Anda di halaman 1dari 24

KEBIJAKAN PROGRAM GIZI

MENDUKUNG PENCAPAIAN MDGs

Oleh :
SEKSI GIZI
DINAS KESEHATAN KEBUPATEN GRESIK
2012
1
ISSUE STRATEGIS PROGRAM GIZI

RPJMN 2010 – 2014, PROGRAM MDG S 2015


PRIORITAS
KEPRES No: 5/2010 8 Tujuan BID.KES 2009-2014
RPJMD
Meningkatnya 1. PENANGGULANGAN GIZI
BURUK
UHH menjadi
2. PENURUNAN AKI DAN
72,0 Tahun AKB DLM RANGKA MDG’S
Poverty & Hunger Maternal Health 3. PENANGANAN PENYAKIT
Menurunnya AKB ATM, DBD, KUSTA, DIARE
DAN ISPA
menjadi 24 per 1000 4. JAMINAN YASKES
KH MASKIN
 UNIVERSAL
COVERAGE
EDUCATION Comm. Diseases
Menurunnya AKI 5. PENINGKATAN MUTU
PELAYANAN RS
menjadi 118 per  MEKANISME RUJUKAN
100.000 KH 6. PENYEHATAN
LINGKUNGAN

GENDER ENVIRONMENT

Menurunnya PROGRAM UNGGULAN


prevalensi gizi- 1. JAMKESDA
kurang pada anak 2. PONKESDES
3. PUSK RI PLUS,
balita menjadi 15%. PUSTU GAWAT DARURAT
CHLD HEALTH PARTNERSHIP
2
KOMITMEN INTERNASIONAL

Deklarasi World Food Summit 1996 yang dituangkan dalam


Milenium Development Goals (MDGs).

Pada tahun 2015, setiap negara menurunkan kemiskinan dan


kelaparan separuh dari kondisi 1990.

Indikator utama adalah prevalensi gizi kurang (underweight).

36,5 % (1990)  18 % (2015)


SEBARAN PROPINSI MENURUT
PREVALENSI GIZI KURANG
TUJUAN MDGs 1 :

MENANGGULANGI KEMISKINAN DAN


KELAPARAN

Target 1 C :
Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang
menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990 - 2015

Indikator Acuan Saat ini Saat ini Target


Dasar Nasional Jatim MDGs
Nasional
Prev. balita gizi buruk 7,2 % 4,9% 2,5% 2%
(1989) (2010) (2010)

Prev. balita gizi kurang 23,8 % 13% 9,2% 8,2%


(1989) (2010) (2010)
Target 1 C :
Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita
kelaparan dalam kurun waktu 1990 - 2015

KEBIJAKAN :
1. Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan adalah
makin terbukanya dan makin mudah bagi masyarakat, terutama
masyarakat miskin untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
murah dan berkualitas, tanpa diskriminasi, serta makin meningkatnya
taraf kesehatan masyarakat yang antara lain tercermin dari :
a. Meningkatkan secara nyata proporsi penduduk miskin yang
terpenuhi haknya memperoleh pelayanan kesehatan yang
berkualitas.
b. Meningkatkan Angka Harapan Hidup.
c. Menurunkan Angka Kematian Bayi.
d. Menurunkan Angka Kematian Ibu Melahirkan.
e. Menurunkan prevalensi anak balita gizi buruk dan gizi kurang.
f. Menurunkan angka morbiditas atau proporsi penduduk yang
mengalami keluhan kesehatan.
Lanjutan:

2. Revitalisasi Pertanian dan Pengembangan Agroindustri/Agrobisnis


a. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dan
masyarakat dalam mendukung ketahanan pangan lokal.
b. Meningkatkan Angka efisiensi produksi pangan petani dan hasil indistri
pengolahan dengan memperhatikan mutu produksi, serta
menyempurnakan sistem penyediaan, distribusi, dan harga pangan.
c. Meningkatkan pendapatan petani pangan sekaligus melindungi
produk pangan dalam negeri dari pangan impor.
d. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang diversifikasi konsumsi
pangan dan konsumsi pangan yang tidak diskriminatif gender dalam
keluarga.
e. Meningkatkan sistem kewaspadaan dini dalam gizi dan rawan pangan,
dan menjamin kecukupan pangan masyarakat miskin dan kelompok
yang rentan terhadap goncangan ekonomi, sosial, dan bencana alam.
STRATEGI UMUM PERCEPATAN PENCAPAIAN
TUJUAN MDGs :
I. Pembangunan berkelanjutan berpusat pada rakyat yang
mengedepankan partisipasi rakyat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengawasi program pembangunan yang
menyangkut hajat hidup mereka.
II. Keberfihakan kepada masyarakat miskin.
III. Pengarusutamaan gender.
IV. Keseimbangan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
melalui terutama pengembangan agroindustri/agrobisnis.

