PASIEN HEMODIALYSIS
YANG AKAN MENJALANI OPERASI
Kusmardi Sumarjo
Pembimbing:DR.Dr.H.ImamEffendi,SpPD-KGH
Identitas
Nama: Ny.MS
Usia: 47th
Alamat: Riau
Pekerjaan: IRT
Asuransi: Jamkesda
Masuk RS tgl 25 September 2013
No.RM: 388-32-83
Anamnesis
Keluhan Utama :
Bisul pada lipat paha kanan
(tempat akses vaskular HD) sejak 1
bulan smRS
Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang:
20thn :
2 tahun rujuk
Hipertensi 1 tahun yl
terakhir 1 bulan RSCM
(TDS rata- : Cimino
HD a/i yl : Bisul (pro
rata 150, 1 tahun
femoral penata
tertinggi CKD St.V disfungsi
kanan laksan
230mmHg), e.c. HTN Femoral an
obat: tak kanan kiri lebih
Amlodipine terkendali lanjut+
1x10mg
CAPD)
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat sakit DM, kel.darah/perdarahan,
asma/alergi, jantung, paru, liver, dan operasi
sebelumnya disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Orangtua/saudara kandung yang punya sakit
ginjal seperti pasien disangkal
Riwayat Pekerjaan/Obstetri/Sosial:
IRT dengan suami dan orang anak.
Riwayat Lain-lain:
Merokok/alkoholisme disangkal
Travelling HD RSUD Riau 19/9/2013
HD Senin Kamis
Qb: 180-230 cc/menit
T : 5 jam
Dialisat : bicarbonat
Heparin continue (1500 bolus 2000
IU/jam)
Anti HCV : reaktif
th/
amlodipin 1x10mg
Asam folat
Pemeriksaan Fisik
KU sedang; CM; TD 140/100mmHg; S 36,7oC;
HR 92x/mnt
Mata: konjungtiva pucat, sklera tak ikteris
THT : tenang;
JVP : 5-2cmH20
Cor : BJ p2 mengeras
Pulmo: sonor, vesikuler, ronki (-/-), wheezing(-/-)
Abdomen : cembung, H/L tt, Bising usus (+)
normal
Ekstremitas : akral hangat, edema tungkai
(+/+), abses femoralis dextra
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium:
Hb=8,64/L=17.600/Ht=26,6/Tr=355.000/MCV=88/
MCH=26/Diff.count=0-6-1-80-6-7/
Ureum/Creatinin=89,4/10,07; GDS=108;
SGOT/GPT=39/57; Na/K=142/3,7
PT=10,7(K=12); aPTT=34,8(K:32,7)
Pemeriksaan Penunjang
Echocardiography (25/9/2013)
- Dimensi R. Jantung Dilatasi (LA & LV)
- Dinding Ventrikel Hipertrofi Eksentrik
- LV Wall Motion Globak Normokinetik
- Katup Jantung : MR moderate, TR mild,
AR mild
- Fungsi Systolic LV baik, EF 59%
- Fungsi Systolic RV baik, TAPSE 19 mm
- Disfungsi Dyastolic Moderate
Masalah Pasien Masuk RSCM
1. Abses akses vaskular (femoral dx) +
afungsi cimino
2. CKD St.V on HD kronik pro operasi
akses CAPD
3. Hipertensi St.II belum terkendali
Pemantauan selanjutnya
Napas (x/min) 20 20 20 20 20 20
Nadi (x/min) 84 84 84 84 81 86
Keluhan - - - - - -
Pemeriksaan Fisik tg 30/9/2013
Napas (x/min) 22 22 22 22 20 20
Napas (x/min) 24 24 24 24
Nadi (x/min) 93 94 93 85
Napas (x/min) 26 28 25 24 24
Napas (x/min) 20 18 20 18 18 18
Keluhan - - - - - -
Pemantauan HD post op.I Sabtu 12/10/2013
Pre HD 1 2 3 4
Napas (x/min) 26 28 25 24 24
HIPOFISIS : ENDOTEL :
Hormon Endotelin
SIMPATO-
1.Adreno-
Adrenergik : KORTEX
kortiko- vasokonstriksi,
[ Adrenalin] RAAS ADRENAL
tropik hipertensi,
& [Nor- Kortisol 2.Growth takikardi,
adrenalin] Hormone konservasi Natrium
3.Vasopresin dan air dari ginjal, &
/ADH hilangnya Kalium.
Manajemen medis pasien dialisis yang
menjalani operasi ( baik pra-, peri-, & atau
pascaoperasi) meliputi:
1. Evaluasi laboratorium umum.
2. Status anemia dan nutrisi.
3. Dosis dialisis.
4. Manajemen cairan & elektrolit.
5. Kontrol TD.
6. Evaluasi Kardiovaskular.
7. Koreksi diatesis hemoragik.
8. Pemberian antibiotik.
9. Regulasi GD.
10. Akses intrayena.
11. Pemberian anestesia
Laboratorium
Data dasar elektrolit (Na/K/Cl), GD, BUN, Creatinin,
Kalsium, Fosfor, Magnesium, & Albumin, disamping
DPL dan hemostasis
2. Pasca-dialisis
tidak
1. Hindari menimbulkan
3. Hitung Total
meneruskan Hiperkalsemia &
cairan tubuh yang
pemakaian Hipokalemia
adekuat
antikoagulan sesuaikan
konsentrasi
dialisat
Manajemen Cairan & Elektrolit
Tamponade perikard
Intermediate-Risk : kelompok
diantaranya, yang perlu
pemeriksaan non-invasif (EKG+
scintigrafi Thallium, DSE) untuk
identifikasi risiko individual.
The removal of excess fluid during dialysis by
ultrafiltration, may itself lead to
complications: intradialytic hypotension
occurring in up to 20 % of all hemodialysis
sessions is a major cause of morbidity and
vascular complications
Fentanyl menjadi obat opiat pilihan untuk pasien dialisis yang dioperasi
karena fase redistribusinya pendek, tidak perlu metabolit aktif dan
tidak mengubah fraksi bebas (Risiko tinggi untuk kejang
umum/mioklonik dan depresi nafas jika memakai Meperidine/Pethidine
& kardiotoksin jika memakai Propoxyphene) karena T1/2 sangat
memanjang dan harus metabolisme dulu di Hepar