Anda di halaman 1dari 16

UJI TEMPEL

Pembimbing:
dr. Fitriyanti, Sp.KK
UJI TEMPEL ( PATCH
UJI TEMPEL ( PATCH TEST)
TEST)
merupakan suatu test kulit untuk
mengidentifikasi apakah suatu substansi
berada dalam keadaan kontak dengan
kulit yang dapat menyebabkan
peradangan kulit (dermatitis kontak)
dengan menggunakan potongan kecil kain
atau kertas saring yang diimpregnasi
dengan allergen yang dicurigai,
ditempelkan pada kullit untuk jangka
waktu tertentu, pembengkakan atau
kemerahan menunjukkan reaksi positif.
TUJUAN UJI TEMPEL

Tujuan dari uji tempel untuk mendeteksi dermatitis kontak alergik,


dilakukan dengan menempelkan bahan yang dicurigai dengan bentuk
dan konsentrasi yang benar pada kulit normal.

JENIS – JENIS UJI TEMPEL

1. Uji tempel terbuka


2. Uji tempel tertutup
3. Uji tempel sinar (Photo Patch Test)
Indikasi
1. Dermatitis kontak alergik dengan penyebab ◎Kontraindikasi
tidak diketahui.
2. Dermatitis kontak alergik dengan penyebab 1. Dermatitis yang akut dan luas, karena dapat
menyebabkan eksaserbasi. Kulit tempat uji harus
utama telah diketahui namun perjalanan
bebas dari dermatitis sekurang-kurangnya 2 minggu.
penyakitnya berlarut -larut.
2. Bahan yang memberi efek toksik sistemik atau
3. Dermatitis tangan, wajah, tungkai dan laki yang korosif dengan konsentrasi tinggi misalnya pestisida
tidak sembuh dalam waktu singkat. atau bahan baru yang belum diketahui atau masih
4. Dermatitis kontak dengan penyebab yang dalam penelitian.
sukar dihindari misalnya berhubungan dengan 3. Penderita yang sedang mendapatkan prednison
pekerjaan. sistemik lebih dari 20 mg / hari atau kortikosteroid
5. Penggunaan medikamentosa topikal kronis lain yang setara.
6. Eksema diskoid atipikal atau persisten.
• Uji tempel terbuka dilakukan untuk bahan-bahan yang
mudah menguap. Contohnya parfum, semprotan rambut,
penyegar kulit, larutan setelah bercukur dan tonik rambut.
• Dilakukan dengan cara uji pakai (usage test) dan
repeated open application test (ROAT).
• Daerah aplikasinya biasanya di daerah belakang telinga,
dapat juga di lipat lengan dan lipat kaki.
• Bahan yang dicurigai dioles langsung ke kulit normal di
Uji Tempel terbuka daerah tersebut seluas setengah inci persegi dan biarkan
terbuka.
• Selama 24 jam jangan dicuci atau terkena bahan lain.
Setelah 24 jam jika tidak ada reaksi, dilakukan uji lagi
dengan cara yang sama dan dibaca kembali setelah 24
jam.
• Jika tidak ada reaksi setelah tiga kali pengulangan maka
uji dapat disebut negatif.
• Merupakan jenis uji yang konvensional dan paling banyak
digunakan.
• Uji tempel tertutup meliputi penempelan bahan alergen
yang dicurigai sebagai penyebab pada kulit yang intak,
tidak meradang dan dalam konsentrasi non iritan.
Uji Tempel tertutup • Penempelan dapat dilakukan dengan menggunakan thin-
layer rapid-use epicutaneus (TRUE) test atau dengan
(Patch Test) wadah aluminium (Finn chamber) yang diletakan pada
perekat scanpor. Setelah 48 jam lembaran uji diangkat dan
dilakukan pembacaan dengan sistem skoring tertentu.
Prosedur Pemeriksaan Uji Tempel Cara
(Patch Test)
a. Bahan yang diujikan (dengan konsentrasi
dan bahan pelarut yang sudah
ditentukan) ditempelkan pada kulit
Persiapan normal, kemudian ditutup
Cara b. Biarkan selama 2 hari (minimal 24 jam)
pasien
c. Kemudian bahan tes dilepas dan kulit
pada tempat tempelan tersebut dibaca
tentang perubahan atau kelainan yang
Daerah terjadi pada kulit. Pada tempat tersebut
Bahan
Tempat Tes bisa kemungkinan terjadi dermatitis
berupa: eritema, papul, oedema atau
fesikel, dan bahkan kadang-kadang bisa
terjadi bula atau nekrosis.
Interpretasi
Persiapan Pasien
Prosedur Pemeriksaan Uji Tempel
(Patch Test) 1. Sebaiknya dihindari pemakaian obat-obatan
antihistamin dan kortikosteroid, terutama pada
penggunaan lokalnya.
2. Keadaan kulit
a. Bebas dari dermatitis
b. Pada bekas dermatitis sebaiknya dilakukan
Persiapan Pasien sebulan setelah sembuh
c. Tidak terlalu dekat dengan dermatitis yang ada
d. Bebas dari kelainan kulit yang lain
e. Bebas dari rambut yang lebat
f. Bebas dari kosmetik, salep-salep.
Daerah tempat tes
Prosedur Pemeriksaan Uji Tempel
(Patch Test)
Pilihan utama: punggung
Pilihan lain: a. Lengan atas bagian lateral
b. Lengan bawah bagian volar
Daerah Tempat
tes Bahan Tes

