bakar dan kasa. Pada ruang bakar ini akan terjadi pr
oses fluidisasi, heat transfer antara bahan bakar dan pasir
beserta pecampuran udara dengan bahan bakar. Temperat
ur operasi maksimum pada wilayah ini mencapai 1000 dera
jat.
Fluidization Vessel

1 Ruang Bakar Ruangan ini berfungsi sebagai wadah menempatkan pasir,


bahan bakar dan kasa. Pada ruang bakar ini akan terjadi pr
oses fluidisasi, heat transfer antara bahan bakar dan pasir
beserta pecampuran udara dengan bahan bakar. Temperat
ur operasi maksimum pada wilayah ini mencapai 1000 dera
jat.
Fluidization Vessel

1 Ruang Bakar Ketika sistem bekerja dalam fluidisasi dengan kecepatan tin
ggi, bahan bakar akan terbakar setelah fase bubbling. Di d
alam ruang bakar akan terjadi urutan-urutan reaksi, yaitu:
pengeringan (drying), pemanasan (heating), pirolisa partik
el solid, dan oksidasi.
Fluidization Vessel

1 Ruang Bakar Ruang bakar utama ini merupakan area yang paling pentin
g dalam proses pembakaran, selain sebagai tempat terjadi
nya proses pembakaran, area ini juga berfungsi sebagai te
mpat penyimpanan. Volume yang besar dari ruang bakar i
ni membantu dalam proses pirolisa terhadap bahan bakar
padat, dan juga dapat membantu peningkatan stabilitas te
rmal di dalam ruang bakar.
Fluidization Vessel

2 Distributor Distributor berfungsi untuk mengalirkan udara pada hamp


aran yang diberi celah aliran sehingga udara menyebar m
erata pada bagian bed, tujuan ini selain mendistribusikan u
dara adalah membentuk fenomena fluidisasi ketika udara
bergerak bubling yang berperilaku seolah-olah fluida.
Fluidization Vessel

2 Distributor Terdapat beberapa jenis distributor yang sering digunakan,


yaitu porous plate, perforated plate, nozzle-type tuyere, d
an bubble cap tuyere. Masing-masing jenis distributor ters
ebut dapat menghasilkan perilaku gelembung yang berbe
da-beda seperti yang diilustrasikan pada gambar
Fluidization Vessel

2 Distributor
Fluidization Vessel

2 Plenum Plenum merupakan bagian fluidized vessel yang berfungsi


sebagai saluran udara menuju distributor. Plenum umumny
a berbentuk kerucut dan terletaknya di bawah distributor.
Udara yang dialirkan oleh gas supply akan diteruskan mele
wati pipa saluran udara. Kemudian udara tersebut akan me
lewati plenum. Di plenum ini akan terjadi perubahan kecep
atan aliran udara. Hal ini disebabkan adanya perbesaran u
kuran penampang saluran pada plenum
Sistem Feeder
Solid feeder merupakan bagian dari fluidized bed combustor yang berfungsi mengalirkan sejumlah b
ahan bakar menuju ruang bakar. Ada beberapa jenis dari solid flow control yang sering digunakan ya
itu jenis slide valve, rotary valve, table feeder, screw feeder, cone valve, dan L valve.
Sistem Feeder
Sistem Feeder
Jenis-jenis tersebut mempunyai kemampuan mengontrol laju aliran yang berbeda-beda. Ukuran part
ikel yang akan dipindahkan sangat menentukan tipe feeder apa yang akan digunakan. Selain itu masi
h banyak parameter yang perlu diperhitungkan dalam mendesain sebuah feeder, seperti kapasitas m
aterial yang ingin dipindahkan, masa jenis material, tingkat abrasifitas material, kecepatan aliran, dan l
ain-lain.
Burner
Burner merupakan komponen penting pada fluidized bed combustor. Burner digunakan sebagai alat
untuk proses pemanasan awal. Burner berfungsi untuk memanaskan pasir sampai pasir tersebut men
capai temperatur 750-800oC. Dalam pengoperasiannya, burner bersifat tempori. Burner tidak diguna
kan selamanya selama pengoperasian alat berlangsung seperti halnya blower, namun burner hanya
digunakan pada proses awal saat proses pemanasan pasir dilakukan sampai temperatur operasi. Keti
ka hamparan pasir sudah mencapai temperatur yang diinginkan, maka burner ini akan berhenti beke
rja.
Burner
Parameter yang digunakan dalam penggunaan burner
adalah besar kapasitas kalor yang dapat dihasilkan bur
ner setiap satu waktu. Semakin besar nilai kapasitas kal
or yang dimiliki burner maka semakin baik dan efektifl
ah burner tersebut. Namun ada beberapa faktor lain y
ang dipertimbangkan dalam penggunaan burner sepe
rti keamanan dalam penggunaan (safety), dan ketahan
an burner (endurance).
Bed Material
Material hamparan (Bed Material) yang digunakan pada fluidized bed combustor adalah pasir silika .
Pasir silika yang telah panas memindahkan panas tersebut ke bahan bakar. Salah satu persyaratan ya
ng harus dimiliki oleh pasir adalah nilai konduktifitas termal yang baik dan kalor jenis yang rendah di
mana hanya membutuhkan energi yang sedikit untuk meningkatkan temperatur.
Bed Material
Fungsi partikel dalam fluidized bed combustor ialah untuk membantu pembakaran di dalam ruang b
akar dan membantu mempertahankan temperatur ruang bakar. Partikel-partikel tersebut harus mam
pu menjadi penahan thermal shock (lonjakan suhu). Partikel yang umumnya digunakan adalah pasir s
ilika atau kuarsa, dengan ukuran partikel 20 - 50 mesh pemilihan pasir berdasarkan tipe FBC yang ak
an digunakan.
Bed Material
Partikel pasir yang digunakan, diklasifikasikan dalam beberapa kelompok [Geldart. 1991]. Kelompok-k
elompok pasir tersebut yaitu:

Group A Material pasir dikategorikan ke dalam kelompok ini memiliki diameter partikel (dp) berki
sar antara 20 - 100 m dan densitas partikel kurang dari 1400 kg/m3. Material ini paling mudah t
erfluidisasi dibandingkan kelompok yang lain.
Group B Material kelompok ini cenderung memiliki ukuran rata-rata diameter partikel berkisar an
tara 40-500 m dan densitasnya berkisar antara 1400 sampai 4000 kg/m3.
Bed Material
Partikel pasir yang digunakan, diklasifikasikan dalam beberapa kelompok [Geldart. 1991]. Kelompok-k
elompok pasir tersebut yaitu:

Group C Kelompok ini memiliki ukuran rata-rata diameter partikel yang lebih kecil (<30 m) deng
an densitas yang kecil. Partikelnya sangat halus seperti tepung. Fluidisasi sangat sulit terjadi karen
a gaya interstitial antara partikel mempunyai efek yang lebih besar dibandingkan gaya gravitasi.
Group D Material kelompok ini biasanya memiliki ukuran rata-rata diameter partikel lebih besar d
ari 600 m dan paling besar di antara kelompok lainnya. Kelompok ini membutuhkan kecepatan f
luidisasi yang besar sehingga sangat sulit untuk pencampuran yang baik dibandingkan kelompok
A dan B.
Bed Material
Untuk tujuan fluidisasi yang baik, sebaiknya menggunakan pasir silika atau pasir kuarsa dengan ukura
n diameter 400 600 m. Pasir jenis ini diklasifikasikan diantara grup B. Pasir kuarsa dan pasir silica ti
dak jauh berbeda kandungannya, keduanya sama-sama memiliki kandungan SiO2. Kedua pasir terse
but berasal dari batuan yang sangat keras sehingga sangat cocok digunakan untuk penggunaan pad
a temperatur tinggi dan sebagai media pentransfer panas.
Cyclone separator
Cyclone separator merupakan salah satu alat untuk mengurangi emisi yang ditimbulkan dari reaksi p
embakaran, fungsi ini biasanya disebut cleaning system dari hasil proses pembakaran yang terjadi. C
yclone separator berfungsi sebagai alat pemisah partikel padat dengan gas, karena dalam pembakar
an tidak semua partikel padat yang terbakar karena adanya kecepatan fluidisasi sehingga bahan baka
r belum sempat terbakar langsung menuju cyclone.
Cyclone separator
Partikel yang memiliki nilai kerapatan lebih besar, dalam hal ini adalah partikel padat, akan jatuh turu
n ke bawah dan kemudian ditampung. Biasanya, partikel tersebut adalah abu-abu hasil sisa pembaka
ran. Begitu juga sebaliknya, partikel-partikel yang memiliki kerapatan lebih kecil, akan terbang terang
kat ke atas. Biasanya, partikel-partikel tersebut adalah gas-gas hasil pembakaran, seperti CO2, CO, S
Ox, NOx dan lain-lain.
Cyclone separator
Blower
Blower merupakan komponen utama menjalankan proses fluidisasi, udara blower yang bertekanan y
ang dapat melawan tekanan statik pada bed, dengan tekanan tersebut udara dialirakan melalui distri
butor dan menuju hamparan. Reaksi udara dengan hamparan pasir akan menimbulkan fenomena flu
idisasi dimana pasir bersifat seolah-olah seperti fluida, sebagai tolak ukurnya dapat dilihat dari kecep
atan fluidisasi minimum.
Blower
Blower merupakan komponen utama menjalankan proses fluidisasi, udara blower yang bertekanan y
ang dapat melawan tekanan statik pada bed, dengan tekanan tersebut udara dialirakan melalui distri
butor dan menuju hamparan. Reaksi udara dengan hamparan pasir akan menimbulkan fenomena flu
idisasi dimana pasir bersifat seolah-olah seperti fluida, sebagai tolak ukurnya dapat dilihat dari kecep
atan fluidisasi minimum.
Blower
Process

