Issue Etik Dan Medikolegal Terapi Diabetes (DR - Zaenuri S, SPKF, MSi - Med)
Issue Etik Dan Medikolegal Terapi Diabetes (DR - Zaenuri S, SPKF, MSi - Med)
• Siti, (45 tahun) seorang pekerja pabrik makanan home industri. Dengan
seorang suami bekerja sebagai tukang bangunan dan dua orang anak yang
sudah lulus SMA yg sudah bekerja. Seorang anak bekerja membantu
bapaknya sebagai Buruh bangunan dan seorang lagi sebagai tehnisi
bengkel motor.
• Keadaan Sosek biasa saja. Cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan
mempunyai rumah permanen dan dua buah sepeda motor untuk aktivitas
sehari-hari.
• Siti didiagnosis NIDDM sejak setahun lalu. Siti sepenuhnya memahami
informasi tentang DM dan tercatat sebagai anggota perkumpulan
penderita DM di wilayahnya.
• Dia bertekad untuk sembuh dan bisa mengontrol kadar gula darahnya
dengan baik.
• Sebagai seorang dewasa otonom dan sadar penuh, dia membuat
beberapa keputusan dan kompromi dalam hidupnya.
Dia cukup teratur minum obat. Namun sering tidak kuasa untuk
ngemil panganan yang dibuatnya (terutama bila masih ada sisa
makanan yang tidak laku dan oleh majikan diperbolehkan untuk
dibawa pulang ).
Aktivitas sehari-hari, Siti selalu naik sepeda sejauh 5 km PP ke
tempat kerja.
• Siti merasa tubuhnya sehat-sehat saja dan mulai tidak teratur minum
obat DM nya. Apalagi setiap kontrol ke Puskesmas, hasil gula
darahnya selalu berada “hanya” sedikit di atas normal.
• Sekarang Siti berusia 58 tahun.
• Dia menderita Ulkus gangren yang mengharuskan dia dirawat di RS.
• Dokter memutuskan untuk melakukan amputasi sampai pergelangan
kaki untuk mencegah penyebaran luka lebih lanjut.
• Siti menolak untuk diamputasi.
• Dokter berembuk dengan keluarganya.
• Keluarga dengan tegas menolak tindakan amputasi yang akan
dilakukan tim medis dengan alasan “ketiadaan biaya”.
Pendahuluan
• Tingkat Kemampuan: ( Permenkes no. 5 / 2014 )
a. Diabetes Melitus tipe 1 = 4A
b. Diabetes Melitus tipe 2 = 4A
c. Diabetes melitus tipe lain (intoleransi glukosa akibat penyakit lain atau
obat-obatan) = 3A
• Prevalensi NIDDM : 347 Juta di seluruh dunia ( WHO, 2013 ) dan 8,5
juta di Indonesia ( IDF, 2013 ).
• Angka kematian no. 7 di dunia pada tahun 2030
• Menyumbang 9,3 % dari total belanja obat di Inggris tahun 2012 –
2013. ( HSC, 2013 ).
• Penyakit kronis perlu pengelolaan komprehensif
• 60 – 70 % bisa ditangani di tingkat layanan primer.
Self-Management
Pengelolaan DM di tingkat Layanan Primer
Glukometer
• Sensitifitas dan spesifitas
• Pengambilan sampel false + / -
• Kalibrasi....?
Penatalaksanaan
Level 4A
Kasus DM dengan Komplikasi
• Kapan harus merujuk ?
• Apakah setelah ada komplikasi baru merujuk?
• Kemana harus merujuk ?
Preferensi Faktor
Kualitas hidup
Pasien Kontekstual
Keputusan
Klinik
Dokter dan pasien/wali mungkin tidak setuju atau
membuat keputusan yang bertentangan di dalam
pengambilan keputusan klinik
UU RS Kep KKI
17/2006
Hindari pelanggaran
KUHPer Disiplin dan hukum KUHP
UU kes 2009 UUPK
PASAL 9