Pada saat perjanjian genjatan senjata inilah mereka sepakat untuk mengangkat seorang
pemimpin diantara mereka (Suku Aus dan Khazraj) yaitu Abdullah bin Muhammad dari Suku
Khazraj, dia dipilih karena memiliki pengetahuan lebih luas dibandingkan pemimpin yang
lain dari kedua suku tersebut. Namun rencana ini tidak berhasil dikarenakan beberapa orang
Khazraj melaksanakan Ibadah Haji ke Mekkah.
Seperti biasanya, Nabi Muhammad saw. menyerukan Islam kepada umat manusia agar
manusia tidak melakukan perbuatan syirik. Bagitu pula pada musim haji, Beliau menyerukan
dakwah Islamiyah dari tenda yang satu ke tenda yang lain, dari kabilah yang satu ke kabilah
yang lain, rombongan dari Yastrib yaitu Suku Aus dan Khazraj pun tidak luput dari dakwah
Beliau. Hal ini ditandai dengan adanya pertemuan antara Nabi Muhammad dengan Kabilah
yang berasal dari Yastrib (Suku Khazraj) yang berjumlah 6 orang di Mina. Nabi mengajak
mereka berbincang-bincang. Sesudah saling bertanya, Nabi mengajak mereka ke tempat yang
sunyi, kemudian Nabi membacakan ayat-ayat Al-Quran dan menyeru mereka kepada Islam.
Dengan segera mereka tertarik dan percaya kepada Nabi saw., beserta apa yang di serukan
dan dibacakan .
Kemudian rombongan yang telah melaksanakan haji tersebut kembali ke Yastrib dan mereka
menyiarkan keislaman kepada penduduk Yastrib, mereka menceritakan adanya Nabi terakhir
yang dibangkitkan di Kota Mekkah. Oleh sebab itu Nabi Muhammad terkenal di Kota Yastrib
Kemudian pada tahun berikutnya mereka kembali ke Mekkah untuk beribadah haji kembali,
mereka berangkat dengan 12 orang yaitu dua orang dari Aus dan sepuluh orang dari Khazraj.
Mereka mengadakan baiat terhadap Nabi di Bukit Aqobah yang kemudian dikenal dengan
perjanjian Aqobah pertama, dan pada musim haji berikutnya rombongan dari Yastrib yaitu
yang berasal dari Suku Aus dan Khazraj datang kembali, kali ini rombongan ini berjumlah 73
orang laki-laki dan 2 orang perempuan yang terdiri dari 11 orang dari Suku Aus dan 64 orang
dari Suku Khazraj .
Setelah perjanjian aqobah kedua inilah Nabi memantapkan untuk hijrah ke Yastrib, dan beliau
memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk hijra ke Kota Yastrib. Maka pada
tanggal yang telah ditentukan Nabi pun hijrah bersama dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq
setelah orang-orang islam yang berada di Makkah hjrah ke kota tersebut.
B. Kondisi Suku Aus dan Khazraj setelah hijrah Nabi Muhammad SAW.
Kepindahan Nabi Muhammad Saw. dari Mekkah ke Yastrib berdampak pada berbagai sector.
Dengan hijrahnya nabi maka Kota Yastrib berganti nama menjadi Madinatun Nabiy. Dan
selanjutnya lebih dikenal dengan nama Kota Madinah. Hal ini juga berimbas kepada
hubungan antara dua suku besar yaitu Aus dan Khazraj, mereka yang telah berabad-abad
lamanya bermusuhan, setelah memeluk islam, lenyaplah rasa permusuhan dari dada mereka
masing-masing.
Keadaan Suku khazraj dan Aus menjadi sangat penting, karena mereka menjadi pelindung
para Muhajirin di tanah Madinah, oleh karena itu mereka dinamakan Kaum Anshar. Setiap
orang Anshar mengajak saudara seorang Muhajirin untuk tinggal dirumahnya. Hal itu
menandakan betapa solid dan hebatnya rasa persaudaraan orang Anshar dan Muhajirin.
Kesimpulan
Suku Aus dan Khazraj merupakan Suku Arab yang berasal dari wilayah Arab Selatan
(Yaman), nama ini diambil dari nama kakak-beradik nenek moyang suku Aus dan Khazraj,
Suku Aus dan Khazraj pindah ke daerah utara (Yastrib) mengikuti Suku Azd dikarenakan
berbagai alasan, yaitu:
1. Jebolnya bendungan Marib dan banjir Al-aram
2. Ketidakstabilan politik dan kehancuran ekonomi akibat dominasi Kerajaan Romawi di
Laut Hitam
Namun, Keadaan mereka saling bertentangan antara Suku Aus dan Yahudi dikarenakan
persaingan keduanya serta politik pecah belah orang-orang Yahudi yang ingin mendominasi
kota itu, salah satunya di bidang ekonomi.
Menjelang kedatangan Nabi di Yastrib, Suku Aus dan Khazraj terlibat peperangan panjang
selama 5 tahun dan antara keduanya tidak ada pihak yang mengklaim kemenangan. Peristiwa
tersebut terjadi di Buats, dan berakhir dengan pejanjian genjatan senjata.
Setelah perjanjian itu, masing-masing dari kedua suku itu mencari sekutu, yang pada
akhirnya mereka sampai di Mekkah.
Pada Musim Haji, banyak orang yang berziarah ke Mekkah. Pada saat itulah kesempatan
Nabi untuk memperkenalkan (menyebarkan) agama islam kepada khalayak ramai. Suku Aus
dan Khazraj yang kebetulan sedang melaksanakan haji tertarik dengan Agama yang dibawa
Nabi dan mereka mengadakan perjanjian dengan Nabi.
Perkembangan islam di Madinah dirasa sangat menjanjikan untuk berkembang. Dan kedua
suku itu menginginkan seorang pemimpin, maka mereka meminta Nabi untuk hijrah ke
Yastrib. Nabi pun hijrah atas dasar perintah Allah.
Setelah peristiwa hijrah itu, Suku Aus dan Khazraj yang tinggal di Yastrib dinamakan Kaum
Anshar dan Kota Yastrib berganti nama menjadi Madinatun Nabiy. Selanjutnya disebut
dengan Madinah
Dartar Pustaka
Diya al-Umari, Akram. 1994.Masyarakat Madinah pada Masa Rasulullah. Jakarta: Media
Dawah.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. 1993. Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve.
Chalil, Munawwar. 2001. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad saw. I. Jakarta: Gema
Insani.
K. Hitti, Phiip. 2010. History of the Arabs. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.
Nasution, Harun. Dkk. 1992. Ensklopedi Islam IndonesiA. Jakarta: Djambatan