Pemeriksaan Fisik :
Tipoid tonggue
Gang. Saluran Pencernaan
Hepatomegali
Splenomegali
Gang. kesadaran
Pmx laboratorium
Darah lengkap
Anemia
Trombositopenia
Leukopenia
Leukositosis
Pemeriksaan serologi
Widal test (+) titer S. Typhi titer 0 1: 200 atau kenaikan 4 kali titer fase akut ke fase konvalense.
Pemeriksaan kultur (Gold standar).
Darah
Sumsum tulang
Feses
Urin
Pemeriksaan radiologi
Penatalaksanaan
Suportif
o Istirahat
o simtomatis
o Antipiretik : parasetamol 10-15mg/kg/kali.
o Cairan
o Diet TKTP rendah serat.
Penatalaksanaan
Terapi Causatif
o Chloramphenicol 50-100 mg/kg/hari IV di bagi menjadi 4 dosis (10-14)
o Jika tidak dapat diberikan Kloramfenikol, diberikan amoksisillin 100 mg/kgbb/hari PO atau
ampisilin IV selama 10 hari, atau P.O cotrimokzasol 48mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis selama
10 hari.
o Bila klinis tidak ada perbaikan digunakan generasi ketiga sefalosporin seperti seftriakson (80
mg/kgbb/hari dibagi 2 dosis selama 10 hari) atau sefiksim oral (20 mg/kgbb/hari dibagi 2
dosis selama 10 hari.
Terapi penyulit
o Kortikosteroid IV 3mg/kg dalam 30 menit untuk dosis awal, dilanjutkan 1 mg/kg tiap 6 jam
sampai 48 jam.
indikasi : demam tipoid berat seperti delirium, stupor, koma.
Laporan Kasus
Nama : An. N
Alamat : Mrican
Umur : 9 tahun
BB : 26 kg
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tanggal MRS : 23/7/2015
VS ( Tensi, Nadi, RR, 100/70,116, 24, 100/80,100,32, 100/60,88, 24, 110/70,100, 28,
S) 38,9C 38,2 C 36,9 C 36,5 C
Panas + + - -
Batuk - - - -
Nyeri perut + - - -
Mual + - - -
Pusing + + - -
kembung - - - -
Muntah - - - -
Lidah kotor + + + -
BAB + + + +
Nafsu makan turun sedikit normal normal
Terapi -Diet makanan -Diet makanan -Diet makanan -Diet makanan
lunak lunak lunak lunak
-Infus N2 16 -Infus N2 16 -Infus N2 16 -Infus N2 16
tpm tpm tpm tpm
-Cloramfenicol -Cloramfenicol -Cloramfenicol -Cloramfenicol
3x 500 mg 3x 500 mg 3x 500 mg 3x 500 mg
-Ampicillin 3x -Ampicillin 3x -Ampicillin 3x -Ampicillin 3x
500 mg 500 mg 500 mg 500 mg
-parasetamol -parasetamol -parasetamol -parasetamol
3x 250 prn 3x 250 prn 3x 250 prn 3x 250 prn
PEMBAHASAN
Diagnosis demam typoid ditegakkan berdasarkan data dari
anamnesis,Hasil pemeriksan fisik pasien serta dari hasil pemeriksaan
penunjang laboratorium
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan :
Demam sejak 7 hari yang lalu, naik turun, panas mulai meninggi ketika sore menjelang
malam hari disertai menggigil dan mengigau
Nyeri perut
Pasien sering mual
Lidah kotor pada tengah dan tepi hiperemis(+)
Pusing (+)
Nafsu makan turun.
Pasien sering jajan di luar.
PEMBAHASAN
Dari pemeriksaan Laboratorium Widal test didapatkan nilai positif dari titer typhi O
(1/160) dan typhi H (1/320) pada test serologi widal, dimana dari hasil tersebut bisa di
gunakan untuk mendiagnosis pasien tersebut positif demam thypoid. Seperti teori dalam
buku Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia Dan Pedoman
Diagnosis dan Terapi SMF Ilmu kesehatan Anak RS. Soetomo Surabaya. Widal positif
apabila titer S. Typhi titer 0 1: 200 atau kenaikan 4 kali titer fase akut ke fase
konvalense.
Pada kasus ini tidak dilakukan kultur yang merupakan gold standart atau diagnosis pasti
demam typoid, karena keterbatasan sarana yang ada. Diagnosis demam tifoid dengan
biakan kuman sebenarnya amat diagnostik namun identifikasi kuman S.typhy
memerlukan waktu 3-5 hari. Diagnostik pasti demam tifoid dapat ditegakkan bila
ditemukan bakteri S. typhi dalam biakan dari darah, urine, feses, sumsum tulang, cairan
duodenum atau dari rose spots
Pada kasus ini pasien diberikan terapi
clorampenicol selama 14 hari untuk mencegah
terjadinya relaps.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pujiadi. Antonius H, Badriul Hegar, Setyo Handrastuti, Nikmah Salamah Idris, Ellen Gandaputra, dan Eva Devita Harmoniati.
Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta : Penerbit IDAI. 2009.
2. Soedarmo, Sumarmo S., dkk. Bab Demam Typoid dalam Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis edisi 2. Jakarta : Penerbit IDAI.
2008.
3. Yuniasti. A, Susanti R, dan Sulistyaningsih N. Potensi Gizi Mikroseng Sebagai Imun Seluler Pada Demam Tifoid. Jurnal
Kesehatan vol 2, No I Juni 2009.
4. Richard E. Behrman, Robert M. Kliegman, Ann M. Arvin. Ilmu Kesehatan Anak Nelson edisi bahasa Indonesia edisi.15. Jakarta:
Penerbit EGC. 2000.
5. Widodo darmowandoyo. Bab Demam Typoid Dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi Dan Penyakit Tropis. Edisi
pertama. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI. halaman 367-375. 2002.
6. Alan R. Tumbelaka. Bab Diagnosis dan Tatalaksana Demam Typoid dalam Buku Pediatrics Update. Cetakan pertama. Jakarta
: Penerbit IDAI. 2003
7. WHO Indonesia. Bab Demam Typoid Dalam Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit. Edisi pertama. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI. 2009.
8. Darmowandono. Widodo, M. Faried Kaspan. Bab Demam Tifoid Dalam Buku Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Kesehatan
Anak edisi III hal 98-101. Surabaya : Penerbit FK UNAIR. 2006.
9. Prasetyo, Risky V. dan Ismoedijanto. Metode Diagnostik Demam Tifoid Pada Anak. Surabaya : FK UNAIR. 2010.
TERIMAKASIH