Proses kerja fluidized bed combustor terutama terdiri dari tiga tahapan.

1 2 3

Kondisi Awal Proses Pemanasan Kondisi Operasi


Process

1 Kondisi Awal Kondisi persiapan dimana pasir telah mengisi hamparan ya


ng tersedia sesuai dengan ketinggian yang ingin diuji, pad
a keaadan ini kondisi masih dalam temperatur ruang dan t
ekanan atmofsir belum ada reaksi dan proses fluidisasi, per
siapan ini digunakan mempersiapkan burner, setting-an bl
ower yang digunakan, fungsi feeder dan persiapan semua
perangkat pendukung.
Process

2 Proses pemanasan Pada tahap ini burner yang telah dihidupkan menyemburkan a
pi, disinilah awal mula terjadinya pemanasan hamparan, sebelu
m burner hidup terlebih dahulu blower dihidupkan agar fluidisa
si dan bubling terjadi pada hamparan untuk mempercepat pros
es pemanasan bed dimasukan bahan bakar sehingga reaksi ber
langsung lebih cepat dan panas yang diinginkan tercapai, setela
h temperatur hamparan mencapi 500-800 derajat burner dimat
ikan namun tetap bahan bakar diisi secara terus menerus
Process

3 Kondisi operasi Ketika temperatur bed telah mencapai kondisi operasi yang diingink
an maka burner dimatikan, hal ini menandakan telah terjadi pembak
aran sendiri oleh bahan bakar yang bereaksi dengan hamparan, unt
uk menjaga temperatur dalam ruang bakar maka perlu dilakukan ko
ntrol terhadap suhu bed dengan cara menambah bahan bakar ketik
a temperatur turun dan mengaduk pasir agar pemanasan berlangsu
ng merata. Selain itu agar pencampuran berlangsung dengan cepat
kecepatan blower perlu ditingkatkan agar heat transfer dan pencam
puran dapat berlangsung dengan baik dan cepat.
Fluidized Bed Combustor System

1 2

BFBC CFBC
(bubling fluidized bed combustion) (Circulating Fluidized Bed Combustion)
Bubling Fluidized Bed Combustion
Pada keadaan bubling bahan bakar diletakan diatas pasir akan bereaksi dengan oksigen diatas hamp
aran, dimana bagian bawah dari zona biomasa akan memiliki densitas yang sangat tinggi, bereaksi d
engan pasir dan terbakar ketika bercampur dengan udara yang berasal dari bawah bed yang dipeng
aruhi oleh temperatur sekitar bed, ciri utama dari sistem BFBC adalah ukuran partikel hamparan yang
digunakan berkisar antara 0.3-2 mm beroperasi dengan kecepatan aliran udara tidak cukup tinggi u
ntuk membawa partikel hamparan yaitu pasir untuk keluar dari riser menuju siklon.
Bubling Fluidized Bed Combustion
Sistem bubbling pada fluidized bed combustor terjadi pada kecepatan udara yang relatif rendah ant
ara 0,1 3 m/s, bergantung pada ukuran dari partikel pasir yang digunakan yang rendah berhubung
an dan waktu tinggal partikel yang relatif lebih lama, dengan masa jenis dari partikel yang kita gunak
an.
Bubling Fluidized Bed Combustion
Bubling Fluidized Bed Combustion
Tipe BFBC ini tidak terlalu sensitif dengan perubahan moisture content sangat cocok untuk digunaka
n pada pembakaran biomasa dan pembakaran sisa sampah, sistem dapat menampung partikel deng
an dimensi besar, pembakaran dapat berlangsung dalam beberapa periode, dimana air sekunder dit
ambahkan pada daerah pembakaran yang bertujuan untuk merancang rasio udara dan bahan bakar
yang berhubungan dengan efisisensi pembakaran, namun dengan partikel yang besar maka kita har
us mempertimbangkan sistem pengumpulan abu atupun materil yang tidak terbakar sempurna, pen
ggunaan siklon yang berfungsi untuk memisahkan material yang berat dengan udara ringan setelah i
tu untuk memastikan bahwa udara yang dibuang bersih digunakan gas water scrubeeer untuk meng
urangi kadar karbondiokasida.
Bubling Fluidized Bed Combustion

