Anda di halaman 1dari 15

• Abdullah bin Abbas (Bahasa Arab )‫عبد هللا بن عباس‬

adalah seorang Sahabat Nabi, dan merupakan


anak dari Abbas bin Abdul-Muththalib, paman
dari Rasulullah Muhammad SAW. Dikenal juga
dengan nama lain yaitu Ibnu Abbas (619 - Thaif,
687/68H). Ibnu Abbas merupakan salah satu
sahabat yang berpengetahuan luas, dan banyak
hadits sahih yang diriwayatkan melalui Ibnu
Abbas, serta dia juga menurunkan seluruh
Khalifah dari Bani Abbasiyah.
• AbduLlah bin Abbas (Ibnu Abbas) adalah salah
satu kelompok sahabat junior ini. Beliau
dilahirkan tiga tahun sebelum hijrah.
Semenjak kecilnya, beliau sudah menunjukkan
kecerdasan dan ke sungguhannya terhadap
suatu masalah. RasuluLlah mengetahui poten
si besar yang ada pada anak muda ini, seperti
halnya beliau melihat potensi yang sama pada
Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Haritsah dan
sahabat-sahabat cilik lainnya.
• "Ya ghulam, maukah engkau mendengarkan beberapa kalimat yang sangat
berguna?
• Jagalah ALlah SWT (ajaran-ajaranNya), maka engkau akan menda patkanNya selalu
menjagamu. Jagalah ALlah SWT (larangan-laran ganNya), maka engkau akan
mendapatkanNya selalu dekat di hadapan mu. Kenalilah ALlah dalam sukamu,
maka ALlah akan mengenalimu dalam dukamu. Bila engkau meminta, mintalah
kepada ALlah. Jika engkau memerlukan pertolongan, mohonkanlah kepada ALlah.
Semua hal (yang terjadi denganmu) telah selesai ditulis. Ketahuilah, seandainya
semua makhluk bersepakat untuk membantumu dengan apa yang tidak
ditaqdirkan ALlah untukmu, mereka tidak akan mampu membantumu. Atau bila
mereka berkonspirasi untuk mengha langi engkau mendapatkan apa yang
ditaqdirkan untukmu, mereka juga tidak akan dapat melakukannya. Semua
aktifitasmu kerjakan lah dengan keyakinan dan keikhlasan. Ketahuilah, bahwa
bersabar dalam musibah itu akan memberikan hasil positif; dan bahwa
kemenangan itu dicapai dengan kesabaran; dan bahwa kesuksesan itu sering
dilalui lewat tribulasi; dan bahwa kemudahan itu tiba setelah kesulitan.
[Hadist Riwayat Ahmad, Hakim, Tirmidzi]
• Suatu ketika, Ibnu Abbas ingin mengetahui secara
langsung bagaimana cara RasuluLlah shalat. Untuk itu,
ia sengaja menginap di rumah bibinya: ummahatul
mu'minin, Maimunah bint al-Harist. Ketika itu ia
melihat RasuluLlah bangun tengah malam dan pergi
berwudhu. Dengan sigap Ibnu Abbas membawakan air
untuk berwudhu, dengan demikian ia dapat melihat
sendiri bagaimana RasuluLlah berwudhu. RasuluLlah -
sang murobbi agung itu - tidak menyepele kan hal ini,
beliau mengelus dengan lembut kepala Ibnu Abbas,
seraya mendo'akan: "Ya ALlah, faqih-kanlah ia dalam
perkara agama-Mu, dan ajarilah ia tafsir Kitab-Mu."
• Kemudian RasuluLlah berdiri untuk sholat lail yang
dimakmumi oleh isteri beliau, Maimunah. Ibnu Abbas
tak tinggal diam, dia segera berdiri di belakang
RasuluLlah SAW; tetapi RasuluLlah kemudian
menariknya agar ia berdiri sedikit berjajar dengannya.
Ibnu Abbas berdiri sejajar dengan RasuluLlah, tetapi
kemudian ia mundur lagi ke shaf belakang. Seusai
sholat, RasuluLlah memper tanyakan sikap Ibnu Abbas
ini, dan dijawab oleh Ibnu Abbas bahwa rasanya tak
pantas dirinya berdiri sejajar dengan seorang Utusan
ALlah SWT. RasuluLlah ternyata tidak memarahinya,
bahkan beliau mengulangi do'anya ketika berwudhu
tadi.
• Ketika Ibnu Abbas berusia 13 tahun, RasuluLlah wafat. Beliau sangat
merasa kehilangan. Ibnu Abbas tak patah arang. Beliau sendiri
mendatangi para sahabat yang diperkirakan mengetahui apa saja
yang ingin ia tanyakan. Dengan sabar, beliau menunggu para
sahabat pulang dari kerja keseharian atau da'wahnya. Bahkan kalau
sahabat tadi kebet ulan sedang berisitirahat, Ibnu Abbas dengan
sabar menanti di depan pintu rumahnya, hingga tertidur, tergolek
beralaskan pakai annya. Tentu saja para sahabat terkejut menemui
Ibnu Abbas terti dur di muka rumahnya, "Oh keponakan RasuluLlah,
ada apa gerangan? Kenapa tidak kami saja yang datang
menemuimu, bila engkau ada keperluan?" "Tidak,"kata Ibnu Abbas,
"sayalah yang harus datang menemui anda."