Bahan padat atau cair dilarutkan atau dicampurkan


dalam bahan tertentu dan dalam konsentrasi tertentu
pula, sehingga kemungkinan yang timbul benar benar
reaksi alergi, bukan reaksi iritasi.
Bahan Tes
Bahan pelarut atau vehikulum yang dipilih yaitu: a. Air
b. Ethyl alkohol absolut c. Acetone d. Isobuthyl ketone
e. Methyl ethyl ketone f. Buthyl atau ethyl ketone g.
Olium olivarium h. Parafin cair i. Vaselin kuning

Konsentrasi yang digunakan pada umumnya sudah


ditentukan berdasarkan penelitian-penelitian.
Bahan penutup
Prosedur Pemeriksaan Uji Tempel
(Patch Test) Untuk uji tempel tertutup digunakan bahan
penutup yang merupakan suatu kesatuan,
disebut Unit Uji tempel, yang terdiri atas:
Bahan a. Kertas saring berbentuk bulat atau persegi,
Penutup dengan diameter kira-kira 1 cm.
b. Bahan impermeabel dengan diameter kira -kira
2,5 cm.
c. Plester dengan diameter kira-kira 4,5 cm
Cara
Penempelan Cara Penempelan

Bahan ditempelkan pada kulit dengan jarak satu sama


lain cukup jauh sehingga jika terjadi reaksi tidak saling
mengganggu. Menempelnya cukup lekat, tidak mudah
lepas, sehingga penyerapan bahan lebih sempurna
Interpretasi
Prosedur Pemeriksaan Uji Tempel
(Patch Test) Pembacaan hasil yang pertama sekurang-
kurangnya 2 jam setelah uji tempel lepas.
Pembacaan kedua dapat dilakukan 24 jam
kemudian. Kadang-kadang reaksi yang terjadi
lebih lambat sehingga diperlukan pembacaan
pada hari ke 4 atau ke 5. supaya kalau ada tanda
Interpretasi tanda akibat tekanan, penutupan dan pelepasan
dari Unit uji tempel yang menyerupai bentuk
reaksi, sudah hilang.
Interpretasi
Prosedur Pemeriksaan Uji Tempel
(Patch Test) Salah satu sistem skoring ini adalah dari The
International Contact Dermatitis Research Group
(ICDRG) yaitu :
? Reaksi meragukan, hanya macula eritema
+ Reaksi positif lemah (non vesikuler), eritema, infiltrasi,
mungkin papula
++ Reaksi positif kuat (vesikuler), eritema, infiltrasi, papula,
Interpretasi edematous atau vesikula
+++ Reaksi positif sangat kuat, ulseratif atau bulla
- Reaksi negatif
IR Reaksi iritan
NT Not tested, tidak diuji
Reaksi ini dapat timbul sampai 3 minggu setelah
dilakukan uji tempel, sehingga pasien harus beritahu
untuk melaporkan bila timbul reaksi ini. (delayed
reaction).
Hal yang mungkin terjadi
pada uji tempel

Reaksi Reaksi
Yang dimaksud “palsu”
positif
silang palsu
disini yaitu apabila tidak
Kemungkinannya adalah: mencerminkan reaksi
1. Memang penderita tidak alergi terhadap bahan
peka terhadap bahan yang yang diteskan itu, tetapi
diteskan.
reaksi timbul oleh
2. Negatif palsu, yaitu yang
semestinya positif, tetapi karena adanya faktor-
oleh karena beberapa faktor lain
kesalahan teknik, reaksinya
negatif. Ini disebabkan Reaksi Reaksi
antara lain oleh karena: a.
Nilai ambang konsentrasi Negatif Positif
belum tercapai. b. Bahan Ini menunjukkan bahwa penderita bersifat
tersebut bersifat photo- alergik terhadap bahan yang diteskan. Hasil ini
sensitiser, yang untuk
terjadinya reaksi positif
akan sangat berarti bila bahan tersebut sesuai
diperlukan sinar matahari dengan dugaan yang diperoleh dari riwayat
atau sinar ultra violet. c. penyakit dan pemeriksaan fisik, hingga
Bahan sudah rusak. diagnosis yang mantap bisa ditegakkan
Perbedaan reaksi iritasi dan alergi

Anda mungkin juga menyukai