Anda di halaman 1dari 11

GASTROENTERITIS

Rizki Tiara Utari


(201510300511052)

Zubi’atin Maunah
(201510300511073)

Elda Eka Pratiwi


(201510300511074)

Eva Bela Nur Jannah


(201510300511085)
DEFINISI

 Istilah gastroenteritis digunakan secara luas untuk menguraikan pasien yang mengalami
perkembangan diare dan atau muntah akut. Istilah ini mengacu pada terdapat proses
inflamasi dalam lambung dan usus, walaupun pada beberapa kasus tidak selalu demikian
(Sodikin, 2011)
 Diare menurut Wijayaningsih (2013) suatu kondisi buang air besar yang tidak normal yaitu
lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai
darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung dan usus.
 Menurut Sodikin (2011) secara klinik diare dibedakan menjadi tiga macam sindrom, yaitu
diare akut (gastroenteritis), disentri, dan disentri persisten. Masing-masing mencerminkan
patogenesis berbeda dan memerlukan pendekatan yang berlainan dalam pengobatannya
Etiologi
Penyebab gastroenteritis antara lain infeksi, malabsorbsi, makanan dan psikologis (Dewi, 2010).
Penelitian yang dilakukan Oktania Kusumawati, Heryanto Adi Nugroho, Rodhi Hartono (2010) menunjukkan
terdapat hubungan antara Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan kejadian diare dengan p-value .
Bisa juga disebabkan oleh:
 Virus
Virus merupakan penyebab gastroenteritis paling umum pada anak-anak. Virus yang menyebabkan
gastroenteritis diantaranya yaitu, rotavirus, norovirus, astrovirus dan adenovirus
 Bakteri
Bakteri juga bisa menjadi penyebab gastroenteritis pada anak-anak. Bakteri yang dimaksud
yaitu E.coli,Shigella, atau Salmonella. Anak-anak bisa terinfeksi oleh bakteri yang sudah disebutkan tadi
melalui makanan yang mereka konsumsi.
PENANGANAN

– Penanganan fokus pada penyebab


– Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumatan)
– Dietetik (pemberian makanan)
– Pada bayi, pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari ASI.

(Suriadi dan Yuliani, 2010


MANIFESTASI KLINIS

 Nyeri perut (abdominal  Rasa panas didada dan perut


disconfort)  Diare
 Rasa perih di ulu hati  Demam
 Mual dan muntah  Membran mukosa mulut dan
 Nafsu makan bekurang bibir kering
 Rasa lekas kenyang  lemah
 Perut kembung
Tanda Dan Gejala

 Terlihat lesu.
 Diare disertai darah.
 Demam
 Merasa sangat kesakitan atau tidak nyaman.
 Mengalami dehidrasi (ditandai dengan frekuensi buang air kecil
dan volume urine yang menurun drastis, menangis tanpa air mata,
dan mulut kering).
Pencegahan
 Mencuci tangan
 Selalu memakai peralatan pribadi.
 Membersihkan barang-barang.
 Jangan mengonsumsi daging yang tidak dimasak dengan
matang.
 Vaksinasi (Vaksin tertentu bisa diberikan untuk mencegah
infeksi rotavirus yang menjadi penyebab gastroenteritis)
PENATALAKSANAAN

1. Pemberian cairan pada diare dengan memperhatikan derajad dehidrasinya dan keadaannya
2. Penobatan dietetic
Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB < 7 Kg, jenis makanan yang diberikan
yaitu:
–ASI atau susu formula
–Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim)
–Untuk anak di atas 1 tahun dengan BB > 7 Kg, jenis makanannya: makanan padat, cair, atau susu sesuai
dengan kebiasaan di rumah
3. Obat – obatan
3. Obat – obatan

– Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja
dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan
glukosa karbohidrat lain)cgula, air tajin, tepung beras)
– Obat anti sekresi
– Asetoral: dosis 25 ml/tahun (minimum 30mg)\
– Klorpromazin: dosis 0,5 – 1 mg/Kg BB/hari
– Obat anti diare (kaolin, pectin, charcoal, tabonal
– Antibiotic
Komplikasi

 Dehidrasi
 Renjatan hipavolemik (akibat kekurangan volume darah
intramuscular)
 Kejang
 Bakterimia (terdapat bakteri dialiran darah)
 Mal nutrisi
 Hipoglekemia (kadar gula di dalam darah kurang dari 70mg/dl)
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang


berlebihan dari traktus gastrointestinal dalam feses atau muntahan
(emesis).
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kehilangan cairan akibat diare, dan asupan cairan yang tidak adekuat.
 Resiko menularkan infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang
menginvasi traktus gastroentestinal.
 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena defekasi yang
sering dan feses yang cair.
 Ansietas (takut) berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,
lingkungan tidak kenal, prosedur yang menimbulkan stress.

Anda mungkin juga menyukai