• Aku bersama bapakku di sisi Rasulullah dan di samping Rasulullah
ada seorang laki-laki yang membisikinya. Maka seakan-akan dia
berpaling dari bapakku. Kemudian kami beranjak dari sisi Rasulullah
seraya bapakku berkata, Wahai anakku, tahukah engkau kenapa
anak laki-laki pamanmu (Rasulullah) seperti berpaling (menghindari
aku)? Maka aku menjawab, Wahai bapakku, sesungguhnya di sisi
Rasulullah ada seorang laki-laki yang membisikinya. Ibnu Abbas
berkata, Kemudian kami kembali ke hadapan Rasulullah lantas
bapakku berkata, Ya Rasulullah aku berkata kepada Abdullah seperti
ini dan seperti itu, kemudian Abdullah menceritakan kepadaku
bahwa ada seorang laki-laki di sampingmu yang berbisik-bisik
kepadamu. Apakah benar memang ada seseorang di sampingmu?
Rasulullah balik bertanya, Apakah engkau melihatnya ya Abdullah?
Kami menjawab, Ya. Rasulullah bersabda, Sesungguhnya ia adalah
Jibril alaihiwassalam. Dialah yang menyibukkan kami dari kamu
sekalian.
• Dia seorang pemimpin yang cerdas dan
tampan. Dia termasuk orang yang mulia dari
golongan para sahabat.
• Jarir pernah berjanji kepada Nabi SAW untuk
selalu memberikan nasihat kepada setiap
muslim.

• dari Al Mughirah bin Syibil, dia berkata: Jarir berkata: Ketika hampir
tiba di Madinah, aku menambatkan tungganganku, kemudian
membuka tasku lalu mengenakan pakaianku, lantas masuk masjid
—ketika itu Rasulullah SAW sedang berkhutbah—
• maka orang-orang memandangku dengan pandangan tajam. Aku
kemudian berkata kepada orang yang berada di sebelahku, “Wahai
hamba Allah, apakah Rasulullah menceritakan tentang masalahku?”
Pria itu menjawab, “Ya, Nabi SAW menceritakan tentang
kebaikanmu. Beliau bersabda, ‘Akan datang kepada kalian dari jalan
ini orang terbaik dari Yaman, ketahuilah bahwa di wajahnya ada
sentuhan malaikat’.” Mendengar itu, Jarir berkata, “Segala puji bagi
Allah.”
• dari Adi bin Hatim, dia berkata, “Ketika Jarir datang
menemui Nabi SAW, dia diberikan bantal, tetapi dia
justru memilih duduk di atas tanah. Kemudian Nabi
SAW bersabda, ‘Aku bersaksi bahwa kamu tidak
menginginkan suatu jabatan dan tidak pula kerusakan
di bumi ini’. Setelah itu Jarir masuk Islam, lalu Nabi
SAW bersabda, ‘Apabila orang mulia dari suatu kaum
datang menemuimu maka perlakukanlah dengan
hormat!’.”

• Ibrahim An-Nakha’i meriwayatkan dari Hammam, bahwa
Hammam pernah melihat Jarir buang air kecil kemudian
berwudhu, dan dia mengusap kedua sepatunya. Setelah itu
aku bertanya kepadanya tentang hal itu, dan dia menjawab,
“Aku melihat Nabi SAW melakukannya.”

• Ibrahim kemudian berkata, “Hal itu mengherankan mereka,


karena Jarir merupakan sahabat yang terakhir masuk
Islam.”

• Diriwayatkan dari Jarir, bahwa Nabi SAW pernah berkata kepadanya,
“Maukah kamu menjauhkanku dari Dzil Khalashah (Baitu
Khat’am)?” Yang ketika itu dikenal dengan sebutan Al Ka’bah Al
Yamaniyyah.

• Kami pun menghancurkannya atau membakarnya hingga kami


meninggalkannya dalam keadaan rusak layaknya kuda berkudis.
Lalu dia mengutus seorang delegasi kepada Rasulullah SAW untuk
memberikan kabar gembira kepadanya. Nabi SAW lantas
memberikan berkah kepada kuda Ahmas beserta penunggangnya
sebanyak lima kali.

• Di akhir hayat, jarir memisahkan diri dari
fitnah yang terjadi antara ali dan muawiyah. Ia
terus berpegang pada petunjuk nabi hingga
Yusuf umat ini pun wafat. Beliau wafat tahun
51 Hijriyah

Anda mungkin juga menyukai