Tipe Fluidisasi yang digunakan Simeon N.Oka


Circulating Fluidized Bed Combustion
Prinsip CFBC merupakan suksesor dari BFBC dimana udara melewati hamparan diwaktu persentase u
dara yang masuk, ketika kecepatan udara meningkat maka bahan bakar akan dimasukan bersamaan
dengan peningkatan kecepatan, dengan kontak secara turbulen antara bahan bakar dan udara maka
akan terjadi kondisi seimbang pada hamparan pasir, kemampuan untuk turbulensi dan sirkulasi sehin
gga bahan bakar yang dapat kembali ke burner inilah yang menandai era baru dari jenis bed combu
stion.
Circulating Fluidized Bed Combustion
CFB disuplai dalam dua tahap yaitu udara primer (fluidisasi) dan udara sekunder, dan sehingga beba
n daya dari blower dapat dikurangi. Pembakaran dua tahap ini juga dilakukan untuk mengurangi efe
k buruk terhadap lingkungan seperti polutan yang dihasilkan. BFB memiliki kekurangan pada proses
agitation (pergolakan) dan pencampuran dalam ruang bakar terganggu jika ukuran ruang bakar dipe
rbesar. Sebaliknya, CFB berukuran besar pun dapat menjaga pembakaran dengan baik sekali karena t
erjadinya proses agitation yang cukup dan pencampuran dipengaruhi oleh fluidisasi berkecepatan tin
ggi. Dalam pembakaran CFB, bagian dari material bed dan unburned char yang terbawa keluar dari
atas riser ditangkap oleh siklon dan disirkulasikan kembali ke dalam sistem, dan terbakar dengan sem
purna.
Difference between BFB and CFB
Advantages

Keuntungan menggunakan teknologi FBC adalah bahan bakar dengan nilai LHV rendah , moisture content
tinggi dan Volatile matter yang tinggi, dapat ditampung dalam sistem ini, dikarenakan adanya pasir yang m
emiliki suhu tinggi dan udara yang bergerak secara turbulensi sehingga proses heat dan mass transfer san
gat cepat terjadi pada sistem ini,
Advantages

Pengoperasian sistem FBC ini tidak sesulit pemanfaatan reaktor yang lain, dengan kontrol yang tepat dan p
engumpanan yang teratur, maka teknologi ini merupakan teknologi realible yang wajib digunakan
Advantages

emisi yang ditimbulkan dari pengunaan biomasa dengan teknik BFC bisa dikatakan zero emission dikarena
kan suhu tinggi pada reaktor akan memutus senyawa S,dan mengurangi senyawa N ditambah bantuna gas
cylone akan membantu mengurangi emisi apalagi jika sistem menggunakan water scrubber sehingga parti
kel pengotor akan jatuh bersama air
Disadvantage

Penggunaan tenaga tinggi, karena dibutuhkan untuk mengangkat seluruh bed ke dalam fase gas yang m
engakibatkan tingginya tekanan jatuh (Drop Pressure)
Peningkatan kebutuhan untuk penanganan gas, karena perlunya pendaurulangan gas buang untuk meng
hasilkan operasi berefisiensi tinggi
Berpotensi tinggi terhadap keausan; terutama karena kasus granulasi atau aglomerasi
Fleksibilitas rendah dan potensi defluidisasi jika bahan umpan terlalu basah
Terimaksih

Anda mungkin juga menyukai