DIJABARKAN DALAM TUJUAN PEMBANGUNAN MDGs

Target 1 – C :
Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita
kelaparan dalam kurun waktu 1990 - 2015
Target 1-C :
Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita
kelaparan dalam kurun waktu 1990 - 2015

Strategi :
1. Meningkatkan produktivitas , produksi, daya saing, dan nilai tambah
produk pertanian.
2. Mempertahankan tingkat produksi beras dengan ketersediaan
minimal yang cukup untuk mendukung kemandirian pangan.
3. Melakukan deversifikasi pangan untuk menurunkan ketergantungan
pada beras, dengan konsumsi pangan alternatif berbahan lokal.
4. Memanfaatkan hutan untuk diversifikasi usaha, dan mendukung
produksi pangan, dilakukan melalui optimalisasi pemanfaatan hutan
alam dan pengembangan hutan tanaman.
STATUS PENCAPAIAN TUJUAN KE – 1 MDGs DI JAWA TIMUR
Target 1-C :
Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan
dalam kurun waktu 2010 - 2015

Indikator Capaian Target Sumbe


2011 2012 2013 2014 2015 r Data

Prevalensi balita
dengan BB rendah/
kekurangan gizi :

1. Prev. Gizi Buruk 2,5% 2,4 2,3 2,2 2,1 2,0 Dinkes
(2010)
2. Prev. Gizi 9,2% 9,0 8,8 8,6 8,4 8,2 Dinkes
Kurang (2010)
Target 1-C :
Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita kelaparan
dalam kurun waktu 2010 - 2015

KEGIATAN PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT :


1. Pelatihan tatalaksana gizi buruk bagi Puskesmas perawatan dan
RSUD.
2. Pelatihan tatalaksana gizi buruk bagi Puskesmas non perawatan .
3. Pengadaan alat dapur dan sarana.
4. Penyediaan obat gizi buruk.
5. Pendampingan gizi buruk oleh kader.
6. Pelatihan pemantauan pertumbuhan bagi petugas Puskesmas dan
Kabupaten/kota.
7. Pelatihan ulang kader Posyandu.
8. Pembinaan kader Posyandu.
9. Penyediaan sarana dan prasarana kader Posyandu.
10. Penyediaan dana operasional Posyandu.
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT 2010 - 2014

Tujuan

Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya


meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu
hamil, bayi, dan balita serta usia produktif.

Sasaran

 Balita Gizi Kurang turun dari 18.4% menjadi


<15 %
 Balita Pendek turun dari 36.8% menjadi <32 %
SASARAN LUARAN
PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT 2010 - 2014

• 100 % gizi buruk yang mendapat perawatan


• 80 % bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif
• 90 % rumah tangga mengkonsumsi garam beryodium
• 85 % balita usia 6-59 bulan mendapat Kapsul Vitamin A
• 85 % ibu hamil yang mendapat 90 tablet besi
• 100 % kabupaten/kota yang melaksanakan survelians gizi
• 85 % balita yang ditimbang berat badannya (D/S)
• 100 % penyediaan buffer stock MP-ASI
TARGET
NO INDIKATOR
2010 2011 2012 2013 2014
1 Persentase balita gizi buruk yang 100 100 100 100 100
mendapat perawatan.
2 Persentase bayi usia 0-6 bulan 65 67 70 75 80
mendapat ASI Eksklusif.
3 Cakupan RT yg mengonsumsi 75 77 80 85 90
garam beryodium.
4 Persentase 6-59 bulan dpt kapsul 75 78 80 83 85
vitamin A.
5 Persentase ibu hamil mendapat Fe 71 74 78 81 85
90 tablet.
6 Persentase kabupaten/kota yang 100 100 100 100 100
melaksanakan surveilans gizi.
7 Persentase balita ditimbang berat 65 70 75 80 85
badannya.
8 Persentase Penyediaan 100 100 100 100 100
bufferstock MP-ASI untuk daerah
bencana
KEBIJAKAN TEKNIS
1. KOMPREHENSIF (peningkatan, pencegahan, pemulihan
dan tatalaksana kasus).
2. SASARAN PRIORITAS mencakup Ibu Hamil, Ibu bersalin,
bayi 0-6 bulan, anak 6-24 bulan
3. Meneruskan suplementasi kapsul vitamin A, tablet besi dan
fortifikasi
4. Menerapkan standar pemberian makanan bagi bayi dan
anak serta meneruskan suplementasi obat gizi pada balita,
remaja, ibu hamil, dan ibu nifas.
5. PMT pemulihan diberikan pada anak yang gizi kurang dan
ibu hamil miskin dan KEK
6. Tatalaksana gizi buruk dilaksanakan dengan rawat inap
dan rawat jalan.
7. Memberlakukan standar pertumbuhan anak WHO 2005
(Permenkes )
STRATEGI OPERASIONAL
1. Meningkatkan kinerja Posyandu melalui kerjasama lintas sektor
dan program untuk penyediakan dukungan operasional,
meningkatkan kapasitas kader dan dukungan sarana dan
prasarana lainnya.
2. Meningkatkan cakupan ASI eksklusif dilaksanakan melalui
penyusunan RPP ASI Eksklusif, pelatihan konselor ASI,
peningkatan kapasitas petugas dan institusi dan peningkatan
KIE, penerapan 10 langkah keberhasilan menyusui.
3. Pemberian Makanan Tambahan pemulihan diberikan pada balita
gizi kurang (kurus) dan ibu hamil dari keluarga miskin KEK,
diprioritaskan daerah risiko tinggi
4. Meningkatkan kapasitas masyarakat, Puskesmas (perawatan
dan non perawatan), serta Rumah Sakit untuk tatalaksana gizi
buruk.
lanjutan

5. Pelayanan gizi pada ibu hamil berupa pemberian TTD, Bubuk


Tabur Gizi dan skrining ibu hamil KEK diintegrasikan dengan
pelayanan kesehatan ibu (ANC).
6. Peningkatan cakupan garam beryodium dilakukan dengan
meningkatkan kerjasama lintas sektor dan program untuk
meningkatkan kinerja Tim Gaky dalam pemantauan dan
penggerakan produsen, pengawasan mutu, distributor serta
konsumen.
7. Mengupayakan pemenuhan obat gizi
8. Penguatan surveilen gizi di kabupaten/kota dilaksanakan dengan
meningkatkan kapasitas petugas melalui pelatihan, orientasi dan
fasilitasi teknis terpadu
TARGET PENCAPAIAN
NO INDIKATOR
2011 2011

1 Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan. 100 100

2 Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif. 65 79.84

3 Cakupan RT yg mengonsumsi garam beryodium. 90 94.96

4 Persentase 6-59 bulan dpt kapsul vitamin A. 93 92.56

5 Persentase ibu hamil mendapat Fe 90 tablet. 85 90.13

6 Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan 100 100


surveilans gizi.
7 Persentase balita ditimbang berat badannya. 81 84.40

8 Persentase Penyediaan bufferstock MP-ASI untuk 55 43.64


daerah bencana.
PENCAPAIAN TARGET MDG 2015
KABUPATEN GRESIK
Kegiatan Utama
1. Revitalisasi pelayanan gizi pada Posyandu dengan
memperkuat peran masyarakat
2. Surveilans gizi terutama pelacakan kasus gizi buruk
& gizi kurang
3. Perawatan Balita gizi buruk dengan rawat inap dan
rawat Jalan
4. Pemberian PMT pemulihan
5. Pendampingan paska rujukan oleh Kader, Anggota
TP PKK & Bidan Desa
Kegiatan Utama

6. Pemberian MPASI untuk balita gizi kurang dan PMT


untuk Bumil EK
Kegiatan Pendukung
1. Pelatihan pemantauan pertumbuhan Standar WHO
2005
2. Pemantapan pemantauan pertumbuhan Standar
WHO 2005 kepada kader & pengadaan buku
standar pemantauan pertumbuhan
3. Pelatihan Konselor Menyusu dan Air Susu Ibu
Eksklusif
4. Penyuluhan Kadarzi
5. Peningkatan kapasitas kader tentang masalah gizi
pada ibu hamil
Kegiatan Pendukung
7. Pertemuan koordinasi internal, lintas program &
lintas sektor
8. Deteksi dini bayi dengan BBLR
9. Bantuan operasional Posyandu
10. Pemberian Transport bagi kader Posyandu
Sekian

Anda mungkin juga menyukai